Quantcast
Channel: Cerita Sex Dewasa
Viewing all 256 articles
Browse latest View live

Cerita Bokep Nafsu Sex Ibu-ibu Jilbobs

$
0
0

Cerita Bokep Nafsu Sex Ibu-ibu Jilbobs – Cerita Sex Cewek Jilbab, Cerita Mesum Gadis Berjilbab, Cerita Dewasa Tante Jilbab Sange, Cerita Hot Janda Berhijab, Cerita Ngentot Psk, Cerita Bugil Gadis Berhijab, Cerita Bispak Hot Montok, Cerita Tante Montok Hijab, Cerita Hot Mesum Tante Girang, Kumpulan Foto-foto Tante Punya Toket Gede Hijab.

Cerita Bokep

“Tadi malam saya lewat rumah ibu dan mendengar suara menarik jadi saya mengintip. Ternyata, saya lihat ibu sedang mencolok-colokkan pisang ke itunya ibu sambil nyetel film BF. Saya sangat terangsang.Kalau ibu setuju, daripada pakai pisang saya juga mau dan penginbegituan dengan ibu”.

Itu kalimat yang kutulis dalam HP dan siap dikirimkan dalam bentuk SMS ke sebuah nomor HP milik Bu Ruminah, tetanggku. Namun kendati tinggal memencet tombol agar pesan terkirim, aku sempat ragu. Jangan-jangan nanti Bu Rum (demikian Bu Ruminah biasa dipanggil) ngadu ke ibuku atau ke orang-orang tentang SMS yang kukirim, begitu aku membathin. Tapi, ah nggak mungkin dia berani cerita ke ibuku atau ke orang-orang. Sebab kalau dia cerita, kebiasaannya memuaskan diri dengan buah pisang kan jadi ketahuan. Begitu pikirku lagi. Yakin Bu Rum tidak mungkin menceritakan isi SMS itu ke orang lain, akhirnya kutekan panel tanda OK pada HP-ku dan terkirimlah SMS trsebut.

Hanya dalam hitungan menit, reaksi dari SMS yang kukirim langsung kudapat. HP ku berdering dan pada layar terlihat nama Bu Rum memanggil. Tetapi aku tidak berani mengangkat karena pasti ia mengenali suaraku hingga kudiamkan saja panggilannya. Setelah beberapa kali telefonnya tidak diangkat, akhirnya sebuah SMS masuk.
“Tolong jawab. Nomor siapa ini”. Demikian bunyi SMS yang dikirimnya dan memacu niatku untuk kembali mengisenginya.

“Pokoknya ibu sangat mengenal saya. Bener lho Bu, pisang saya jadi pengin banget dimasukkan ke itunya ibu seperti pisang yang ibu pegang tadi malam. Ibu pasti puas. Mau kan Bu?”. Ujarku dalam SMS yang kukirim berikutnya.
“Huussh… jangan ngawur. Saya bukan wanita begituan dan saya kan sudah tua. Tolong kejadian itu jangan diceritakan ke orang lain. Tolong banget”. Ungkapnya dalam SMS berikutnya.

Rupanya dia ketakutan kalau aku menceritakan kejadian yang sempat kupergoki itu hingga niat isengku makin menjadi.

“Beres Bu, Saya tidak akan cerita ke siapa-siapa. Tapi sungguh saya sangat terangsang saat melihat memek ibu dicolok buah pisang. Bahkan lebih merangsang dibanding memek wanita bule yang ada di film BF. Jadi soal saya kepengin begituan dengan ibu memang bener-bener lho.” Kataku lagi dalam SMS yang kukirim selanjutnya. Tetapi balasan SMS dari Bu Rum pendek saja. “Sudah ya. Saya sangat berterima kasih kejadian itu tidak diceritakan ke siapapun,” ujarnya dalam SMS yang kuterima. Setelah itu beberapa kali kukirim SMS dengan kata-kata yang lebih panas. Termasuk kesediaanku untuk menjilati memek dan itilnya bila ia mau melayaniku. Namun Karena tetap tidak dijawab maka malam itu SMS an dengan Bu Rum tidak berlanjut.

Bu Ruminah yang biasa disapa Bu Rum adalah tetanggaku. Rumahnya hanya terpaut tiga rumah dari rumahku. Suaminya Pak Kirno, adalah pensiunan TNI dan pernah menjadi Satpam sebuah bank serta menjabat Ketua RW sebelum terkena stroke dan mengalami kelumpuhan. Sementara Bu Rum di samping menjadi ketua kelompok pengajian ibu-ibu di lingkungan RW tempat tinggalku, ia yang pernah mengenyam pendidikan pesantren itu juga mengajari ibu-ibu mengaji termasuk ibuku yang menjadi teman dekat dan sekaligus muridnya.

Aku yakin orang-orang tidak bakalan percaya kalau kuceritakan bahwa Bu Rum ternyata suka melampiaskan hasrat seksnya dengan menggunakan pisang. Betapa tidak, wanita berusia 53 tahun itu, penampilan kesehariannya sangat santun. Selalu berkerudung dan menutup rapat auratnya. Hingga orang tidak akan percaya tentang kebiasaannya yang nyeleneh dalam soal seks terlebih di usianya yang sudah tergolong tua.

Tetapi aku benar-benar melihat dengan mata dan kepalaku sendiri tentang apa yang dilakukan dia yaitu memuasi diri dengan buah pisang. Bahkan saat itu, terus terang aku sangat terangsang. Terlebih saat ia meremasi sendiri kedua teteknya yang gede dan melihat memeknya yang dipenuhi rambut tebal dicolok-colok dengan buah pisang. Karena selalu terbayang oleh bagian-bagian tubuhnya yang membuatku terangsang, akhirnya aku iseng mengirim SMS. Karena beberapa SMS ku yang terakhir tidak dibalasnya, aku nyaris nekad dengan mengancamnya bahwa bila ia tidak mau melayaniku akan kuceritakan soal masturbasi dengan pisang itu kepada orang-orang.

Hanya setelah kupikir, tindakanku itu bisa membuat dia kalap atau melapor ke polisi hingga kuurungkan niatku tersebut. Hanya aku tetap bertekad untuk mengisenginya dengan berkirim SMS kepadanya di tiap kesempatan. Hampir tiap hari, terkadang pagi, siang maupun malam, beberapa SMS kukirim kepadanya. Intinya mengungkapkan keinginanku untuk menjadi patner seksnya karena setelah memergoki dia main dengan pisang aku menjadi sangat terangsang dan terpaksa sering mengocok sendiri kontolku sambil membayangkan menyetubuhinya. Tetapi ia tetap tidak mau membalasnya. Pernah beberapa kali ia mencoba menelepon tetapi aku tidak berani mengangkatnya.

Oh ya, dari perkawinannya dengan Pak Kirno, Bu Rum hanya mempunyai satu anak Mbak Lasmi. Ia sudah berkeluarga dan mempunyai beberapa anak. Mbak Lasmi tinggal di tempat lain di sebuah kecamatan terpencil karena suaminya menjadi pegawai kecamatan di sana. Jadi status Bu Rum adalah nenek dari beberapa cucu. Puncak dari keisenganku mengrim SMS kepada Bu Rum terjadi ketika pengajian ibu-ibu di kampungku yang dilaksanakan secara bergiliran jatuh ke giliran ibuku. Karena acaranya berbarengan dengan halal bi halal setelah lebaran, pengajian yang diadakan di rumahku terbilang besar. Hidangan yang biasanya cuma snack kali ini dilengkapi ketupat dan opor ayam. Juga ustazahnya yang biasanya pembicara lokal, kali ini didatangkan dari luar kota.

Sejak pagi rumahku ramai oleh ibu-ibu tetangga yang mempersiapkan acara tersebut termasuk Bu Rum. Adanya wanita itu di rumahku membuatku tidak berani mengirim SMS iseng padanya. Hanya secara sembunyi-sembunyi aku sering mencuri pandang menatapinya. Seperti kebiasaannya, saat itu Bu Rum memakai busana muslim dengan hiasan bordir yang apik. Yakni sebuah baju terusan warna krem yang longgar yang tidak menampakkan bentuk tubuhnya dipadu dengan celana panjang warna senada. Dengan kerudung yang tak pernah lepas menutup kepalanya, wanita bertubuh tinggi besar itu nampak anggun dan berwibawa.

Acara pengajian yang dimulai selepas ashar, baru berakhir menjelang maghrib. Sekira pukul 19.30 WIB, setelah acara beres-beres rumah selesai ibu memanggilku. “Win tolong ini diantar ke rumah Bu Rum ya.Tadi ia minta disisihkan lontong dan opornya karena katanya di rumah lagi tidak masak,” ujar ibuku.

Setelah beberapa kali berkirim SMS gelap kepadanya, sebenarnya agak grogi untuk berhadapan langsung dengan Bu Rum. Terlebih mengingat kata-kata jorok dan porno serta ajakan main seks dalam setiap SMS yang kukirim. Tetapi aku juga tidak punya alasan untuk menolak perintah ibu hingga dengan terpaksa kulaksanakannya. Dua buah rantang besar berisi lontong dan opor kubawa ke rumah Bu Rum. Setelah beberapa kali mengetuk pintu dan menunggu agak lama, kulihat seseorang mengintip dari balik korden dan akhirnya membukakan pintu.Ternyata yang mengintip dan membukakan pintu adalah Bu Rum sendiri. “Ohkamu Win, ibu kira siapa. Ayo masuk,” ujarnya mempersilahkanku.

Bu Rum yang kalau berada di luar rumah berpakaian muslimah yang rapat,ternyata tidak begitu adanya kalau sedang di dalam rumah. Baju yang dipakainya hanya daster berbahan tipis dan tanpa lengan. Hingga BH hitam dan celana dalam putih yang dipakainya tampak menerawang. “Saya disuruh mengantarkan ini untuk Bu Rum,” kataku setelah berada di ruang tamu rumahnya. Tetapi Bu Rum tidak langsung menerima bingkisan makanan yang kusodorkan. Ia kembali membuka pintu dan keluar rumah. Setelah sesaat melihat sekeliling, ia kembali masuk dan mengunci pintu dari dalam. Ia juga mengajakku ke dalam, ke ruang tengah rumahnya. “Taruh saja bawaannya di meja Win. Ada yang ingin ibu bicarakan sama kamu,” katanya pelan.

Deg! Serasa berhenti detak jantungku. Pasti ia sudah tahu kalau yang berkirim SMS selama ini adalah aku, pikirku membathin. Gelisah akudibuatnya. “Duduk sini Win. Tidak ada siapa-siapa kok. Pak Kirno tadi dijemput Lasmi dan suaminya karena ia ingin banyak menghirup udara gunung yang segar. Mungkin agar bisa pulih,” ujarnya lagi.

Agak sedikit plong mendengar bahwa Pak Kirno suaminya sedang tidak dirumah. Setidaknya kalau Bu Rum marah terkait soal SMS ku itu, suaminya tidak ikut mendengarnya. Hanya aku tetap tidak bisa membuang kegelisahan yang kurasakan. Seperti pesakitan yang menunggu vonis hakim, aku hanya duduk mematung di kursi sofa di ruang tengah rumah Bu Rum. Bu Rum duduk di kursi lain yang ada, dekat tempat aku duduk. Baru kusadari, daster yang dipakainya ternyata terlalu pendek. Pahanya yang mulus terlihat terlihat terbuka. Hanya aku tetap tidak dapat menikmati pemandangan yang mengundang itu karena suasana tegang yang terjadi.

“Tadi waktu di pengajian, ibu minta ijin ke ibumu agar kamu mau mengantar ibu ke rumah Lasmi tiga hari lagi untuk menjemput Pak Kirno.Rencananya mau pinjam mobil Pak RT dan kamu yang menyetir. Ibumu setuju dan memberi nomor HP milikmu. Tapi ibu jadi kaget, sebab ternyata nomornya sama dengan nomor yang suka dipakai SMS ke ibu beberapa hari ini. Jadi kamu Win yang suka SMS ke ibu,” ujarnya tenang dan disampaikan tanpa emosi. Namun meskipun begitu, sempat kecut juga nyaliku.

“Eee…ee.. ti…eh… iya Bu,” jawabku terbata.
“Oh syukurlah kalau begitu. Ibu takut banget apa yang kamu sempat lihat diceritakan ke orang-orang lain. Ibu pasti sangat malu. Terima kasih banyak ya Win kamu tidak cerita ke orang-orang,”.

Ah ternyata ia tidak marah soal itu. Aku jadi merasa plong. Bahkan dengan terbuka, Bu Rum akhirnya bercerita soal kenapa ia terpaksa menggunakan pisang untuk memuaskan dorongan seksnya. Diceritakannya, meski sudah tergolong berumur namun kebutuhan biologisnya belum padam benar. Padahal sudah lama Pak Kirno tidak bisa menjalankan kewajibannya sebagai suami. Bahkan jauh sebelum terkena stroke. Makanya setiap keinginan untuk itu datang ia selalu berusaha memuaskan sendiri termasuk menggunakan pisang.

“Ibu malu banget lho sama kamu Win. Apalagi kalau kamu sampai cerita ke orang-orang. Mau ditaruh dimana muka ibu?” Kata Bu Rum lagi.
“Tidak Bu, saya janji tidak akan cerita ke siapa pun soal itu,” ujarku meyakinkannya.

Mungkin saking senangnya rahasianya soal ngeseks dengan pisang tidak akan terbongkar ia langsung berpindah duduk menjejeriku di sofa yang kududuki. Digenggam dan diguncang-guncangkannya tanganku.
“Terima kasih win, ibu sangat berterima kasih,” kata Bu Rum.

Beban yang semula seolah menghimpit dadaku langsung sirna melihat sikap Bu Rum. Hanya kembali aku sulit menjawab ketika ia menanyakan perihal kata-kata dalam beberapa SMS yang kukirimkan.
“Kalau ibu boleh tahu, sebenarnya apa yang mendorongmu mengirim SMS itu kepada ibu?”
“Eee… eee… sa… sa.. saya.. ee,” kembali aku terbata.
“Tidak apa-apa Win, jawab saja yang jujur. Ibu cuma ingin tahu,”
“Saya mengirim SMS itu karena sangat terangsang setelah melihat ibu,” kataku akhirnya.

Bu Rum kulihat terpana. Mungkin ia tidak percaya dengan jawaban yang kuberikan. Namun sebuah senyuman terlihat mengembang di wajahnya hingga aku tidak takut lagi.
“Jadi kamu juga benar-benar ingin begituan dengan ibu?”
“Eee… maksud saya.. ee. Iya kalau ibu bersedia,” jawabku mantap.
Mendengar jawabanku Bu Rum langsung meraih dan mendekapku. Dalam kehangatan dekapannya, wajahku tepat berada di busungan buah dadanya yang terbungkus BH hitam. Wajahku membenam di busungan susunya yang memang berukuran besar. Diperlakukan seperti itu kontolku jadi langsung bangkit. Mengeras di balik celana dalam dan jins yang kupakai.

Sesaat setelah Bu Rum melepaskan pelukan pada tubuhku, kulihat gaya duduknya makin sembrono. Kedua kakinya terbuka lebar hingga pahanya yang membulat besar terlihat sampai ke pangkalnya. Bahkan kulihat sesuatu yang membukit dan terbungkus celana dalam warna hitam. Aku tak berkedip menatapinya. Untuk ukuran wanita seusia dirinya, kaki dan bagian paha Bu Rum masih terhitung mulus. Memang ada lipatan-lipatan lemak dan kerutan mendekati ke pangkal paha. Tetapi tidak mengurangi hasratku untuk menatapi bagian yang merangsang itu termasuk ke bagian membukit yang tertutup celana dalam warna krem. Jembut di memeknya itu pasti sangat lebat karena banyak yang tidak tertampung celana dalam yang menutupinya hingga terlihat banyak yang keluar dari celana dalam yang dipakainya.

Rupanya Bu Rum tahu mataku begitu terpaku menatapi organ kewanitaannya. Mungkin karena telah yakin aku benar-benar mau menjadi pelepas dahaganya, ia pelorotkan sendiri celana dalam itu dan melepasnya.
“Bu Rum sudah nenek-nenek lho Win. Tetapi kalau kamu pengin melihat memek ibu bolehlah. Sebenarnya ibu juga sudah lama tidak puas main sendiri dengan tangan dan pisang,” katanya.

Bahkan tanpa sungkan, setelah melepas sendiri celana dalamnya ia duduk mengangkang membuka lebar-lebar pahanya. Memamerkan memeknya yang berbulu sangat lebat. Ah tak kusangka akhirnya dapat melihat memek Bu Rum dalam jarak yang sangat dekat. Memek Bu Rum lebar dan membukit. Jembutnya sangat lebat dan hitam pekat. Kontras dengan pahanya yang kuning langsat sampai ke selangkangannya. Puas memandangi bagian paling merangsang di selangkangan wanita itu, keinginanku untuk menyentuhnya menjadi tak tertahan. Kujulurkan tanganku untuk menyentuhnya.

Kuusap-usap jembutnya yang keriting dan tumbuh panjang. Jembut Bu Rum benar-benar super lebat menutupi memeknya. Hingga meski telah mengangkang, masih tidak terlihat lubang memeknya karena tertutup rambut lebat itu. Kuusap-usap dan kusibak jembut yang tumbuh sampai ke atas mendekati pusar wanita itu dan di bagian bawah mendekati lubang duburnya. Menimbulkan bunyi kemerisik. Untuk bisa melihat lubang memeknya, aku memang harus menyibak rambut-rambut yang menutupinya dengan kedua tanganku. Bibir luar memek Bu Rum tampak tebal dan kasar karena sudah banyak kerutan dan warnanya coklat kehitaman.

Di bagian dalam lubang memeknya yang berwarna hitam kemerahan, ada lipatan-lipatan daging agak berlendir dan sebuah tonjolan. Ini rupanya yang disebut itil, pikirku. Tidak seperti ukuran memeknya yang besar, tebal dan tembem, itil Bu Rum relatif kecil. Hanya berbentuk tonjolan daging kemerahan di ujung atas celah bibir luar kemaluannya yang sudah berkerut-kerut. Kutoel-toel itilnya itu dengan jari telunjukku yang sebelumnya kubasahi dengan ludah. Ia mendesah dan sedikit menggelinjang.

“Kamu sudah pernah begituan dengan perempuan Win? Ee.. maksud ibu ngentot dengan perempuan?”
“Belum Bu,” jawabku sambil tetap menggerayangi dan mengobok-obok vaginanya.
“Masa!? Kalau melihat memek wanita lain selain punya ibu?”
“Juga belum Bu. Saya hanya melihatnya di film BF yang pernah saya tonton. Memangnya kenapa Bu?” Jawabku lagi.

Sebenarnya aku berbohong.Sebab di rumah aku sering mengintip ibuku sendiri. Saat dia mandi atau berganti pakaian di kamarnya. Mendengar aku belum pernah berhubungan seks dengan perempuan dan belum pernah menyentuh vagina, entah kapan ia melakukannya, tanpa sepengetahuanku ternyata Bu Rum sudah melepas daster dan BH nya. Telanjang bulat tanpa sehelai benang menutupi tubuhnya dan memintaku untuk melepas semua pakaian yang kukenakan.
“Oooww.. punya kamu besar juga ya Win,” kata Bu Rum sambil membelai kontolku yang telah tegak mengacung setelah aku telanjang.

Bu Rum tidak hanya membelai dan mengagumi kontolku yang telah keras terpacak. Setelah menjilat-jilat lubang di bagian ujung kepala penisku, ia memasukkan batang kontolku ke mulutnya. Aku jadi merinding menahan kenikmatan yang tak pernah terbayangkan. Tubuhku tergetar hebat. Sesekali kurasakan mulutnya mengempot dan menghisap batang kotolku yang kuyakin semakin mengembang. Lalu dikeluarkan dan dikocok-kocoknyanya perlahan. Ah, teramat sangat nikmat. Sangat berbeda bila aku mengocok sendiri kontolku.

Saking tak tahan, tanpa sadar aku memegang dan mengusap-usap rambut Bu Rum yang semestinya tidak pantas kulakukan mengingat usia dan sekaligus statusnya sebagai guru mengaji ibu-ibu di kampungku termasuk ibuku. Tetapi Bu Rum tak peduli. Ia terus asyik dengan kontolku. Dikulum,dihisap dan dikocok-kocoknya perlahan dengan gemas. Seperti wanita yang baru melihat kejantanan milik pasangannya. Mungkin karena selama ini ia hanya bisa melakukannya dengan pisang setelah kotol suaminya tidak berfungsi.

Sambil menikmati kocokan dan kuluman Bu Rum pada kontolku, kuremasi teteknya. Tetek Bu Rum gede dan sudah menggelayut bentuknya. Namun sangat lembut dan enak di remas. Bahkan puting-putingnya langsung mengeras setelah beberapa kali aku memerah dan memilin-milinnya. Tak kusangka wanita yang dalam keseharian selalu tampil dengan busana muslim yang rapat dan menjadi guru mengaji ibu-ibu di kampungku ini juga lihai dalam urusan kulum mengulum kontol. Aku dibuat kelojotan menahan nikmat setiap ia menghisap dan memainkan lidahnya di ujung kepala kontolku. Bahkan saat Bu Rum mulai mengalihkan permainannya dengan menjilati kantung pelirku dan menghisapi biji-biji pelir kontolku, aku tak mampu bertahan lebih lama. Pertahananku nyaris jebol. Karenanya aku berusaha menarik diri agar air maniku tidak muncrat ke mulut atau wajah Bu Rum.

Namun Bu Rum menahan dan menekan pinggangku. “Mau keluar Win ? Muntahkan saja di mulut ibu,” ujarnya sambil langsung kembali menghisap penisku. Akhirnya, pertahananku benar-benar ambrol meski telah sekuat tenaga untuk menahannya karena merasa tidak enak mengeluarkan mani di mulut Bu Rum. Sambil mendesis dan mengerang nikmat pejuhku muncrat sangat banyak di rongga mulut Bu Rum. Cairan kental warna putih itu kulihat berleleran keluar dari mulut wanita itu. Tetapi ia tidak mempedulikannya. Bahkan menelannya dan dengan lidahnya berusaha menjilat sisa-sisa maniku yang berleleran keluar. Terpacu oleh kenikmatan yang baru kurasakan dan banyaknya mani yang keluar membuat tubuhku lemas seperti dilolosi tulang-tulangku. Aku terduduk menyandar di si kursi sofa tempat Bu Rum terduduk.

“Gimana Win, enak?”
“Enak banget Bu,”
“Nanti gantian ya punya ibu dibikin enak sama kamu. Ibu ke kamar mandi dulu,” ujarnya berdiri dan melangkah ke kamar mandi.

Saat kembali dari kamar mandi, Bu Rum menyodorkan segelas besar teh manis hangat. Sodoran teh manisnya langsung kusambut dan kuteguk.Terasa hangat dan nikmat setelah tenaga hampir terkuras dan kini kembali segar. Saat itu baru kusadari Bu Rum masih bugil tanpa sehelai benang menutupi tubuhnya.Aku kembali terpaku pada tubuh bahenolnya yang masih lumayan mulus. Wanita berpinggul besar dan berdada montok namun sudah agak kendur itu,meskipun sudah menjadi nenek masih sangat menggoda. Jembutnya yang keriting lebat terlihat basah. Mungkin habis dibersihkan di kamar mandi untuk menghilangkan bekas air maniku.

“Mau lagi Win?” ujarnya mendekat dan berdiri tepat di tempat aku duduk. Kini memang giliranku untuk memuaskannya setelah kenikmatan yang diberikan padaku. Aku bingung harus memulai dari mana dan melakukan apa pada Bu Rum karena memang belum pernah pengalaman dengan perempuan. Hanya dari sejumlah film BF yang sering kutonton, wanita kelihatannya sangat suka kalau memeknya dijilat. Maka aku langsung turun dari kursi panjang dan berjongkok di depan Bu Rum. Memeknya yang besar membusung kini tepat di hadapan wajahku. Jembut keriting lebatnya terlihat basah. Dan Bu Rum, melihat aku hanya terbengong memandangi bukit kemaluannya, langsung mengangkat kaki kirinya dan di tumpukan pada kursi panjang. Karena pahanya yang terbuka kini aku bisa melihat lubang memeknya yang nampak sudah longgar. Lubang memeknya menyerupai lorong panjang. Bahkan kulihat itilnya yang mencuat di ujung atas belahan memeknya.

Kembali aku menyentuh dan mengusap memeknya. Bibir luar memeknya yang berwarna coklat kehitaman penuh kerutan dan terasa lebih tebal. Namun makin ke dalam lebih lembut dan basah serta warnanya agak memerah.Kudengar Bu Rum mendesah saat jariku menyelinap masuk menerobos lubang vaginanya. Rambut kepalaku diusap dan diremas-remasnya. Desahannya mengingatkanku pada suara wanita yang tengah disetubuhi di adegan film BF. Aku jadi terangsang. Kontolku kembali menggeliat dan bangkit. Sambil mendesah, Bu Rum tak hanya meremas dan menjambaki rambut kepalaku. Tetapi ia berusaha menarik dan mendekatkan wajahku kememeknya. Aku jadi tahu, nampaknya ia tidak ingin memeknya hanya dicolok-colok dengan jariku, Aku yang memang sudah kembali terangsang langsung mendekatkan mulutku dan mulai mengecupi lubang memek Bu Rum.

Ternyata selain bibir luar vaginanya yang mengeras dan berkerut-kerut, di luar kelentitnya yang menonjol besar, ada sebentuk daging yang menjulur keluar dari lubang memeknya. Bentuknya nggedebleh mirip jengger ayam jantan. Pengetahuanku tentang bagian paling intim milik wanita memang sangat terbatas dan melihatnya dari jarak sangat dekat baru kali ini mendapat kesempatan. Satu-satunya memek wanita dewasa yang pernah kulihat adalah milik ibuku.

Aku memang sering mengintipnya saat ibu mandi. Atau saat berganti baju di kamarnya dan pernah beberapa kali melihatnya dalam jarak cukup dekat saat dia tidur. Tetapi sepengetahuanku tidak ada jengger ayam di lubang memek ibuku. Jadi terasa agak aneh atas apa yang kulihat di lubang memek Bu Rum. Tetapi aku tak peduli. Hingga selain menjilati bibir vaginanya, jengger ayamnya juga tak luput dari sentuhan mulut dan lidahku. Bahkan aku langsung mengulum, menghisap dan menarik -nariknya dengan mulutku.

“Ohhh… sshhh… aahhh… enak Win. Aaauuwww… ya.. ya.. aaahhh.. sshhh.. enak banget,”

Aku sangat senang karena ternyata Bu Rum menyukai dan keenakan oleh jilatan lidahku di lubang memeknya. Dari liang sanggamanya mulai keluar lendir yang terasa asin di lidahku. Tetapi itu pun tidak membuat surut langkah untuk terus mengobok-ngobok vaginanya dengan mulut dan lidahku. Aku terus mencerucupi dan menghisapnya hingga lendirnya banyak yang tertelan masuk ke kerongkonganku.Diperlakukan seperti itu Bu Rum seperti kesetanan. Tubuhnya tergetar hebat dan kulihat ia merintih, mendesah sambil meremasi sendiri kedua tetek besarnya.

“Kamu naik dan tiduran di sofa Win. Sshhh aahh jilatanmu di memek ibu enak banget,” katanya.

Seperti yang dimintanya, aku naik ke sofa dan tiduran telentang dengan kaki menjuntai. Setelah itu Bu Rum ikutan naik. Tadinya kukira ia akan menyetubuhiku dengan posisi wanita di atas seperti yang pernah kulihat dalam adegan film mesum yang menggambarkan hubungan seks antara wanita dewasa dan bocah ingusan. Tetapi tidak. Ia berdiri dan memposisikan kedua kakinya diantara tubuhku. Lalu bertumpu di dinding tembok yang ada di belakang kursi sofa dan sedikit menurunkan tubuhnya. Rupanya, ia masih ingin mendapatkan jilatan di memeknya dengan posisi yang membuat dirinya lebih nyaman dan bergerak leluasa. Sebab saat memeknya telah berada tepat di depan wajahku, ia langsung membekapkannya ke mulutku.

Tak kusangka, wanita yang sangat dihormati di kampungku karena selalu berbusana muslimah yang rapat dan menjadi guru mengaji ibu-ibu, di usianya yang sudah 53 tahun masih sangat menggebu. Pantesan ia suka menyogok-nyogok memeknya dengan pisang. Mungkin karena tidak tahan akibat tidak pernah disentuh oleh suaminya yang sudah tidak bisa melayaninya sama sekali.

Aku sempat gelagapan karena tidak mengira Bu Rum akan membekapkan memeknya ke wajahku. Tetapi setelah mengetahui apa yang diinginkannya, aku langsung menyambutnya meskipun tidak tahu harus bagaimana semestinya dilakukan. Seperti sebelumnya kembali kujulurkan lidah dan kembali kujilati lubang memeknya. Namun kali ini dengan lebih semangat. Daging jengger ayamnya yang keluar dan menggelambir kukulum. Lalu lidahku menjulur masuk sedalam-dalamnya di lubang vaginanya sampai hidung dan wajahku ikut belepotan oleh lendir yang keluar dari liang sanggamanya. Sambil terus mengobeli memeknya dengan lidah dan mulutku, pantat Bu Rum juga menjadi sasaran remasan tanganku.

Meskipun sudah melorot, pantat Bu Rum yang besar terasa masih lumayan kenyal. Nampaknya ia menjadi keenakan. Bu Rum melenguh dan mendesah.
“Iya Win…aahhh… sshhhh…aaahhhh… ssshh.. enak banget. Terus colok memek ibu dengan lidahmu sayang. Ahhh.. ya.. ya… oooohhhhh…. ssshhhh,” desahnya tertahan saat aku makin dalam menjulurkan lidah.

Mendengar rintihan dan desahan Bu Rum, aku jadi makin bersemangat.Hanya karena tidak punya pengalaman, aku hanya menjilat dan mengisap bagian dalam memeknya sekena-kenanya. Rupanya karena terlalu menggebu, aku sempat menghisap itilnya dengan kuat. Bu Rum memekik. Tetapi tidak marah dan malah makin keenakan.
“Ia Win itu itil ibu.. enak banget…sshhh ..aahhh.. aahhh. Terus Win hisap itil ibu… aaoooohhh …oooohhhh,”

Seperti yang dimintanya, itil Bu Rum yang akhirnya paling sering menjadi sasaran jilatan dan hisapan mulutku. Bahkan sambil terus mencerucupi kelentitnya, dua jari tanganku kupakai untuk menyogok-nyogok bagian dalam memeknya. Saat itulah Bu Rum menjadi kelojotan dan beberapa saat kemudian ia memintaku berhenti.

“Udah Win ibu nggak tahan. Bisa KO kalau diteruskan. Sekarang ibu pengin dientot dengan kontolmu. kamu juga pengin kan ngentot dengan ibu kan?”
“Ii .. iya bu. Saya pengin banget. Ta.. ta.. tapi saya tidak tahu caranya,”
“Nggak apa-apa. Nanti ibu ajarin,” ujarnya seraya menggamit lenganku.

Ia membawaku ke kamarnya. Kamar dengan ranjang spring bed berukuran besar dan tampak rapi tertutup sprei motif garis-garis. Di kamar Bu Rum, ada meja rias berukuran besar dengan berbagai alat make up di atasnya serta sebuah almari pakaian model antik di samping gambar Bu Rum dan suaminya dalam pose berpasangan mengenakan pakaian adat Jawa. Foto itu sepertinya dibuat saat usianya masih di bawah 40 tahun. Bu Rum terlihat sangat cantik dan seksi. Suaminya, Pak Kirno juga terlihat kekar dan tampan. Adanya gambar Pak Kirno suaminya di kamar itu, sebenarnya aku sempat grogi. Tetapi melihat Bu Rum sudah telentang di ranjang dan dalam posisi mengangkang, sayang kalau harus melepaskan kesempatan yang sudah berada di depan mata. Aku sudah sering mengocok sendiri kontolku sambil membayangkan ngentot dengan Bu Rum. Aku juga ingin mengetahui dan merasakan seperti apa rasanya ngentot sebenarnya.

Dengan kontol tegak mengacung aku naik ke ranjang. Hanya aku tetap bingung bagaimana harus memulai. Di antara kedua pahanya yang membuka lebar, memek Bu Rum tampak menganga menunggu batang zakar pria yang mau menyogoknya. Sepasang buah dadanya yang besar, dalam posisi telentang terlihat jadi nggedebleh dan hanya puting-putingnya yang hitam kecoklatan terlihat menantang. Melihat aku cuma mematung, rupanya Bu Rum menjadi tak sabar. Ditariknya tanganku hingga menjadikan tubuhku ambruk dan menindih tubuh montoknya.Beberapa saat kemudian kurasakan Bu Rum meraba selangkanganku dan meraih kontolku. Batang penisku yang sudah mengacung dikocok-kocoknya perlahan hingga makin mengeras dan membesar.

Oleh wanita itu, kepala penisku digesek-gesekkannya di sekitar bibir kemaluannya. Setelah tepat berada di bagian lubangnya, ia berbisik.”Tekan Win, biar kontol kamu masuk ke memek ibu,” bisiknya lirih di telingaku. Slessseeppp.. blleeesss. Tanpa banyak hambatan batang kontolku yang lumayan panjang dan besar seluruhnya masuk membenam. Mungkin karena lubang memek Bu Rum yang sudah kelewat longgar dan licin akibat banyaknya lendir yang keluar. Bagian dalam memek Bu Rum hangat dan basah. Dan tanpa ada yang memerintah, seperti semacam naluri, aku membuat gerakan naik turun pinggangku hingga kontolku sekan memompa lubang memek wanita itu.

“Iya begitu Win, terus entot sayang. Ah.. aahhh….aahhh.. kamu merasa enak juga kan,” Aku mengangguk dan tersenyum. Kulihat Bu Rum mulai mendesah-desah.Mungkin ia mulai merasakan enaknya sogokan kontolku. Dan bagiku,kenikmatan yang kurasakan juga tiada tara. Jauh lebih nikmat dibanding mengocok sendiri. Gesekan-gesekan batang kontolku pada dinding memeknya yang basah menghantarkan pada kenikmatan yang sulit kuucapkan. Aku terus mengaduk-aduk memeknya dengan kontolku. Mata Bu Rum membeliak-beliak dan meremasi sendiri teteknya. Melihat itu aku langsung menyosorkan mulutku untuk mengulum dan menghisapi salah satu putingnya. Pentil susunya yang berwarna coklat kehitaman terasa mengeras di bibirku.

“Iya Win… terus hisap sayang… aahhh… aahhh,Kamu ternyata sudah pinter,” ujarnya terus mendesah.Makin lama kusogok dan kuaduk-aduk, lubang memek Bu Rum kurasakan makin basah. Rupanya semakin banyak lendir yang keluar. Bunyinya cepok…cepok… cepok… setiap kali batang kontolku masuk menyogok dan kutarik keluar.

Bosan ngentotin Bu Rum dengan posisi menindihnya, kuhentikan sogokanku pada memeknya. Pasti asyik dan tambah merangsang kalau bisa melihat memeknya yang tengah kusogok-sogok, pikirku membathin. Aku bangkit, turun dari ranjang. Dan tanpa meminta persetujuannya, kaki Bu Rum kutarik dan kuposisikan menjuntai di tepi ranjang. Tindakanku itu membuat Bu Rum agak kaget. Namun tidak marah dan bahkan sepertinya ia menunggu tindakan yang akan kulakukan selanjutnya. Namun setelah pahanya kembali kukangkangkan dan kontolku kembali kuarahkan ke lubang vaginanya, Bu Rum tersenyum. “Kamu pengin ngentot sambil ngelihatin memek ibu Win? Iya sayang, kamu boleh melakukan apa saja pada ibu,” katanya.

Ternyata menyetubuhi sambil berdiri dan melihat ketelanjangan lawan mainnya benar-benar lebih asyik. Lebih merangsang karena bisa melihat keluar masuknya kontol di lubang memek. Saat kontolku kutekan, bibir memeknya yang berkerut-kerut seperti ikut melesak masuk. Namun saat kutarik, seluruh bagian dalam memeknya seakan ikut keluar termasuk jengger ayamnya yang menggelambir. Pemandangan itu membuat aku kian terangsang dan kian bersemangat untuk memompanya.

Teteknya juga ikut terguncang-guncang mengikuti hentakan yang kulakukan. Aku makin bernafsu dan makin cepat irama kocokan dan sodokan kontolku di liang sanggamanya. Bu Rum tak dapat menyembunyikan kenikmatan yang dirasakan. Ia merintih dan mendesah dengan mata membeliak-beliak menahan nikmat. Sesekali ia remasi sendiri susunya sambil mengerang-erang. Aku juga memperoleh nikmat yang sulit kulukiskan. Meski lubang memek Bu Rum sudah longgar tetapi tetap memberi kenikmatan tersendiri hingga pertahananku nyaris kembali jebol.

“sshhh … aahh… sshhh… aaakkhhh… memek ibu enak banget. Saya nggak kuat bu,” ujarku mendesahsambil terus memompanya.
“Tahan sebentar Win. Aaahhh.. sshhh… kontolmu juga enak banget,”Bu Rum bangkit memeluk serta menarik pinggangku hingga tubuhku ambruk menindihnya. Kedua kakinya yang panjang langsung membelit pinggangku dan menekannya dengan kuat.

Selanjutnya Bu Rum membuat gerakan memutar pada pinggul dan pantatnya. Memutar dan seperti mengayak. Akibatnya batang kontolku yang berada di kedalaman lubang memeknya serasa diperah. Kenikmatan yang kurasakan kian memuncak. Terlebih ketika dinding- dinding vaginanya tak hanya memerah tetapi juga mengempot dan menghisap. Kenikmatan yang diberikan benar-benar makin tak tertahan.”

Ooohh… aahh… aahhh.. ssshhh… aakkhh enak banget. Saya …aaahhh nggak kuat Bu. Ohhh enakkkhhh bangeet,”
“I..iiya Win, ibu juga mau nyampe. Tahan ya sebentar ya..aaahhh…sshhh.. sshhhh…aahhh….ssshh ….aaaoookkkh,”

Goyangan pantat dan pinggul Bu Rum makin kencang. Dan puncaknya, ia memeluk erat tubuhku sambil mengangkat pinggangnya tinggi-tinggi. Saat itu, di antara rintihan dan erangannya yang makin menjadi kurasakan tubuhnya mengejang dan empotan memeknya pada kontolku kian memeras. Maka muncratlah spermaku di kehangatan lubang memeknya berbarengan dengan semburan hangat dari bagian paling dalam vagina guru mengaji ibuku.Karena kenikmatan yang aku dapatkan, cukup lama aku terkapar di ranjang Bu Rum.

Saat aku terbangun, Bu Rum sudah menyiapkan segelas teh panas dan mengajakku menyantap lontong dan opor ayam bikinan ibuku. Kami menyantapnya dengan nikmat. Bahkan dua bungkus rokok kegemaranku telah tersedia di meja makan. Kata Bu Rum, ia menyempatkan membelinya di warung Lik Karni saat aku tertidur.

Malam itu Bu Rum benar-benar melampiaskan hasratnya yang tertahan cukup lama. Sesudah makan aku diajaknya bergumul di karpet di ruang tengah di depan televisi lalu berlanjut di ranjang kamar tidurnya. Aku bak seorang murid baru yang cerdas dan cepat pintar menerima pelajaran. Ia mengaku sangat menikmati dan merasa puas oleh sogokan-sogokan kontolku di memeknya yang memiliki jengger ayam.

“Ibu kira udah nggak bakalan merasakan enaknya yang seperti ini lagi. Karena sudah lima tahun lebih sejak bapak kena stroke tidak pernah mendapatkannya. Makanya terpaksa pakai pisang dan kadang kontol karet kalau lagi kepengen,” katanya sambil meremas gemas kontolku setelah persetubuhan yang keempat kalinya malam itu.Ternyata wanita yang selalu tampil bak muslimah yang taat itu, juga memiliki beberapa koleksi film porno. Ia sempat menyetel sejumlah koleksinya untuk ditonton bersamaku saat istirahat setelah ngentot yang ketiga di depan televisi. Namun yang mengejutkan, karena “nonton bareng” film porno aku jadi tahu kalau ibuku juga penggemar film porno.Itu terlontar secara tak disengaja oleh Bu Rum. Kata Bu Rum yang paling banyak dikoleksi adalah yang menggambarkan adegan incest atau hubungan seks antar anggota keluarga.

Saat itu Bu Rum memutar dua film. Film pertama menggambarkan adegan seks antara pria muda berkulit hitam dengan wanita tua kulit putih. Sang wanita kulit putih dibuat merintih dan mengerang karena sogokan kontol pria pasangannya yang perkasa. Bahkan akhirnya si wanita merelakan anusnya dijebol kontol panjang sang negro muda. Film kedua yang merupakan semi film cerita mengisahkan wanita STW yang bekerja di perusahaan penebangan hutan. Suaminya selalu pergi cukup lama dan hanya beberapa hari tinggal di rumah karena pekerjaannya itu.

Si ibu yang sering merasa kesepian saat suaminya pergi, sering mengobel-ngobel sendiri memek dan itilnya saat hasrat seksnya datang.Ulah si ibu sering dipergoki secara diam-diam oleh pria remaja yang merupakan anak sulungnya. Maka di satu kesempatan, saat tengah bermasturbasi dan sang anak tak tahan menahan nafsu ia mendekati sang ibu. Keduanya larut dalam permainan panas di dapur, ranjang dan bahkan di kamar mandi tanpa peduli bahwa sebenarnya mereka pasangan ibu dan anak.

Usai pemutaran film yang kedua, kukatakan pada Bu Rum bahwa dibanding film yang pertama, adegan seks ibu dan anak yang paling bagus. Tetapi komentarku itu membuat Bu Rum keceplosan. Tanpa sadar ia menyebut bahwa film porno itu dipinjam dari Bu Narsih (nama ibuku). Saat itu ia berusaha meralat. Ia mungkin baru bahwa yang diajaknya bicara adalah aku anak Bu Narsih. Tetapi akhirnya Bu Rum tersenyum dan berterusterang.

“Keinginan manusia akan seks kan manusiwai Win. Seperti ibu dan ibumu,meskipun sudah berumur tetapi kebutuhan akan itu masih belum padam,”kata Bu Rum.

Ibuku memang sudah 3,5 tahun menjada setelah ayah meninggal akibat menderita diabetes cukup lama. Untuk menikah lagi mungkin malu karena cucunya sudah tiga yang diperoleh dari Mbak Ratri, kakak perempuanku.Bahkan salah satu cucunya sudah duduk di bangku SLTP. Maka ia memilih memendam hasratnya dan lebih menyibukkan diri pada usaha jual beli perhiasan berlian yang menjadi usahanya selama ini.

Menurut Bu Rum, koleksi film-film porno yang dimiliki ibuku cukup banyak. Koleksi film seksnya yang berthema hubungan seks sedarah tergolong lengkap. Bahkan Bu Rum mengaku, ia mengenal penis palsu dari karet yang dikenal dengan sebutan dildo juga dari ibuku. “Pergaulan ibumu kan luas terutama dengan ibu-ibu dari kalangan menengah atas. Mungkin dari ibu-ibu yang menjadi sasaran bisnisnya itu ia jadi mengenal banyak hal,” ujar Bu Rum menambahkan.

Meskipun sangat kaget, tetapi aku tidak mencoba memperlihatkannya di hadapan Bu Rum. Sebab sebagai anaknya aku tidak pernah melihat ibu nonton film porno atau barang-barang berbau seks yang dimilikinya. Di kamar tidur ibu memang ada televisi berukuran besar dan perangkat pemutar DVD. Tetapi kebanyakan film-filmnya adalah film hindustan karena ibu penggemar berat bintang Shah Ruk Khan. Berarti ia memiliki tempat penyimpanan khusus, ujarku membathin.

Sekitar pukul 03.00 dini hari, dengan tubuh lunglai aku meninggalkan rumah Bu Rum dengan mengendap agar tidak dipergoki warga lainnya. Ibuku membukakan pintu sambil menggerutu. Katanya mengganggu orang tidur.Tetapi wajahnya kulihat tidak seperti orang bangun tidur. Bahkan televisi di kamarnya terdengar masih menyala. Seperti kebiasaanya saat tidur ia selalu mengenakan daster longgar.Tetapi saat itu dasternya kelewat tipis hingga terlihat membayang lekuk-liku tubuhnya yang aduhai.

Ternyata ia juga tidak memakai kutang dan celana dalam sampai-sampai kulihat tonjolan putingnya pada sepasang buah dadanya yang hampir sama besar dengan punya Bu Rum. Ah bisa jadi ibu bukannya tidur. Tetapi lagi asyik mengocok-ngocok memeknya dengan kontol karetnya sambil nonton adegan seorang ibu yang tengah ngentot sama anak lelakinya. Hanya karena terlalu kecapaian, aku langsung masuk kamar dan tidur.

Kunjunggi juga artikel lain nya di Video Sex Mesum


CERITA SEX BERCINTA DENGAN HENI GADIS SMA

$
0
0

CERITA SEX BERCINTA DENGAN HENI GADIS SMA – Pulang kantor jalanan masih agak macet. Kantorku berada di daerah Harmoni. Pada jam-jam sibuk tentu saja macet total. Langit agak mendung, tapi dugaanku sore sampai malam ini tidak akan turun hujan. Dengan langkah sedang aku keluar kantor dan berjalan ke arah Juanda, rencana naik bis dari sana saja. Maklum karyawan baru, jadi masih naik Mercy dengan kapasitas besar. Sampai di Juanda aku cari bis kota tujuan ke Senen.

Cerita Sex

Sebentar kemudian datang bis kota yang sudah miring ke kiri. Aku naik dan menyelinap ke dalam. Aroma di dalam bis sungguh rruarr biasa. Segala macam aroma ada di sana. Mulai dari parfum campur keringat sampai bau asap dan lain-lainnya. Tak lama aku sampai di Senen. Turun di Pasar Senen dan masuk ke dalamnya. Ada beberapa barang yang harus kucari. Putar sana putar sini nggak ketemu juga yang kucari. Malahan digodain sama kapster-kapster di salon lantai 2. Dengan kata-kata yang menjurus mereka merayuku untuk masuk ke salonnya.

Kubalas saja godaan mereka, toh aku juga lagi nggak ada keperluan ke salon. Sekedar membalas dan menyenangkan mereka yang merayu untuk sekedar gunting, facial atau creambath. Akhirnya kuputuskan untuk cari di Atrium saja. Aku nyeberang di dekat jembatan layang. Memang budaya tertib sangat kurang di negara ini. Senangnya potong kompas dengan mengambil resiko. Baru saja kakiku melangkah masuk ke dalam Atrium, mataku tertuju pada seorang wanita setengah baya, kutaksir umurnya tiga puluh lima tahun.

Ia mengenakan blazer hijau dengan blouse hitam. Pandangannya kesana kemari dan gelisah seolah-olah menunggu seseorang. Aku lewat saja di depannya tanpa ada suatu kesan khusus. Sampai di depannya dia menyapaku. “Maaf Mas mengganggu sebentar. Jam berapa sekarang?” tanyanya halus. Dari logatnya kutebak dia orang Jawa Tengah, sekitar Solo. “Aduh, sorry juga Mbak, saya juga tidak pakai jam,” sambil kulihatkan pergelangan tanganku.”Mbak mau kemana, kok kelihatannya gelisah?” tanyaku lagi. “Lagi tunggu teman, janjian jam setengah lima kok sampai sekarang belum muncul juga” jawabnya. “Ooo..” komentarku sekedar menunjukkan sedikit perhatian.

“Mas mau kemana, baru pulang kantor nih?” dia balik bertanya. “Iya, mau beli sesuatu, tadi cari di Proyek nggak ada, kali-kali aja ada di Atrium”. Akhirnya meluncurlah dari mulut kami beberapa pertanyaan basa-basi standar. “Oh ya dari tadi kita bicara tapi belum tahu namanya, saya Vera,” katanya sambil mengulurkan tangan. “Anto,” sahutku pendek, “OK Vera, saya mau jalan dulu cari barang yang saya perlukan”. “Silakan, saya masih tunggu teman di sini, barangkali dia terjebak macet atau ada halangan lainnya”.

Kami berpisah, saya masuk ke dalam dan langsung ke Gunung Agung. Kulihat Vera masih menunggu di pintu Atrium. Setengah jam keliling Gunung Agung ternyata tidak ada barang yang kucari. Kuputuskan pulang saja, besok coba cari di Gramedia atau Maruzen. Aku keluar dari pintu yang sama waktu masuk, arah ke Proyek. Kulihat Vera masih juga berdiri di sana. Kuhampiri dia dan kutanya. “Masih ada disini, belum pulang?”. “Ini mau pulang, besok aja kutelpon dia ke kantor,” jawabnya. Waktu itu, 1994, HP masih menjadi barang mewah yang tidak setiap orang dapat memilikinya.

“Mbak naik apa?” “Oh, saya bawa mobil sendiri, meskipun butut”. “OK, kalau begitu saya pulang, saya naik Mercy besar ke Kampung Melayu”. Dia kelihatan agak berpikir. Baru pada saat ini aku mengamati dia dengan lebih teliti. Tingginya kutaksir 158 cm, kulitnya kuning kecoklatan, khas wanita Jawa dengan perawakan seimbang. Rambutnya berombak sebahu, matanya agak lebar dan dadanya standar, 34. “Kenapa, something wrong?” kataku. “Nggak, nggak aku juga mau jalan lagi suntuk. Rumah saya di Cinere, jam segini juga lagi full macet” sambil memandangku dengan tatapan yang sulit kutafsirkan.

“Boleh saya temani,” sahutku asal saja. Jujur aku hanya asal berkata saja tanpa mengharap apapun. Dia menatapku sejenak dan akhirnya.. “Boleh saja, kalau nggak mengganggu” jawabnya. Kami menuju basement tempat parkir mobilnya. Dia memberikan kunci mobilnya padaku. “Bisa bawa mobil kan?” tanyanya. Aku terkejut, karena aku memang bisa nyetir mobil tapi masih belum lancar sekali dan tidak punyai SIM. “Aduh, so.. Sorry, jangan aku yang bawa. Aku nggak punya SIM,” kataku mengelak. “Baiklah kalau begitu, biar aku sendiri yang bawa,” katanya sambil tersenyum.

Vera naik mobil dan membukakan pintu sebelah kiri depan dari dalam. Mobilnya Suzuki Carry warna merah maron. Kulihat di atas jok tengah berserakan map dan kertas. “Kemana kita?” katanya. “Terserah ibu sopir saja, asal jangan ke Bogor, jauh” sahutku bercanda. “Kita ke Monas saja deh” katanya sambil terus tetap menyetir. Karena dia mengenakan rok span selutut, jadinya waktu duduk menyetir agak ketarik ke atas, pahanya terlihat sedikit. Aku menelan ludah. Monas terlihat sepi sore ini, jam di dashboard menunjukkan 17.55.

Hanya ada beberapa mobil yang parkir di pelataran parkir. Vera memarkir mobilnya agak jauh dari mobil lainnya. Ia mematikan kontak dan membuka jendela. Kami tetap duduk di dalam mobil. “Uffh, hari yang melelahkan”. Vera menyandarkan tubuh dan kepalanya pada jok mobil. Blazernya tidak dikancingkan sehingga dadanya kelihatan menonjol. “Ngomong-ngomong Mas Anto ini kerja di mana?” “Karyawan swasta, kantornya di Harmoni, Mbak Vera sendiri di mana?” balasku. “Saya agen sebuah Asuransi BUMN, rencananya tadi dengan teman saya, Dewi, akan prospek di sebuah kantor di Kramat, makanya janjian di Atrium.

Eh, dianya nggak datang. Eh, bagaimana kalau kita masing-masing panggil dengan nama saja tanpa sebutan basa- basi supaya lebih akrab. Toh umur kita nggak jauh berbeda. Aku tiga puluh lima, kutaksir kamu paling-paling tiga puluh”. Ternyata taksiranku tepat, taksirannya meleset. Waktu itu umurku sendiri baru dua puluh lima. Mungkin karena warna kulitku agak gelap dan berkumis maka wajahku kelihatan lebih tua.

Tapi menurut teman-temanku baik perempuan ataupun laki-laki, dengan wajah cukup ganteng, tinggi 170 cm, perawakan tegap, berkumis dan dada berbulu aku termasuk idaman wanita. Vera ternyata seorang janda dengan satu anak. Ketika kutanya kenapa dia bercerai, air mukanya berubah dan ia menghela napas panjang. “Sudahlah, itu kenangan buruk dari masa laluku, tak usah dibicarakan lagi” katanya. “Baiklah, maaf kalau sudah menyinggung perasaanmu,” kataku. Senja semakin merambat, lampu jalan sudah mulai dinyalakan mengalahkan temaram senja.

Di bawah lampu merkuri wajah Vera terlihat pucat. Tiba-tiba saja kami bertatapan. Vera terlihat sangat lelah, tapi bibirnya dipaksakan tersenyum. Entah bagaimana mulanya tiba-tiba saja tangan kananku sudah kulingkarkan di lehernya dan kurengkuh ia ke dalam pelukanku. Kucium bibir tipisnya dan ia membalasnya dengan melumat bibirku lembut. Kami saling memandang dan tersenyum. “Anto, maukah kamu menemaniku ngobrol?” “Lho, bukankah sekarang ini kita lagi ngobrol”. “Maksudku, kita cari.. Nggh.. Tempat yang tenang”.

Kucium bibirnya lagi dan ia membalas lebih panas dari ciuman yang pertama tadi. Tanpa kujawab mestinya ia sudah tahu. “Ayo kita berangkat,” ajaknya sambil menghidupkan mesin mobil. “Baiklah kita ke arah Tanah Abang saja yuk,” jawabku. Dari Monas kami menuju ke Tanah Abang. Kami sempat terjebak kemacetan di sekitar Stasiun Tanah Abang. Akhirnya kuarahkan dia ke Petamburan. Kulihat dia ragu-ragu untuk masuk ke halaman sebuah hotel. “Ayolah masuk saja, nggak apa-apa kok. Hotelnya cukup bersih dan murah” kataku meyakinkannya. “Bukan apa-apa.

Aku hanya tidak ingin mobilku terlihat secara mencolok di halaman hotel” sahutnya. Akhirnya kami mendapatkan tempat parkir yang cukup terlindung dari jalan umum. Setelah membereskan urusan di front office, kami masuk ke dalam kamar. Kuamati sejenak keadaan di dalam kamar. Di dinding sejajar dengan arah ranjang dipasang cermin selebar 80 cm memanjang sepanjang dinding. Aku tersenyum dan membatin rupanya hotel ini memang dipersiapkan khusus untuk pasangan yang mau kencan. “Kamu sering masuk ke sini, To? Kelihatannya sudah familiar sekali” tanyanya. “Nggak juga. Namanya nginap di hotel kan tahapannya standar aja.

Lapor ke front office, serahkan ID, bayar bill untuk semalam lalu ambil kunci kamar. Beres kan?” “Kalau lagi prospek, bagaimana pengalamanmu. Sering dijahili klien nggak” tanyaku memancing. “Yahh, ada juga yang iseng. Tapi kalau orangnya oke, boleh juga sih. Sudah dapat komisi plus tip plus enak gila”. Ternyata beginilah salah satu sisi dunia asuransi. Saya nggak menghakimi, tetapi semua itu kembali tergantung pada orangnya. “Aduh, kalau begitu saya nggak bisa kasih tip. Kita pulang saja yuk” kataku pura-pura serius. “Huussh.. Kamu kok nganggap saya begitu sih”.

Kami berbaring berjejer di ranjang yang empuk. Vera tengkurap di sebelahku dan menatapku sejenak, lalu ia mendekatkan mukanya ke mukaku dan mencium bibirku. Aku membalas dengan perlahan. Vera terus menciumiku sambil melepas blazernya. Kaki kirinya membelit kakiku. Tangannya merayap di atas kemejaku dan mulai melepas kancing serta menariknya sehingga dadaku terbuka. Vera semakin terangsang melihat dadaku yang berbulu. Ia membelai-belai dadaku dan sekali-sekali menarik perlahan bulu dadaku. “Simbarmu iku lho To, bikin aku.. Serr” bisiknya. Simbar adalah sebutan bulu dada dalam bahasa Jawa.

“Mandi dulu yuk” kataku. “Nggak usah, nanti aja. Bau tubuhmu lebih merangsang daripada bau sabun bahkan parfum” katanya. Bibirnya bergeser ke bawah dan kini ia menciumi leherku. Aku menggelinjang kegelian sekaligus nikmat. Napas kami mulai berat dan memburu. Sambil terus menciumi dadaku, Vera melepaskan blousenya. Kulihat buah dadanya yang masih kenyal dan padat terbungkus bra warna merah jambu. Seksi sekali. Tangannya bergerak ke bawah, membuka kepala ikat pinggangku, melepas kancing celana dan menarik ritsluitingku dan langsung menariknya ke bawah.

Aku sedikit mengangkat pantatku membantu gerakan tangannya membuka celanaku. Kini tangannya bergerak ke belakangnya, tidak lama kemudian roknya sudah merosot dan hanya dengan gerakan kakinya rok tersebut sudah terlepas dan terlempar ke lantai. Tangan kananku bergerak ke punggungnya dan terdengar suara “tikk” kancing pengait branya sudah terlepas. Aku melepas branya dengan sangat perlahan sambil mengusap-usap bahu dan lengannya. Vera mengangkat tangannya dari tubuhku dan akhirnya terlepaslah bra merah jambu yang dipakainya.

Buah dadanya berukuran sedang, taksiranku 34 saja, terlihat kenyal dan padat. Urat-uratnya yang membiru di bawah kulit terlihat sangat menarik seperti alur sungai di pegunungan. Putingnya yang merah kecoklatan menantangku untuk segera mengulumnya. Payudara sebelah kanan kuisap dan kukulum, sementara sebelah kirinya kuremas dengan tangan kananku, demikian berganti-ganti. Tangan kiriku mengusap-usap punggungnya dengan lembut. Vera mengerang dan merintih ketika putingnya kugigit kecil dan kujilat-jilat.

“Ououououhh.. Nghgghh, Anto teruskan.. Ouuhh.. Anto” Payudaranya kukulum habis sampai ke pangkalnya. Vera menghentakkan kepalanya dan menjilati telingaku. Akupun sudah merangsang hebat. Senjataku sudah mengeras dan kepalanya sudah nongol di balik celana dalamku. Vera melepaskan diri dari pelukanku dan kini ia yang aktif menjilati dan menciumi tubuhku bagian atas. Dari leher bibirnya menyusuri dadaku, menjilati bulu dadaku dan.. “Oukhh, Vera.. Yachh.”

aku mengerang ketika mulutnya menjilati puting kiriku. Kini bibirnya pindah ke puting kananku. Aku mendorong tubuhnya, tak tahan dengan rangsangan pada puting kananku. Vera semakin ke bawah, ke perut dan terus ke bawah. Digigitnya meriamku yang masih terbungkus celana dalam. Tangannya juga bergerak ke bawah, menarik celanaku sampai ke lutut dan akhirnya menariknya ke bawah dengan kakinya. Aku tinggal memakai kemeja saja yang kancingnya juga terbuka semua.

Kunjunggi juga artikel CERITA SEX BOHAY

Cerita Mesum Vagina Dimasukin Penis Anak SMP

$
0
0

Cerita Mesum Vagina Dimasukin Penis Anak SMP – Cerita Seks  Aku seorang wanita berumur 30 tahun ibu dari dua orang anak. Tentunya statusku nikah dengan seorang suami. Kami telah terikat perkimpoian selama tujuh tahun. Aku nikah setelah berhasil meraih gelar kesarjananku di kota Bandung. Suamiku normal-normal saja. Untuk yang ketiga kalinya lubang vaginaku dimasuki oleh orang yang berbeda. Ternyata senjata milik Eko lah yang paling panjang dan besar. Aku khawatir kalau penis Eko agak susah untuk masuk ke dalam vaginaku. Cerita Dewasa | Cerita Panas |

Cerita Mesum

Cerita Mesum Vagina Dimasukin Penis Anak SMP, Aauw sakit fi belum selesai aku bicara sudah dimasuki penis adiku. Aach. Uuch masih seret tapi enak. Bener Mbak vaginamu ini Mbak Meski agak sulit menembus vaginaku karena masih perawan tapi ia terus memaksa sekuat-kuatnya. weleh weleh Perawanku cebol sat SMA.

Vaginaku Dimasuki Penis Anak Smp, Kata orang-orang aku sangat cocok untuk seorang model. Dan aku belum mempunyai pacar. Aku anak ke 3 dari 4 bersaudara dan semua perempuan. Kakak-kakaku semua sudah mempunyai pacar kecuali adiku yang paling kecil kelas dua SMP. Pengalaman ini terjadi sekitar. Dan sekali lagi Muki memasukan penisnya ke vaginaku. Walaupun masih agak sulit tapi akhirnya lorong kenikmatanku dapat dimasuki oleh penis Muki yang besar. Dorong yang keras Muk lebih keras lagi desahku. Kabar Terbaru dan Terpanas Ngentot di Sekolah.

Vaginaku Dimasuki Penis Anak Smp, ternyata masih ada juga nak smp sb yg masih virgin memek ce virgin emang paling enak kata malik. dia mengenjotku semakin liar dan tanpa sadar goyangan pingulku dan hisapanku terhadap penis ardy jg semakin cepat. tak lama aku orgasme. penjaga sekolah itu telah telanjang bulat dan penisnya yg lebih besar dari ardy dan malik dengan gagahnya mengangkangiku seakan menginginkan lubang untuk dimasuki. ia menuntun penisnya kemulutku untuk kuhisap. aku kewalahan karena. Pak RT-ku Yang Nakal dewasex.

Vaginaku Dimasuki Penis Anak Smp, Dia menanyaiku sekitar masalah anak muda seperti kuliah hoby keluarga dan lain-lain tapi matanya terus menelanjangiku. Dik Citra lagi olah raga yah soalnya badanya keringatan gitu terus mukanya merah lagi katanya. Sat berciuman itulah Pak Vito menempelkan penisnya pada vaginaku lalu mendorongnya perlahan dan ah. mataku yang terpejam menikmati ciuman tiba-tiba terbelakak waktu dia menghentakan pingulnya sehinga penis itu menusuk lebih dalam. CERITA SEX DIAJARI MAMA ANAKU SAYANG 1.

Vaginaku Dimasuki Penis Anak Smp, Secara tidak sadar aku menjepitkan kepala penis anaku yang masih sangat sensitif itu dengan bibir vaginaku. Hal itu spontan terjadi sebagai reaksiku yang merasa geli dimasuki benda kecil yang aneh. Engh. desahku tak sadar sat penis kecil anaku sedikit demi. Akupun sadar bahwa sat dia menyetubuhiku sedari tadi anaku sama sekali bukan karena nafsu birahi yang sudah muncul namun sifat polos anak kecilnya yang ingin meniru semua yang dilakukan orang tuanya. mesum Ngentot di Sekolah.

Vaginaku Dimasuki Penis Anak Smp, ternyata masih ada juga nak smp sb yg masih virgin memek ce virgin emang paling enak kata malik. dia mengenjotku semakin liar dan tanpa sadar goyangan pingulku dan hisapanku terhadap penis ardy jg semakin cepat. tak lama aku orgasme. penjaga sekolah itu telah telanjang bulat dan penisnya yg lebih besar dari ardy dan malik dengan gagahnya mengangkangiku seakan menginginkan lubang untuk dimasuki. ia menuntun penisnya kemulutku untuk kuhisap. aku kewalahan karena. CERITA SEX DEWASA Gara-Gara Horny.

Vaginaku Dimasuki Penis Anak Smp, ternyata masih ada juga nak smp sb yg masih virgin memek ce virgin emang paling enak kata malik. dia mengenjotku semakin liar dan tanpa sadar goyangan pingulku dan hisapanku terhadap penis ardy jg semakin cepat. tak lama aku orgasme. penjaga sekolah itu telah telanjang bulat dan penisnya yg lebih besar dari ardy dan malik dengan gagahnya mengangkangiku seakan menginginkan lubang untuk dimasuki. ia menuntun penisnya kemulutku untuk kuhisap. aku kewalahan karena. 01 24 21 – Adik tiriku pemuasku.

Vaginaku Dimasuki Penis Anak Smp, Bela waktu itu baru tamat smp dan mau melanjutkan sekolah ke jenjang smu sementara gue masih kuliah tingkat skripsi tetapi sudah sambil bekerja. Dan sejak gue perhatikan kedatanganya dalam hati gue berpikir ini anak kampungan banget sih. membelai-belai permukan vaginanya dengan penis gue. Itu sangat membuat wanita manapun akan bergairah untuk mengeluarkan lebih banyak lagi pelumas cairanya. Dan erangan yang keluar dari adik gue semakin membuat gue. Lasmi Menantu Pemuas Nafsu Birahi sex.

Kunjunggi juga artikel CERITA SEX MAMA

Cerita Dewasa Bidan Perawan Yang Gemesin

$
0
0

Cerita Dewasa Bidan Perawan Yang Gemesin – Perkenalkan nama aku tony lengkapnya tony azuar,temen2 akrab ku biasa memanggil nama aku dengan panggilan tony, umur aku sekarang baru 20 tahun, saat ini aku masih duduk di bangku perkuliahan dan sekarang baru menginjak semester ke tiga(3) pada suatu hari pas mau perjalanan pulang dari kampus.

Cerita Dewasa

Aku tak sengaja melintas di depan rumah bu bidan yg berada di jalan Gatot sukoco’ pada malam itu waktu menunjukkan baru jam 21.00 malam, sekilas aku melihat ada bu bidan yang cantik itu’ dia sedang melayani pasiannya didalam ruangan kerjanya , aku pikir usianya baru di atas umurku sedikit paling 23 an sih,kiranya dia juga baru lulus dari ilmu kebidanan D3 Deplomatika’’,

Rambutnya yang panjang hitam terurai lurus tubuhnya yg begitu mungil dan montok pantatnya yg seksi dengan belah dadanya yg besar sedang membungkuk sehinggan sedikit terlihat gundukan2 besar yg agak tembus/trasparan dari baju Tidurnya yg ketat itu yg berwarna putih,sedikit samar samar sih tapi nampak jelas kalo buah dadanya itu sangat besar dan kulitnya yang putih mulus langsat itu.

Lihat juga : Cerita Dewasa Ngentot Di Warung Nasi

Ditambah senyumannya yg manis, membuat hatiku tak kuasa membayangkan betapa nikmatnya kalau bu bidan itu aku setubuhi, aku pun langsung menyetop motorku diam diam aku berdiri di depan rumah bu bidan sambil memandanginya ,sebenernya dia uda tau sih tapi dianya pura pura gak tau karna sibuk mengurus pasienya dan tiba tiba dia datang menghampiri aku ,… a a a,..

Aku pun kaget waduh mau kesini lagi tu bidan cantik, di tanya lah aku’(bu bidan): ada apa mas berdiri di depan rumah praktek ku dan kenapa terus terus mandangi ku seperti itu , apa ada yang bisa saya bantu’ (aku): dengan mata melotot memandangi buah dada nya yg besar itu dengan takjub besar sekali semakin mendekat semakin besar,,,.h he he kata benak fikir ku’ aku pun balik jawab sapaannya itu,enggak ada apa apa mbak bidan dg tergesa gesa aku jawab mbak cantik bak bidadari yg di turunkan dr langit’(Bu.bidan) ah bisa aja si mas ini’’ dgn seyuman lembut,,,’ dan karna aku rasa dia baru di atas aku sedikit jadi aku manggilnya mbak, hehehe’

Ini aku mau berkonsultasi sama mbak bidan,.. (bu bidan):ah jangan panggil begitu aku kan punya nama mas… (aku); siapa.? (bu bidan); lihat aja itu di papan nama tulisannya besar gitu masa endak bisa baca’ dengn tersenyum…. (aku);waduh senyumanya , dalam fikirku aku kan sengaja pura pura enggak tau sebenernya aku juga udah tau namanya itu yg jadi mbak bidan namanya mbak Lia panjangnya lia novita sari, biar aja aku kan maunya kenalannya bersalaman… hehehe maunya sih? Tiba tiba dia menyaut tanganku,aku seneng banget telapak tangannya halus sehalus busa sabun,,, terbayang dari fikiran jorok ku gimana ya kalo telapak tangannya di buat ngocok2 penisku…..

Pasti enak….. hem apalagi vaginanya tuh pasti enak banget kalo di masukin, pasti warna vaginanya putih dan agak kemerah kemerahan/merah jambu, dengan berande ande..hehe aku dengan otak ngeres’;’mbak bidan itu memperkenalkan namanya dengan suara lembut halus, nama aku lia aku di sini baru satu bulan dan sekaligus aku di sini di tugaskan untuk melayani semua masayarakat di desa ini,(aku) o ternyata dia disini lagi praktek dan tugasin dari pusat untuk bertugas masyarakat di kampung ku ini..

Jadi mbak bidan ini emang asalnya dari mana, aku asli dari jakarta;’ Ooo dr jakarta, oh iya td katanya mau konsultasi mau konsultasi apa emangnya’’ ya udah sana masuk dulu katanya mau konsultasi, dan pasienya ibu-ibu yg sedang mengandung itu pun keluar dari rumah prakteknya’ dan dengan sigapnya aku langsung masuk ke ruangan prakteknya ‘’( mbak bidan): silakan duduk ,, (aku):terimakasih mbak (mbak bidan):eh jangan panggil mbak kalo lagi sepi kaya gini aku rasa umur kita tak terpaut jauh dr umur kamu..oh iya,,. Ya udah ayo sekarang mau konsultasi apa… .!waduh lampu ijo nih’’kata ku’’ ini nov? aku memanggil dia dg panggilan nov’ini alat vitalku kog aku rasa tak seperti lelaki laki pada umumnya ,emang itu penisnya kamu kenapa ada kelainan kah . enggak tau nov..

Tapi penisku sedikit mbengkong ke kiri apa bisa nanti kalu udah punya istri apa aku bisa mempunyai keturunan karna penisku yg begitu,, berharap biar di periksa penisku yang udah ngaceng ini atau menegang..(bu.bidan lia menjawab) penis yg seperti itu udah banyak kog tapi udah terbukti penis yg bengkong pun masih bisa mempunyai keturunan tergantung tingkat kesuburannya,,(aku) oh ternyata begitu? setelah berbicara lebar kesana kesitu bla…bla..bla.

Akhirnya yang aku tunggu tunggu ? . sudah sana berbaring di atas tempat tidur biar aku lihat penis kamu ,aku seneng banget, dan aku sesekali bertanya pada novi,novi udah punya cwok (belum) dia dengan tersenyum menjawab ( belum) kenapa emangnya,aku buka ya resleting kamu aku dengan mlongo Ho. Aku diem..dan dia sambil membuka resleting celanaku dikit demi sedikit,aku tanya,novi udah sering iya nanganin yang gini ginian kog keliatanya uda nyante banget aku dengan sedikit becanda menjahilinya,,

Udah resiko kan mas jd bidan cwex, klo ada yg mau konsultasi beginian, tapi baru satu yg minta begini ,,emangnya siapa ,, novi menjawab Cuma kamu mas tony,, aku Ooo,.masa’’iya ,,’’terus pertanyaan mas tadi apa maksutnya,ouh,,.. enggak ada apa apa, masa cwex se cantik kamu blum punya cwok apa jangan jangan kamu uda punya suami kali,,boro boro mas punya suami mikir punya cwok aja gak (jawabnya),, kenapa, dia jawab takut di slingkuhin…? Ooo?aku berfikir lagi padahal baru pertama kali bertemu udah curhat panjang lebar layaknya udah saling kenal deket, aku berfikir enak juga ni novi kalo di jadiin pacar aku’ kliatannya orangnya baik dan setia…..

Aku dengan sigap bertanya mau enggak kalo novi jadi pacar aku, aku pasti akan setia dan sayang selalu sama novi ,,dia tersenyum memandangi ku dngan tangannya yg mau membuka resletingku,, apaan sih baru kenal udah nyatain cinta,, di coba dulu atu novi kalo cocok yuk kita terusin kalo gak cocok kita gak lanjut,hehe, ibarat cinta itu suka itu tidak memandang waktu , tapi cinta ini begitu saja mengalir..

Dia tersipu dngn perkataanku tadi. aku sungguh suka kamu,,,, dia lagi2 tersenyum malu sambil keluar menutup pintu rumah prakteknya karna udah sepi’,,,tinggal kita berdua yang ada di dalam dan sampai akhirnya celanaku sudah di buka dan aku lihat dari arah rok mininya yg pendek se paha atasnya yg mulus itu dan roknya yg berwarna putih’ terawang/trasparan jadi keliatan CD nya(celana dalam) terlihat agak ada cairan2 gitu mrembes dari CD nya yg berwarna ping itu,ternyata dia udah masturbasi,,

Aku begitu ngaceng saat melihat Cdnya yg uda basah dgn rayu rayuan ku tadi apalagi dia udah meraba raba penisku yg udah ngaceng pasti dia juga sudah memikirkan yg jorok jorok seperti aku dan aku tau pasti dia juga menginginkan penisku , aku jadi tambah semangat apalagi aku belum pernah ngentot sama sekali paling Cuma onani doang di kamar habis itu udah dan sekarang aku berada di sini di samping cewex yg cantik apalagi bidan pasti pengalamanya udah banyak walau umurnya bru 23,,

Dan ternyata dia juga belum pernah ngentot sama sekali alias masih perawan beruntungnya aku dalam hati berkata..,dan tidak lama kemudian dia membuka celana dalam ku dan dia melolong seakan takjub melihat penisku yg sudah ngaceng di kelilingi otot2 yg besar , dia bertanya padaku,boleh ndak barang kamu ini aku mainkan, boleh asal kamu mau jadi cwex aku, iya aku mau karna kamu juga ganteng kog tony ,aku tersenyum ya udah silahkan jawabku ,dan setelah udah mendapat ijin dari ku,, novi udah tak sabar langsung memegang kepala penisku yg sudah mengkilap dan udah mebesar dari tadi dia mengocok ngocokkan penisku ah.. uh… ah… uh.?

Rintihku ke enakan di kocok kocok dan kemudian aku meminta dia untuk memasukan penisku ke dalam lubang mulutnya yg sexsi itu perlahan lahan penisku mulai di masukkan kedalam liang mulutnya di maju mundurkan,, aku tak kuat menahan permainannya di dalam mulutnya itu ahirnya ku tumpahkan mani pertama ku kedalam mulutnya novi,, dia bilang udah keluar mas iya nov aku sambil mendesih ah..uh…ah..uh…yeh..oyeh,,. habis permainanmu enak banged makasih nov, ah itu belum apa apa dia berkata’ baru permainan mulut belum juga permainan sebenarnya ntar kalu penis kamu udah masuk vagina ku itu baru permainan yg sebenarnya,, aku suka tuh kan dia pengalaman banget dalam hati brkata ok kita lanjut,,,’ .

Dan aku juga meminta kepadanya boleh ndak aku juga minta keperawanan mu ,boleh asal kamu juga bisa setia sama aku untuk selamanya,, iya aku pasti setia dan selalu akan menyayangimu nov ,’lalu aku membuka roknya sekarang lebih jelas CD nya yang udah basah aku memainkan di permukaan CD nya yang halus kliatan sedikit vaginanya di dalam CD nya yg berwarna pink itu dan udah basah ketika dia udah masturbasi pertama tadi dan agak licin aku pegang aku gesek gesekan telapak tanganku ke pusat lubang klistorilnya dia ke enakaan kamu pintar banged mas tanpa aku hiraukan aku terus menggesek gesekan telapak tanganku ke seluruh bagian vagina keperawanannya ahirnya ke dua kalinya ia masturbasi ah ,..ah..erangan yg panjang, enak mas,.. ,

Lalu kubuka semua yg masih nempel di tubuhnya, dan aku pun juga, pakainku di klucuti oleh novi kini kita berdua tanpa sehelai kain pun, aku mulai lagi mengulum bibir merahnya yang sexsi itu dan memainkan kedua puting susunya aku remas remas ke dua susunya yg super besar itu putingnya yg kemerah merahan pink itu dan buah dada yg besar putih mulus sungguh membuat aku semakin liar aku emut pentilnya aku remas2 payudara nya, dan lidah ku mulai liar menuju bawah dari puting ke pinggang dari pinggang ke paha dan aku jilati pahanya dari paha ke kaki dia kegelian ke-enakan sudah setengah tak sadar aku kembali ke atas sedikit yaitu pas berada di vaginanya yg tanpa tumbuh rambut di situ keliatanya sih abis di cukur keliatanya dia juga suka merawat diri yaiyalah dia kan bidan dalam benakku berfikir,,

Oh indah nya surga ini Vagina yg begitu empuk kenyal besar kulit luar vaginanya berwarna putih mulus dan dalam vaginanya berwarna kemerah merahan pink (atau merah jambu)dan kedua pahanya yang putih mulus itu aku renggangkan ke kiri dan ke kanan kini keliatan semua dalam vaginanya aku jilati klistorilnya dia sungguh merangsang ku sodok sodok kan lidahku ke liang vaginanya maju mundur,, ah., uh.. ah,. Uh,. Ah,.

Kumainkan jari tengah ku dan kumasukan ke kedalam vaginanya ku maju mundurkan terasa jari ku basah banged di dalam liang keperawanannya ku cari G-Spot nya tak jauh dari luar vaginanya Cuma bejarak 3-4 centi, saat ku sentuh dengan jari tengahku dan ku mainkan pas pada G-Spot nya novi Merangrang mengglijang tak karuan beberapa kali aku mainkan dan mejilati klistoris dan mengelus elus pas tepat G-Spot nya itu tak lama kemudian novi marstubasi kesekian kalinya ahhhhhhh erang panjang dengan desahan tak beraturan,,,dia bilang jangan siksa aku begini mas tony ‘enak banget,,,ahhhhhhh,uhhhh….,, cepat masukkan penis kamu kedalam vagina aku dan tanpa aku hiraukan dia juga udah ke enakkan dengan permainan tangan ku ini.

Dia tarik penisku dia masukkan penis aku kedalam vaginanya yang sudah bener bener basah penuh cairan maninya itu dikit demi sedikit aku masukkan ternyata masih sempit banged ku ulangi lg dikit demi sedikit aku coba masukkan lagi dia agak merintih sakit tapi karna labidonya itu udah basah banged kini penisku udah tertanam sepenuhnya kedalam vaginanya saat itu di menjerit keras aaaahhhhhhaaaahhhh…..,sakit dan aku rasa ada sesuatu yg mengalir menempel di ujung kepala penisku ternyata itu darah keperawanan novi,’ku cabut sebentar penisku ke luar dia elap penisku yg penuh dengan darah keperawanannya aku juga bersihin vaginanya novi dari darah keperawanannya itu,dan aku bilang ke novi aku sungguh cinta dan sayang kamu nov,, dia juga bilang aku juga.. maaf nov keperawananmu sudah aku ambil ‘’iya enggak apa janji dan pasti yah kalo kamu setia dan sayang novi sampai kapanpun hingga ahir menjemput kita ….

Pasti mas akan selalu setia dan sayang ama novi sampai mati sambil mendekam dan memeluk tubuh novi dan sedikit sedikit aku coba masukkan lagi penis aku yg udah besar ini kini dia berganti posisi dengan bantal aku taruh di bawah pinggulnya dan sedikit di atasnya sedikit demi sedikit aku masukan Mr M ku lagi ke dalam vaginanya kini sudah lebih lancar memasukkannya karna darah keperawanannya dan masturbashi tadi yg mengalir deras jd itu yg membuat aku sedikit lancar mengoyak ke dalam vaginanya kini permainanku yang sesunggunhnya aku maju mundurkan Mr M ku.. ah ,,uh…

Dia mendesah lagi enak banget mas penis kamu aku sungguh nyaman sama kamu ingin selalu di dekat kamu’ dia berbisik di telingaku,, iya sama sama’jawabku’ aku kulum bibirnya yang mungil merah itu sambil meremas remas payu daranya aku me maju mundurkan penis (peli)(mr M)atau (gathel) ke dalam vaginanya yang basah dan licin itu dia merangsang lagi dan mererang lagi ahhh ahhhh ahhh erangan yang panjang? dan aku pun juga mulai ingin keluar cairan maniku,, aku bilang aku mau keluar aku keluarin kemana nov , dia jawab ke dalam aja aku juga mau keluar,,

Ok, penis aku semakin aku genjot maju mundur ke dalam vaginanya semakin cepat dan cepat pluk pluk sura penisku dan vaginanya yang nempel tidak nempel tidak,,,,,,,ahhhhhhahirnya kenikmatan ini berakhir dengan sama sama mengeluarkan hasrat percintaan nafsu kita berdua 1 2 3 , novi aku keluar mas,ahhhhhh cairan mani dalam vaginanya berkali kali membentur kepala penisku Crut crut crut dan aku tabrak juga dengan air mani dariku menembus dinding rahimnya Crut crut crut ah ah ah ah novi begitu menikmati persetubuhan sex ini begitupun aku… kita berdua mengerang panjang aaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh?,. Aku juga nov..ah uh ah uh auh ahhhhh,…’’’’’’’’,,,..kita berdua berbaring dia di bawah dan aku masih di atas dengan keadaan sekarang penis aku masih menancap di dalam vaginanya novi.

Sambil beristirahat sejenak merenungi apa yang sudah kita perbuat malam yang sunyi ini tanpa ada gangguan’’ terasa dunia ini milik kita berdua kita tertidur lelap dalam keadaan penisku masih menancap di vaginanya,. Dan pagi pun menyapa kita dengan keadaan penis aku masih menacap keliang senggamanya dan aku tarik sedikit keluar dan aku cabut dari dalam vaginanya perlahan ku tarik keluar. Tapi seakan novi tak mau melepaskan penis aku.

Dia memasukkan lagi penis aku kedalam liang vaginanya,aku bilang nov, dia bilang udah diem ternyata dia masih terangsang sebenernya aku juga masih terangsang ya udah lah aku jabani aja permainannya itu lagi dan beberapa detik kemudian aku dan novi mulai menglinjang dan mengerang lagi ternyata kami berdua masturbasi lagi ahhhhhahhhhhahhhhhh nov aku keluar aku juga mas, karna belum makan jadi cepet dah masturbasinya tapi aku dan novi satu sama lain sangat terpuaskan : simbiosismutualisme(sama sama menguntungkan)?

Dan aku cabut perlahan penisku lagi dan sebenernya novi masih menginginkan itu dan aku bilang nov udah dulu apa enggak kerja hari ini Besok juga ada hari hari lagi nov buat sex kita’ dia pun akhirnya mengerti iya udah kalo gitu dengan sedikit lemes dia menjawab sedikit ngambek sih sepertinya hehehe.. karna hasratnya tak terpenuhi hari ini..?dan aku janji ntar malam aku kesini lagi pasti akan puaskan kamu tunggu iya/ iya mas dengan senangnya,.. ? dan aku bilang makasih iya sayang kau telah memberi kenikmatan yang sebelumnya belum pernah aku rasakan, novi menjawab iya sama sama sayang kamu juga udah memuaskan aku. Sambil aku mencium keningnya bibirnya dan vaginanya… sekali lagi terimakasih sayang novi… novi pun tersenyum,,,,,,? Iya.

Dan hari hari kita sekarang di penuhi making love(ml) setiap kencan diner atau lain halnya pasti kita selalu making love… atau ngentot’ entah itu pagi atau siang dan juga entah tu malam . kita berdua selalu tak pernah henti menyalurkan hasrat kita,.kini sex jadi jalan alternatif kita untuk selalu setia dan untuk menyayangi dan ini lah cara kami untuk saling setia dan sayang sampai ajal menjemput.

Karna kita berdua sudah ada komit ,,maka mulailah awal ngentot pertamaku itu dan pertama kali juga aku punya cwex karna slama ini aku blum pernah punya cwex,, awalnya mau pura2 konsultasi eh malah bener2 dapat apa yg aku mau,terima kasih tuhan,,,jd dapet dua duanya vaginanya dapet orangnya juga aku dapet.. dalam sehari kita langsung jadian di tempat tugas praktenya itu.memang benar keberuntungan pasti bisa kita dapat di mana saja ntah itu jodoh dll. Ini pengalamanku apa pengalaman kalian…. sampai jumpa di Cerita Dewasa selanjutnya

Cerita Bokep Diperkosa Kok Keenakan

$
0
0

Cerita Bokep Diperkosa Kok Keenakan – Cerita Sex Perkosa, Cerita Dewasa Dientot Keenakan, Cerita Mesum Diperkosa Minta lagi. Saat Suasana haru mengiringi perceraian ortuku, Itu aku sangat terpuruk atas kejadian naas, aku tak lagi percaya semua itu. Tapi mereka semua tetep suport aku untuk selalu belajar aku menatap kehidupan yang cerah dan terarah.

cerita sex,cerita dewasa,cerita mesum,cerita ngentot, ngentot artis, cerita bokep

Tidak seperti kisah orang tuaku yang gagal dalam membina rumah tangga, anak nya”aku”menjadi korban atas ke egoisan mereka.Tapi aku terima dengan iklas dengan apa yang sedang menimpaku berharap ada sebuah keajaiban pada akhirnya.

Hingga aku berhasil dalam memasuki pergurang tinggi Negri kedua ortu bangga terhadapku,Aku senang walau kadang aku tak percaya bahwa mereka tak bersama kulagi.Keluargaku saat itu hidup berkecukupan.

Ayahku yang berkedudukan sebagai seorang pejabat teras sebuah departemen memang memberikan nafkah yang cukup bagiku dan ibuku, walaupun ia bekerja secara jujur dan jauh dari korupsi, tidak seperti pejabat-pejabat lain pada umumnya. Cerita Dewasa Pemerkosaan.
Dari segi materi, memang aku tidak memiliki masalah, begitu pula dari segi fisikku. Kuakui, wajahku terbilang cantik, mata indah, hidung bangir, serta dada yang membusung walau tidak terlalu besar ukurannya.

Semua itu ditambah dengan tubuhku yang tinggi semampai, sedikit lebih tinggi dari rata-rata gadis seusiaku, memang membuatku lebih menonjol dibandingkan yang lain. Bahkan aku menjadi mahasiswi baru primadona di kampus.
Akan tetapi karena pengawasan orang tuaku yang ketat, di samping pendidikan agamaku yang cukup kuat, aku menjadi seperti anak mama. Tidak seperti remaja-remaja pada umumnya, aku tidak pernah pergi keluyuran ke luar rumah tanpa ditemani ayah atau ibu. Cerita Dewasa Pemerkosaan.

Namun setelah perceraian itu terjadi, dan aku ikut ibuku yang menikah lagi dua bulan kemudian dengan duda berputra satu, seorang pengusaha restoran yang cukup sukses, aku mulai berani pergi keluar rumah tanpa didampingi salah satu dari orang tuaku. Itupun masih jarang sekali.
Bahkan ke diskotik pun aku hanya pernah satu kali. Itu juga setelah dibujuk rayu oleh seorang laki-laki teman kuliahku. Setelah itu aku kapok.

Mungkin karena baru pertama kali ini aku pergi ke diskotik, baru saja duduk sepuluh menit, aku sudah merasakan pusing, tidak tahan dengan suara musik disko yang bising berdentam-dentam, ditambah dengan bau asap rokok yang memenuhi ruangan diskotik tersebut.
“Don, kepala gue pusing. Kita pulang aja yuk.”
“Alaa, Mer. Kita kan baru sampai di sini. Masa belum apa-apa udah mau pulang. Rugi kan. Lagian kan masih sore.”
“Tapi gue udah tidak tahan lagi.”
“Gini deh, Mer. Gue kasih elu obat penghilang pusing.”

Temanku itu memberikanku tablet yang berwarna putih. Aku pun langsung menelan obat sakit kepala yang diberikannya.
“Gimana sekarang rasanya? Enak kan?”
Aku mengangguk. Memang rasanya kepalaku sudah mulai tidak sakit lagi. Tapi sekonyong-konyong mataku berkunang-kunang. Semacam aliran aneh menjalari sekujur tubuhku. Cerita Dewasa Pemerkosaan.

Antara sadar dan tidak sadar, kulihat temanku itu tersenyum. Kurasakan ia memapahku keluar diskotik. “Ini cewek lagi mabuk”, katanya kepada petugas keamanan diskotik yang menanyainya. Lalu ia menjalankan mobilnya ke sebuah motel yang tidak begitu jauh dari tempat itu.

Setiba di motel, temanku memapahku yang terhuyung-huyung masuk ke dalam sebuah kamar. Ia membaringkan tubuhku yang tampak menggeliat-geliat di atas ranjang.
Kemudian ia menindih tubuhku yang tergeletak tak berdaya di kasur. Temanku dengan gemas mencium bibirku yang merekah mengundang.

Kedua belah buah dadaku yang ranum dan kenyal merapat pada dadanya. Darah kelaki-lakiannya dengan cepat semakin tergugah untuk menggagahiku. “Ouuhhh… Don!” desahku.
Temanku meraih tubuhku yang ramping. Ia segera mendekapku dan mengulum bibirku yang ranum. Lalu diciuminya bagian telinga dan leherku. Aku mulai menggerinjal-gerinjal. Cerita Dewasa Pemerkosaan.

Sementara itu tangannya mulai membuka satu persatu kancing blus yang kupakai. Kemudian dengan sekali sentakan kasar, ia menarik lepas tali BH-ku, sehingga tubuh bagian atasku terbuka lebar, siap untuk dijelajahi.
Tangannya mulai meraba-raba buah dadaku yang berukuran cukup besar itu. Terasa suatu kenikmatan tersendiri pada syarafku ketika buah dadaku dipermainkan olehnya.

“Don… Ouuhhh… Ouuhhh…” rintihku saat tangan temanku sedang asyik menjamah buah dadaku.
Tak lama kemudian tangannya setelah puas berpetualang di buah dadaku sebelah kiri, kini berpindah ke buah dadaku yang satu lagi, sedangkan lidahnya masih menggumuli lidahku dalam ciuman-ciumannya yang penuh desakan nafsu yang semakin menjadi-jadi.

Lalu ia menanggalkan celana panjangku. Tampaklah pahaku yang putih dan mulus itu. Matanya terbelalak melihatnya. Temanku itu mulai menyelusupkan tangannya ke balik celana dalamku yang berwarna kuning muda.
Dia mulai meremas-remas kedua belah gumpalan pantatku yang memang montok itu.
“Ouh… Ouuh… Jangan, Don! Jangan! Ouuhhh…” jeritku ketika jari-jemari temanku mulai menyentuh bibir kewanitaanku.

Namun jeritanku itu tak diindahkannya, sebaliknya ia menjadi semakin bergairah. Ibu jarinya mengurut-urut klitorisku dari atas ke bawah berulang-ulang. Aku semakin menggerinjal-gerinjal dan berulang kali menjerit. Cerita Dewasa Pemerkosaan.

cerita sex,cerita dewasa,cerita mesum,cerita ngentot, ngentot artis, cerita bokep
Kepala temanku turun ke arah dadaku. Ia menciumi belahan buah dadaku yang laksana lembah di antara dua buah gunung yang menjulang tinggi.
Aku yang seperti tersihir, semakin menggerinjal-gerinjal dan merintih tatkala ia menciumi ujung buah dadaku yang kemerahan. Tiba-tiba aku seperti terkejut ketika lidahnya mulai menjilati ujung puting susuku yang tidak terlalu tinggi tapi mulai mengeras dan tampak menggiurkan.

Seperti mendapat kekuatanku kembali, segera kutampar wajahnya. Temanku itu yang kaget terlempar ke lantai. Aku segera mengenakan pakaianku kembali dan berlari ke luar kamar.
Ia hanya terpana memandangiku. Sejak saat itu aku bersumpah tidak akan pernah mau ke tempat-tempat seperti itu lagi.
Sudah dua tahun berlalu aku dan ibuku hidup bersama dengan ayah dan adik tiriku, Rio, yang umurnya tiga tahun lebih muda dariku. Kehidupan kami berjalan normal seperti layaknya keluarga bahagia. Cerita Dewasa Pemerkosaan.

Aku pun yang saat itu sudah di semester enam kuliahku, diterima bekerja sebagai teller di sebuah bank swasta nasional papan atas.
Meskipun aku belum selesai kuliah, namun berkat penampilanku yang menarik dan keramah-tamahanku, aku bisa diterima di situ, sehingga aku pun berhak mengenakan pakaian seragam baju atas berwarna putih agak krem, dengan blazer merah yang sewarna dengan rokku yang ujungnya sedikit di atas lutut.

Sampai suatu saat, tiba-tiba ibuku terkena serangan jantung. Setelah diopname selama dua hari, ibuku wafat meninggalkan aku. Rasanya seperti langit runtuh menimpaku saat itu. Sejak itu, aku hanya tinggal bertiga dengan ayah tiriku dan Rio.
Sepeninggal ibuku, sikap Rio dan ayahnya mulai berubah. Mereka berdua beberapa kali mulai bersikap kurang ajar terhadapku, terutama Rio.
Bahkan suatu hari saat aku ketiduran di sofa karena kecapaian bekerja di kantor, tanpa kusadari ia memasukkan tangannya ke dalam rok yang kupakai dan meraba paha dan selangkanganku.

Ketika aku terjaga dan memarahinya, Rio malah mengancamku. Kemudian ia bahkan melepaskan celana dalamku. Tetapi untung saja, setelah itu ia tidak berbuat lebih jauh. Cerita Dewasa Pemerkosaan.
a hanya memandangi kewanitaanku yang belum banyak ditumbuhi bulu sambil menelan air liurnya. Lalu ia pergi begitu saja meninggalkanku yang langsung saja merapikan pakaianku kembali. Selain itu, Rio sering kutangkap basah mengintip tubuhku yang bugil sedang mandi melalui lubang angin kamar mandi.

Aku masih berlapang dada menerima segala perlakuan itu. Pada saat itu aku baru saja pulang kerja dari kantor.
Ah, rasanya hari ini lelah sekali. Tadi di kantor seharian aku sibuk melayani nasabah-nasabah bank tempatku bekerja yang menarik uang secara besar-besaran.
Entah karena apa, hari ini bank tempatku bekerja terkena rush. Ingin rasanya aku langsung mandi. Tetapi kulihat pintu kamar mandi tertutup dan sedang ada orang yang mandi di dalamnya.

Kubatalkan niatku untuk mandi. Kupikir sambil menunggu kamar mandi kosong, lebih baik aku berbaring dulu melepaskan penat di kamar. Akhirnya setelah melepas sepatu dan menanggalkan blazer yang kukenakan, aku pun langsung membaringkan tubuhku tengkurap di atas kasur di kamar tidurnya.
Ah, terasa nikmatnya tidur di kasur yang demikian empuknya. Tak terasa, karena rasa kantuk yang tak tertahankan lagi, aku pun tertidur tanpa sempat berubah posisi.

Aku tak menyadari ada seseorang membuka pintu kamarku dengan perlahan-lahan, hampir tak menimbulkan suara. Orang itu lalu dengan mengendap-endap menghampiriku yang masih terlelap.
Kemudian ia naik ke atas tempat tidur. Tiba-tiba ia menindih tubuhku yang masih tengkurap, sementara tangannya meremas-remas belahan pantatku. Aku seketika itu juga bangun dan meronta-ronta sekuat tenaga. Cerita Dewasa Pemerkosaan.

Namun orang itu lebih kuat, ia melepaskan rok yang kukenakan. Kemudian dengan secepat kilat, ia menyelipkan tangannya ke dalam celana dalamku. Dengan ganasnya, ia meremas-remas gumpalan pantatku yang montok.
Aku semakin memberontak sewaktu tangan orang itu mulai mempermainkan bibir kewanitaanku dengan ahlinya. Sekali-sekali aku mendelik-delik saat jari telunjuknya dengan sengaja berulang kali menyentil-nyentil klitorisku.

“Aahh! Jangaann! Aaahh…!” aku berteriak-teriak keras ketika orang itu menyodokkan jari telunjuk dan jari tengahnya sekaligus ke dalam kewanitaanku yang masih sempit itu, setelah celana dalamku ditanggalkannya.
Akan tetapi ia mengacuhkanku. Tanpa mempedulikan aku yang terus meronta-ronta sambil menjerit-jerit kesakitan, jari-jarinya terus-menerus merambahi lubang kenikmatanku itu, semakin lama semakin tinggi intensitasnya.

Aku bersyukur dalam hati waktu orang itu menghentikan perbuatan gilanya. Akan tetapi tampaknya itu tidak bertahan lama. Dengan hentakan kasar, orang itu membalikkan tubuhku sehingga tertelentang menghadapnya. Aku terperanjat sekali mengetahui siapa orang itu sebenarnya.
“Rio… Kamu…” Rio hanya menyeringai buas.
“Eh, Mer. Sekarang elu boleh berteriak-teriak sepuasnya, tidak ada lagi orang yang bakalan menolong elu. Apalagi si nenek tua itu sudah mampus!”

cerita sex,cerita dewasa,cerita mesum,cerita ngentot, ngentot artis, cerita bokep
Astaga Rio menyebut ibuku, ibu tirinya sendiri, sebagai nenek tua. Keparat.
“Rio! Jangan, Rio! Jangan lakukan ini! Gue kan kakak elu sendiri! Jangan!”
“Kakak? Denger, Mer. Gue tidak pernah nganggap elu kakak gue. Siapa suruh elu jadi kakak gue. Yang gue tau cuma papa gue kawin sama nenek tua, mama elu!”
“Rio!”
“Elu kan cewek, Mer. Papa udah ngebiayain elu hidup dan kuliah. Kan tidak ada salahnya gue sebagai anaknya ngewakilin dia untuk meminta imbalan dari elu. Bales budi dong!”
“Iya, Rio. Tapi bukan begini caranya!”

“Heh, yang gue butuhin cuman tubuh molek elu, tidak mau yang lain. Gue tidak mau tau, elu mau kasih apa tidak!”
“Errgh…”
Aku tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Mulut Rio secepat kilat memagut mulutku. Dengan memaksa ia melumat bibirku yang merekah itu, membuatku hampir tidak bisa bernafas. Cerita Dewasa Pemerkosaan.
Aku mencoba meronta-ronta melepaskan diri. Tapi cekalan tangan Rio jauh lebih kuat, membuatku tak berdaya. “Akh!” Rio kesakitan sewaktu kugigit lidahnya dengan cukup keras.

Tapi, “Plak!” Ia menampar pipiku dengan keras, membuat mataku berkunang-kunang. Kugeleng-gelengkan kepalaku yang terasa seperti berputar-putar.
Tanpa mau membuang-buang waktu lagi, Rio mengeluarkan beberapa utas tali sepatu dari dalam saku celananya. Kemudian ia membentangkan kedua tanganku, dan mengikatnya masing-masing di ujung kiri dan kanan tempat tidur.
Demikian juga kedua kakiku, tak luput diikatnya, sehingga tubuhku menjadi terpentang tak berdaya diikat di keempat arah.

Oleh karena kencangnya ikatannya itu, tubuhku tertarik cukup kencang, membuat dadaku tambah tegak membusung. Melihat pemandangan yang indah ini membuat mata Rio tambah menyalang-nyalang bernafsu.
Tangan Rio mencengkeram kerah blus yang kukenakan. Satu persatu dibukanya kancing penutup blusku. Setelah kancing-kancing blusku terbuka semua, ditariknya blusku itu ke atas.
Kemudian dengan sekali sentakan, ditariknya lepas tali pengikat BH-ku, sehingga buah dadaku yang membusung itu terhampar bebas di depannya.

“Wow! Elu punya toket bagus gini kok tidak bilang-bilang, Mer! Auum!” Rio langsung melahap buah dadaku yang ranum itu. Gelitikan-gelitikan lidahnya pada ujung puting susuku membuatku menggerinjal-gerinjal kegelian. Cerita Dewasa Pemerkosaan.
Tapi aku tidak mampu berbuat apa-apa. Semakin keras aku meronta-ronta tampaknya ikatan tanganku semakin kencang. Sakit sekali rasanya tanganku ini. Jadi aku hanya membiarkan buah dada dan puting susuku dilumat Rio sebebas yang ia suka.
Aku hanya bisa menengadahkan kepalaku menghadap langit-langit, memikirkan nasibku yang sial ini.

“Aaarrghh… Rio! Jangaannn..!” Lamunanku buyar ketika terasa sakit di selangkanganku. Ternyata Rio mulai menghujamkan kemaluannya ke dalam kewanitaanku.
Tambah lama bertambah cepat, membuat tubuhku tersentak-sentak ke atas. Melihat aku yang sudah tergeletak pasrah, memberikan rangsangan yang lebih hebat lagi pada Rio.
Dengan sekuat tenaga ia menambah dorongan kemaluannya masuk-keluar dalam kewanitaanku. Membuatku meronta-ronta tak karuan.

Akhirnya Rio sudah tidak dapat menahan lagi gejolak nafsu di dalam tubuhnya. Kemaluannya menyemprotkan cairan-cairan putih kental di dalam kewanitaanku.
Sebagian berceceran di atas sprei sewaktu ia mengeluarkan kemaluannya, bercampur dengan darah yang mengalir dari dalam kewanitaanku, menandakan selaput daraku sudah robek olehnya. Karena kelelahan, tubuh Rio langsung tergolek di samping tubuhku yang bermandikan keringat dengan nafas terengah-engah. Cerita Dewasa Pemerkosaan.

“Braak!” Aku dan Rio terkejut mendengar pintu kamar terbuka ditendang cukup keras. Lega hatiku melihat siapa yang melakukannya.
“Papa!”
“Rio! Apa-apa sih kamu ini?! Cepat kamu bebaskan Merry!”
Ah, akhirnya neraka jahanam ini berakhir juga, pikirku. Rio mematuhi perintah ayahnya. Segera dibukanya seluruh ikatan di tangan dan kakiku. Aku bangkit dan segera berlari menghambur ke arah ayah tiriku.

“Sudahlah, Mer. Maafin Rio ya. Itu kan sudah terjadi”, kata ayah tiriku menenangkan aku yang terus menangis dalam dekapannya.
“Tapi, Pa. Gimana nasib Meriska? Gimana, Pa? Aaahh… Papaa!” tangisanku berubah menjadi jeritan seketika itu juga tatkala ayah tiriku mengangkat tubuhku sedikit ke atas kemudian ia menghujamkan kemaluannya yang sudah dikeluarkannya dari dalam celananya ke dalam kewanitaanku.
“Aaahh… Papaa… Jangaaan!” Aku meronta-ronta keras. Namun dekapan ayah tiriku yang begitu kencang membuat rontaanku itu tidak berarti apa-apa bagi dirinya. Cerita Dewasa Pemerkosaan.

Ayah tiriku semakin ganas menyodok-nyodokkan kemaluannya ke dalam kewanitaanku. Ah! Ayah dan anak sama saja, pikirku, begitu teganya mereka menyetubuhi anak dan kakak tiri mereka sendiri.
Aku menjerit panjang kesakitan sewaktu Rio yang sudah bangkit dari tempat tidur memasukkan kemaluannya ke dalam lubang anusku.
Aku merasakan rasa sakit yang hampir tak tertahankan lagi. Ayah dan kakak tiriku itu sama-sama menghunjam tubuhku yang tak berdaya dari kedua arah, depan dan belakang.
Akibat kelelahan bercampur dengan kesakitan yang tak terhingga akhirnya aku tidak merasakan apa-apa lagi, tak sadarkan diri. Aku sudah tidak ingat lagi apakah Rio dan ayahnya masih mengagahiku atau tidak setelah itu.

Beberapa bulan telah berlalu. Aku merasa mual dan berkali-kali muntah di kamar mandi. Akhirnya aku memeriksakan diriku ke dokter. Cerita Dewasa Pemerkosaan.
Ternyata aku dinyatakan positif hamil. Hasil diagnosa dokter ini bagaikan gada raksasa yang menghantam wajahku. Aku mengandung?
Kebingungan-kebingungan terus-menerus menyelimuti benakku. Aku tidak tahu secara pasti, siapa ayah dari anak yang sekarang ada di kandunganku ini. Ayah tiriku atau Rio.
Hanya mereka berdua yang pernah menyetubuhiku. Aku bingung, apa status anak dalam kandunganku ini. Yang pasti ia adalah anakku. Lalu apakah ia juga sekaligus adikku alias anak ayah tiriku?
Ataukah ia juga sekaligus keponakanku sebab ia adalah anak adik tiriku sendiri?

Kunjunggi juga artikel lain nya di Video Sex Hot Mesum

Cerita Sexs Kakak dan Adik Kandung Ngentot

$
0
0

Cerita Sexs Kakak dan Adik Kandung Ngentot – Cerita Dewasa, Cerita Mesum, Cerita Memek, Cerita Bokep, Cerita Bugil, Cerita Tante Girang, Cerita Hot Montok. Ini adalah sebuah kisah dewasa, cerita ML antara saudra kandung sedarah, antara kakak dan adiknya. Seorang saudara yang ML dengan kakak dan adik laki-lakinya. Hmm.. bagaimana kisahnya, simak selengkapnya berikut ini!

Cerita Sexs

Namaku Ani, mahasiswi tingkat tiga di sebuah perguruan tinggi negeri di Bandung. Aku dan saudaraku empat bersaudara, aku anak nomor tiga. Kakakku yang paling besar, Mbak Ine sudah menikah dan tinggal bersama suaminya di Jakarta. Kakakku nomor dua, Mas Doni bekerja di Batam, dan adikku Toni yang paling bungsu masih kelas satu SMU negeri di Bandung.

Pertama kali aku melakukan hubungan seks dengan kakakku nomor dua saat aku masih kelas dua SMU. Saat itu kakakku sedang cuti dan pulang ke Bandung, aku sangat senang sekali. Kami bertiga pergi ke Cipanas dan kami menyewa sebuah pondokan di sana. Malam harinya saat aku sedang tertidur lelap di kamarku, aku merasa ada sesuatu di kemaluanku. Mula-mula rasanya enak sekali seperti ada yang membelai dan menghisapnya, tetapi tiba-tiba rasanya sangat sakit seperti ada yang menekan dan berusaha masuk, dan kurasakan juga seperti ada yang sedang menindihku.

Saat aku membuka mataku, aku melihat kakakku sedang menindihku dan berusaha memasukkan batang kemaluannya, aku mencoba berontak tapi tenagaku kalah kuat.
“Mas Doni jangan, aduh sakit Mas.., sakit..!”
“Ah diem aja dan jangan coba teriak..!” kata kakakku.
Malam itu kegadisanku diambil oleh kakakku sendiri. Tidak ada rasa nikmat seperti yang kubaca di buku, melainkan rasanya sakit sekali. Aku hanya bisa pasrah dan menahan sakit di bagian liang kewanitaanku saat kakakku bergerak di atas tubuhku. Gerakannya kasar seperti ingin mencabik-cabik tubuhku. Aku hanya bisa menangis tersedu-sedu. Saat kulihat tubuh kakakku mengejang dan kurasakan ada sesuatu yang hangat menyemprot ke dalam liang senggamaku, semakin hancurlah perasaan hatiku.

Pagi harinya aku hanya terdiam di kamar, karena tubuhku rasanya lemas dan sakit. Saat kakakku mengajakku pergi, aku hanya memalingkan wajahku dan menangis. Sore harinya kakakku masuk ke kamarku, dia minta maaf atas kejadian semalam dan berusaha untuk memperbaikinya, tapi aku hanya diam saja. Malam harinya kakakku datang lagi ke kamarku. Aku sangat ketakutan, tapi dia hanya tersenyum dan mencoba mencium bibirku, aku kembali berontak. Aku memaki-maki kakakku, tapi dia tidak peduli dan kembali mencium bibirku sambil meremas payudaraku, lama-lama aku menjadi terangsang karenanya. Dan malam itu kembali aku dan kakakku melakukannya, tapi lain dari malam yang kemarin, malam ini aku merasakan kenikmatan yang luar biasa dan kami melakukannya dua sampai kali.

Sebelum kakakku kembali bekerja di Batam, saat mengantar kakakku di Bandara, aku meminta hadiah perpisahan darinya.
Di kamar mandi Bandara kami melakukannya lagi, “Ah Mas Doni.., terus Mas.. akh..”
“Akh Ani, kamu cantik sekali, akh.. Ani, Mas Doni mau keluar, akh..!”
“Ani juga Mas.., akh.. Mas, Ani keluar Mas.., akhh..!”
Mas Doni memelukku erat-erat, begitu juga diriku. Setelah beberapa saat kami berciuman dan kembali lagi ke ruang tunggu dengan alasan habis dari kantin beli makanan. Aku hanya bisa menangis saat Mas Doni pergi, tapi aku juga sangat bahagia dengan hadiah yang diberikannya.

Sejak saat itu aku seperti ketagihan dengan seks, dan untuk melampiaskannya aku hanya dapat melakukan masturbasi di kamar mandi. Aku sudah punya pacar dan kami melakukannya sampai sekarang, tapi aku jarang merasakan kenikmatan seperti yang kudapatkan dari kakakku. Dan saat adikku mulai beranjak dewasa, aku melihat sosok kakakku, tapi adikku lebih tampan dan gagah bila dibandingkan dengan kakakku. Aku sering merasa terangsang, tapi hanya bisa kutahan dan lagi-lagi hanya bisa kulampiaskan dengan jalan masturbasi. Entah berapa lama aku bisa menahan keinginan untuk melakukannya dengan adikku.

Sampai suatu hari, saat orang tuaku sedang tidak ada di rumah, adikku baru pulang sekolah dan aku menyiapkan makan siang untuknya. Karena hari itu terasa panas, aku hanya menggunakan celana pendek dan t-shirt tanpa memakai BH. Saat adikku kusuruh makan, Toni menolak karena sudah makan di luar bersama teman-temannya, dan akhirnya aku makan sendiri, sedangkan adikku asyik berenang. Selesai makan aku buatkan jus jeruk dan kuantarkan ke kolam renang. Sambil meminum jus jeruk, aku melihat adikku berenang. Saat Toni keluar dari kolam renang dan duduk di sebelahku sambil meminum jus jeruk dan berjemur, jantungku berdetak semakin cepat dan aku sangat tidak tahan untuk memeluknya.

Tidak kusangka adikku yang dulunya polos, sekarang sudah berubah menjadi seorang cowok yang gagah dan tampan terlebih lagi hobinya adalah berenang. Dadanya terlihat bidang dengan bentuk yang menggairahkan, tubuhnya atletis dan bisa kutebak kalau batangnya juga lumayan besar. Aku hanya dapat memandangnya, wajahnya ditutupi oleh handuk kecil yang digunakannya untuk mengeringkan tubuhnya. Aku sudah tidak tahan lagi dan aku tidak peduli apa yang akan terjadi. Aku membelai dada adikku dan Toni hanya menggelinjang kegelian.

“Mbak Ani.., apaan sih..? Geli tau..! Kurang kerjaan, mendingan bikinin aku roti bakar..”
Aku sedikit terkejut dan kucubit perutnya, Toni hanya tertawa.
“Emang aku pembantumu, enak aja.” kataku agak jengkel.
Aku sudah benar-benar tidak tahan, tanpa pikir panjang lagi kutindih tubuh adikku dan kulempar handuk dari wajahnya.
“Mbak Ani mau ngapain sih..?” tanyanya.
Tanpa sepatah kata pun langsung kucium mulutnya dan kuremas-remas dadanya yang bidang itu. Adikku sangat terkejut dengan apa yang kulakukan dan mendorong tubuhku. Aku tidak peduli, kucium lagi bibirnya dan kali ini adikku tidak bereaksi apa-apa dan mencoba untuk menikmatinya. Aku tahu kalau Toni mulai terangsang, karena kurasakan diantara kedua pahanya ada sesuatu yang bertambah besar.

Kuciumi terus bibir dan lehernya, adikku sedikit kewalahan tapi Toni selalu mencoba membalas ciumanku walau terasa agak kaku.
“Baru pertama dicium cewek ya..?” tanyaku.
“Ah Mbak banyak omong, terusin aja Mbak..!” katanya tidak sabar lagi.
Mendengar ucapannya aku jadi semakin bersemangat, langsung kubuka kaosku, dan adikku hanya bisa melotot melihat payudaraku yang cukup besar.
“Wah susu Mbak bagus sekali, baru kali ini Toni melihat susu cewek.” katanya.
Kusuruh Toni memegang dan meremasnya, “Aduh jangan keras-keras, sakit.. Coba sekarang kamu isep susu Mbak..”
Lalu kusodorkan payudaraku ke mulutnya, Toni mengulum dan menghisap puting payudaraku, “Akh enak sekali Ton, sshs.. akhh terus Ton.., enak sekali..”

Kusuruh Toni berhenti, lalu kuciumi lagi bibir dan lehernya, kemudian kuturun ke dadanya dan kuciumi serta kugigit pelan putingnya, Toni hanya bisa mendesah lirih, “Akh.. enak Mbak, akhh..”
Dengan tergesa aku turun kebawah, kulihat batang kejantanannya yang gagah sudah sedikit tercetak dan memperlihatkan kepalanya di celana renang adikku. Dengan penuh nafsu langsung kutarik celana renang adikku sampai ke lututnya.
“Wah.., Ton punya kamu Oke juga nih, lebih bagus dari punya Mas Doni..”
Adikku hanya tersenyum dan sepertinya tidak sabar dengan apa yang akan kulakukan. Aku pun lalu membuka celanaku dan sekarang aku telanjang. Toni bangun dari kursi dan duduk, lalu Toni meraba bibir kemaluanku, kemudian kusuruh Toni menjilati bibir kemaluanku. Toni kelihatannya kaget tapi langsung kutarik kepalanya ke arah kemaluanku, dan Toni mulai menjilati permukaan lubang senggamaku.
“Akh.., Ton enak sekali terus akh.. yaa disitu Ton, enak.., akhh.. terus Ton terus akkhh..” desahku.
Aku menggelinjang keenakan dibuatnya, rasanya enak sekali dan aku sangat suka jika ada yang menjilati kemaluanku. Aku sudah tidak tahan, kudorong tubuh adikku ke kursi lagi, kemudian kupegang batang kejantanannya dan kuarahkan ke liang senggamaku. Toni kelihatannya sedikit tegang saat kepala kejantanannya menyentuh permukaan bibir kemaluanku. Toni menahan nafas dan mengerang saat aku menekan tubuhku ke bawah, dan batang kejantanannya masuk seluruhnya ke liang kewanitaanku.
“Akh.. Mbak.. enak sekali.. hangat.. yeah.. ayo Mbak terusin..!”

Aku lalu bergerak, menggoyangkan pantatku ke atas dan ke bawah, dan kadang kuputar-putar, tangan adikku kusuruh meremas-remas payudaraku dan Toni sangat bernafsu sekali. Aku bergerak semakin lama semaki cepat, tanganku memegang paha adikku untuk tumpuan. Beberapa saat kemudian, nafas adikku mulau memburu dan gerakannya mulai tidak karuan, kadang memegang pantatku, kadang meremas payudaraku, dan aku tahu kalau Toni sudah hampir sampai dan berusaha menahannya.

“Akh.. Mbak.., aduh.. Toni mau keluar Mbak..!”
“Tahan Ton.., Mbak sebentar lagi akhh..!”
Semakin kupercepat gerakanku, aku mulai liar. Kuremas dadanya dan saat kurasa kenikmatan itu, aku menekan tubuh adikku, dan tubuhku menjadi tegang sambil kuremas paha adikku.
“Toni nggak tahan lagi Mbak.. akh.. Mbak, Toni keluar Mbak akhh..!”
Pantatnya terangkat ke atas seperti ingin menusuk kewanitaanku dan kurasakan semprotannya yang cukup keras beberapa kali di dalam rahimku. Begitu juga denganku, otot kemaluanku menekan batangnya dan kurasakan liangku semakin basah, baik oleh cairanku ditambah mani adikku yang menyemprot sangat banyak di lubang senggamaku.

Tubuh kami basah oleh keringat, dan kemudian kupeluk tubuh adikku menikmati sisa-sisa kenikmatan tadi. Nafas adikku mulai teratur dan kurasakan batang kemaluannya mulai mengecil di liang kewanitaanku, namun pantatku masih tetap bergoyang di atas tubuhnya.
“Mbak, enak sekali.., makasih ya Mbak, baru pertama kali ini Toni merasakan nikmatnya tubuh perempuan dan nikmatnya melakukan hubungan badan.”
“Mbak yang harusnya makasih sama kamu, ternyata adik Mbak cukup hebat walau baru pertama kali, tapi Mbak sangat puas sekali dan Mbak pengen sekali lagi, bolehkan Ton..?”
“Wah.., Toni juga mau Mbak..!”

Kucabut batang kejantanannya dari lubang kewanitaanku dan kembali kurasakan orgasme saat mencabutnya. Batang kemaluan adikku sudah mengecil sekarang, tapi tetap telihat gagah. Toni lalu duduk di pinggir kursi dan aku kemudian menjilati batang kejantanannya, Toni kembali mendesah, “Ssshh.., enak Mbak..!”
Tangannya membelai rambutku dan kadang meremas payudaraku. Aku kembali terangsang dan batang kemaluan Toni dengan cepatnya kembali tegak dan kokoh. Aku lalu lari dan menceburkan diriku di kolam renang, Toni menyusul setelah membuka celana renang yang masih tertinggal di lututnya. Di kolam kembali kami berciuman, tapi sekarang Toni kubiarkan lebih agresif. Sambil duduk di tangga kolam, diciuminya bibir dan leherku, kemudian dihisapnya puting payudaraku.

Kemudian kurasakan Toni berusaha memasukkan batang keperkasaannya, tapi selalu meleset. Aku hanya tertawa kecil, lalu kubantu dia. Kupegang batangnya dan kuarahkan ke kemaluanku. Toni hanya tertawa kecil dan kemudian dia menekan rudalnya ke sarangku. Toni lalu menggerakkan pantatnya dan memompa senjatannya keluar masuk liang surgaku, nafasnya juga mulai memburu. Aku menikmati tekanan yang diberikan Toni dan rasanya nikmat sekali.
“Akh.., enak sekali Ton, yang keras Ton..! Akh..!”
“Akhh Mbak.., kita pindah di kursi ya..? Di sini nggak enak.”
Toni lalu mengangkat tubuhku, kulingkarkan kakiku di pinggangnya sehingga aku masih bisa bergerak walaupun Toni berdiri dan berjalan ke arah kursi tempat kami tadi.

Di baringkannya tubuhku, lalu Toni mulai memompa batang kejantanannya lagi, semakin lama semaki cepat. Aku mengimbangi gerakakn Toni dengan mengerakkan pantatku ke kiri dan ke kanan, kadang kuremas-remas pantat adikku yang kenyal. Nafas Toni mulai tidak teratur.
“Lebih cepat Ton.. akh..!”
“Mbak.., Toni mau keluar Mbak, akh..!”
Gerakan Toni semakin cepat, dan saat kulihat tubuh Toni mulai mengejang, kulingkarkan kakiku di pinggangnya. Toni menekan dan memasukan batang kemaluannya lebih dalam lagi.
“Akh.., Mbak, Toni keluar Mbak, akhh.., Mbak.. ngeakhh..”

Tubuhnya lalu rubuh di atas tubuhku. Tanpa mengeluarkan burungnya, kusuruh Toni berbalik dan aku mulai menggerakkan pantatku di atas tubuhnya. Batang kemaluan Toni memang mengecil, tapi lama-lama mulai mengembang lagi. Aku bergerak tidak karuan di atas tubuhnya, sampai beberapa saat kemudian aku orgasme, kupeluk erat-erat tubuh Toni. Setelah agak tenang, karena aku tahu kalau Toni belum keluar, kemudian aku turun dan mengulum batang keperkasaannya. Toni menggerakkan pantatnya ke kiri dan ke kanan dan kadang menusuk ke dalam mulutku. Selang beberapa waktu kemudian, batang kemaluannya seperti mengembang di dalam mulutku.
“Akh.., Toni keluar Mbak.. akhh..!”
Maninya menyembur di dalam mulutku dan kutelan semuanya, kemudian kami berpelukan dan berciuman. Tanpa sadar kami tertidur di kursi, kepalaku kurebahkan di dadanya dan tubuhku di atas tubuhnya.

Sore hari kami dikejutkan oleh suara klakson mobil dan kami buru-buru bangun. Aku memakai bajuku yang berserakan di pingir kolam dan Toni buru-buru mengambil celana renangnya dan berlari ke kamarnya. Saat makan malam, kakiku mengeranyangi kakinya dan jari kakiku menekan batangnya yang mulai mengembang. Kedua orang tuaku sedikit keheranan dengan kelakuan kami, tapi mereka tidak pernah tahu dengan apa yang telah terjadi di antara kami. Malamnya seusai makan malam aku langsung masuk kamar, begitu juga Toni. Tengah malam aku terbangun karena Toni menciumi bibirku dan malam itu kami melakukannya lagi.

Sejak saat itu, secara sembunyi-sembunyi kami melakukannya, bahkan setelah aku menikah dengan pacarku, kami pun masih sering melakukannya, terutama saat suamiku sedang dinas keluar kota. Rahasia ini sampai sekarang masih kami pegang dan bahkan cinta gelap kami ini membuahkan putra pertamaku yang sekarang sudah berusia 9 tahun.

Saat pernikahan Toni aku memberikan sebuah hadiah. Setelah malam pengantinnya, kami melakukannya di gudang belakang rumah saat semua orang sudah terlelap. Toni bilang walaupun istrinya sekarang masih gadis, tapi tidak ada yang menyaingi aku. Makanya suamiku sangat betah di rumah karena servisku yang sangat memuaskan, tanpa tahu kalau aku selingkuh dengan adik kandungku sendiri.

Kunjunggi juga artikel CERITA SEX SANGE

Cerita Mesum | Ngentot Janda Toket Montok

$
0
0

Cerita Mesum | Ngentot Janda Toket Montok – Cerita Sex Janda, Cerita Mesum Janda, Cerita Dewasa Janda, Cerita Ngentot Janda, Cerita Hot Janda, Cerita Bokep Janda, Cerita Janda Bispak, Cerita Gadis Montok Hot, Waktu itu aku tidak berpikir untuk menyeleweng, tapi dasar nasib akhirnya aku terjeblos ke acara surga perselingkuhan, bukan dengan satu laki-laki tetapi sekaligus dengan lima lelaki.., gila bener deh.

Cerita Mesum

Sebelumnya, kudeskripsikan dulu siapa dan bagaimana gambaran diriku. Sebelum aku memulainya, aku ingin berterima kasih kepada keponakanku yang telah berbaik hati meminjamkan e-mailnya sehingga aku bisa menceritakan kisahku ini. Aku tidak akan memberitahu siapakah dia demi nama baik kami bersama karena aku juga mengetahui bahwa dia juga menyukai seks bebas sama seperti diriku.

Aku seorang wanita berumur 30 tahun, ibu dari dua anak, tentunya statusku kawin dengan seorang suami yang telah terikat perkawinan selama 15 tahun, aku kawin setelah aku berhasil meraih gelar kesarjanaanku di kota Bandung.

Suamiku normal-normal saja, demikian juga hubungan seksku juga normal, aku melakukan hubungan seks setiap minggu 2 atau 3 kali seminggu dengan suamiku, tetapi semuanya berubah ketika aku mengalami suatu hal yang tidak kuduga-duga 3 bulan yang lalu, ternyata kemampuan seksku ternyata lebih dari yang kuduga sebelumnya.

Namaku biasanya dipanggil Retno, tinggi badanku sekitar 156 cm, berat badan juga hanya 49 kg, ukuran BH-ku 34 C, pinggulku yang agak besar berukuran 100 cm semakin menonjol dengan pinggangku yang hanya 58 cm itu.

Walaupun dari rahimku telah terlahir dua anakku, tetapi body-ku sih oke-oke saja hampir tidak ada perubahan yang mencolok. Sorry.., aku menggambarkan semua ini dengan detail siapa tahu anda bisa joint dengan pacar-pacarku dilain kesempatan.

Kembali pada kejadian yang gila. Mula-mula aku bertemu temanku, Merry, sobat sewaktu di SMA dulu di sebuah mall ketika aku belanja. Saat itu ia bersama dua teman laki-lakinya, yang langsung dikenalkan padaku, bernama Yanto dan Iman, dan ternyata mereka merupakan teman-teman yang enak diajak bicara, dan akhirnya kami menjadi akrab setelah saat itu perkenalan dilanjutkan di sebuah restoran.

Setelah pertemuan itu ternyata Yanto sering menelepon ke rumahku walaupun ia sudah tahu bahwa aku ini seorang istri dengan dua orang anak. Tentunya dalam pembicaraan telepon itu ia merayu gombal, tetapi tetap ia menjadi teman bicara yang enak, ia berusaha mengajakku makan siang dengan gigihnya dan akhirnya aku menyerah juga, dan syaratnya makan siang ramai-ramai.

Pada hari yang dijanjikan akhirnya aku, Merry dan Yanto bersama Iman dan 3 temannya yang bernama Eko, Benny dan Adi yang rata-rata 8 tahun lebih tua dariku dan Merry itu makan siang bersama di sebuah restoran yang ada fasilitas karaokenya. Kami makan dengan ramainya dan sambil berkaraoke, memang aku senang berkaraoke.

“Ayo Ret, nyanyi..,” mereka menyemangatiku kala aku melantunkan lagu. Dan ternyata kelima cowok eksekutif itu merupakan teman yang enak untuk gaul, wawasannya luas dan menyenangkan. Akhirnya kami cepat menjadi akrab, inilah kekeliruanku.

Seminggu kemudian aku diundang lagi, kali ini oleh Iman untuk makan siang dan berkaraoke lagi, dan aku langsung menyetujuinya tanpa tanya panjang-lebar lagi. Aku bolos masuk kantor setelah waktu makan siang pergi ke tempat karaoke bersama mereka (aku bekerja di sebuah perusahaan konsultan sebagai salah satu manajer di sana). Nah, disaat itulah terjadi sesuatu yang tidak kuduga.

Ternyata aku dibawa ke tempat sebuah karaoke yang khusus untuk berkaraoke, bukannya sebuah restoran, tetapi berupa sebuah kamar tertutup dengan kursi panjang dan kali ini Merry tidak ikut, jadi hanya aku dengan kelima cowok-cowok itu saja. Karena sudah telanjur masuk ke sana, akhirnya kucoba menenangkan diri walaupun aku agak deg-degan juga pada awalnya, tapi akhirnya suasana menjadi seru ketika secara bergantian kita bernyanyi berkaraoke.

Aku pun dipesankan minuman whisky-cola yang membuat badanku hangat, akhirnya mereka minta berdansa denganku sewaktu salah satu diantara mereka bernyanyi. Dan saat melantai itulah akhirnya lama-kelamaan mereka berani merapatkan badannya ke tubuhku dan menekan serta menggesek-gesek buah dadaku, yang lama-lama membuatku terbakar dan menikmati permainan ini. Mereka bergantian berdansa denganku.

“Retnoo.., badanmu hot,” Yanto berbisik di telingaku sambil bibirnya mencium belakang telingaku dan tangannya akhirnya tanpa malu-malu lagi meremas buah dadaku yang putingnya sudah semakin sensitif.

“Ahh.. jangaann..” kataku ketika tangan itu meremas dadaku semakin hot, tetapi tanganku tetap tidak melepaskan tangan itu. “Mmhh..” Yanto akhirnya mengulum bibirku dan menindih rapat-rapat tubuhku di atas sofa. Aku lupa diri, ketika akhirnya jari-jari tangan Yanto bergerilya di dalam celana dalamku menggelitik bibir kemaluanku yang sudah basah dan rasanya menebal itu, dan dengan liar akhirnya kelima cowok itu ikut mengerubuti tubuhku.

Dan akhirnya tahu-tahu tubuhku sudah berbugil ria digeluti bersama oleh mereka, dan Yantolah yang lebih dahulu menusukkan batang kejantanannya ke liang kewanitaanku. Adi memasukkan batang kejantanannya ke mulutku, Iman mengisap puting kiri susuku dan Eko mengisap puting susu kananku, sedangkan Benny menggosok-gosokkan batang kejantanannya di wajahku.

“Achh..” aku mendapat orgasme pertama ketika Yanto sedang asyik-asyiknya menggenjot tubuhnya di atas tubuhku, sedangkan batang kejantanan Adi yang hangat itu dengan serunya bermain di mulutku.

“Retnoo..” Yanto menggeliat ketika memuntahkan maninya di dalam liang kemaluanku, hangat dan terasa kental memenuhi liang kewanitaanku. Adi tambah semangat mengocok batang kejantanannya di mulutku. Setelah Yanto selesai, posisinya langsung diganti Benny yang sejak tadi hanya menggosok-gosokkan batang kejantanannya yang panjang besar di wajahku, langsung ditancapkan ke liang kewanitaanku yang hangat, sudah penuh dan licin dengan air mani Yanto.

“Crok.. crok.. crok..” bunyi batang kejantanan Benny menghunjam liang senggamaku, Benny begitu semangatnya menyetubuhiku. “Mmmphh, aghh..” tubuhku bergetar menggeliat, bayangkan buah dadaku dihisap putingnya oleh Eko dan Iman seperti dua bayi besar kembar, dan di liang senggamaku batang kejantanan Benny menghunjam dengan ganasnya, di mulutku Adi akhirnya menyemprotkan maninya dengan deras dan langsung kuhisap kuat-kuat.

“Aachh..,” terasa hangat asin seperti kuah oyster masuk di tenggorokanku. Bersamaan dengan itu, Benny juga menyemprotkan air maninya di liang senggamaku. Multiorgasme.., aku sudah dapat tiga atau empat kali dan masih ada Iman dan Eko yang belum kebagian menyemprotkan cairan maninya.

Tubuh Adi dan Benny berkelonjotan dan akhirnya terhempas. Iman mengganti posisi Adi, batang kejantanannya yang bengkok ke atas terasa penuh di mulutku, Eko menepis Benny dari atas tubuhku dan untuk yang ketiga kalinya liang kemaluanku dimasuki orang ketiga dan ternyata milik Eko yang paling panjang dan besar, terasa masuknya mudah karena liang kemaluanku telah penuh mani kedua orang terdahulu, tetapi terasa mantap dan nikmat batang kejantanan Eko menggesek liang kemaluanku yang sudah terasa panas dan makin tebal rasanya.

“Crok.. crok.. crok mmhh..” bunyi genjotan batang kejantanan Eko seperti bunyi kocokan orang membuat kue terasa menjadi bunyi yang dominan di ruangan itu.
“Retnoo.. iseepp yang kuaatt..” ternyata Iman tidak kuat dengan hisapan mulutku, batang kejantanannya memuncratkan maninya di mulutku, terasa mani Iman lebih strong aromanya, lebih hangat, lebih kental dan lebih banyak memenuhi mulut dan tenggorokanku.

“Achh..” Eko juga menggeliat menyemburkan maninya di liang kewanitaanku. Tubuhku terasa lemas tetapi bergetar kuat mengiringi muncratnya air mani Eko, rasanya aku sudah orgasme enam kali ketika akhirnya Eko tergelepar di samping tubuhku.

Selesailah siang itu pertempuran besar aku lawan lima cowok-cowok di ruang karaoke yang walaupun ber-AC terasa panas dan mengucurkan keringatku dan keringat mereka. Celakanya di kamar itu tidak ada kamar mandi, akhirnya aku hanya mengelap saja air mani ketiga lelaki yang memenuhi liang kewanitaanku dan menetes ke pahaku dengan BH dan celana dalamku saja.

Setelah semuanya terdiam dengan kejadian itu, akhirnya beberapa puluh menit kemudian aku memakai BH, celana dalam, blous dan blazer serta rok yang tadinya bertebaran di lantai, mereka pun memakai kembali baju-baju dan celananya.

Jam 5 sore aku keluar dari karaoke itu, dan tadi aku masuk jam 1 siang, berarti sudah empat jam aku di dalam ruangan itu.. yah, artinya tadi aku digilir lebih kurang 1,5 jam full. Wah, aku kagum juga dengan daya tahanku, walaupun rasanya kakiku pegal-pegal dan ngilu.

Waktu melewati kasir rasanya aku malu juga, karena walaupun mereka tidak tahu apa yang terjadi di dalam tetapi wajahku tetap terasa memerah, rasanya minyak wangiku telah berubah menjadi bau aroma air mani, mungkin kasir wanita itu bisa mengendus baunya atau malah mungkin ia sedang membayangkan kejadian yang baru saja kualami dan di kakiku terasa mani mereka merembes mengalir di pahaku. Untung sesampainya di rumah suamiku belum pulang, dan cepat-cepat aku ke kamar mandi membereskan semuanya. Dan ternyata malamnya suamiku mengambil jatahnya juga, untung aku sudah membersihkan badanku, walaupun komentar suamiku membuatku deg-degan, mudah-mudahan ia tidak curiga.

“Ret, punyamu kok rasanya hot banget, tebel..,” bisik suamiku di telingaku.
“Terima kasih yaa.., enaakk..” lanjut suamiku setelah ia menyemprotkan maninya dan tertidur pulas di sampingku. Ia tidak tahu jadi orang keenam hari itu yang memuncratkan maninya untukku.

Kunjunggi juga artikel CERITA SEX ANAK SMP

Cerita Dewasa | Pacaran Sama Ibu Kost

$
0
0

Cerita Dewasa | Pacaran Sama Ibu Kost – Ini pengalaman benar-benar asli, gak rekayasa,terjadi beberapa tahun yang lalu, saat dimana saya menjadi anak kost, biasa khayalan anak kost yang berharap kiriman dari orang tua, pengen punya tambahan duit. akhirnya pun saya menghayal bisa jadi brondongnya tante girang, tapi apalah daya, ibu kost yang justru jadi pacarku.

Nama saya sebut saja Yandi dan berasal dari Banjarmasin an waktu itu saya kost didekat daerah dago. Tempat kostnya lumayan bagus dan ibu kos saya waktu itu berumur sekitar 28 tahun. suaminya sudah meninggal karena kecelakaan lalu linta dan dia belum sempat dikarunia anak….. untuk membiayai kehidupan sehari – hari dia bekerja di bank swasta di bandung….

Lihat juga : Cerita Dewasa Bidan Perawan

Sebelumnya saya kost di daerah Cihampelas dan karena ribut dengan salah satu anak kos,saya coba cari tempat kos lain. Rumah kos baru ini saya ketahui ariu salah seorang teman yang masih sodara sepupu ibu kos saya. waktu pertama kali saya datang ketempat kos,ibu kos saya (sebut saja namanya Icha)agak ragu-ragu karena dia sebenarnya berencana untuk menerima wanita. maklum dia hanya tinggal sendiri ditemani seorang pembantu. untung akhirnya Mba icha mau menerima saya karena tahu saya adalah teman baik sodara sepupunya.

Sebagai gambaran,mba icha tingginya 165 cm,dengan wajah yang cantik. kulitnya putih dan badanya juga sangat seksi dengan ukuran payudara yang lebih besar dari wanita indonesia pada umumnya. belum lama saya tinggal disana saya mulai tahu kalau mbak icha dibalik penampilan luarnya yang cukup alim,ternyata mempunyai libido seks yang cukup tinggi.

Waktu itu saya sedang dirumah sendiri dan saya suruh pembantu untuk membelikan makanan diluar,saya iseng dan masuk kekamarnya dan membuka lemari pakaiannya,di lacinya,dibwah tumpukan pakaian dalamnya ternyata terdapat 2 buah vibrator yang mungkin sering digunakan untuk memenuhi kebutuhan biologisnya.Mbak Icha juga mempunyai beberapa pakaian dalam dan baju tidur yang sangat seksi.Hal ini sebenarnya sudah saya ketahui dengan memperhatikan pakaian-pakaian dalamn ya bila dijemur di halaman belakang rumah.

Dirumah pun mba icha cukup bebas,dia hampir tidak pernah menggunakan bra bila dirumah walaupun dia tahu saya ada di dirumah. di balik baju kaos ketat atau baju tidur yang dikenakannya seringkali putingnya terlihat menonjol dan saya sendiri kadang kadang risih untuk melihatnya. kalau keluar kamar mandipun mba icha biasanya hanya mengenakan handuk yang tidak terlalu besar dan dililitkan di badannya sehingga kemontokan buah dadanya dan kemulusan pahanya terlihat jelas.

Suatu pagi waktu saya sedang sarapan mbak icha masuk keruangan makan sehabis melakukan senam aerobik dihalaman belakang. dia mengenakan baju senam berwarna merah muda dengan bahan yang cukup tipis tanpa lapisan dalam lagi. Karena bajunya basah oleh keringat,waktu dia masuk saya cukup kaget,karena buah dada dan putingnya terlihat jelas sekali dibalik baju senamnya. Saya yakin dia sadar akan hal itu dan sengaja mengenakan baju senam itu untuk menggoda saya.

waktu saya menoleh kedadanya,mbak icha langsung bertanya ” hayo,lihat apa kamu??” saya sendiri hanya tersenyum dan berkata,”Ngga lihat apa – apa kok,lagian mba pakai baju kok transparan betul sih?”. Mbak icha balik bertanya”memangnya kamu gak suka lihat yang begini?”. “Ya saya suka dong mba namanya juga laki-laki”. waktu itu saya malu sekali dan mencoba untuk mengalihkan pembicaraan ke hal yang lainnya,tetapi sepanjang sarapan harus diakui klw saya berkali-kali mencoba untuk mencuri pandang ke arah dadanya..

Malam harinya ketika saya sedang menonton TV di ruang depan mbak icha menghampiri saya dengan menggunakan baju tidurnya yang berwarna putih.dia ikut menonton TV, dan selang beberapa lama dia berkata kepada saya,”Yan,aku pegal-pegal semua nih badannya,mungkin karena aerobik tadi pagi,bantu pijitin mbak yah?”. Dengan spontan saya berkata “boleh mbak,dimana??”,”ke kamar mbak aja deh”,katanya. Sebenarnya saya sudah menunggu kesempatan ini sejak lama,tetapi memang karena saya pemalu, saya tidak pernah berani coba-coba mengutarakan hal ini ke Mbak icha.

Saya mengikuti mbak icha kekamarnya dan dia menyuruh saya duduk ditempat tidurnya.mbak icha kemudian mengambil baby oil dari laci sebelah tempat tidurnya dan memberikan kesaya.Saya bilank klw bajunya nanti kotor klw pake baby oil,tujuan saya sebenarnya adalah supaya mba icha mau melepaskan baju tidurnya.Mba icha langsung mengangkat baju tidurnya dihadapan saya,dan yang mengejutkan,dia hanya mengenakan celana dalam G-String berwarna putih yang tidak cukup untuk menutupi bulu kemaluannya yang lebat. Di kiri kanan celananya masih tampak bulu kemaluannya,tubuhnya inda sekali,payudaranya besar dan bentuk yang indah dan puting berwarna coklat kemerahan.

“Bagaimana Yan,menurut kamu badanku bagus?”
sayapun mengangguk sambil menelan ludah.Baru pertama kali ini saya melihat tubuh wanita dalam keadaan yang hampir telanjang bulat. biasanya saya hanya melihat di film(waktu itu belum ada internet seperti sekarang). mba icha kemudian merebahkan badannya dan saya mulai memijitnya dari belakana setelah terlebih dahulu mengoleskan baby oil.

Luar biasa,kulitnya mulus sekali dan sekujur tubuhnya ditumbuhi oleh bulu – bulu halus yang menambah keseksiannya. Pada waktu saya memijit kaki dan pahanya,mba icha membuka kakinya lebih lebar,dan saya dapat melihat kemalluannya yang tercetak jelas pada celana dalamnya yang kecil itu.Belum lagu bulu kemaluannya yang keluar menambah indah pemandangan itu. saya terus memijit paha bagian dalamnya dan saya sengaja untuk tidak sampai keselangkannya agar dia terangsang secara perlahan-lahan.

Mba icha mengeluarkan lenguhan-lenguhan lembut dan saya tahu dia menikmati pijitan saya.kakinya juga dibuka lebih lebar dan mengharapkan tangan saya menyentuh kemaluannya,tetap saja saya sengaja untuk tidak menyentuh kemaluannya.Dari kemaluannya sudah mulai keluar sedikit cairan yang membasahi celana dalamnya,saya tau dia klw dia sudah terangsang….

Saya minta mba icha membalikkan badannya,dia langusng menurut dan saya usapkan baby oil di dada dan perutnya.Payudaranya cukup kenyal dan waktu saya memainkan jari-jari saya diputingnya dia menutup matanya dan terlihat benar-benar menikmati apa yang saya lakukan.Kemudian mbak icha bangun dan meminta saya membuka pakaian saya. dia berkata klw dia sudah benar-benar terangsang dan sejak kematian suaminya dia tidak pernah tidur dengan seorang priapun.Aku minta mbak icha yang melucuti pakaianku,dengan cepat mbak icha membuka baju kaos yang aku kenakan dan kemudian celana pendek dan celana dalamku.

“Kamu juga sudah terangsang yah Yan?”. “ia dong mbak,dari tadi juga sudah berdiri begin”,kataku sambil tertawa. Mbak icha pun kemudian memegang kemaluanku dan mulai melakukan oral seks kepadaku. Terus terang itu adalah hal pertama kali seorang perempuan melakukan hal itu kepada saya. waktu SMA saya pernah punya pacar tapi tidak pernah melakukan hal-hal sejauh itu,paling-paling juga kami hanya gandengan tangan dan berciuman.mbak icha ternyata ahli sekali dan saya merakan kenikmatan yang luar biasa.

Selang beberapa lama kemudian,mbak icha melepaskan celana dalamnya dan menyuruhku tiduran di ranjang dan dia naik diatasku. kakinya dibuka lebar di atas kepalaku sambil llidahnya menjilati kemaluanku. pinggulnya diturunkan dan kemaluannya hanya beberapa senti diatas mukaku. Sungguh pemandangan yang sangat indah,langsung saja aku menjilati kemaluan dan clitorisnya dari bawah.ternyata rasanya tidak jijik seperti yang aku bayangkan sebelumnya.cairannya sedikit asin dan tidak berbau,aku tahu kalau dari kesehariannya yang resik,mbak icha pasti juga rajin menjaga kebersihan kemaluannya.

Aku terus menjilati kemaluannya dan mulai memeberanikan diri menjilati bagian dalamnya dengan membuka kemaluannya dengan jariku lebih lebar.Mbak icha sangat menikmati dan dia juga menjilati kemaluanku dengan lebih ganas lagi. Kemudian dia bangun dan memintaku memasukkan kemaluanku kedalam vaginyanya.”ayo dong yan,aku sudah tidak tahan lagi nih”. aku bilank kalau aku belum pernah melakukan hal ini dan mbak icha berkata”Kamu tiduran aja,nanti mba yang ajarin kamu.”

Kemudian mbak icha duduk diatas ku dan dengan perlahan memasukkan kemaluanku.Rasanya nikmat sekali dan mbak icha mulai menggoyangkan pinggulnya.aku memejamkan mataku dan berpikir kalau beginilah rasanya berhubungan dengan wanita. kalau sebelumnya hanya imajinasi semata,sekarang aku merasakan bagaimana nikmatinya berhubungan dengan wanita secantik mbak icha.

Malam itu kami berhubungan badan dua kali,setelah kami selesai yang pertama,mbak icha mengajak saya mandi dan kemudian mengganti seprei dengan yang baru karena kotor oleh keringat dan baby oil yang digunakan tadi.kemudian kita lanjut lagi dan saya mencoba gaya-gaya lainnya.

Setelah kejadian malam itu,mbak icha sering mengajak saya tidur dikamarnya dan hubungan seks diantara kami menjadi hal yang rutin kami lakukan.Mbak icha juga mengajak saya melakukannya diseluruh bagian rumah,dari ruang tamu sampai halaman belakang.biasanya bila melakukan di luar kamar, kami melakukannya malam hari setelah pembantu tidur.Pernah sekali pembantu rumah tangga memergoki kami diruang tengah waktu dia mau mengambil minuman di dapur.

cepat cepat dia memalingkan mukanya dan balik kekamarnya. setelah itu dia tidak pernah keluar malam-malam dan itu lebih membuat kami lebih bebas melakukkanya di rumah.Sewaktu pembantu mudik pada saat lebaran kami menghabiskan waktu dirumah tanpa mengenakan pakaian selembarpun.Mbak icha yang mengusulkan hal itu dan begitu sampai rumah mbak icha langsung melucuti semua pakaian yang dikenakannya sepulang dari kantor…

saya juuga mulai sering pergi dengan mbak icha dan waktu itu hubungan kami sudah layaknya seperti orang pacaran. diapun sudah tidak mau disapa dengan mbak,dan dia minta saya memanggilnya dengan nama depannya sendiri.Dia juga tidak mau lagi menerima uang kos dari saya dan uang kiriman dari orang tua dapat saya gunakan untuk bepergian dengan dia.satu hal yang ingin saya ceritakan,dia jarang sekali mengenakan celana dalam bila pergi keluar rumah,kecuali kalau kekantor.

Pernah juga beberapa kali saya minta dia ke kantor dengan tidak mengenakan celana dalam dibalik roknya,dan dia menuruti,kalau saja karyawan laki-laki di bank tempat dia bekerja tahu kalau dibalik roknya yang lumayan pendek itu tidak ada apa-apanya lagi…Kalau bra,biasanya dia kenakkan bila tidak akan terlihat jelas dan di risih bila banyak lelaki memandang ke arah dadanya…

HUbungan kami masih berlangsung sampai sekarang walaupun orang tuaku tidak menyetujui karena usianya yang jauh lebih tua dan statunya yang janda.Saya sekarang bekerja di Banjarmasin dan bila akhir pekan saya selalu menghabiskan waktu saya di bandung.

Sebenarnya merasa bersalah dan bodoh, karena bisa merusak masa depan saya, dan saya bisa saja jadi gak niat menikah, karena ibu kost bisa menjadi pelampiasan seks ku, sampai saat ini tante girang tetap jadi khayalanku, tapi ibu kost juga gak masalah.


Cerita Bugil | Merasa Puas Setelah Hajar Rame-Rame

$
0
0

Cerita Bugil | Merasa Puas Setelah Hajar Rame-Rame – Ini adalah sebagian kisahku dengan 3 orang kawanku dulu. Kami selalu ngumpul bersama sebagai teman satu geng. Dan kami semua sangat suka dengan fantasi liar seksual. Awalnya kami cuma coba-coba melakukan eksperimen seksual. Karena berhasil akhirnya kami jadi ketagihan.

Cerita Bugil

3 orang temanku adalah Mira, Jo dan Deni. Mira adalah satu2nya teman kami yang perempuan tapi dia mahir ilmu hipnotis. Awalnya cuma ide iseng untuk menghipnotis wanita cantik untuk kemudian kami garap secara seksual beramai-ramai dan kami bikin dokumentasinya. Sekedar untuk bersenang-senang. Sebelum akhirnya ini jadi kegiatan rutin kami.

Namaku Anton, umur 30 tahun. Aku dan 3 temanku sering melakukan kegiatan ini untuk senang-senang dan mengisi waktu luang. Mira biasanya jadi orang pertama yang mendekati korban. Maklumlah selain diajago hipnotis, dia juga perempuan. Jadi kalau dia PDKT, korban tidak curiga.

Malam itu seperti biasa kami lagi nongkrong di sebuah kafe sekalian liat-liat siapa tau ada korban untuk memuaskan hasrat seksual kami. Tak lama Jo melihat seorang gadis duduk sendirian di pojok kafe. Ia sibuk dengan blackberry nya.

“wah ada mangsa ni kayaknya” bisik Jo padaku.

Kami semua menoleh ke arah gadis itu. Penampakannya biasa saja. Memakai t shirt dan celana jins. Wajahnya berparas manis, dengan rambut sepundak. Usianya kutaksir sekitar 25 tahun. Tapi bodynya lumayan seksi dan berisi. Setelah rembukan kami sepakat untuk menunggu bebrapa saat lagi. Siapa tahu dia sedang menunggu temannya.

30 menit hampir berlalu, gadis itu masih duduk sendirian. Akhirnya kami sepakat bahwa inilah mangsa kami malam itu. Mira seperti biasa menjalankan aksinya. Ia nyamperin gadis itu, kenalan dan mengajaknya ngobrol ngalor ngidul, entah apa yang dibicarakan mereka tapi kini mereka tampak akrab ngobrol.

Tak lama, Mira mengirim aku BBM. “aman” katanya. Itu berarti kami harus segera cari kamar di hotel yang letaknya tak jauh dari kafe. Tepat di seberang kafe ini. kami pun bergegas. Aku, Jo dan Deni segera mengurus cekin di kamar hotel tersebut.

Komunikasi kami dengan Mira terus berjalan melalui BBM. Dari BBM Mira, kami ketahui gadis itu adalah karyawati bernama Nova, usia 27 tahun dan tidak sedang menunggu siapa-siapa. Dengan kemampuan hipnotisnya, Mira dengan mudah mengorek informasi soal Nova.

20 menit kemudian semuanya sudah siap. Dengan segala ilmu sirepnya akhirnya Mira berhasil membawa Nova ke hotel. Kami semua sudah siap di kamar. Pintu diketok dan masuklah Mira dan Nova. Dari penampakannya, Nova memang berwajah cantik. Senyumnya manis, kulitnya putih bersih. Aku tak sabar membayangkan apa yang ada dibalik kaos dan celana jinsnya. Dari luar saja bodynya sudah keliatan seksi.

Biasanya dalam mengerjai korban, kami menghipnotis korban untuk mau jadi model bintang iklan atau sinetron. Dengan dalih wawancara, korban kami buat tak sadar untuk menuruti semua kehendak kami melampiaskan nafsu seksual kami.

Nova yang cantik itu duduk di kursi samping kasur. Wawancara kami mulai. Kamera video aku arahkan padanya dan mulai merekam.

“udah punya pacar belum Nov?” tanyaku
“lagi nggak ada, dulu pernah punya tapi sekarang putus,” kayanya sambil senyum manis.
“wah secantik ini kok masih sendiri?”
Nova cuma tersenyum saja tak menjawab.
“sama pacarnya sudah pernah ngapain aja? pasti udah pernah ciuman dong?” tanyaku menggoda.
“iya pernah… kami rajin ML juga kok tiap bulan” jelasnya
“wah udah pengalaman dong ni?… posisi ML yang paling suka apa Nov?”
“mmmm…aku suka banget doggy dan dijilatin vag|na aku. Rasanya enak banget.” Nova bercerita tanpa canggung sedikitpun. Maklum saja ia sedang dibawah pengaruh hipnotis Mira.

Setelah sedikit sesi wawancara basa basi yang menggoda, Nova aku suruh duduk di ranjang. Tapi sebelumnya Jo menyuruhnya untuk melepas celana jinsnya. Nova pun menurut karena masih berada di bawah pengaruh hipnotis Mira.

Ia memelorotkan jins nya dan tampak pahanya yang mulus dan sekel itu. Ia memakai cd warna abu abu yang keliatannya juga sudah agak kendor kaena agak melorot posisinya. Belahan pantatnya sedikit keliatan. Membuat penisku mulai menegang keras.

Jo mengambil alih kamera. Aku yang akan kerjain Nova di ranjang. Sambil masih ngajak ngobrol, aku mulai meraba pahanya yang mulus itu.

“kamu cantik dan seksi sekali ya, mantan pacarmu pasti puas banget dulu ML sama kamu” kataku
“nggak mas dia justru lari ke perempuan lain yang katanya lebih seksi” kata Nova

“ah mana mungkin.. kamu juga seksi kok. Coba buka bh kamu” kataku.
Nova pun melepas kaosnya dan juga bh nya. Kini tampaklah payudara seksi ukuran 34c menggantung di dadanya. Aku tak buang kesempatan. aku segera remas remas sambil mengecup puting susunya yang mengacung runcing itu.

“tuh toket kamu aja seksi banget. Boleh ya aku cium cium lagi” godaku
Nova hanya mengangguk sambil tersenyum. Desahan nikmat segera keluar dari mulutnya saat aku mulai menjilati toketnya sambil sekali sekali menggigit kecil putingnya. Tanganku mulai turun ke pahanya dan mulai mengelus elus vaginanya yang masih tertutup cd.

“oooohhhh…yyeeeaaa..” Nova mendesah keenakan dengan pasrah.
Tanpa sadar, Nova kini mulai membuka kedua belah pahanya. Aku pun leluasa mengorek memeknya sambil menyusupkan tanganku dibalik cd nya. Kujelajahi memeknya yang tertutup jembut yang agak tebal. Memeknya sudah sedikit basah rupanya. Dengan permainan lidahku di sekitar puting susunya dan memainkan klitoris, vag|na Nova kurasakan semakin becek.
Tak kusia-siakan kesempatan ini. aku mulai masukan jariku ke dalam vaginanya. Ia mulai agak keras mendesah pantatnya mulai naik turun.

Cewek 27 tahun ini lumayan juga, nafsunya gede karena memeknya cepat sekali basah.

Tanpa sadar, Nova sekarang mulai merebahkan dirinya di kasur. Aku tarik cd nya dan sekarang Nova dalam keadaan bugil. Aku buka kedua kakinya lebar lebar. Memeknya terlihat masih rapet dan dikelilingi jembut hitam yang cukup lebat. Tak apalah, aku suka memek dengan jembut tebal.
Aku buka sedikit memeknya dan kujilati dengan ganas. Nova semakin kelojotan. Pantatnya semakin naik turun.

“ooooooohhh…sssshhhhh…aaaaaaaaaahhhhhhh” Nova meracau tak karuan.

Tanganku kini sambil meremas kedua toketnya. Nova kelojotan tak karuan, kepalanya menggeleng geleng ke samping. Tangannya kini menekan kepalaku ke memeknya. Aku terus menjilatinya dengan ganas. Klitorisnya aku mainkan dengan lidahku dan kusedot sambil kadang aku gigit.

Tak lama, tubuh Nova mengejang, pantatnya naik turun dan kedua pahanya mengapit kepalaku yang masih asyik menikmati vaginanya. Nampaknya Nova sudah orgasme duluan. Aku segera merubah posisi. Aku kini melepas semua pakaianku. Nova tampak bengong melihat kontolku yang sudah menegang keras dengan urat-urat dipinggirnya.

Aku menggesek-gesek kontolku pada bibir memeknya yang sudah basah membanjir. Zzllleebb.. kontolku masuk dengan mudah ke liang vaginanya. Sudah tak perawan tampaknya gadis ini. tapi dinding vaginanya masih terasa menekan dan memijat kontolku. Enak juga rasanya.

Aku memompanya pelan sambil kujilat toked Nova yang putingnya mengacung keras. Nova hanya pasrah dan semakin melebarkan kakinya yang mengangkang. Aku dengan leluasa menciumi lehernya, kupingnya dan mengulum bibirnya. Enak sekali rasanya memek cewek ini. aku memompa memeknya makin keras dan Nova semakin mendesah nikmat.
Nova melingkarkan kakinya di pinggulku dan aku semakin cepat mengocok memeknya. Tak lama kemudian spermaku keluar menyembur didalam liang vaginanya.

“wah kamu hot banget deh. memek kamu enak banget rasanya” bisikku dan Nova hanya terengah-engah sambil tersenyum.

Selanjutnya kami mulai dengan permainan yang lebih hot lagi. Jo sebagai cameramen mengarahkan adegan berikutnya.
“Nova, sekarang ada tes buat sinetron. Skenarionya kamu jadi korban perkosaan. Gimana, kamu bisa lakukan ini? ini penting buat casting kamu nanti” kata Jo

Nova hanya mengangguk setuju sambil terlentang bugil di kasur.
Memeknya masih basah kena spermaku yang banyak dan kental tadi. Mira kemudian menghampiri Nova dengan pakaian kemeja dan rok mini.
“Nova, sekarang kamu pake baju ini ya. Ceritanya kamu karyawati yang diculik pas pulang kantor terus diperkosa sama 3 lelaki”

Nova kemudian mengenakan pakaian itu. Meski rambutnya masih acak acakan, tapi gadis ini tetap terlihat cantik dan manis. Kini ia mengenakan kemeja layaknya cewek kantoran dan rok hitam mini. Di dalamnya ia mengenakan cd nya lagi yang sudah kendor.

“belum pernah ngerasain 3some kan?” tanyaku
“belum tuh…” Nova senyum malu-malu, “kayak apa ya rasanya dikeroyok gitu?”
“Nah makanya tes adegan ini nanti kamu rasain aja sendiri. Nggak rugi deh. kamu pasti lulus kok asal pasrah aja nikmatin apapun yang kita lakuin dan suruh ke kamu,” jelasku. Ilmu hipnotis Mira memang manjur. Sampai saat ini Nova masih berada dalam pengaruh sirepnya.

Adegan dimulai. Mira mengarahkan Nova agar berakting sebagai korban penculikan untuk sedikit meronta ronta, ketakutan dan menangis. Mira kini mengambil alih kamera. Deni berpura-pura sebagai penculik Nova. Ia menutup mata Nova dengan kain, menodongkan pisau mainan dan menyeretnya ke kasur. Nova pun jatuh terlentang. Aku dan Jo masih berdiri di pojokan nunggu giliran adegan main.

“heh denger ya cewek sialan, sekarang lu mau gue perkosa,” akting Deni.

Nova pun pura pura menangis dan ketakutan. Deni segera menyerang Nova. Ia merebahkan tubuhnya diatas tubuh Nova dan langsung melumat bibir dan leher Nova. Gadis itu meronta ronta. Deni bertambah ganas sambil menarik kemeja Nova dan terlepaslah kancing kancingnya. Dalam sekejap, Nova sudah telanjang bulat. Deni kini melepas semua pakaiannya dan siap menggarap Nova.

Deni kemudian mengikat kedua tangan Nova di kedua ujung kasur. Nova kini terlentang tangannya terikat dengan tubuhnya yang bugil. Deni melebarkan kedua paha Nova dan langsung menghujamkan kontolnya. Aku dan Jo kemudian bergabung. Kami sudah telanjang bulat dan siap menggilir Nova habis-habisan.

Deni memasukkan kontolnya ke dalam memek Nova dan memompanya keluar masuk. Aku mengarahkan kontolku ke wajah Nova dan menyuruhnya menyepong kontolku sementara Jo mengulum toket Nova sambil meremas-remasnya.

Posisi ini kami lakukan bergantian dan bergantian pula kami menyemprotkan sperma di tubuh Nova yang terikat itu. Setelah itu, kami melepaskan ikatan tangan Nova dan istirahat sebentar. Mira kembali menghipnotis Nova agar kesadarannya tidak kembali dulu.
Dalam keadaan tak sadar, Nova kembali kami wawancara di depan kamera.

“gimana rasanya Nov? kayaknya kamu cocok nih buat casting sinetron”
“iya mas, rasanya enak kok” jawab Nova yang kelelahan sambil bugil. Dadanya masih belepotan sperma.
“coba kasih liat memek kamu. Kita pingin liat nih” kataku
Kamera kemudian menyorot memek Nova yang belepotan sperma. Karena dientot bergiliran, memeknya kini basah dan berwarna merah.
“iya nih… basah banget, abis kalian tadi crot di dalem si” katanya sambil senyum manis.

Setelah cukup istirahat, kami kembali membujuk Nova untuk ngesex lagi dengan alasan casting sinetron. Nova kini nungging dan kami menggilirnya lagi dengan gaya doggy.

Menjelang subuh, kami semua sudah puas. Nova teler berat karena habis kami gilir habis-habisan, ia terlelap kelelahan masih dalam keadaan telanjang bulat. Dan seperti korban-korban kami lainnya, kami tinggalkan dia bugil begitu saja.

Kunjunggi juga artikel Cerita Bugil Ngentot Hot

Cerita Bokep Aku dan Tante Yani Bergoyang

$
0
0

Cerita Bokep Aku dan Tante Yani Bergoyang – Klop ‘kan ? Keinginan yang sama, saling membutuhkan, saling memuaskan, dan….saling menyayangi. Apakah ini yang dinamakan cinta ? Ya, apakah kami saling mencintai ? Aku memang tak ingin kehilangan Tante, tapi Tante sendiri bagaimana ? Apakah ia membutuhkanku karena mencintai keponakannya ini ? Atau karena aku baru saja memuaskannya ?

Cerita Bokep

Bagaimana dengan suaminya ? Jangan-jangan ia tak mendapatkan kepuasan dari Oom Ton ? Aku ingin mendapatkan jawaban dari pertanyaan terakhir ini, tapi mana berani aku menanyakan langsung kepada Tante. Ah, itu tak penting. Yang penting, aku sekarang punya kekasih yang luar biasa, yang bisa membuatku melayang-layang di puncak kenikmatan.

Lelah benar aku malam ini. Bayangkan, malam ini dua kali aku “bertempur”. Terutama yang terakhir tadi, permainan lama yang betul-betul menguras tenagaku. Aku sekarang ingin istirahat.

Masih agak sempoyongan aku bangkit mengumpulkan pakaianku.

“Mau ke mana To ?”

“Saya ingin tidur, Tante”

“Sudah tidur sini aja, temanin Tante”

“Saya senang sekali Tante, tapi besok Oom ‘kan pulang ?”

“Paling cepat besok siang” Aku memperhatikan Tante yang dengan malas bangkit. Tubuh wanita ini memang luar biasa. Aku benar-benar beruntung mendapatkannya. Masih telanjang bulat Tante berjalan menuju kamar mandi. Tak lepas mataku menatapnya.

“Kenapa, To” Tante merasa aku tatap begitu.

“Tante memang indah” kataku sambil bergantian menatap dada dan ‘rambut’ bawahnya.

“Kamu memang nakal. Sudahlah, bersih-bersih dulu baru kita tidur”

Di dalam kamar tidur Tante yang luas ini ada kamar mandi yang luas pula. Ada dua wastafel cermin lebar, bath-tube, dan tempat untuk mengguyur (douce) yang berpintu kaca agak buram.

Di bath-tube kami saling membersihkan, Tante menyabun tubuhku sementara aku mengguyur tubuhnya, lalu gantian. Ah, mesra sekali.

Lalu berdua kami tidur berpelukan dibawah selimut yang hangat, tanpa pakaian. Tante yang punya ide begini. Enak juga. Jam dinding menunjuk waktu 11.32. Dua ronde permainan makan waktu hampir 3 jam. Pantas saja aku lelah.

Dengan tergagap aku terbangun. Dimana aku in ? Tante masih ada di pelukanku. Kulihat sekeliling, ah aku tidur di kamar pribadi Oom Ton dan Tante Yani!

Ada rasa enak di bawah sana. Ooh, Tante sedang asyik mengelus-elus penisku yang tegang. Setiap bangun pagi, tanpa dieluspun penisku memang tegang. Elusan ini yang membuat aku terbangun. Kulihat jam dinding, pukul 05.17. Ah , sudah pagi, aku harus siap-siap. Tapi Tante ini..

Tante memandangku, tersenyum, seperti biasa : manis.

“Punyamu udah keras, To” Buah dada itu menyembul karena terpepet dadaku. Aku terangsang.

Langsung saja aku raih buah indah itu. Putingnya sudah keras. Kami berpagutan. Aku ingin tahu kesiapan Tante pagi ini, tanganku ke bawah sana. Sudah basah rupanya. Mengingat waktu, aku ingin segera mulai. Tantepun paham.

Kembali aku melakukan ‘pertempuran’ panjang melawan Tante.

Rasanya jalan ke puncak masih lama.

Aku mempercepat “pompaan”ku

Belum juga.

Aku terus melumat bibir Tante, mencegah “kicauan”nya yang makin keras, khawatir terdengar Mar yang sangat mungkin sudah bangun.

Ganti posisi

Percepat lagi.

Hampir

Ubah posisi

Akhirnya, aku makin yakin seperti yang Tante katakan, bahwa aku lelaki tulen, jantan, hebat….

Pagi yang melelahkan sekaligus menyegarkan……!

Tante memberikan bukti, bukan hanya janji. Kami bersetubuh hampir tiap hari, kecuali kalau Tante senam. Waktu yang dipilihnya adalah siang hari, waktu saya baru pulang sekolah, di kamarku. Ini demi keamanan. Siang hari adalah saat yang paling aman. Saat Si Mar sedang sibuk bekerja di belakang, Si Luki bermain dengan pengasuhnya di rumah sebelah, dan saat Oom Ton belum pulang kantor. Siang hari memberikan Tante cukup waktu untuk membersihkan diri, menghilangkan “bekas”.

Aku jauh dari bosan, seperti yang dikhawatirkan Tante. Karena aku memang sangat menikmati hubungan ini. Faktor lain yang membuat aku tak bosan adalah kreativitas Tante. Seperti yang kukemukakan di awal tulisan ini, ada saja ide Tante untuk membuat kejutan untukku setiap berhubungan kelamin. Entah itu posisi berhubungan, atau acara “pembukaan”, tambahan ronde, dan lain-lain yang membuat aku merasa “lain”.

Pernah sekali waktu ketika aku pulang sekolah, ia sudah siap di dipanku memakai selimutku sebatas dada dan tak memakai apa-apa lagi di balik selimut itu. Kejutan yang membuatku “terbakar”.

Lain kali lagi ia memintaku “masuk” dari belakang. Bertumpu pada lututnya ia ‘nungging’, aku bermain sambil memegangi pantatnya yang bahenol itu.

Saat yang lain lagi, kami ‘bertempur’ di atas meja belajarku. Ia duduk di pinggiran meja membuka kaki, aku ‘masuk’ sambil tetap berdiri.

Pernah juga di kursi belajarku. Aku duduk di kursi yang dirapatkan ke dinding, ia duduk di atas pahaku berhadapan. Dengan posisi begini ia bebas “memilih” posisi tusukan kelaminku di vaginanya. Posisi atau gaya apapun, yang jelas membuat kami berdua menuju puncak bersamaan atau hampir berbarengan.

Kejutan yang susah kulupakan serta merupakan pengalaman baru bagiku adalah seperti yang akan kuceritakan di bawah ini.

Seperti yang sudah-sudah, pulang sekolah setelah ganti baju, aku langsung menemui Tante meminta “jatah” bersetubuh. Aku sebut jatah karena kalau malam hari Tante bukan milikku lagi, tapi jatah suaminya.

Siang itu ruang tengah sepi, Tante mungkin ada di kamarnya, kulihat pintunya sedikit terbuka. Aku ingin masuk ke kamarnya, kali ini aku ingin main di kamarnya, karena sejak “semalam 3 ronde” itu aku tak pernah lagi making love di kamar itu, selalu di kamarku. Kuperiksa keadaan sekeliling dulu. Aman.

Aku masuk kamarnya. Tante mengenakan kimono sedang mengikat rambutnya. Kukunci pintu, kupeluk Tante dari belakang, menggerayangi. Tak ada apa-apa lagi di balik kimono itu.

“Hhmmmmm..sebentar ya ‘yang, Tante mau mandi dulu”

“Engga usah mandi juga Tante tetap wangi” kataku terus menjelajahi tubuhnya.

“Entar biar segar. Sabar dulu ya..” Aku menghentikan aksiku.

“Saya ikut mandi Tante” kataku bercanda.

“Ayolah, kita mandi bareng” Tak kusangka Tante menganggapnya serius. Ayo, kalau begitu.

Aku langsung bertelanjang, menuntun Tante memasuku kamar mandi. Tante membuka kimononya, bertelanjang bulat juga, masuk ke ruang douce. Tak bosan-bosannya aku memandangi tubuh indah ini, padahal hampir tiap siang aku menggumulinya.

“Ayo, To” ajaknya.

“Kita main di sini Tante ?” nakalku timbul.

“Hush, sekarang kita mandi dulu, kapan-kapan bolehlah”

Tanganku yang bersabun menggosoki dadanya. Di bagian putting sengaja kutekan-tekan. Tante juga menggosok dadaku dengan sabun. Lalu perutnya, dan ke bawah lagi. Tangan Tante juga ke bawah. Diusapnya dengan sabun ‘rambut’ bawahku, kemudian dipegangnya batang kelaminku, digosok juga. Karuan saja batang itu membesar.

“Hiiiiii, bangunnya cepet bener” Aku menikmati gosokannya. Tante benar-benar teliti, semua bagian dari alat vitalku itu dibersihkan dengan sabun lalu diguyur. Enak.

Aku ikut-ikutan. Seluruh bagian kelaminnya aku bersihkan. Kalau aku lagi menggosok “pintu” kelaminnya, kulihat mata Tante merem-melek keenakan.

Selesai mengeringkan badan aku langsung menubruk Tante.

“Heee, jangan disini To, ingat dong” Oh ya. Siang begini terkadang si Luki suka masuk ke kamar, tentu diikuti si Tinah. Berbahaya.

Aku berpakaian, hanya pakaian luar saja, pakaian dalam aku bawa, menyingkat waktu.

“Hiiiii, lucu.” kata Tante mengomentari tonjolan di celanaku. Tantepun hanya memakai daster, tanpa pakaian dalam.

Aku masuk kamarku duluan, langsung berbugil. Sejurus kemudian Tante menyusul, juga langsung bertelanjang bulat. Kami langsung bersatu, saling raba dan saling pagut. Kali ini mungkin tak ada kejutan yang dibuat Tante. Atau ya itu tadi, mandi dulu sebelum main. Betul juga kata Tante, lebih segar.

Aku meringkik kegelian ketika Tante menciumi pusarku. Ini mungkin kejutannya, tak biasanya Tante begitu.

Tapi, Tante terus ke bawah menciumi ‘rambut’ku. Lebih kaget lagi, tangannya menggenggam kelaminku dan mulai menciumi barang yang sudah mengeras itu! Bukan main! Geli-geli nikmat. Bahkan..

“Aaaaaaaahhhh” aku mengerang ketika kepala penisku dimasukkan ke mulutnya!

Luar biasa nikmatnya. Ini rupanya mengapa Tante begitu teliti membersihkan kelaminku waktu mandi tadi.

“Tante…”

Tante seolah tak mendengar panggilanku, terus saja asyik melahap barangku. Tante sanggup memasukkan barang itu hingga separohnya. Sewaktu di dalam, jelas kurasakan lidah Tante ikut bermain menggelitiki penisku. Woooow sedapnya tak terkira .!

Sungguh ini pengalaman baru bagiku. Nikmatnya terasa lain. Entah apa yang dirasakan oleh Tante. Kok mau-maunya ia melakukan ini. Aku sih keenakan. Aku perhatikan bagaimana ia sibuk mengeluarkan-memasukkan penisku, kepalanya naik-turun berirama.

“Aaaahhhhhhh…hhmmmmmmmm…ssssshhhhhhhh..sed ap, .. Tante., …Tante..pintar .sekali…” celotehku menahan nikmat. Bagaimana nanti kalau aku tak mampu menahan diri ? Masa aku menyemprotkan spermaku ke mulut Tante ? Ah, bagaimana nanti saja, yang penting sekarang….sedaaaaaaaaaap.

Tiba-tiba Tante melepas “makanan”nya, disapunya barangku dengan kain dasternya yang tergeletak di dipan. Aku merasa kehilangan sesuatu. Dikeringkan. Lalu…dikulum lagi…! Nikmaaaaat..

Dilepaskannya lagi, barangkali mau dilap lagi. Ternyata tidak, badannya digeser sehingga kaki Tante berpindah ke arah kepalaku.

“To, .. ayo cium, To..”katanya terengah. Sejenak aku bengong tak mengerti permintaannya.

“Kamu cium ini…” katanya kemudian sambil menunjuk ke selangkangannya. Okey, Tante, toh aku sudah sering mencium ‘rambut-rambut’ halusmu itu. Aku mulai mencium.

“Ke bawah lagi, dong To..” Ke bawah ? berarti disitunya ? Hal baru, kenapa tidak ?

Kucium tonjolan kecil yang sudah keras itu. Asin rasanya.

“Aaaaaaaahhhhhhhh, sedap To, terus…”

Kini lidahku yang menyapu-nyapu pintu dan tonjolan tadi

“Yaaaahhh. yaaaaaa…begitu enak…” katanya sambil mulutnya menyergap lagi batang kelaminku.

Ada cairan yang asin rasanya.

Di kemudian hari aku baru tahu bahwa yang sedang aku dan Tante lakukan sekarang ini namanya “posisi 69″

Dalam mengulum ini Tante pintar sekali, banyak variasinya. Keluar-masuk, kadang menyedot-nyedot, bermain lidah, sesekali menggigit (aku langsung teriak).

Akupun diajarinya bermain. Menggelitik ‘lubang’ dengan lidahku, menggigit kelentitnya (pelan, tentu saja), menyapu bibirku ke “bibir”nya.

Asyik juga bermain seperti ini. Masing-masing sibuk, masing-masing merasakan nikmatnya.

Entah sudah berapa lama kami bermain begini. Untung saja aku berhasil menahan diri untuk tidak keluar. Aku sekarang memiliki ketrampilan baru untuk mengontrol diri, mengatur diri kapan saatnya ‘keluar’. Kalau tidak, masa aku menyiram mulut Tante dengan maniku.

Sampai akhirnya….

“Ayo, To….sekarang.To….”

Aku memutar tubuhku, sementara Tante rebah terlentang membuka kakinya, siap menerima tusukanku.

Aku masuk dengan gemas.

Tante menerima dengan antusias.

Untuk kesekian kalinya kami saling menggenjot.

Bersama menuju puncak.

Berbarengan menggelepar.

Sudah itu

Sama-sama lemas

Sama-sama puas.

Oh, betapa bahagianya aku.

Kebutuhan lahir dan batin terpenuhi.

Kurang apa lagi ?

***

Tak ada yang kurang pada diri Tante. Cantik, putih, tubuh bagus, permainan di tempat tidur luar biasa, dan kreatif. Kreativitas Tante tercermin dari cara bersetubuh. Ada saja yang dilakukannya yang membuatku merasa bersetubuh dengan orang baru. Selalu ada hal baru dalam setiap permainannya. Sejak Tante memperkenalkan “posisi 69″, aku selalu minta dikulum penisku sebagai acara pembukaan. Tante juga amat menikmati permainan lidahku di vaginannya.

Seperti biasa sepulang sekolah aku mendekati Tante untuk melaksanakan ‘tugas’ rutin, bersetubuh.

Aku sudah membuka resleting celanaku, mengeluarkan penisku yang tegang di dekat Tante yang sedang duduk di tepi ranjang, masih berpakaian lengkap, di kamar Tante yang sudah kukunci. Yah, semacam pemberitahuan bahwa aku sudah siap. Tapi tante menyambut dengan dingin, tak seperti biasanya. Ia hanya mengelus-elus. Ketika dengan kurang ajar aku mendekatkan kelaminku ke mulutnya, ia hanya mengecup lembut kepalanya, tidak dikulum seperti biasanya, paling-paling hanya menggenggam.

“Tante engga bisa sekarang, To”

“Kenapa Tante ?”

“Tante lagi …itu..”

“Lagi apa, Tante ?”

“Lagi mens.”

“Mens ? Apa itu Tante ?”

“Kamu engga tahu ?”

“Bener, Tante. Saya sungguh engga tahu” Memang aku tidak tahu.

“Begini, setiap bulan wanita yang sudah dewasa mengalami masa menstruasi. Wanita yang normal pasti mengalami”

Lalu Tante memberiku kuliah tentang menstruasi itu. Bahkan ditunjukkannya kepadaku celana dalamnya yang berbalut itu.

“Kalau begitu, besok saja ya, Tante” pertanyaan bodoh memang.

“Engga bisa To. Masa mens biasanya sekitar seminggu. Tapi kalau Tante sekitar 4 – 5 hari.”

Wah, menunggu 4 – 5 hari, mana tahan ?

“Tapi Tante, saya ingin …”

“Engga, To. Sabar aja ya, yang…”

Aduh, pusing juga aku, keinginan sudah sampai ke kepala.

“Bagaimana kalau begini saja Tante..” Kataku sambil menempelkan penisku ke bibir Tante, minta dikulum.

“Engga bisa juga, To. Itu namanya kamu egois. Kamu bisa puas, tapi kalau Tante terangsang, gimana ?” Benar juga kata Tante.

“Maafkan saya, Tante. Saya sungguh-sungguh belum tahu” kataku sambil memeluknya dengan mesra.

“Engga apa-apa, To. Tante maklum”

Dimasukkannya penisku, celana dalamku dibetulkan letaknya, lalu ditutupnya resleting celanaku. Mesra sekali.

“Awas, ya. Jangan cari sasaran lain” katanya.

Kucium kedua belah pipi Tante, dengan mesra juga.

“Engga dong, Tante. Emangnya apaan.”

Ternyata ada yang belum aku ketahui tentang wanita

Sekarang masalahku, mana bisa aku menunggu 4 – 5 hari tanpa bersetubuh, setelah hampir tiap hari menikmati.

Pulang sekolah agak kaget aku mendapati Tante duduk di sofa, membaca. Kucium pipinya.

“Engga senam, ‘yang ?”

“Engga, lagi banyak-banyaknya”

“Apanya yang banyak ?”

“Ah, kamu. Ya mens-nya” Aku mengerti. Tapi berarti hilang juga kesempatanku siang ini menyatroni mBak Mar. Paling tidak aku harus menunggu 2 hari lagi, jadwal senam Tante berikutnya, atau menunggu sampai Tante “bersih”.

Malamnya, terkantuk-kantuk aku menunggu Oom Ton dan Tante masuk kamar. Pukul 10.15 mereka masih asyik menonton TV. Aku masuk kamar duluan, gelisah. Setengah jam berikutnya kudengar TV dimatikan, lampu tengah juga, lalu kudengar suara pintu ditutup dan dikunci.

***

Sengaja aku datang ke sekolah lebih pagi. Hari in ada ulangan Fisika dan aku merasa belum siap. Di rumah aku tak bisa konsentrasi belajar, ingatanku ke Tante melulu. Apalagi sekarang udah beberapa hari aku tak bersetubuh, pusing aku, mana bisa belajar di rumah. Pagi ini kesempatan terakhirku untuk belajar Fisika menghadapi ulangan nanti. Belum banyak kawan yang datang, cuma ada Tono, Edi dan Rika yang lagi ngrumpi. Dito belum nongol. Aku ambil bangku paling belakang, mojok, lalu mencoba berkonsentrasi. Lumayanlah dalam setengah jam aku bisa memecahkan soal-soal yang kuperkirakan akan keluar nanti. Juga beberapa rumus sempat “masuk’ ke otakku, sampai seseorang datang menghampiriku dengan senyuman yang amat manis. Yuli memang manis, apalagi kalau senyum. Masih ingat dengan Yuli, pembaca ? Yuli teman sekelasku yang kugambarkan badannya biasa-biasa saja, dadanya menonjol wajar dan wajahnya manis. Akhir-akhir ini kami makin akrab, sebatas dalam pelajaran lho! Sering saling meminjam buku catatan, diskusi soal-soal PR, atau cuma ngomongin guru-guru. Makin dekat kurasakan Yuli makin menarik, dadanya makin menonjol aja. Aku sudah berada di pelukan Tante sih, jadi aku kurang memperhatikan Yuli. Entah ini hanya ge-er saja, kulihat Yuli begitu ceria kalau berdekatan denganku.

“Rajin bener. belajar Fisika ya..?” tegurnya sambil duduk di sebelah kananku.

“Ah engga. Justru karena aku males, baru sempet belajar sekarang” sahutku

“Pinjam catatan Matematiknya dong Tar”

“Matematik ? Kan entar ulangan Fisika”

“Iyyaa. Tapi kemarin gua engga sempet nyatet jawaban soal kemarin”

Aku ulurkan buku Matematik, sambil memgang tangannya. Yuli membiarkan tanganku meremas tangannya, meskipun kemudian dia tarik tangannya, without any words. Tanda “penerimaan”. Tangannya halus bener .. Lalu dia dengan serius memelototi catatanku itu. Anak ini memang serius banget kalau belajar. Mataku tak lepas memperhatikannya. Dia mungkin tahu aku melihatnya, tapi pura-pura tidak tahu. Ah .. Ini dia. Di sela-sela kancing bajunya, aku sempat “mencuri” keindahan sebelah buah yang tumbuh di dadanya. Hanya sedikit sih, tapi cukup membuatku “berdiri”. Apalagi daging itu terlihat sedikit naik-turun seirama tarikan nafasnya. Ah seandainya ..khayalanku melayang tinggi. Kuperiksa keadaan sekeliling. Masih sepi, memang masih pagi sih. Hanya ada 2 kawan yang tadi, lagi asyik menulis. Sekaranglah waktunya! Toh 2 teman tadi menghadap ke depan kelas, tak akan melihat bila aku “menggarap” Yuli.

Segera saja tangan kananku merangkul bahu Yuli. Tak ada reaksi. Aksi kuteruskan dengan memegang dagu dan menariknya. Mata Yuli sedikit membelalak, agak kaget mungkin, tapi tak ada tanda-tanda penolakan. Ah. bibir merah membasah yang menggairahkan. Kucium bibirnya. Dan … Yuli membalas ganas ciumanku..!

Tanganku mulai membuka kancing baju putih itu, lalu empat jariku menyusup ke balik BH-nya. Halus, padat, dan lumayan besar. Aku meremas. Yuli melenguh. Jariku mencari-cari putingnya. Mengeras. Tangannya kepangkuanku. Meremas juga. Sambil masih berciuman, aku melirik dua temanku tadi, mereka masih tak acuh sibuk sendiri. Aman!

Bibirku menelusuri lehernya yang licin, terus kebawah. Kancing bajunya sudah terbuka semuanya. Kulepas baju seragamnya, lalu kudorong Yuli hingga rebah di bangku sekolah!

Aku menindihnya hingga tubuh kami “lenyap” dari pandangan teman-teman tadi kalau mereka menengok ke belakang. Kuciumi habis-habisan kedua bukit perawan itu. Aku yakin bukit kembar ini belum tersentuh oleh “pendaki” manapun. Keras, dan padat. Aku tak sanggup menahan lagi. Walaupun pakaianku masih lengkap nempel di badan, tapi meriamku sudah nongol tegak dari rits celana, siap. Kusingkap rok abu-abu itu jauh-jauh ke atas. Kupelorotkan celana dalam krem-nya…

Amboi … bulu-bulu halus, merata di seluruh permukaan kewanitaanya.. Luar biasa.. Masa aku kerjain di sini, di kelas ? Biar saja. Kalau nanti ketangkap basah gimana ? Peduli amat. Kalau sudah begini, mana bisa “delay”, apalagi “cancel”. Lagi pula Yuli sudah merintih-rintih sambil membuka pahanya agak lebar. We got the point no return!

Mulai sekarang ? Ya, tunggu apa lagi. BH-nya masih nempel. Biar saja, tak ada waktu lagi. Kutempatkan penisku ke “tempat yang layak”. Menyapu-nyapu sebentar di seputar pintu-basahnya, lalu mulai menusuk.

“Uuuuhhhhhh ..” Yuli melenguh.

Mentok. Padahal baru “kepala”ku yang tenggelam. Tusuk lagi dengan menambah tekanan.

“Aaaahhhhh .pelan ..pelan ..sakiiit…” Desahnya pelan dan terbata-bata.

Buset! Susah bener. Vagina yang satu ini sempit benar. Apa betul, Yuli masih perawan .? Mungkin juga. Sebab biasanya kalau sama Tante Yani tusukan begini sudah mampu mencapai “dasar”.

Aku tusuk lagi lebih kuat, bahkan sekuat tenagaku. Dan …..

“Heh! ngelamun aja!”kudengar suara agak membentak. Suara Yuli!

Aku tersadar.

Aku kembali ke alam nyata.

Kembali dari lamunan nakal.

Lamunan bersetubuh dengan gadis yang duduk di sebelahku ini.

Gadis yang baru saja mengagetanku!

Ah.sialan. Kenapa aku begini ?

Gara-gara mengintip sedikit buah Yuli, aku jadi melayang..

***

Hari berikutnya aku kurang beruntung. Tante ada di rumah mengajakku ngobrol. Hanya ngobrol. Sayang sekali tubuh molek ini belum bisa “dipakai”. Sembulan dada bagian atas Tante dan sedikit belahannya cukup membuatku kepingin.

“Tante…” panggilku dengan suara serak”

“Hmm ?”

“Saya pengin, Tante”

“Kamu itu, engga sabaran, engga pernah puas”

“Bukan begitu, Tante. Saya puas, puas sekali. Cuma ketagihan, habis enak sih. Udah biasa setiap hari…”

“Sabar, dong” katanya sambil menggenggam selangkanganku.

“Eh, udah keras..” katanya lagi.

“Iya, Tante. Saya siap setiap saat” kataku meniru iklan

“Dasar…….! Dua hari lagi”

“Lama bener..”

Besok siangnya lagi, ada kejutan baru untukku. Tidak bersetubuh sih, tapi menyenangkan.

Tante sedang duduk di sofa menyulam. Begitu datang aku langsung menyingkirkan kain sulamannya, lalu kucium pipi dan kemudian bibirnya. Aku langsung tahu bahwa dibalik gaun merah jambu, warna kesukaannya, Tante tak memakai BH.

“Mandi dulu sana, To”

“Udah bisa, Tante ?” tanyaku cerah.

“Ih, kesitu aja pikiranmu. Belum, belum bersih” jawabnya sambil menuntun tanganku ke bawah perutnya. Masih ada pembalut di sana.

“Jadi, gimana dong Tante” kuremas dadanya yang tak berkutang.

“Pokoknya kamu mandi dulu”

Aku mandi dan mengganti baju dengan penuh harap, barangkali ada kreativitas baru dari Tante.

Aku keluar kamar. Ini dia kejutannya. Tante masih duduk di situ, hanya kancing gaunnya telah dibuka sampai perut, mempertontonkan sepasang buah dada yang mengagumkan. Luar biasa. Berani benar Tante ini, bertelanjang dada di ruang tengah. Jelas belum bisa bersetubuh, tapi kelakuan Tante ini menandakan ada permainan apa lagi nih.

Langsung saja kuserbu buah dada itu.

“Eeeeehhhhmmmmmm” Dengan gemasnya aku mengacak-acak buah indah itu dengan mulut dan tanganku.

Belum puas aku bermain dengan dada, Tante mendorongku sampai aku berdiri di depannya. Lalu.Tante membuka kancing jeans-ku!

“Tante… Si Mar nanti…..”

“Engga ada, lagi pergi…”

Dibukanya resleting celanaku, diturunkannya celana dalamku, lalu dikeluarkannya penisku yang langsung tegang, digenggam pangkalnya, terus diciumi ‘kepala’-nya, lalu masuk mulutnya!

Ooooohhh, nikmat sekali permainan baru ini. Suasana baru. Bayangkan. Di ruang tengah, berdua masih berpakaian, aku hanya mengeluarkan kelaminku, Tante mengulumnya dengan bertelanjang dada! Oh, indahnya dunia ini.

“Ooohhhhhhhhh, Tante, …sedaaaaappp.”

Kepala Tante bergerak maju-mundur, sangat perlahan. Terasa sekali bibirnya menjepit dan bergerak menelusuri permukaan penisku.

“Tante..Tante…enaaaaaaaak, Tante..”

Tante terus saja. Tanganku dituntun ke buah dadanya. Aku sampai lupa diri tak berbuat apa-apa pada Tante. Habis sedap sekali sih!

Kedua tanganku meremasi sepasang buah kenyal itu. Tante terus bekerja. Geli, Tante…!

Ya, geli. Aku hampir ke puncak. Entah mengapa kali ini aku cepat mendaki. Mungkin karena pintarnya bibir dan lidah Tante merayapi permukaan kulit kelaminku, atau karena suasana yang aneh ini.

Aku tak mampu menahan lebih lama lagi.

Tante rupanya tahu kalau aku hampir sampai, ia mempercepat gerakannya. Bagaimana kalau keluar, aku tak tega kalau sampai menumpahi mulut Tante dengan spermaku.

Segera..ya..segera sampai….

Dilepasnya kulumannya, tangannya yang memegang sapu tangan secepat kilat menutupi kelaminku dan digenggam.

“Aaaaaaaaaahhhhhh” sambil berteriak aku muncrat. Sedaaaaaaap.

Tante meremas.

Muncrat lagi, enak, meremas lagi, muncrat, nikmat, remas, sedap, muncrat, remas….

Beberapa detik aku terbang, kakiku goyah, lalu mendarat ditubuh Tante. Kucium mulutnya. Masih ada muncratan lagi, tertampung di saputangan. Ada lagi, makin sedikit…..

Beberapa saat aku masih menubruk Tante, ia masih menggenggam dengan saputangan.

“Terima kasih, Tante…”

“Enak, To ?”

“Sedaaaaaaap, Tante. Tapi lebih nikmat ke sini…” jawabku sambil memegang benda yang masih berpembalut itu.

“Masih pusing ?”

“Hilang, Tante. Lepas sudah…” Keteganganku memang lepas.

“Tante sendiri, gimana dong, Tante ?”

“Engga apa-apa. Ini ‘kan cuma membantu kamu”

Kupeluk lagi Tante lebih erat. Aku makin sayang saja sama Tanteku ini.

“Terima kasih, Tante. Tarto makin sayang sama Tante” kataku jujur.

“Sudah, cuci dulu sana. Ih, banyaknya….”

“Iya, habis sudah tiga hari engga keluar.”.

***

Sejak peristiwa ‘penguluman di ruang tengah’ kemarin itu aku jadi makin berani ‘kurang ajar’ kepada Tante. Seperti siang ini. Waktu Tante sedang duduk membaca di ruang tengah, aku mendekatinya dari belakang dengan kelaminku sudah kukeluarkan, terjulur kutempelkan di pipi Tante.

“He, ngawur kamu.!” Tante kaget. Ditariknya punyaku.

“Aauuu” aku teriak.

“Masukkin, engga aman!”

“Iya Tante, saya tahu. Cuma bercanda”

Di hari berikutnya Tante membalas.

Sewaktu aku sedang makan siang sendiri, Tante mendekatiku, sangat dekat sehingga perutnya hanya berjarak beberapa senti dari pipiku. Kucium bawah perutnya. Lalu Tante meraih tanganku, dimasukkan ke balik gaunnya, langsung vaginanya terpegang. Tak ada celana dalam di balik gaun Tante.

“Sudah bersih, Tante ?”

“Sudah..”

Kuangkat gaun itu sehingga ‘rambut’ yang menggemaskan itu nampak. Aku langsung tegang, berarti siang ini bisa. Aku langsung berdiri meninggalkan makanku, memeluknya.

“Tunggu dulu” kata Tante sambil mendorongku terduduk kembali.

“Kali ini Oommu dulu, ya..” Katanya sambil meninggalkanku masuk ke kamarnya. Kurang ajar! Oom Ton ada di kamar. Seharusnya aku tahu, mobilnya ada di garasi. Tante masih sempat melihatku sambil tersenyum, sebelum ia mengunci kamar.

Aku makin tegang ketika setengah jam kemudian lamat-lamat mendengar suara erangan Tante dari kamar..

Aku masuk kamar, tak tahan di situ.

Tante sudah selesai mens-nya, seharusnya siang ini ia milikku. Tapi Oom Ton merebutnya. Merebut ? Memang Oom Ton pemilik sah.

Aku gagal mencoba berkonsentrasi membaca Fisika, besok ulangan. Bayangan Tante disetubuhi suaminya yang muncul. Ah, sialan..

Setelah mencoba menyadari posisiku, aku jadi agak tenang. Aku ‘kan hanya kemenakannya yang dibantu, lahir dan batin, kenapa musti sewot ? Kelaminku mulai surut.

Tapi itu tak lama.

Tiba-tiba Tante masuk, langsung mengunci pintu kamarku. Disodorkan buah dadanya ke mulutku. Buah itu masih berkeringat, juga wajahnya. Tak peduli. Aku serbu dada itu, masih duduk di kursi belajarku. Kelaminku langsung membesar lagi. Tante dengan tergopoh-gopoh membuka resleting celanaku, mengeluarkan isinya yang sudah keras menjulang. Ia melangkah naik ke pahaku. Mengarahkan kelaminku ke vaginanya, dan….blessss aku langsung masuk…! Gila! Tanpa pemanasan dulu Tante langsung main. Di kursi lagi. Untung aku cepat siap. Jadilah kami ‘berkudaan’ di kursi. Tante semangat sekali nampaknya. Dengan posisi berpangku berhadapan ia di atas, Tante leluasa mengeksplorasi penisku. Aku lebih pasif. Hanya kadang-kadang saja menusuk, soalnya berat, harus mengangkat tubuhnya dengan pinggulku.

Edan! Setengah jam yang lalu aku mendengar Tante mengerang di kamarnya bersama Oom Ton, sekarang ia berkudaan denganku, sementara suaminya (mungkin) sedang pulas di kamar sebelah!

Seakan ia tak ada puasnya. Atau jangan-jangan ia belum puas dengan suaminya lantas melanjutkan di sini ? Hanya Tante yang tahu. Betapa trampilnya ia menggenjot. Vaginanya begitu menjepit dan mengurut penisku, berulang-ulang. Begitu rupa ia menstimulasi kelaminku, membuat aku cepat naik. Geli sekali. Makin cepat dia, makin geli aku. Tiba-tiba tangannya mencekram kepalaku kuat sekali. Tubuhnya bergetar hebat, mengejang. Di dalam sana berdenyut-denyut. Bahuku digigitnya. Getaran tubuhnya makin hebat, lalu mendadak berhenti menggenjot. Mengerang. Tante sedang melayang di puncak..

Akupun hampir sampai. Aku sekarang yang menggenjot. Tante teriak. Vaginanya menjepitku teratur menandakan Tante telah orgasme. Aku tak peduli, sebab aku belum, cuma hampir sampai, terus menggenjot. Tante masih mencekeram erat, secara pasif mengikuti gerakan tusukanku yang naik-turun, lalu…akupun mengejang, melepas. Heran, Tante mengerang lagi, seharusnya aku yang teriak. Tante ikut menikmati ejakulasiku.

Sejurus kemudian kami diam, masih berpelukan, Tante belum mencabut. Hanya nafas kami berdua yang masih berkejaran.

“Tante hebat…” aku membuka percakapan

“Apanya yang hebat, justru kamu yang hebat. Tante tadi ‘kan duluan”

“Ah, kita hampir bersamaan kok tadi”

“Jadi apa maksudmu hebat”

“Tante bisa dua kali berturutan”

“Ooh itu, engga juga sih..”

“Tadi saya mendengar, waktu Tante sama Oom”

“Ah, masa.?”

“Iya, Tante mengerang, saya jadi ngiri.”

“Kan kamu dapat juga”

“Itulah makanya Tante bisa dua kali”

“Kamu juga bisa dua kali, waktu malam itu.”

“Iya, tapi ‘kan ada jarak waktu”

“Sebenarnya Tante tadi cuma sekali”

“Yang benar, Tante. Barusan Tante ‘kan sampai puncak..”

“Iya. Cuma itu. Sama kamu”

“Tadi sama Oom..” aku mulai menyelidik tentan hubungan Oom dan Tanteku ini.

Tante diam saja.

“Kok diam, Tante” aku benar-benar ingin tahu.

“Ini kan masalah Tante dengan Oom-mu, rahasia dong”

“Please, Tante, cerita dong. Tante kan isteri ku juga” buah dadanya kucium, putingnya masih keras.

“Kamu engga usah tahu”

“Ayolah, Tante”

Tante diam lagi agak lama. Lalu….

“Sama Oommu Tante belum sampai …..” Kaget juga aku. Jadi, tak berhasil orgasme dengan suaminya lalu melanjutkan denganku.

“Ah masa, Tante”

“Itulah kenyataannya, To. Oom-mu engga bisa memuaskan Tante”

Mungkin inilah sebabnya, Tante tiap siang tak menolak aku setubuhi, bahkan menikmati.

“Pantesan……”

“Pantesan apa ?” tanya Tante

“Tadi Tante langsung masuk, engga pemanasan dulu”

“Tante tadi senewen, To. Ada rasa menggantung, ada yang harus dituntaskan”

“Untung saya tadi udah siap”

“Sory ya To…”

“Engga apa-apa, Tante. Saya tadi juga puas. Cuma lebih nikmat kalau pemanasan dulu”

“Kamu harus mulai terbiasa begini, To. Seperti yang Tante bilang dulu, Tante butuh kamu. Jangan kaget kalau tiba-tiba Tante pengin. Tante harus mencapai orgasme. Kalau tidak Tante bisa gila..”

“Saya siap, Tante, Betul. Kapanpun Tante butuh saya, silakan saja Tante. Saya juga menikmatinya, Tante. Tanpa pemanasanpun saya engga apa-apa. Tadi saya bilang begitu, itu hanya akan lebih nikmat kalau dengan pemanasan. Kalau tidakpun engga apa-apa”

Kunjunggi juga artikel lain nya di Video Sex Mesum

Cerita Sex Gairah Gadis Berjilbab Nakal

$
0
0

Cerita Sex Gairah Gadis Berjilbab Nakal – Hanya dalam hitungan menit, reaksi dari SMS yang kukirim langsung kudapat. HP ku berdering dan pada layar terlihat nama Bu Rum memanggil. Tetapi aku tidak berani mengangkat karena pasti ia mengenali suaraku hingga kudiamkan saja panggilannya. Setelah beberapa kali telefonnya tidak diangkat, akhirnya sebuah SMS masuk.

Cerita Sex

“Tolong jawab. Nomor siapa ini”. Demikian bunyi SMS yang dikirimnya dan memacu niatku untuk kembali mengisenginya.
“Pokoknya ibu sangat mengenal saya. Bener lho Bu, pisang saya jadi pengin banget dimasukkan ke itunya ibu seperti pisang yang ibu pegang tadi malam. Ibu pasti puas. Mau kan Bu?”. Ujarku dalam SMS yang kukirim berikutnya.
“Huussh… jangan ngawur. Saya bukan wanita begituan dan saya kan sudah tua. Tolong kejadian itu jangan diceritakan ke orang lain. Tolong banget”. Ungkapnya dalam SMS berikutnya.

Rupanya dia ketakutan kalau aku menceritakan kejadian yang sempat kupergoki itu hingga niat isengku makin menjadi.
“Beres Bu, Saya tidak akan cerita ke siapa-siapa. Tapi sungguh saya sangat terangsang saat melihat memek ibu dicolok buah pisang. Bahkan lebih merangsang dibanding memek wanita bule yang ada di film BF. Jadi soal saya kepengin begituan dengan ibu memang bener-bener lho.” Kataku lagi dalam SMS yang kukirim selanjutnya. Tetapi balasan SMS dari Bu Rum pendek saja. “Sudah ya. Saya sangat berterima kasih kejadian itu tidak diceritakan ke siapapun,” ujarnya dalam SMS yang kuterima. Setelah itu beberapa kali kukirim SMS dengan kata-kata yang lebih panas. Termasuk kesediaanku untuk menjilati memek dan itilnya bila ia mau melayaniku. Namun Karena tetap tidak dijawab maka malam itu SMS an dengan Bu Rum tidak berlanjut.

Bu Ruminah yang biasa disapa Bu Rum adalah tetanggaku. Rumahnya hanya terpaut tiga rumah dari rumahku. Suaminya Pak Kirno, adalah pensiunan TNI dan pernah menjadi Satpam sebuah bank serta menjabat Ketua RW sebelum terkena stroke dan mengalami kelumpuhan. Sementara Bu Rum di samping menjadi ketua kelompok pengajian ibu-ibu di lingkungan RW tempat tinggalku, ia yang pernah mengenyam pendidikan pesantren itu juga mengajari ibu-ibu mengaji termasuk ibuku yang menjadi teman dekat dan sekaligus muridnya. Aku yakin orang-orang tidak bakalan percaya kalau kuceritakan bahwa Bu Rum ternyata suka melampiaskan hasrat seksnya dengan menggunakan pisang. Betapa tidak, wanita berusia 53 tahun itu, penampilan kesehariannya sangat santun. Selalu berkerudung dan menutup rapat auratnya. Hingga orang tidak akan percaya tentang kebiasaannya yang nyeleneh dalam soal seks terlebih di usianya yang sudah tergolong tua.

Tetapi aku benar-benar melihat dengan mata dan kepalaku sendiri tentang apa yang dilakukan dia yaitu memuasi diri dengan buah pisang. Bahkan saat itu, terus terang aku sangat terangsang. Terlebih saat ia meremasi sendiri kedua teteknya yang gede dan melihat memeknya yang dipenuhi rambut tebal dicolok-colok dengan buah pisang. Karena selalu terbayang oleh bagian-bagian tubuhnya yang membuatku terangsang, akhirnya aku iseng mengirim SMS. Karena beberapa SMS ku yang terakhir tidak dibalasnya, aku nyaris nekad dengan mengancamnya bahwa bila ia tidak mau melayaniku akan kuceritakan soal masturbasi dengan pisang itu kepada orang-orang. Hanya setelah kupikir, tindakanku itu bisa membuat dia kalap atau melapor ke polisi hingga kuurungkan niatku tersebut. Hanya aku tetap bertekad untuk mengisenginya dengan berkirim SMS kepadanya di tiap kesempatan. Hampir tiap hari, terkadang pagi, siang maupun malam, beberapa SMS kukirim kepadanya. Intinya mengungkapkan keinginanku untuk menjadi patner seksnya karena setelah memergoki dia main dengan pisang aku menjadi sangat terangsang dan terpaksa sering mengocok sendiri kontolku sambil membayangkan menyetubuhinya. Tetapi ia tetap tidak mau membalasnya. Pernah beberapa kali ia mencoba menelepon tetapi aku tidak berani mengangkatnya.

Oh ya, dari perkawinannya dengan Pak Kirno, Bu Rum hanya mempunyai satu anak Mbak Lasmi. Ia sudah berkeluarga dan mempunyai beberapa anak. Mbak Lasmi tinggal di tempat lain di sebuah kecamatan terpencil karena suaminya menjadi pegawai kecamatan di sana. Jadi status Bu Rum adalah nenek dari beberapa cucu. Puncak dari keisenganku mengrim SMS kepada Bu Rum terjadi ketika pengajian ibu-ibu di kampungku yang dilaksanakan secara bergiliran jatuh ke giliran ibuku. Karena acaranya berbarengan dengan halal bi halal setelah lebaran, pengajian yang diadakan di rumahku terbilang besar. Hidangan yang biasanya cuma snack kali ini dilengkapi ketupat dan opor ayam. Juga ustazahnya yang biasanya pembicara lokal, kali ini didatangkan dari luar kota.

Sejak pagi rumahku ramai oleh ibu-ibu tetangga yang mempersiapkan acara tersebut termasuk Bu Rum. Adanya wanita itu di rumahku membuatku tidak berani mengirim SMS iseng padanya. Hanya secara sembunyi-sembunyi aku sering mencuri pandang menatapinya. Seperti kebiasaannya, saat itu Bu Rum memakai busana muslim dengan hiasan bordir yang apik. Yakni sebuah baju terusan warna krem yang longgar yang tidak menampakkan bentuk tubuhnya dipadu dengan celana panjang warna senada. Dengan kerudung yang tak pernah lepas menutup kepalanya, wanita bertubuh tinggi besar itu nampak anggun dan berwibawa.

Acara pengajian yang dimulai selepas ashar, baru berakhir menjelang maghrib. Sekira pukul 19.30 WIB, setelah acara beres-beres rumah selesai ibu memanggilku. “Win tolong ini diantar ke rumah Bu Rum ya.Tadi ia minta disisihkan lontong dan opornya karena katanya di rumah lagi tidak masak,” ujar ibuku.

Setelah beberapa kali berkirim SMS gelap kepadanya, sebenarnya agak grogi untuk berhadapan langsung dengan Bu Rum. Terlebih mengingat kata-kata jorok dan porno serta ajakan main seks dalam setiap SMS yang kukirim. Tetapi aku juga tidak punya alasan untuk menolak perintah ibu hingga dengan terpaksa kulaksanakannya. Dua buah rantang besar berisi lontong dan opor kubawa ke rumah Bu Rum. Setelah beberapa kali mengetuk pintu dan menunggu agak lama, kulihat seseorang mengintip dari balik korden dan akhirnya membukakan pintu.Ternyata yang mengintip dan membukakan pintu adalah Bu Rum sendiri. “Ohkamu Win, ibu kira siapa. Ayo masuk,” ujarnya mempersilahkanku.

Bu Rum yang kalau berada di luar rumah berpakaian muslimah yang rapat,ternyata tidak begitu adanya kalau sedang di dalam rumah. Baju yang dipakainya hanya daster berbahan tipis dan tanpa lengan. Hingga BH hitam dan celana dalam putih yang dipakainya tampak menerawang. “Saya disuruh mengantarkan ini untuk Bu Rum,” kataku setelah berada di ruang tamu rumahnya. Tetapi Bu Rum tidak langsung menerima bingkisan makanan yang kusodorkan. Ia kembali membuka pintu dan keluar rumah. Setelah sesaat melihat sekeliling, ia kembali masuk dan mengunci pintu dari dalam. Ia juga mengajakku ke dalam, ke ruang tengah rumahnya. “Taruh saja bawaannya di meja Win. Ada yang ingin ibu bicarakan sama kamu,” katanya pelan.

Deg! Serasa berhenti detak jantungku. Pasti ia sudah tahu kalau yang berkirim SMS selama ini adalah aku, pikirku membathin. Gelisah akudibuatnya. “Duduk sini Win. Tidak ada siapa-siapa kok. Pak Kirno tadi dijemput Lasmi dan suaminya karena ia ingin banyak menghirup udara gunung yang segar. Mungkin agar bisa pulih,” ujarnya lagi.

Agak sedikit plong mendengar bahwa Pak Kirno suaminya sedang tidak dirumah. Setidaknya kalau Bu Rum marah terkait soal SMS ku itu, suaminya tidak ikut mendengarnya. Hanya aku tetap tidak bisa membuang kegelisahan yang kurasakan. Seperti pesakitan yang menunggu vonis hakim, aku hanya duduk mematung di kursi sofa di ruang tengah rumah Bu Rum. Bu Rum duduk di kursi lain yang ada, dekat tempat aku duduk. Baru kusadari, daster yang dipakainya ternyata terlalu pendek. Pahanya yang mulus terlihat terlihat terbuka. Hanya aku tetap tidak dapat menikmati pemandangan yang mengundang itu karena suasana tegang yang terjadi.

“Tadi waktu di pengajian, ibu minta ijin ke ibumu agar kamu mau mengantar ibu ke rumah Lasmi tiga hari lagi untuk menjemput Pak Kirno.Rencananya mau pinjam mobil Pak RT dan kamu yang menyetir. Ibumu setuju dan memberi nomor HP milikmu. Tapi ibu jadi kaget, sebab ternyata nomornya sama dengan nomor yang suka dipakai SMS ke ibu beberapa hari ini. Jadi kamu Win yang suka SMS ke ibu,” ujarnya tenang dan disampaikan tanpa emosi. Namun meskipun begitu, sempat kecut juga nyaliku.
“Eee…ee.. ti…eh… iya Bu,” jawabku terbata.
“Oh syukurlah kalau begitu. Ibu takut banget apa yang kamu sempat lihat diceritakan ke orang-orang lain. Ibu pasti sangat malu. Terima kasih banyak ya Win kamu tidak cerita ke orang-orang,”.

Ah ternyata ia tidak marah soal itu. Aku jadi merasa plong. Bahkan dengan terbuka, Bu Rum akhirnya bercerita soal kenapa ia terpaksa menggunakan pisang untuk memuaskan dorongan seksnya. Diceritakannya, meski sudah tergolong berumur namun kebutuhan biologisnya belum padam benar. Padahal sudah lama Pak Kirno tidak bisa menjalankan kewajibannya sebagai suami. Bahkan jauh sebelum terkena stroke. Makanya setiap keinginan untuk itu datang ia selalu berusaha memuaskan sendiri termasuk menggunakan pisang.
“Ibu malu banget lho sama kamu Win. Apalagi kalau kamu sampai cerita ke orang-orang. Mau ditaruh dimana muka ibu?” Kata Bu Rum lagi.
“Tidak Bu, saya janji tidak akan cerita ke siapa pun soal itu,” ujarku meyakinkannya.

Mungkin saking senangnya rahasianya soal ngeseks dengan pisang tidak akan terbongkar ia langsung berpindah duduk menjejeriku di sofa yang kududuki. Digenggam dan diguncang-guncangkannya tanganku.
“Terima kasih win, ibu sangat berterima kasih,” kata Bu Rum.

Beban yang semula seolah menghimpit dadaku langsung sirna melihat sikap Bu Rum. Hanya kembali aku sulit menjawab ketika ia menanyakan perihal kata-kata dalam beberapa SMS yang kukirimkan.
“Kalau ibu boleh tahu, sebenarnya apa yang mendorongmu mengirim SMS itu kepada ibu?”
“Eee… eee… sa… sa.. saya.. ee,” kembali aku terbata.
“Tidak apa-apa Win, jawab saja yang jujur. Ibu cuma ingin tahu,”
“Saya mengirim SMS itu karena sangat terangsang setelah melihat ibu,” kataku akhirnya.
Bu Rum kulihat terpana. Mungkin ia tidak percaya dengan jawaban yang kuberikan. Namun sebuah senyuman terlihat mengembang di wajahnya hingga aku tidak takut lagi.
“Jadi kamu juga benar-benar ingin begituan dengan ibu?”
“Eee… maksud saya.. ee. Iya kalau ibu bersedia,” jawabku mantap.
Mendengar jawabanku Bu Rum langsung meraih dan mendekapku. Dalam kehangatan dekapannya, wajahku tepat berada di busungan buah dadanya yang terbungkus BH hitam. Wajahku membenam di busungan susunya yang memang berukuran besar. Diperlakukan seperti itu kontolku jadi langsung bangkit. Mengeras di balik celana dalam dan jins yang kupakai.

Sesaat setelah Bu Rum melepaskan pelukan pada tubuhku, kulihat gaya duduknya makin sembrono. Kedua kakinya terbuka lebar hingga pahanya yang membulat besar terlihat sampai ke pangkalnya. Bahkan kulihat sesuatu yang membukit dan terbungkus celana dalam warna hitam. Aku tak berkedip menatapinya. Untuk ukuran wanita seusia dirinya, kaki dan bagian paha Bu Rum masih terhitung mulus. Memang ada lipatan-lipatan lemak dan kerutan mendekati ke pangkal paha. Tetapi tidak mengurangi hasratku untuk menatapi bagian yang merangsang itu termasuk ke bagian membukit yang tertutup celana dalam warna krem. Jembut di memeknya itu pasti sangat lebat karena banyak yang tidak tertampung celana dalam yang menutupinya hingga terlihat banyak yang keluar dari celana dalam yang dipakainya.

Rupanya Bu Rum tahu mataku begitu terpaku menatapi organ kewanitaannya. Mungkin karena telah yakin aku benar-benar mau menjadi pelepas dahaganya, ia pelorotkan sendiri celana dalam itu dan melepasnya.
“Bu Rum sudah nenek-nenek lho Win. Tetapi kalau kamu pengin melihat memek ibu bolehlah. Sebenarnya ibu juga sudah lama tidak puas main sendiri dengan tangan dan pisang,” katanya.

Bahkan tanpa sungkan, setelah melepas sendiri celana dalamnya ia duduk mengangkang membuka lebar-lebar pahanya. Memamerkan memeknya yang berbulu sangat lebat. Ah tak kusangka akhirnya dapat melihat memek Bu Rum dalam jarak yang sangat dekat. Memek Bu Rum lebar dan membukit. Jembutnya sangat lebat dan hitam pekat. Kontras dengan pahanya yang kuning langsat sampai ke selangkangannya. Puas memandangi bagian paling merangsang di selangkangan wanita itu, keinginanku untuk menyentuhnya menjadi tak tertahan. Kujulurkan tanganku untuk menyentuhnya.

Kuusap-usap jembutnya yang keriting dan tumbuh panjang. Jembut Bu Rum benar-benar super lebat menutupi memeknya. Hingga meski telah mengangkang, masih tidak terlihat lubang memeknya karena tertutup rambut lebat itu. Kuusap-usap dan kusibak jembut yang tumbuh sampai ke atas mendekati pusar wanita itu dan di bagian bawah mendekati lubang duburnya. Menimbulkan bunyi kemerisik. Untuk bisa melihat lubang memeknya, aku memang harus menyibak rambut-rambut yang menutupinya dengan kedua tanganku. Bibir luar memek Bu Rum tampak tebal dan kasar karena sudah banyak kerutan dan warnanya coklat kehitaman. Di bagian dalam lubang memeknya yang berwarna hitam kemerahan, ada lipatan-lipatan daging agak berlendir dan sebuah tonjolan. Ini rupanya yang disebut itil, pikirku. Tidak seperti ukuran memeknya yang besar, tebal dan tembem, itil Bu Rum relatif kecil. Hanya berbentuk tonjolan daging kemerahan di ujung atas celah bibir luar kemaluannya yang sudah berkerut-kerut. Kutoel-toel itilnya itu dengan jari telunjukku yang sebelumnya kubasahi dengan ludah. Ia mendesah dan sedikit menggelinjang.

“Kamu sudah pernah begituan dengan perempuan Win? Ee.. maksud ibu ngentot dengan perempuan?”
“Belum Bu,” jawabku sambil tetap menggerayangi dan mengobok-obok vaginanya.
“Masa!? Kalau melihat memek wanita lain selain punya ibu?”
“Juga belum Bu. Saya hanya melihatnya di film BF yang pernah saya tonton. Memangnya kenapa Bu?” Jawabku lagi.
Sebenarnya aku berbohong.Sebab di rumah aku sering mengintip ibuku sendiri. Saat dia mandi atau berganti pakaian di kamarnya. Mendengar aku belum pernah berhubungan seks dengan perempuan dan belum pernah menyentuh vagina, entah kapan ia melakukannya, tanpa sepengetahuanku ternyata Bu Rum sudah melepas daster dan BH nya. Telanjang bulat tanpa sehelai benang menutupi tubuhnya dan memintaku untuk melepas semua pakaian yang kukenakan.
“Oooww.. punya kamu besar juga ya Win,” kata Bu Rum sambil membelai kontolku yang telah tegak mengacung setelah aku telanjang.

Bu Rum tidak hanya membelai dan mengagumi kontolku yang telah keras terpacak. Setelah menjilat-jilat lubang di bagian ujung kepala penisku, ia memasukkan batang kontolku ke mulutnya. Aku jadi merinding menahan kenikmatan yang tak pernah terbayangkan. Tubuhku tergetar hebat. Sesekali kurasakan mulutnya mengempot dan menghisap batang kotolku yang kuyakin semakin mengembang. Lalu dikeluarkan dan dikocok-kocoknyanya perlahan. Ah, teramat sangat nikmat. Sangat berbeda bila aku mengocok sendiri kontolku. Saking tak tahan, tanpa sadar aku memegang dan mengusap-usap rambut Bu Rum yang semestinya tidak pantas kulakukan mengingat usia dan sekaligus statusnya sebagai guru mengaji ibu-ibu di kampungku termasuk ibuku. Tetapi Bu Rum tak peduli. Ia terus asyik dengan kontolku. Dikulum,dihisap dan dikocok-kocoknya perlahan dengan gemas. Seperti wanita yang baru melihat kejantanan milik pasangannya. Mungkin karena selama ini ia hanya bisa melakukannya dengan pisang setelah kotol suaminya tidak berfungsi.

Sambil menikmati kocokan dan kuluman Bu Rum pada kontolku, kuremasi teteknya. Tetek Bu Rum gede dan sudah menggelayut bentuknya. Namun sangat lembut dan enak di remas. Bahkan puting-putingnya langsung mengeras setelah beberapa kali aku memerah dan memilin-milinnya. Tak kusangka wanita yang dalam keseharian selalu tampil dengan busana muslim yang rapat dan menjadi guru mengaji ibu-ibu di kampungku ini juga lihai dalam urusan kulum mengulum kontol. Aku dibuat kelojotan menahan nikmat setiap ia menghisap dan memainkan lidahnya di ujung kepala kontolku. Bahkan saat Bu Rum mulai mengalihkan permainannya dengan menjilati kantung pelirku dan menghisapi biji-biji pelir kontolku, aku tak mampu bertahan lebih lama. Pertahananku nyaris jebol. Karenanya aku berusaha menarik diri agar air maniku tidak muncrat ke mulut atau wajah Bu Rum.

Namun Bu Rum menahan dan menekan pinggangku. “Mau keluar Win ? Muntahkan saja di mulut ibu,” ujarnya sambil langsung kembali menghisap penisku. Akhirnya, pertahananku benar-benar ambrol meski telah sekuat tenaga untuk menahannya karena merasa tidak enak mengeluarkan mani di mulut Bu Rum. Sambil mendesis dan mengerang nikmat pejuhku muncrat sangat banyak di rongga mulut Bu Rum. Cairan kental warna putih itu kulihat berleleran keluar dari mulut wanita itu. Tetapi ia tidak mempedulikannya. Bahkan menelannya dan dengan lidahnya berusaha menjilat sisa-sisa maniku yang berleleran keluar. Terpacu oleh kenikmatan yang baru kurasakan dan banyaknya mani yang keluar membuat tubuhku lemas seperti dilolosi tulang-tulangku. Aku terduduk menyandar di si kursi sofa tempat Bu Rum terduduk.

“Gimana Win, enak?”
“Enak banget Bu,”
“Nanti gantian ya punya ibu dibikin enak sama kamu. Ibu ke kamar mandi dulu,” ujarnya berdiri dan melangkah ke kamar mandi.

Saat kembali dari kamar mandi, Bu Rum menyodorkan segelas besar teh manis hangat. Sodoran teh manisnya langsung kusambut dan kuteguk.Terasa hangat dan nikmat setelah tenaga hampir terkuras dan kini kembali segar. Saat itu baru kusadari Bu Rum masih bugil tanpa sehelai benang menutupi tubuhnya.Aku kembali terpaku pada tubuh bahenolnya yang masih lumayan mulus. Wanita berpinggul besar dan berdada montok namun sudah agak kendur itu,meskipun sudah menjadi nenek masih sangat menggoda. Jembutnya yang keriting lebat terlihat basah. Mungkin habis dibersihkan di kamar mandi untuk menghilangkan bekas air maniku.

“Mau lagi Win?” ujarnya mendekat dan berdiri tepat di tempat aku duduk. Kini memang giliranku untuk memuaskannya setelah kenikmatan yang diberikan padaku. Aku bingung harus memulai dari mana dan melakukan apa pada Bu Rum karena memang belum pernah pengalaman dengan perempuan. Hanya dari sejumlah film BF yang sering kutonton, wanita kelihatannya sangat suka kalau memeknya dijilat. Maka aku langsung turun dari kursi panjang dan berjongkok di depan Bu Rum. Memeknya yang besar membusung kini tepat di hadapan wajahku. Jembut keriting lebatnya terlihat basah. Dan Bu Rum, melihat aku hanya terbengong memandangi bukit kemaluannya, langsung mengangkat kaki kirinya dan di tumpukan pada kursi panjang. Karena pahanya yang terbuka kini aku bisa melihat lubang memeknya yang nampak sudah longgar. Lubang memeknya menyerupai lorong panjang. Bahkan kulihat itilnya yang mencuat di ujung atas belahan memeknya.

Kembali aku menyentuh dan mengusap memeknya. Bibir luar memeknya yang berwarna coklat kehitaman penuh kerutan dan terasa lebih tebal. Namun makin ke dalam lebih lembut dan basah serta warnanya agak memerah.Kudengar Bu Rum mendesah saat jariku menyelinap masuk menerobos lubang vaginanya. Rambut kepalaku diusap dan diremas-remasnya. Desahannya mengingatkanku pada suara wanita yang tengah disetubuhi di adegan film BF. Aku jadi terangsang. Kontolku kembali menggeliat dan bangkit. Sambil mendesah, Bu Rum tak hanya meremas dan menjambaki rambut kepalaku. Tetapi ia berusaha menarik dan mendekatkan wajahku kememeknya. Aku jadi tahu, nampaknya ia tidak ingin memeknya hanya dicolok-colok dengan jariku, Aku yang memang sudah kembali terangsang langsung mendekatkan mulutku dan mulai mengecupi lubang memek Bu Rum.

Ternyata selain bibir luar vaginanya yang mengeras dan berkerut-kerut, di luar kelentitnya yang menonjol besar, ada sebentuk daging yang menjulur keluar dari lubang memeknya. Bentuknya nggedebleh mirip jengger ayam jantan. Pengetahuanku tentang bagian paling intim milik wanita memang sangat terbatas dan melihatnya dari jarak sangat dekat baru kali ini mendapat kesempatan. Satu-satunya memek wanita dewasa yang pernah kulihat adalah milik ibuku. Aku memang sering mengintipnya saat ibu mandi. Atau saat berganti baju di kamarnya dan pernah beberapa kali melihatnya dalam jarak cukup dekat saat dia tidur. Tetapi sepengetahuanku tidak ada jengger ayam di lubang memek ibuku. Jadi terasa agak aneh atas apa yang kulihat di lubang memek Bu Rum. Tetapi aku tak peduli. Hingga selain menjilati bibir vaginanya, jengger ayamnya juga tak luput dari sentuhan mulut dan lidahku. Bahkan aku langsung mengulum, menghisap dan menarik -nariknya dengan mulutku.

“Ohhh… sshhh… aahhh… enak Win. Aaauuwww… ya.. ya.. aaahhh.. sshhh.. enak banget,”

Aku sangat senang karena ternyata Bu Rum menyukai dan keenakan oleh jilatan lidahku di lubang memeknya. Dari liang sanggamanya mulai keluar lendir yang terasa asin di lidahku. Tetapi itu pun tidak membuat surut langkah untuk terus mengobok-ngobok vaginanya dengan mulut dan lidahku. Aku terus mencerucupi dan menghisapnya hingga lendirnya banyak yang tertelan masuk ke kerongkonganku.Diperlakukan seperti itu Bu Rum seperti kesetanan. Tubuhnya tergetar hebat dan kulihat ia merintih, mendesah sambil meremasi sendiri kedua tetek besarnya.

“Kamu naik dan tiduran di sofa Win. Sshhh aahh jilatanmu di memek ibu enak banget,” katanya.

Seperti yang dimintanya, aku naik ke sofa dan tiduran telentang dengan kaki menjuntai. Setelah itu Bu Rum ikutan naik. Tadinya kukira ia akan menyetubuhiku dengan posisi wanita di atas seperti yang pernah kulihat dalam adegan film mesum yang menggambarkan hubungan seks antara wanita dewasa dan bocah ingusan. Tetapi tidak. Ia berdiri dan memposisikan kedua kakinya diantara tubuhku. Lalu bertumpu di dinding tembok yang ada di belakang kursi sofa dan sedikit menurunkan tubuhnya. Rupanya, ia masih ingin mendapatkan jilatan di memeknya dengan posisi yang membuat dirinya lebih nyaman dan bergerak leluasa. Sebab saat memeknya telah berada tepat di depan wajahku, ia langsung membekapkannya ke mulutku.

Tak kusangka, wanita yang sangat dihormati di kampungku karena selalu berbusana muslimah yang rapat dan menjadi guru mengaji ibu-ibu, di usianya yang sudah 53 tahun masih sangat menggebu. Pantesan ia suka menyogok-nyogok memeknya dengan pisang. Mungkin karena tidak tahan akibat tidak pernah disentuh oleh suaminya yang sudah tidak bisa melayaninya sama sekali.

Aku sempat gelagapan karena tidak mengira Bu Rum akan membekapkan memeknya ke wajahku. Tetapi setelah mengetahui apa yang diinginkannya, aku langsung menyambutnya meskipun tidak tahu harus bagaimana semestinya dilakukan. Seperti sebelumnya kembali kujulurkan lidah dan kembali kujilati lubang memeknya. Namun kali ini dengan lebih semangat. Daging jengger ayamnya yang keluar dan menggelambir kukulum. Lalu lidahku menjulur masuk sedalam-dalamnya di lubang vaginanya sampai hidung dan wajahku ikut belepotan oleh lendir yang keluar dari liang sanggamanya. Sambil terus mengobeli memeknya dengan lidah dan mulutku, pantat Bu Rum juga menjadi sasaran remasan tanganku. Meskipun sudah melorot, pantat Bu Rum yang besar terasa masih lumayan kenyal. Nampaknya ia menjadi keenakan. Bu Rum melenguh dan mendesah.
“Iya Win…aahhh… sshhhh…aaahhhh… ssshh.. enak banget. Terus colok memek ibu dengan lidahmu sayang. Ahhh.. ya.. ya… oooohhhhh…. ssshhhh,” desahnya tertahan saat aku makin dalam menjulurkan lidah.

Mendengar rintihan dan desahan Bu Rum, aku jadi makin bersemangat.Hanya karena tidak punya pengalaman, aku hanya menjilat dan mengisap bagian dalam memeknya sekena-kenanya. Rupanya karena terlalu menggebu, aku sempat menghisap itilnya dengan kuat. Bu Rum memekik. Tetapi tidak marah dan malah makin keenakan.
“Ia Win itu itil ibu.. enak banget…sshhh ..aahhh.. aahhh. Terus Win hisap itil ibu… aaoooohhh …oooohhhh,”

Seperti yang dimintanya, itil Bu Rum yang akhirnya paling sering menjadi sasaran jilatan dan hisapan mulutku. Bahkan sambil terus mencerucupi kelentitnya, dua jari tanganku kupakai untuk menyogok-nyogok bagian dalam memeknya. Saat itulah Bu Rum menjadi kelojotan dan beberapa saat kemudian ia memintaku berhenti.

“Udah Win ibu nggak tahan. Bisa KO kalau diteruskan. Sekarang ibu pengin dientot dengan kontolmu. kamu juga pengin kan ngentot dengan ibu kan?”
“Ii .. iya bu. Saya pengin banget. Ta.. ta.. tapi saya tidak tahu caranya,”
“Nggak apa-apa. Nanti ibu ajarin,” ujarnya seraya menggamit lenganku.

Ia membawaku ke kamarnya. Kamar dengan ranjang spring bed berukuran besar dan tampak rapi tertutup sprei motif garis-garis. Di kamar Bu Rum, ada meja rias berukuran besar dengan berbagai alat make up di atasnya serta sebuah almari pakaian model antik di samping gambar Bu Rum dan suaminya dalam pose berpasangan mengenakan pakaian adat Jawa. Foto itu sepertinya dibuat saat usianya masih di bawah 40 tahun. Bu Rum terlihat sangat cantik dan seksi. Suaminya, Pak Kirno juga terlihat kekar dan tampan. Adanya gambar Pak Kirno suaminya di kamar itu, sebenarnya aku sempat grogi. Tetapi melihat Bu Rum sudah telentang di ranjang dan dalam posisi mengangkang, sayang kalau harus melepaskan kesempatan yang sudah berada di depan mata. Aku sudah sering mengocok sendiri kontolku sambil membayangkan ngentot dengan Bu Rum. Aku juga ingin mengetahui dan merasakan seperti apa rasanya ngentot sebenarnya.

Dengan kontol tegak mengacung aku naik ke ranjang. Hanya aku tetap bingung bagaimana harus memulai. Di antara kedua pahanya yang membuka lebar, memek Bu Rum tampak menganga menunggu batang zakar pria yang mau menyogoknya. Sepasang buah dadanya yang besar, dalam posisi telentang terlihat jadi nggedebleh dan hanya puting-putingnya yang hitam kecoklatan terlihat menantang. Melihat aku cuma mematung, rupanya Bu Rum menjadi tak sabar. Ditariknya tanganku hingga menjadikan tubuhku ambruk dan menindih tubuh montoknya.Beberapa saat kemudian kurasakan Bu Rum meraba selangkanganku dan meraih kontolku. Batang penisku yang sudah mengacung dikocok-kocoknya perlahan hingga makin mengeras dan membesar.

Oleh wanita itu, kepala penisku digesek-gesekkannya di sekitar bibir kemaluannya. Setelah tepat berada di bagian lubangnya, ia berbisik.”Tekan Win, biar kontol kamu masuk ke memek ibu,” bisiknya lirih di telingaku. Slessseeppp.. blleeesss. Tanpa banyak hambatan batang kontolku yang lumayan panjang dan besar seluruhnya masuk membenam. Mungkin karena lubang memek Bu Rum yang sudah kelewat longgar dan licin akibat banyaknya lendir yang keluar. Bagian dalam memek Bu Rum hangat dan basah. Dan tanpa ada yang memerintah, seperti semacam naluri, aku membuat gerakan naik turun pinggangku hingga kontolku sekan memompa lubang memek wanita itu.

“Iya begitu Win, terus entot sayang. Ah.. aahhh….aahhh.. kamu merasa enak juga kan,” Aku mengangguk dan tersenyum. Kulihat Bu Rum mulai mendesah-desah.Mungkin ia mulai merasakan enaknya sogokan kontolku. Dan bagiku,kenikmatan yang kurasakan juga tiada tara. Jauh lebih nikmat dibanding mengocok sendiri. Gesekan-gesekan batang kontolku pada dinding memeknya yang basah menghantarkan pada kenikmatan yang sulit kuucapkan. Aku terus mengaduk-aduk memeknya dengan kontolku. Mata Bu Rum membeliak-beliak dan meremasi sendiri teteknya. Melihat itu aku langsung menyosorkan mulutku untuk mengulum dan menghisapi salah satu putingnya. Pentil susunya yang berwarna coklat kehitaman terasa mengeras di bibirku.
“Iya Win… terus hisap sayang… aahhh… aahhh,Kamu ternyata sudah pinter,” ujarnya terus mendesah.Makin lama kusogok dan kuaduk-aduk, lubang memek Bu Rum kurasakan makin basah. Rupanya semakin banyak lendir yang keluar. Bunyinya cepok…cepok… cepok… setiap kali batang kontolku masuk menyogok dan kutarik keluar.

Bosan ngentotin Bu Rum dengan posisi menindihnya, kuhentikan sogokanku pada memeknya. Pasti asyik dan tambah merangsang kalau bisa melihat memeknya yang tengah kusogok-sogok, pikirku membathin. Aku bangkit, turun dari ranjang. Dan tanpa meminta persetujuannya, kaki Bu Rum kutarik dan kuposisikan menjuntai di tepi ranjang. Tindakanku itu membuat Bu Rum agak kaget. Namun tidak marah dan bahkan sepertinya ia menunggu tindakan yang akan kulakukan selanjutnya. Namun setelah pahanya kembali kukangkangkan dan kontolku kembali kuarahkan ke lubang vaginanya, Bu Rum tersenyum. “Kamu pengin ngentot sambil ngelihatin memek ibu Win? Iya sayang, kamu boleh melakukan apa saja pada ibu,” katanya.

Ternyata menyetubuhi sambil berdiri dan melihat ketelanjangan lawan mainnya benar-benar lebih asyik. Lebih merangsang karena bisa melihat keluar masuknya kontol di lubang memek. Saat kontolku kutekan, bibir memeknya yang berkerut-kerut seperti ikut melesak masuk. Namun saat kutarik, seluruh bagian dalam memeknya seakan ikut keluar termasuk jengger ayamnya yang menggelambir. Pemandangan itu membuat aku kian terangsang dan kian bersemangat untuk memompanya. Teteknya juga ikut terguncang-guncang mengikuti hentakan yang kulakukan. Aku makin bernafsu dan makin cepat irama kocokan dan sodokan kontolku di liang sanggamanya. Bu Rum tak dapat menyembunyikan kenikmatan yang dirasakan. Ia merintih dan mendesah dengan mata membeliak-beliak menahan nikmat. Sesekali ia remasi sendiri susunya sambil mengerang-erang. Aku juga memperoleh nikmat yang sulit kulukiskan. Meski lubang memek Bu Rum sudah longgar tetapi tetap memberi kenikmatan tersendiri hingga pertahananku nyaris kembali jebol.

“sshhh … aahh… sshhh… aaakkhhh… memek ibu enak banget. Saya nggak kuat bu,” ujarku mendesahsambil terus memompanya.
“Tahan sebentar Win. Aaahhh.. sshhh… kontolmu juga enak banget,”Bu Rum bangkit memeluk serta menarik pinggangku hingga tubuhku ambruk menindihnya. Kedua kakinya yang panjang langsung membelit pinggangku dan menekannya dengan kuat. Selanjutnya Bu Rum membuat gerakan memutar pada pinggul dan pantatnya. Memutar dan seperti mengayak. Akibatnya batang kontolku yang berada di kedalaman lubang memeknya serasa diperah. Kenikmatan yang kurasakan kian memuncak. Terlebih ketika dinding- dinding vaginanya tak hanya memerah tetapi juga mengempot dan menghisap. Kenikmatan yang diberikan benar-benar makin tak tertahan.”
Ooohh… aahh… aahhh.. ssshhh… aakkhh enak banget. Saya …aaahhh nggak kuat Bu. Ohhh enakkkhhh bangeet,”
“I..iiya Win, ibu juga mau nyampe. Tahan ya sebentar ya..aaahhh…sshhh.. sshhhh…aahhh….ssshh ….aaaoookkkh,”

Goyangan pantat dan pinggul Bu Rum makin kencang. Dan puncaknya, ia memeluk erat tubuhku sambil mengangkat pinggangnya tinggi-tinggi. Saat itu, di antara rintihan dan erangannya yang makin menjadi kurasakan tubuhnya mengejang dan empotan memeknya pada kontolku kian memeras. Maka muncratlah spermaku di kehangatan lubang memeknya berbarengan dengan semburan hangat dari bagian paling dalam vagina guru mengaji ibuku.Karena kenikmatan yang aku dapatkan, cukup lama aku terkapar di ranjang Bu Rum.

Saat aku terbangun, Bu Rum sudah menyiapkan segelas teh panas dan mengajakku menyantap lontong dan opor ayam bikinan ibuku. Kami menyantapnya dengan nikmat. Bahkan dua bungkus rokok kegemaranku telah tersedia di meja makan. Kata Bu Rum, ia menyempatkan membelinya di warung Lik Karni saat aku tertidur.

Malam itu Bu Rum benar-benar melampiaskan hasratnya yang tertahan cukup lama. Sesudah makan aku diajaknya bergumul di karpet di ruang tengah di depan televisi lalu berlanjut di ranjang kamar tidurnya. Aku bak seorang murid baru yang cerdas dan cepat pintar menerima pelajaran. Ia mengaku sangat menikmati dan merasa puas oleh sogokan-sogokan kontolku di memeknya yang memiliki jengger ayam.

“Ibu kira udah nggak bakalan merasakan enaknya yang seperti ini lagi. Karena sudah lima tahun lebih sejak bapak kena stroke tidak pernah mendapatkannya. Makanya terpaksa pakai pisang dan kadang kontol karet kalau lagi kepengen,” katanya sambil meremas gemas kontolku setelah persetubuhan yang keempat kalinya malam itu.Ternyata wanita yang selalu tampil bak muslimah yang taat itu, juga memiliki beberapa koleksi film porno. Ia sempat menyetel sejumlah koleksinya untuk ditonton bersamaku saat istirahat setelah ngentot yang ketiga di depan televisi. Namun yang mengejutkan, karena “nonton bareng” film porno aku jadi tahu kalau ibuku juga penggemar film porno.Itu terlontar secara tak disengaja oleh Bu Rum. Kata Bu Rum yang paling banyak dikoleksi adalah yang menggambarkan adegan incest atau hubungan seks antar anggota keluarga.

Saat itu Bu Rum memutar dua film. Film pertama menggambarkan adegan seks antara pria muda berkulit hitam dengan wanita tua kulit putih. Sang wanita kulit putih dibuat merintih dan mengerang karena sogokan kontol pria pasangannya yang perkasa. Cerita sex jilbab stw lainay bisa anda baca di ceritaserudewasa.info Bahkan akhirnya si wanita merelakan anusnya dijebol kontol panjang sang negro muda. Film kedua yang merupakan semi film cerita mengisahkan wanita STW yang bekerja di perusahaan penebangan hutan. Suaminya selalu pergi cukup lama dan hanya beberapa hari tinggal di rumah karena pekerjaannya itu.Si ibu yang sering merasa kesepian saat suaminya pergi, sering mengobel-ngobel sendiri memek dan itilnya saat hasrat seksnya datang.Ulah si ibu sering dipergoki secara diam-diam oleh pria remaja yang merupakan anak sulungnya. Maka di satu kesempatan, saat tengah bermasturbasi dan sang anak tak tahan menahan nafsu ia mendekati sang ibu. Keduanya larut dalam permainan panas di dapur, ranjang dan bahkan di kamar mandi tanpa peduli bahwa sebenarnya mereka pasangan ibu dan anak.

Usai pemutaran film yang kedua, kukatakan pada Bu Rum bahwa dibanding film yang pertama, adegan seks ibu dan anak yang paling bagus. Tetapi komentarku itu membuat Bu Rum keceplosan. Tanpa sadar ia menyebut bahwa film porno itu dipinjam dari Bu Narsih (nama ibuku). Saat itu ia berusaha meralat. Ia mungkin baru bahwa yang diajaknya bicara adalah aku anak Bu Narsih. Tetapi akhirnya Bu Rum tersenyum dan berterusterang.

“Keinginan manusia akan seks kan manusiwai Win. Seperti ibu dan ibumu,meskipun sudah berumur tetapi kebutuhan akan itu masih belum padam,”kata Bu Rum.

Ibuku memang sudah 3,5 tahun menjada setelah ayah meninggal akibat menderita diabetes cukup lama. Untuk menikah lagi mungkin malu karena cucunya sudah tiga yang diperoleh dari Mbak Ratri, kakak perempuanku.Bahkan salah satu cucunya sudah duduk di bangku SLTP. Maka ia memilih memendam hasratnya dan lebih menyibukkan diri pada usaha jual beli perhiasan berlian yang menjadi usahanya selama ini.

Menurut Bu Rum, koleksi film-film porno yang dimiliki ibuku cukup banyak. Koleksi film seksnya yang berthema hubungan seks sedarah tergolong lengkap. Bahkan Bu Rum mengaku, ia mengenal penis palsu dari karet yang dikenal dengan sebutan dildo juga dari ibuku. “Pergaulan ibumu kan luas terutama dengan ibu-ibu dari kalangan menengah atas. Mungkin dari ibu-ibu yang menjadi sasaran bisnisnya itu ia jadi mengenal banyak hal,” ujar Bu Rum menambahkan.

Kunjunggi juga artikel CERITA SEX KK ADIK SANGE

Cerita Mesum Pembantuku Selingkuhanku

$
0
0

Cerita Mesum Pembantuku Selingkuhanku – Saat itu sebenarnya istriku merasa kurang sreg untuk menerima Imah bekerja. Naluri kewanitaannya mengatakan bahwa gadis itu type penggoda. Dia takut jangan-jangan akan banyak terjadi skandal dengan sopir-sopir dan para bujang di lingkungan kami. Tetapi kondisinya saat itu agak memaksa sebab istriku tiba-tiba harus berangkat ke luar negeri untuk urusan dinas, sementara pembantu kami baru saja pulang kampung.

Cerita Mesum

Ternyata, skandal yang dikhawatirkan istriku itu benar-benar terjadi, tetapi justru dengan aku sendiri. Celakanya sampai saat ini aku tidak bisa menghentikan itu. Aku seperti mabuk kepayang. Harus kuakui, bersetubuh dengan Imah memang lain. Kenikmatannya tiada banding. Semakin sering aku menidurinya, rasanya malah bertambah nikmat.

Agar tidak terbongkar, aku segera mengambil langkah pengamanan. Hanya beberapa hari setelah istriku kembali dari luar negeri, Imah minta berhenti. Alasannya pulang kampong karena orang tuanya sakit keras. Tentu saja itu bohong. Yang betul adalah dia kuamankan di sebuah kamar kos yang letaknya tidak jauh dari kantorku. Aku juga membiayai semua kebutuhan sandang pangannya. Hampir setiap siang aku mampir ke sana untuk mereguk kenikmatan bersamanya. Kadang-kadang aku juga menginap satu-dua malam dengan alasan dinas ke luar kota . Dan itu telah berjalan hamper dua tahun sampai saat ini.

Hari pertama Imah bekerja di rumah kami, tidak ada kejadian yang berarti untuk diceritakan. Yang jelas, semua petunjuk dan instruksi dari istriku dilaksanakannya dengan sangat baik. Nampaknya dia cukup rajin dan berpengalaman, serta pandai pula menjaga anak.

Hari kedua, pagi-pagi sekali, aku berpapasan dengan Imah di muka pintu kamarnya. Aku sedang menuju ke kamar mandi ketika dia keluar kamar. Dia pasti baru selesai mandi karena tubuhnya menebarkan bau harum. Saat itu dia mengenakan rok span dan t-shirt ketat seperti yang umum dikenakan ABG zaman sekarang. Sexy sekali. Otomatis kelelakianku bangkit. Aku jadi seperti orang tolol, mematung diam sembari memandangi Imah. Sejenak gadis itu membalas tatapanku, lalu menunduk dengan muka memerah dadu. Aku lekas-lekas berlalu menuju kamar mandi.

Sehabis mandi, kudapati Imah sudah berganti pakaian, kembali mengenakan baju longgar dan sopan seperti kemarin. Keherananku segera terjawab ketika istriku bercerita di dalam kamar sembari bersungut-sungut.

?Gawat nih si Imah itu! Papa nggak lihat sih, pakaiannya tadi? Sexy
banget! Jangan-jangan Papa juga bisa naksir kalau lihat.?

?Terus?? tukasku tak acuh.

?Yah Mama suruh ganti. Ingat-ingat ya Pa, selama Mama nggak ada, jangan kasih dia pakai baju yang sexy-sexy begitu!?

Hari ketiga, lewat tengah malam, aku bercumbu dengan istriku di ruang TV. Besok istriku berangkat untuk kurang lebih tiga minggu, jadi malam itu kami habiskan dengan bermesraan.Sebelumn ya kami menonton film biru terlebih dahulu untuk lebih memancing birahi. Seperti biasa, kami bermain cinta dengan panas dan lama. Pada akhir permainan, di saat-saat menjelang kami mencapai orgasme, tiba-tiba aku merasa ada seseorang mengawasi kami di kegelapan. Aku tidak bercerita kepada istriku, sementara aku tahu, orang itu adalah Imah. Yang aku tidak tahu, berapa lama gadis itu menyaksikan kami bermain cinta.

Keesokan harinya, sore-sore, istriku berangkat ke Thailand. Aku mengantarnya ke airport bersama anak kami. Hari itu kebetulan Sabtu, jadi aku libur.

Pulang dari airport, kudapati Imah mengenakan t-shirt ketat berwarna pink yang kemarin. Jantungku langsung dag-dig-dug melihat penampilannya yang tak kalah menarik dibanding ABG-ABG Jakarta. Selintas aku teringat pesan istriku, tapi kenyataannya aku membiarkan Imah berpakaian seperti itu terus. Bahkan diam-diam aku menikmati keindahan tubuh Imah sementara dia menyapu dan membersihkan halaman rumah.

Hari kelima, pagi-pagi sekali, aku hampir tidak tahan. Aku melihat Imah keluar dari kamar mandi dengan hanya berlilitkan handuk di tubuhnya. Dia tidak melihatku. Kemaluanku langsung mengeras. Bayangkan saja, ketika istri sedang tidak ada, seorang gadis manis memamerkan keindahan tubuhnya sedemikian rupa. Maka, diam-diam aku menghampiri begitu dia masuk kamar.

Aneh, pintu kamarnya tidak ditutup rapat. Aku dapat melihat ke dalam dengan jelas melalui celah pintu selebar kira-kira satu centi. Apa yang kusaksikan di kamar itu membuat jantungku memompa tiga kali lebih cepat, sehingga darahku menggelegak- gelegak dan nafasku memburu. Aku menelan ludah beberapa kali untuk menenangkan diri.

Nampak olehku Imah sedang duduk di tepian ranjang. Handuk yang tadi meliliti tubuhnya kini tengah digunakannya untuk mengeringkan rambut, sementara tubuhnya dibiarkannya telanjang bulat. Sepasang buah dadanya yang montok berguncang-guncang. Lalu ia mengangkat sebelah kakinya dengan agak mengangkang untuk memudahkannya melap selangkangannya dengan handuk. Dari tempatku mengintip, aku dapat melihat rerumputan hitam yang tidak begitu lebat di pangkal pahanya.

Saat itu setan-setan memberi petunjuk kepadaku. Mengapa dia membiarkan pintunya sedikit terbuka seperti ini? Setelah menyaksikan aku bermain cinta dengan istriku, tidak mustahil kalau dia sengaja melakukan ini untuk memancing birahiku. Dia pasti menginginkan aku masuk Dia pasti akan senang hati menyambut kalau aku menyergap tubuhnya di pagi yang dingin seperti ini?

Ketika kemudian dia meremas-remas sendiri kedua payudaranya yang montok, sementara mukanya menengadah dengan mata terpejam, aku benar-benar tidak tahan lagi. Batang kemaluanku seakan berontak saking keras dan panjang, menuntut dilampiaskan hasratnya. Tanganku langsung meraih handle karena aku sudah memutuskan untuk masuk?

Pada saat itu tiba-tiba terdengar anakku menangis. Aku jadi sadar, lekas-lekas aku masuk ke kamar anakku. Tak lama kemudian Imah menyusul, dia mengenakan daster batik yang terbuka pada bagian pundak. Kurang ajar, pikirku, anak ini tahu betul dia punya tubuh indah. Otomatis batang kemaluanku mengeras kembali, tapi kutahan nafsuku dengan susah payah.

Alhasil, pagi itu tidak terjadi apa-apa. Aku keluar rumah untuk menghindari Imah, atau lebih tepatnya, untuk menghindari nafsu birahiku sendiri. Hampir tengah malam, baru aku pulang. Aku membawa kunci sendiri, jadi kupikir, Imah tidak akan menyambutku untuk membukakan pintu. Aku berharap gadis itu sudah tidur agar malam itu tidak terjadi hal-hal yang negatif.

Tetapi ternyata aku keliru. Imah membukakan pintu untukku. Dia mengenakan daster yang tadi pagi.
Daster batik itu berpotongan leher sangat rendah, sehingga punggungnya yang putih terbuka, membuat darahku berdesir-desir. Lebih-lebih belahan buah dadanya sedikit mengintip, dan sebagian tonjolannya menyembul. Rambutnya yang ikal sebahu agak awut-awutan. Aku lekas-lekas berlalu meninggalkannya, padahal sejujurnya saat itu aku ingin sekali menyergap tubuh montoknya yang merangsang.

Sengaja aku mengurung diri di dalam kamar sesudah itu. Tapi aku benar-benar tidak dapat tidur, bahkan pikiranku terus menerus dibayangi wajah manis Imah dan seluruh keindahan tubuhnya yang mengundang. Entah berapa lama aku melamun, niatku untuk meniduri Imah timbul-tenggelam, silih berganti dengan rasa takut dan malu. Sampai tiba-tiba aku mendengar suara orang meminta-minta tolong dengan lirih?

Tanpa pikir panjang, aku langsung melompat dari ranjang dan segera berlari ke arah suara. Ternyata itu suara Imah. Sejenak aku berhenti di muka pintu kamarnya, tetapi entah mengapa, kini aku berani masuk.

Kudapati Imah tengah meringkuk di sudut ranjang sambil merintih-rintih lirih. Aku tercekat memandangi tubuhnya yang setengah telanjang. Daster yang dikenakannya tersingkap di sana-sini, memamerkan kemulusan pahanya dan sebagian buah dadanya yang montok. Sejenak aku mematung, menikmati keindahan tubuh Imah yang tergolek tanpa daya di hadapanku, di bawah siraman cahaya lampu kamar yang terang benderang. Otomatis kelelakianku bangkit. Hasratku kian bergelora, nafsu yang tertahan-tahan kini mendapat peluang untuk dilampiaskan. Dan setan-setan pun membujukku untuk langsung saja menyergap. ?Dia tidak akan melawan,? batinku. ?Jangan-jangan malah senang, karena memang itu yang dia harapkan…? Kuteguk liurku berulang-ulang sambil mengatur nafas. Untuk sesaat aku berhasil mengendalikan diri. Kuraih pundak Imah, kuguncang-guncang sedikit agar dia terbangun.

Gadis itu membuka mata dengan rupa terkejut. Posisinya menelentang kini, sementara aku duduk persis di sisinya. Jantungku bergemuruh. Dengan agak gemetar, kutepuk-tepuk pipi Imah sambil berupaya tersenyum kepadanya.

?Kamu ngigo? yaa?? godaku. Imah tersipu.

?Eh, Bapak?! Imah mimpi serem, Pak!?

Suaranya lirih. Gadis itu bangkit dari tidurnya dengan gerakan agak menggeliat, dan itu malah membuat buah dadanya semakin terbuka karena dasternya sangat tidak beraturan. Aku jadi semakin bernafsu.

?Mimpi apaan, Mah?? tanyaku lembut.

?Diperkosa?! ? jawab Imah sembari menunduk, menghindari tatapanku.

?Diperkosa siapa??

?Orang jahat! Rame-rame!?

?Oooh? kirain diperkosa saya!?

?Kalau sama Bapak mah nggak serem?!?

Aku jadi tambah berdebar-debar, birahiku semakin membuatku mata gelap. Kurapikan anak-anak rambut Imah yang kusut. Gadis itu menatapku penuh arti. Matanya yang bulat memandangku tanpa berkedip. Aku jadi semakin nekad.

?Kalau sama saya nggak serem?? tanyaku menegaskan dengan suara agak berbisik sambil mengusap pipi Imah. Babu manis itu tersenyum.

Entah siapa yang memulai, tahu-tahu kami sudah berciuman. Aku tidak peduli lagi. Kusalurkan gejolak birahi yang selama ini tertahan dengan melumat bibir Imah. Dia membalas dengan tak kalah panas dan bernafsu. Dia bahkan yang lebih dahulu menarik tubuhku sehingga kami rebah di atas ranjang sembari terus berciuman.

Tanganku lasak meremas-remas buah dada Imah. Kupuaskan hasratku pada kedua gundukan daging kenyal yang selama beberapa hari terakhir ini telah menggodaku. Imah pun tak tinggal diam. Sambil terus membalas lumatanku pada bibirnya, tangannya merayap ke balik celana pendek yang kukenakan. Pantatku diusap-usap dan diremasnya sesekali dengan lembut.

Ketika ciuman terlepas, kami berpandangan dengan nafas memburu. Imah membalas tatapanku dengan agak sayu. Bibirnya merekah, seakan minta kucium lagi. Kusapu saja bibirnya yang indah itu dengan lidah. Dia balas menjulurkan lidah sehingga lidah kami saling menyapu. Kemudian seluruh permukaan wajahnya kujilati. Imah diam, hanya tangannya yang terus merayap-rayat di balik celana dalamku.

Aku jadi tambah bernafsu. Lidahku merambat turun ke leher. Imah menggelinjang memberi jalan. Terus kujilati tubuhnya yang mulai berkeringat. . Imah menggelinjang- gelinjang hebat ketika buah dadanya kujilati. ?Geliii…? desisnya sambil mengikik-ngikik, dan itu malah membuatku tambah bernafsu.. Daging-daging bulat montok itu terus kujilati, kukulum putingnya, kusedot-sedot dengan rakus, tentunya sambil kuremas-remas dengan tangan.

Payudara Imah yang lembut kurasa semakin mengeras, pertanda birahinya kian meninggi. Lebih-lebih putingnya yang mungil berwarna merah jambu, telah amat keras seperti batu. Aku jadi semakin bersemangat. Sesekali mulutku merayap-rayap menciumi permukaan perut, pusar dan turun mendekati selangkangannya.

Imah mulai merintih dan meracau, sementara tangannya mulai berani meraba batang kemaluanku yang telah menegang sedari tadi. Kurasakan pijitannya amat lembut, menambah rangsangan yang luar biasa nikmat. Aku tidak tahan, tanganku balas merayap ke balik celana dalamnya. Imah mengangkang, pinggulnya mengangkat. Kugosok celah vaginanya dengan jari. Basah. Dia mengerang agak panjang ketika jari tengahku menyelusup ke dalam liang vaginanya, batang penisku digenggamnya erat dengan gemas. Aku semakin tidak tahan, maka kubuka celana pendek dan celana dalamku sekaligus.

Imah langsung menyerbu begitu batang kemaluanku mengacung bebas tanpa penutup apa pun lagi. Dengan posisi menungging, digenggamnya batang kemaluanku, lalu dijilat-jilatnya ujungnya seperti orang menjilat es krim. Tubuhku seperti dialiri listrik tegangan tinggi. Bergetar, nikmat tak terkatakan.

?Imah udah tebak, pasti punya Bapak gede?? desis Imah tanpa malu-malu.

?Isep, Mah?!? kataku memberi komando.

Tanpa menunggu diminta dua kali, Imah memasukkan batang kemaluanku ke dalam mulutnya.

?Enak, Mah? enak banget?,? aku mendesis lirih, sementara tubuhku
menggeliat menahan nikmat.

Imah semakin bersemangat mengetahui betapa aku menikmati hisapannya pada penisku. Batang kemaluanku dikocok-kocoknya dengan amat bernafsu sementara mulutnya mengulum dengan gerakan maju mundur. Sesekali lidahnya menjulur menjilat-jilat. Pintar sekali.

Belakangan baru kuketahui bahwa Imah itu seorang janda. Dia dipaksa kawin sejak usia 14 dengan lelaki berumur yang cukup kaya di desa. Ternyata suaminya seorang pemabuk, penjudi, dan mata keranjang. Satu-satunya yang disukai Imah dari lelaki itu adalah keperkasaannya di atas ranjang. Hanya itu yang membuatnya sanggup bertahan empat tahun berumah tangga tanpa anak. Baru setahun yang lalu suaminya meninggal, sehingga statusnya kini resmi menjadi janda.

Pantas saja nafsunya begitu besar. Dia mengaku bahwa hasrat seksualnya langsung bangkit kembali sejak pertama kali bertemu aku. Kenangan-kenanganny a tentang kenikmatan bermain cinta terus menggodanya, sehingga diakuinya bahwa sejak hari itu dia terus berusaha untuk menarik perhatianku.

Nafsu yang menggebu-gebu, serta hasrat yang terpendam berhari-hari, membuat gadis itu menjadi liar tak terkendali. Sambil terus mengulum dan menjilat-jilat batang kemaluanku, tubuhnya beringsut- ingsut hingga mencapai posisi membelakangi dan mengangkangi tubuhku. Pantatnya yang bulat, besar seperti tampah, tepat berada di depan wajahku. Kuusap-usap pantatnya, lalu kuminta lebih mendekat sambil kuturunkan celana dalamnya. Dia menurut, diturunkannya pinggulnya hingga aku dapat mencium selangkangannya.

Terdengar dia mendesis begitu kujulurkan lidahku menyapu permukaan liang vaginanya yang merekah basah. Kedua pahanya mengangkang lebih lebar, sehingga posisi pinggulnya menjadi lebih ke bawah mendekati mukaku. Kini aku lebih leluasa mencumbu kemaluannya, dan aku tahu, memang itu yang diharapkan Imah.

Kusibakkan bulu-bulu halus di seputar selangkangan babu cantik yang ternyata mempunyai libido besar itu. Kugerak-gerakkan ujung lidahku pada klitorisnya. Kuhirup baunya yang khas, lalu kukenyot bibir vaginanya dengan agak kuat saking bernafsu. Imah merintih. Tubuhnya sedikit mengejang, hisapannya pada kemaluanku agak terhenti.

?Jangan berhenti dong, Maaaahh,? desisku sambil terus menjilat-jilat vaginanya.

?Imah keenakan, Pak?? jawab Imah terus terang. Lalu kembali dia mengulum sambil mengocok-ngocok batang kemaluanku. Dengan bernafsu dia terus berusaha menjejal-jejalkan batang penisku sepenuhnya ke dalam mulutnya, tetapi tidak pernah berhasil karena ukuran tongkat wasiatku itu memang cukup luar biasa: gemuk, dan panjangnya hampir 20 cm!

Aku membalas dengan merekahkan mulut vaginanya dengan kedua tangan. Lubang surgawi itu menganga lebih lebar, maka kujulurkan lidahku lebih ke dalam. Imah membalas lagi dengan menghisap-hisap batang kemaluanku lebih cepat dan kuat. Aku tak mau kalah, kutekan pantatnya hingga kemaluannya menjadi lebih rapat pada mukaku, lalu kujilat dan kuhisap seluruh permukaan liang kemaluannya.

?Ooooohhh? Imah nggak kuattt?.? terdengar Imah mengerang tiba-tiba. Aku tak peduli. Aku justru jadi semakin bersemangat dan bernafsu mencumbu kemaluan Imah. Gadis itu juga kian liar. Tangan dan mulutnya semakin luar biasa cepat mengerjai batang kemaluanku, sementara tubuhnya menggeliat -geliat tak terkendali. Aku tahu birahinya telah teramat sangat tinggi, maka kukomandoi dia untuk rebah menelentang, lalu segera kutindihi tubuh montoknya.

?Enak, Mah?? tanyaku.

?Enak banget, Pak? Imah nggak tahan??

?Kamu mau yang lebih enak, kan??

?Ya mau, dong?? Imah nampak masih sedikit malu-malu, tapi jelas dia tidak dapat lagi mengontrol nafsunya. Wajahnya yang biasanya lugu, kini nampak sebagai perempuan berpengalaman yang sedang haus birahi.

?Kamu pernah ngent*t, Mah?? tanyaku lembut, takut dia tersinggung. Tapi dia malah tersenyum, cukup bagiku sebagai pengakuan bahwa dia memang sudah pernah melakukan itu.

?Kamu mau?? tanyaku lagi. Imah menutup matanya sekejap sebagai jawaban.

?Buka dulu dasternya, ya??

Dalam sekejap, Imah telah bertelanjang bulat. Aku juga membuka kaos, sehingga tubuh kami sama-sama bugil. Polos tanpa sehelai benang pun. Imah memintaku mematikan lampu kamar, tapi aku menolak. Aku justru senang menonton keindahan tubuh Imah di bawah cahaya lampu yang terang benderang begitu. ?Malu, ah, Pak?? kata Imah dengan nada manja, sementara aku memandangi sepasang payudaranya yang bulat, besar dan padat. ?Saya naksir ini sejak pertama kamu masuk,? kataku terus terang sambil mengecup puting susunya yang sebelah kanan, disusul dengan yang sebelah kiri.

?Imah tau,? jawab Imah tersipu. ?Tapi Imah pikir, Bapak mana mau sama Imah?!?

?Sejak hari pertama, saya udah ngebayangin beginian sama kamu.?
?Kok sama sih?! Imah juga??
?Bohong!?
?Sumpah! Apalagi abis liat Bapak gituan sama Ibu? Seru banget, Imah jadi ngiri??

?Kamu ngintip, ya??

?Bapak juga tau, kan??

Sambil berkata begitu, tangan kanan Imah menggenggam batang penisku. Kedua pahanya mengangkang memberi jalan dan pinggulnya mengangkat sedikit. Digosok-gosokkannya ujung batang kemaluanku pada mulut vaginanya yang semakin basah merekah.

Aku membalas dengan menurunkan pinggulku sedikit. Saat itu di benakku terlintas wajah istri dan anakku, tetapi nafsu untuk menikmati surga dunia bersama Imah membuang jauh-jauh segala keraguan. Bahkan birahiku semakin bergelora begitu aku memandang wajah Imah yang telah sedemikian sendu akibat birahi.

?Paaak?.? terdengar desis suara Imah memanggilku teramat lirih. Kedua tangannya mengusap-usap sambil sedikit menekan pantatku, sementara batang penisku telah penetrasi sebagian ke dalam vaginanya.

Kutekan lagi pinggulku lebih ke bawah. Batang penisku bergerak masuk inci demi inci. Kurasakan Imah menahan nafas. Kutahan sejenak, lalu perlahan justru kutarik sedikit pinggulku. Imah membuang nafas. Kedua tangannya mencengkeram pantatku. Aku mengerti, kutekan lagi pinggulku. Kembali Imah menahan nafas. Dua tiga kali kuulang seperti itu. Setiap kali, kemaluanku masuk lebih dalam dari sebelumnya. Dan itu membuat Imah keenakan. Dia mengakuinya terus terang tanpa malu-malu. ?Bapak pinter banget?? desisnya sambil mencubit pantatku, sesaat setelah aku menekan semakin dalam. Batang penisku telah hampir amblas seluruhnya. Imah cukup sabar menikmati permainanku, tetapi akhirnya dia tidak tahan.

?Imah rasanya kayak terbang?? dia meracau.

?Kenapa??

?Enakh? Masukin semua atuh, Paak? supaya lebih enak?? Berkata begitu, tiba-tiba kedua tangannya merangkul dan menarik leherku. Diciuminya mukaku dengan penuh nafsu.

?Imaaaahhh.? bisikku sambil membalas menjilat-jilat permukaan wajahnya.

?Paak??

Aku jadi ikut-ikutan tidak tahan, ingin segera menuntaskan permainan. Maka dengan agak kuat kutekan pantatku dalam-dalam, sehingga batang kemaluanku terbenam sepenuhnya di liang vagina Imah. Anak itu mengerang lirih, ?Ssshhh?.. aaaahhhh?, sssssssshhhh? .., aaaaaaaahhhh? .?

Dalam beberapa menit, kami bersanggama dalam posisi konvensional. Aku di atas, Imah di bawah. Itu pun sudah teramat sangat luar biasa nikmat. Ternyata Imah pintar sekali. Pinggulnya dapat berputar cepat seperti gasing, mengimbangi gerakan penetrasiku pada vaginanya. Setengah mati aku mengatur gerakan sembari terus mengendalikan kobaran birahiku. Kadang aku menekan dengan gerakan lembut satu-dua, sesekali kucepatkan dan kukuatkan seakan hendak menjebol dinding vagina Imah. Rupanya Imah termasuk type perempuan yang sangat panas dan liar dalam bermain cinta. Itulah justru yang kelak membuatku demikian tergila-gila kepadanya sampai-sampai tidak dapat lagi menghentikan perselingkuhan kami. Setiap kali aku berniat berhenti, bayangan erotisme Imah membuatku justru ingin mengulang-ulangnya kembali.

Tubuhnya tidak pernah berhenti bergoyang, seiring dengan erangan dan desahannya. Setiap kali aku menekan kuat-kuat, dia justru mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi sehingga kemaluan kami menyatu serapat-rapatnya. Bila aku menekan dengan gerakan lembut satu-dua, dia mengimbangi dengan menggoyangkan pinggulnya seperti penari jaipong. Nikmatnya tak dapat kulukiskan dengan kata-kata..

Aku merasa dinding pertahananku hampir jebol. Kenikmatan luar biasa yang kurasakan dari perlawanan Imah yang erotis sungguh tidak tertahankan lagi. Padahal baru beberapa menit. Aku segera mengendalikan diri, kutarik nafas panjang-panjang, lalu kutarik tubuhku dari tubuh Imah.

Aku menelentang, dan kuminta Imah menaiki tubuhku. Dia menurut. Dengan gerakan yang sangat cepat, dia segera nangkring di atas tubuhku. Diraihnya batang kemaluanku yang terus mengacung keras seperti tugu batu, dan diarahkannya kembali pada liang vaginanya.

Keringat menetes-netes dari wajahnya yang manis. Kuraih sepasang payudaranya yang bergelantung bebas, kuremas dan kuputar-putar dengan lembut. Imah mendesah sambil menekan pinggulnya agar batang kemaluanku melesak lebih dalam.

?Nggghhh?.. sshhhh?.aahhhh? .,? kembali dia merintih dan mendesah.

?Kenapa, Maah??

?Ennaakh?, enak, Paak?.?

?Kamu pinter.?

?Bapak yang pinter! Imah bisa ketagihan kalau enak begini? Imah pingin ngent*t terus sama Bapak??

?Kita ngent*t terus tiap hari, Mah??

?Bapak mau??

?Asal Imah mau.?

?Imah mau banget atuh, Pak. Enak banget ngent*t sama Bapak?.?

?Ayo, genjot, Mah.. Kita main sampai pagi!?

Imah segera bergoyang lagi. Tubuhnya bergerak erotis naik-turun,
maju-mundur, kiri-kanan, ditingkahi rintihan dan desahannya yang penuh nafsu. Aku diam saja, hanya sesekali kuangkat pantatku agar kemaluan kami bertaut lebih rapat. Akibatnya aku jadi lebih mampu bertahan. Dalam posisi seperti itu, aku tahu bahwa perempuan biasanya akan lebih cepat mencapai klimaks. Memang itu yang kuharapkan.

Perhitunganku tidak salah. Tidak terlalu lama, goyangan Imah semakin erotis dan menggila. Naik- turun, maju-mundur, dengan kecepatan yang fantastis. Erangan dan rintihannya pun semakin tidak terkendali. Aku jadi semakin bersemangat karena mengetahui dia akan segera mencapai orgasme.

?Paaak?., adduuh?, enak banget? enak banget? enak, Pak?, yah? yah?, Imah enak??

?Saya juga enak, Maah?, teruuusss?.?

?Oooohhh?. enak banget siihhh?., adduuuhhh?., adduuhh???

?Terus, Maah? enak banget? enak ngent*t ya, Maah???

?Enakh?, ngent*t enak?, Imah seneng ngent*t sama Bapak?, tongkol Bapak enak??
?memiaw kamu gurih??

?Ooohhhh?., yah?, yah?, yah?., Imah mau keluar, Paak?, Imah nggak kuatts??

Tubuh Imah mengejang pada saat dia mencapai orgasme. Kepalanya mendongak jauh ke belakang. Mulutnya mengeluarkan rintihan panjang sekali. Saat itu kurasakan liang vaginanya berdenyut-denyut, menambah kenikmatan yang fantastis pada batang kemaluanku.

Setelah itu dia menelungkup lunglai di atas tubuhku. Nafasnya memburu setelah menempuh perjalanan panjang yang membawa nikmat bersamaku. Kubiarkan sejenak dia menenangkan diri sementara kemaluan kami masih terus bertaut rapat. Sesaat kemudian, baru aku berbisik di telinganya, ?Saya belum lho, Mah??!?

Imah menengadah, mengangkat wajahnya menatapku.. Dikecupnya bibirku.

?Kan mau sampai pagi?!? katanya dengan nada menggemaskan.

?Kamu mau istirahat dulu??

?Nggak? terus aja, Pak… Imah masih keenakan, kok??

Sejenak kami berciuman. Dapat kurasakan jantung Imah masih bergemuruh, pertanda birahinya memang masih tinggi. Kuusap-usap pantatnya yang telanjang sementara kami berciuman rapat. Kemudian kugulingkan tubuhku, sehingga Imah kembali berada di bawah.

Kucabut batang kemaluanku dari vagina Imah. Dia menatapku dengan rupa tidak mengerti. Kuberikan dia senyuman, lalu kuminta dia menelungkup. Imah mengerti sekarang, maka lekas-lekas dia menelungkup sambil cekikikan.

?Nungging, Mah?? kataku memberi komando.

Imah mengangkat pinggulnya hingga menungging seperti permintaanku. Aku dapat melihat mulut vaginanya yang merekah dari belakang. Kudekatkan mukaku, kucium mulut vaginanya, dan kupermainkan klitorisnya sejenak dengan ujung lidah. Imah merintih lirih, pantatnya mengangkat lebih tinggi sehingga mulut vaginanya merekah lebih lebar di depan mukaku. Kumasukkan lidahku lebih dalam, kemudian kusedot mulut vaginanya sampai berbunyi.

?Bapak emang pinter banget?? desis Imah sembari menggelinjang menahan nikmat.

?Kita tancap lagi ya, Maah??!?

?Sampai pagi??..?!?

Aku berlutut di belakang tubuh Imah yang menungging. Pantatnya mencuat tinggi ke belakang guna memudahkanku menusuk kemaluannya. Kedua tangannya mencengkeram sprei yang kusut. Kepalanya terkulai. Kudengar dia mendesah lirih ketika batang kemaluanku perlahan menerobos masuk lewat belakang.

Kedua tanganku mencengkeram pantat Imah. Sejenak aku berhenti. Imah menoleh ke belakang karena tidak sabar. Kutekan lagi perlahan-lahan, sehingga dia kembali mengerang dengan kepala terkulai ke depan. Aku berhenti lagi. Kuusap-usap pantatnya, kucengkeram agak kuat, lalu kurekahkan dengan kedua tangan. Imah menoleh lagi ke belakang.

Tepat pada saat itu aku menekan kuat-kuat. Deg! Tubuh Imah sampai terdorong ke depan. Dia langsung membalas memundurkan pantatnya, diputar-putar, berusaha keras agar batang penisku masuk lebih dalam. Agak susah karena ukurannya super king.

Kembali dia menoleh ke belakang. Kutekan lagi kuat-kuat! Kini Imah sudah siap. Bersamaan dengan gerakanku, dia menyambut dengan mendorong pantatnya kuat-kuat ke belakang. Slep! Batang kemaluanku menyeruak masuk. Kutahan sejenak, lalu kudorong lagi sekuat-kuatnya. Imah kembali menyambut dengan gerakan seperti tadi. Kali ini dia mengerang lebih keras karena batang penisku masuk hingga menyentuh dinding rahimnya.

?Sakit, Mah?? tanyaku.

?Nggak? malah enak?, terusin, Paak?Imah belum pernah main kayak gini??

Sambil menikmati bertautnya kemaluan kami, kupeluk erat tubuh Imah dari belakang. Kuciumi tengkuknya. Imah berusaha menoleh-noleh ke belakang, berharap aku menciumi bibirnya. Sesekali kuturuti permintaannya sambil meremas-remas kedua buah dadanya yang memuai semakin montok.

Kugerak-gerakkan pinggulku dengan irama lembut dan teratur, kunikmati bertautnya kemaluan kami dalam posisi ?anjing kawin? itu sembari menciumi tengkuk dan leher Imah. Gadis itu menggeliat-geliatka n tubuhnya, pinggulnya bergoyang-goyang ke kiri dan ke kanan.

Beberapa menit kemudian, nafas Imah mulai memburu kembali. Itu pertanda birahinya mulai meninggi, mendaki puncak kenikmatannya kembali. Maka aku mulai mengambil posisi. Kedua tanganku berpegangan pada pinggang Imah, sementara dia pun mengatur posisi pinggulnya supaya lebih memudahkan aku. Setelah itu dia menoleh ke belakang memandangiku. Tatapannya amat sayu, dan aku tahu, itulah tatapan perempuan yang sedang tinggi birahinya.

Aku mulai bergerak maju mundur. Satu dua, dengan irama teratur. Nafas Imah semakin kencang terdengar, seiring dengan semakin kuatnya hunjaman batang kemaluanku pada liang vaginanya. Aku memompa terus. Semakin lama semakin cepat dan kuat. Imah semakin terengah-engah. Tubuhnya berguncang-guncang, sesekali sampai terdorong jauh ke depan, tapi tidak sampai terlepas karena kutahan pinggangnya dengan kedua tangan.

Tubuh kami yang telanjang bulat dibanjiri peluh. Lebih-lebih Imah, keringatnya menciprat ke mana- mana karena tubuhnya berguncang-guncang. Itulah bagian dari erotisme Imah yang sangat aku suka. Belum pernah aku merasakan sensasi bersetubuh yang senikmat ini. Kurasakan ejakulasiku telah dekat, tapi kutahan sebisaku karena aku belum ingin segera menyudahi kenikmatan yang tiada tara ini. Kugigit bibirku kuat-kuat, sementara hunjaman penisku terus menguat dengan irama yang super cepat.

Imah semakin erotis. Nafasnya liar seperti banteng marah, erangannya bercampur dengan rintihan- rintihan jorok tiada henti.

?Ooohh?, aaahhh?, ohhh?, aahhhh?, teruuss, Paak?, teruuusssss? , Imah
enak?, enak banget?, adduuuh, Maak?, Imah lagi keenakan nih, Maak?, oohhh? aaahhh?, terus, Paak? yah? yahhh? adduuuuh?.. sssshhh?. Maaak?.., Imah lagi ngent*t nih, Maak?, enaknyahhh?, adduuuhhh?., ooohh?, yaahhh? yaahhhhhhh?, terruuuusssss? ?

Suara Imah keras sekali, tapi aku tidak peduli. Justru mendatangkan sensasi yang menambah nikmat. Toh tidak ada siapa-siapa di rumah ini, kecuali anakku yang sedang tidur lelap. Maka terus kucepatkan dan kukuatkan sodokan-sodokanku. Imah semakin tidak terkendali. Orgasmenya pasti sudah dekat, seperti aku juga.

Ketika kurasakan ejakulasiku telah semakin dekat, kucabut tiba-tiba penisku dari dalam liang surgawi Imah. Dengan gerak cepat, kubalikkan posisinya hingga menelentang, lalu secepat kilat pula kutindih tubuhnya dan kumasukkan kembali batang penisku. Imah menyambut dengan mengangkat pinggul agak tinggi, kedua pahanya mengangkang selebar-lebarnya memberi jalan.

Vaginanya telah teramat sangat basah oleh lendir sehingga memudahkan batang penisku segera masuk. Tapi tetap saja aku harus menekan agak kuat karena mulut vaginanya kecil seperti perawan, sementara batang kemaluanku besar dan keras seperti pentungan kayu.

Kurasakan spermaku telah menggumpal di ujung batang kemaluanku, siap untuk dimuntahkan. Kulihat Imah pun sudah hampir mencapai klimaks. Maka, langsung saja kutancap lagi, cepat, kuat, dan kasar. Imah menjerit-jerit mengiringi pencapaian puncak kenikmatannya.

?Ssshhh?.. aaahhh?, oooooohhh?, tongkol Bapak enak banget siiihhh?,
adduuhhh?., terruuusss?. , yaaaaahhh??

?Enak, Maah??

?Enak bangeet?., Imah mau ngent*t terus kalau enak begini..?. tongkol Bapak lezat?, addduhhhh?, tuuhh? yahh?, tuuhh? adduhhh?, enak banget siiihhh?.?

?Puter terus, Maah? yah? yah??

?Ohhh? enak banget, Paak?, enak bangeettt?., Imah doyan tongkol Bapak?, enak ngent*t dengan Bapak?, Imah pingin ngent*t terussss?, addduuuhhhh? ., enaknyaahhhh? .?

?Saya hampir keluar, Mah??

?Imah juga, Pak?, bareng?, bareng?., yahh?, teruusss? sodok?, yahhhh?
terrrussss? yahhh? terusss? sedaaap? asyiiik?, yah? gituuhhh? yahhh?. yahhh? oooooohhh??

Imah mengejang lagi, dia mencapai orgasmenya yang kedua. Pinggulnya terangkat setinggi-tingginya, sementara kedua tangannya memeluk tubuhku luar biasa erat. Pada detik bersamaan, aku pun mencapai puncak kenikmatanku. Air maniku menyembur-nyembur banyak sekali di dalam rongga vagina Imah. Bibir kemaluannya serasa berkedut-kedut menghisap batang kemaluanku hingga spermaku muncrat berkali-kali dan keluar sampai tetes terakhir. Luar biasa, sungguh belum pernah kurasakan nikmatnya bersetubuh seperti ini.

Kami terdiam dengan tubuh menelentang sesudah itu. Hanya desah nafas kami yang tersisa di tengah- tengah keheningan. Mataku tertumbuk pada jam dinding. Hampir pukul empat. Entah berapa jam aku telah menghabiskan waktu, mereguk kenikmatan bersama pembantu bernama Imah ini.

Pikiran warasku mulai kembali. Apa yang telah kulakukan ini? Mendadak muncul penyesalan di dalam hati, tetapi jujur harus kuakui betapa aku teramat sangat luar biasa menikmati perilaku yang gila ini.

Rupanya Imah pun mengalami gejolak perasaan serupa. Mulanya dia sangat menyesali perbuatan kami barusan, dia menangis terisak-isak sambil memiringkan tubuh membelakangiku. Aku sempat ketakutan.

?Kamu kenapa, Mah?? bisikku sambil merangkulnya dari belakang.

?Imah malu?? jawab Imah di tengah isaknya yang semakin menjadi. Perlahan kubalikkan badannya. Lalu kupeluk dia erat-erat tanpa berkata apa pun, sampai tangisnya reda.

Berpelukan dalam keadaan bugil dengan gadis semanis Imah tentu saja membuat birahiku terangsang kembali. Batang kemaluanku mulai bangkit mengeras. Namun perkataan Imah membuatku tersadar. Seharusnya aku yang malu. Maka tanpa berkata berkata-kata lagi, kutinggalkan Imah seorang diri. Dalam hati aku bertekad untuk tidak akan pernah mengulang perbuatanku tadi.

Aku tidur nyenyak sekali sampai hampir pukul sebelas. Perjalanan panjang mendaki puncak kenikmatan membuat tidurku seperti orang mati. Tubuhku terasa segar sekali sesudah itu.

Kudapati Imah tengah bermain dengan anakku Gavin di ruang keluarga. Mengetahui aku sudah bangun, dia segera menyiapkan sarapan untukku: kopi susu hangat, roti isi kornet kesukaanku, serta dua butir telur ayam setengah matang. Walaupun dia tidak berkata apa pun, kurasakan kemesraan yang luar biasa dalam pelayanannya itu. Darahku kontan berdesir-desir. Apalagi saat itu dia mengenakan daster longgar yang amat pendek. Pahanya yang putih mulus serta tonjolan buah dadanya yang super montok membuatku hampir tidak tahan ingin memeluknya. Berani bertaruh, dia juga merasakan hasrat yang sama denganku.

Tapi aku sudah bertekad bulat untuk mengalahkan nafsuku sendiri. Kualihkan pikiran jorokku dengan berkonsentrasi membaca koran mingguan sembari menyantap sarapan yang disediakan Imah. Sesudah itu lekas-lekas aku pergi mandi. Aku harus menghindari kesempatan berduaan dengan Imah. Maka, siang itu aku pergi membawa Gavin ke rumah mertuaku.

?Nggak makan siang dulu?? tanya Imah perlahan sekali, suaranya seperti orang yang sangat merasa bersalah. Aku jadi kasihan. Seharusnya dia tidak perlu salah tingkah seperti itu, tetapi aku tidak mau membahasnya karena takut berdampak negatif.

Gavin bermain dengan riang gembira di rumah neneknya. Banyak yang menemani dia di sana. Aku jadi bebas beristirahat, tapi itu malah membuat banyak peluang untuk mengingat-ingat dan melamunkan Imah. Sambil rebahan menatap langit-langit kamar, aku terbayang pada keindahan tubuh babu itu. Aku ingat bagaimana sexy-nya dia ketika mengenakan t-shirt ketat.. Buah dadanya membusung, memamerkan ukurannya yang besar serta bentuknya yang bulat. Lalu terbayang ketika sepasang payudara itu telah kutelanjangi. Benar-benar montok dan bagus. Lingkar dadanya tidak besar, karena tubuh anak itu memang relatif mungil, tetapi bulatannya luar biasa montok dan kenyal..

Otomatis aku jadi membayangkan keseluruhan tubuh Imah yang telanjang. Anak itu mungil, tetapi dagingnya kenyal dan padat. Aku paling suka dadanya, tetapi yang lain-lain pun indah sekali. Kulitnya luar biasa halus mulus, putih seperti susu. Pinggul dan pantatnya besar, kontras dengan pinggangnya yang ramping. Terakhir, yang membuat darahku serasa bergolak dan mulai memanas adalah bayangan indah kemaluan Imah: bentuknya yang tebal menggunung, bulu-bulu hitam keritingnya yang tidak terlalu lebat, sampai belahannya yang merah merekah dibasahi cairan lendir pelumas, dihiasi klitoris yang menyembul-nyembul. Ahhh, aku tidak dapat lagi menghentikan lamunanku. Kucoba-coba membaca majalah untuk mengusir jauh-jauh bayangan Imah, tapi tidak berhasil. Batang kemaluanku yang sudah telanjur naik tidak mau turun-turun lagi. Aku jadi resah. Alih-alih bisa melupakan Imah, aku justru teringat betapa erotisnya dia ketika tengah kusetubuhi semalam.

Semua tergambar jelas di benakku, seakan-akan videonya diputar di langit-langit kamar. Birahiku naik semakin tinggi, teringat bagaimana tubuh telanjang Imah menggelepar- gelepar menikmati hunjaman batang penisku pada vaginanya. Juga erangan-erangannya yang jorok. Aku benar-benar tidak tahan.

Tiba-tiba otakku mengkalkulasi waktu. Saat ini baru pukul satu lewat sedikit. Kalau kutinggalkan Gavin di rumah ini, lalu kujemput lagi nanti malam, maka aku akan punya waktu bebas setidaknya delapan jam bersama Imah!

Dengan kesadaran penuh, kumatikan akal sehatku. Aku pulang sendirian. Tentu saja Imah yang membukakan pintu pagar karena memang tidak ada orang lain lagi di rumah. Mengetahui tidak ada Gavin, dia memandangku dengan mata berbinar-binar. Aku pura-pura tidak tahu. Belakangan Imah mengakui bahwa saat itu dia girang sekali karena memang dia tengah mengharapkan aku datang sendirian tanpa Gavin. Sepanjang pagi dia menyesali apa yang telah kami lakukan semalam, tetapi sama seperti aku, ujung-ujungnya dia mengharapkan itu terulang kembali.

Rasa gengsi membuatku berusaha mengendalikan diri agar perasaanku tidak nampak. Aku tidak ingin Imah tahu bahwa aku ketagihan menidurinya. Dengan diam, aku langsung berlalu masuk kamar. Aku berharap Imah masuk, tetapi ternyata tidak. Lalu aku duduk di ruang keluarga menonton TV dengan mengenakan celana pendek dan kaos singlet. Kudengar suara Imah di dapur, kesal sekali rasanya karena dia tidak datang menemuiku. Apakah dia benar-benar menyesal sehingga tidak ingin mengulangi kenikmatan itu lagi?

Karena tidak tahan, akhirnya kupanggil dia. Dalam hati aku bertekad, biar aku ?mengalah?, tapi nanti akan kubuat dia merengek-rengek.

Imah berjalan dengan mata menunduk menghampiriku. Batang penisku langsung bangun mengeras, tapi aku tetap tenang. Kupersilakan Imah duduk, setelah itu baru aku bicara.

?Mah, saya mau ngomong jujur sama kamu.?

?Ngomong apa, Pak??

?Soal tadi malem, saya terus terang nyesel, Mah. Saya malu. Saya pikir, seharusnya kita nggak ngelakuin itu??

Lihat juga : Video Ngentot Janda Toket Montok

?Iya, apalagi Imah, malu banget sama Bapak??

?Saya kepingin ngelupain itu, Mah. Sejak tadi pagi, saya niat untuk nggak ngelakuin itu lagi. Dengan kamu, atau dengan siapapun selain istri saya. Tapi?,?

Imah mengangkat wajah menunggu aku menyelesaikan kalimat.

?Tapi apa, Pak?? Dia penasaran. Aku tersenyum, lalu perlahan kuturunkan celana pendek beserta celana dalamku sekaligus. Batang kemaluanku langsung berdiri tegak tanpa penghalang.

?Adik saya ini nggak mau disuruh ngelupain kamu?!? kataku. Kontan muka Imah memerah, kemudian dia tersenyum malu-malu. Tanpa kusuruh, dia bangkit lalu berlutut di hadapanku. Cepat dia melucuti celana pendek beserta celana dalamku. Kemudian batang penisku digenggamnya dengan dua tangan. Seperti orang melepas kangen, sekujur tongkat wasiatku itu diciuminya bertubi-tubi. , sementara kedua tangannya mengurut-urut dengan lembut. Aku membalas dengan mengusap-usap rambutnya.

Sejenak Imah mengangkat wajah memandangku. Matanya mulai sayu, pertanda dia telah terserang birahi. Kemudian lidahnya menjulur panjang. Topi bajaku dijilatnya dengan satu sapuan lidah. Aku menggelinjang. Otomatis batang penisku mengedut, dan gerakan itu rupanya menambah gemas Imah. Lidahnya jadi semakin lincah menjilat-jilat. Buah zakarku pun kebagian. Aku semakin tidak kuat menahan nikmatnya. Kedua pahaku mengangkang lebih lebar, pinggulku mengangkat sedikit, dan itu dimanfaatkan Imah untuk terus menjilat-jilat sampai ke belahan pantatku. Gila, ternyata rasanya luar biasa nikmat! Belum pernah aku merasakan lubang pantatku dijilat seperti ini.

?Enak banget, Mah? Kamu pinter banget,? aku mengaku terus terang. Kembali Imah mengangkat wajah memandangku. Matanya semakin sayu. Sejenak dia mencoba tersenyum, ada rasa bangga di wajahnya bisa membuatku keenakan seperti itu. Lalu mulutnya menganga lebar, batang kemaluanku dikulumnya dengan lembut, masuk perlahan-lahan sampai tiga perempatnya.

?Gede banget, siiih???!? dia mendesis sambil menarik mulutnya dari batang penisku. ?Imah kepingin masukin semua, nggak bisa! Nggak muat!?

Aku tersenyum saja. Kutekan sedikit kepalanya, dia mengerti, kembali batang penisku dimasukkannya ke dalam mulut. Kali ini dijejal-jejalkannya terus, tapi tetap tidak berhasil karena ukurannya yang super besar memang tidak memungkinkan. Matanya memandangku lagi sementara mulutnya terus mengulum sembari mengocok-ngocok batang penisku dengan tangan. Aku memberinya senyuman membuat dia senang.

?Pak, Imah juga pingin ngomong jujur,? tiba-tiba Imah berkata. Kedua tangannya kembali mengurut-urut batang penisku dengan mesra, sementara matanya sayu menatapku.

?Ngomong apa??

?Imah sempet malu karena tadi malem Imah kayak orang kesurupan. Imah emang gitu kalo? bener-bener
keenakan, Pak.?

?Tapi kamu nggak nyesel, kan ??

?Ya nggak. Imah cuma malu sama Bapak??

?Emangnya enak ya, Mah??

Imah tidak menjawab. Dia berdiri sembari menurunkan sendiri dasternya. Batang penisku kembali mengedut kuat, menyaksikan tubuh Imah menjadi telanjang, tinggal bercelana dalam. Sedari tadi dia memang tidak mengenakan BH. Kuraih tubuhnya agar lebih mendekat dengan melingkarkan kedua tanganku pada pantatnya yang bulat.

Imah menggeliat kecil sementara pantatnya kuusap-usap. ?Buka, ya?? kataku seraya menurunkan celana dalamnya, tanpa menunggu persetujuan. Seketika kemaluannya terpampang telanjang di depan mukaku. Aku menengadah menatap matanya, dan dia tersipu. Mungkin malu, tangannya bergerak hendak menutupi selangkangannya, tapi kucegah. ?memiaw kamu bagus,? kataku sambil membelai bulu-bulu hitam kemaluannya. Otomatis pinggulnya meliuk, mungkin dia kegelian. Aku malah tambah senang, gentian lidahku yang mengusap pangkal pahanya. Tentu saja dia semakin kegelian.

Beberapa saat lidahku menari-nari di seputar perut dan pangkal pahanya. Imah menikmati perlakuanku dengan meliuk-liukkan pinggulnya. Kadang berputar perlahan, sesekali didorongnya maju mendesak mukaku. Aku jadi gemas, maka jemariku mulai beraksi. Imah mengangkang sambil menekuk lututnya sedikit ketika dirasakannya jari tengahku menyusup ke belahan vaginanya yang mulai basah.

Dari satu jari, dua jariku masuk, disusul jari ketiga. Imah mulai merintih. Pinggulnya bergerak menjauh, tetapi ketika tusukan jemariku mengendur, dia justru memajukan lagi pinggulnya. Aku jadi semakin ?hot? menggosok-gosok mulut vaginanya dengan jari. Erangan dan desahan Imah mulai menjadi- jadi. Lututnya gemetar, mungkin tidak kuat menahan gelora birahi..

?Imah lemess?? desisnya.

Tiba-tiba dia duduk mengangkang di pangkuanku. Tanpa ada rasa sungkan dan malu-malu lagi, leherku dipeluknya erat-erat sembari menyodorkan buah dadanya ke mukaku. Aku jadi gelagapan. Buah dadanya yang montok menutupi hampir seluruh wajahku. Imah mengikik. Dengan gemas, kugigit puting susunya sedikit, sehingga dia mengendurkan pelukannya. Baru aku lebih leluasa. Kuciumi buah dadanya yang sebelah kiri, kujilat dan kukenyot-kenyot putingnya, sementara yang kanan kuremas-remas dengan tangan. Kurasakan payudaranya mulai memuai semakin montok, dan putingnya mulai mengeras.

Sesekali aku juga menciumi sekitar ketiak Imah yang berkeringat. Aku suka bau badannya, harum seperti bayi. Keringatnya kuhisap dan kujilat-jilat. Imah menggelinjang semakin ?hot?.

Beberapa saat kemudian, Imah menggerak-gerakkan pinggul dan meraih batang penisku. Sambil terus menikmati cumbuanku pada buah dadanya, dia berusaha menjejal-jejalkan batang penisku pada mulut vaginanya. Tapi aku pura-pura tidak tahu. Dia mulai kesal, desahannya semakin kuat dengan erangan- erangan tertahan. Batang penisku terus digosok-gosokkannya di belahan vaginanya yang basah, tetapi dia belum berhasil memaksanya masuk.

Kami lalu bertukar posisi. Aku bangkit, Imah duduk. Lalu kurebahkan tubuhnya. Dia melonjorkan sebelah kakinya di lantai, sementara yang sebelah lagi disangkutkannya di sandaran sofa. Posisinya itu membuat kemaluannya merekah, mempertontonkan belahannya yang merah basah. Kelentitnya menyembul. Aku tidak membuang waktu, langsung kucumbu kemaluannya dengan mulut dan lidah. Dia mengerang, ?Uddaah, Paak?.?

Aku tidak peduli karena aku memang masih ingin bermain-main. Imah sendiri mulai tidak terkendali. Tubuhnya mulai menggeliat-geliat dengan irama liar tak beraturan. Nafasnya memburu, mulutnya mengeluarkan desah dan erangan tak henti-henti. ?Uddahh, Paak?, uddaaaahhh?, Imah nggak kuaattt???

Mengetahui dia mulai dikuasai birahi, aku justru tambah senang. Pantatnya kuangkat. Imah mengangkang lebih lebar, sehingga kemaluannya semakin merekah. Mulut vaginanya menganga. Kusodokkan lidahku lebih dalam, kugoyang-goyang ujungnya dengan cepat, lalu kukenyot klitorisnya. Dia menjerit. Kembali kugosok-gosok seluruh dinding vaginanya dengan lidah, sementara kelentitnya kutekan dan kuusap-usap dengan ibu jari. Lendirnya jadi semakin banyak, pertanda birahinya semakin tinggi.

Tiba-tiba Imah mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi sambil menekan kepalaku kuat-kuat pada selangkangannya. Tubuhnya mengejang. Kutekan mulutku pada vaginanya, lidahku menjulur lebih dalam, lalu kukenyot dengan suatu hisapan panjang. Terdengar erangan Imah. Tubuhnya menggelepar- gelepar menyongsong detik-detik pencapaian orgasmenya, kutambah nikmatnya dengan terus mengenyot mulut vaginanya yang asin berlendir.

Cerita Dewasa Ngentotin Novie Dan Temannya

$
0
0

Cerita Dewasa Ngentotin Novie Dan Temannya – Kisah Cerita dewasa yang menceritakan tentang lendir kawan perempuan dan temannya ini sangat cocok untuk menemani malam anda yuk kita simak Cerita Dewasa Ngentot Novie dan Temannya ini. Novie, pacarku ini orangnya lugas. Soalnya sudah menjadi Account Manager di suatu biro iklan, diberi mobil perusahaan dan punya rumah sendiri, tetapi tidak mau di kantor mempunyai status married. Umurnya 30-an, tetapi sudah “main-main” denganku sejak usia 23 tahun.

Badannya ramping dan aku senang payudaranya yang tidak besar (justru tidak mudah “peot”). Kalau payudaranya aku isap lama-lama, dia akan dorong kepalaku, “Aku sudah terangsang, lagian ‘ntar putingnya gede peperti orang punya anak, susah aku!”. Permainannya sering membuatku kelimpungan saking enaknya, desahannya kalau lagi syuur sangat menggugah gairah. Yang aku senang, kalau sedang menginap di rumahnya, pagi-pagi kalau mebangunkanku, dia pegang-pegang penisku (kalau tidur aku tak pakai CD dan hanya pakai celana pendek). Biasanya dia sengaja telanjang bulat, dengan posisi “69″, dia pegangi dan masukin penisku ke mulutnya dan dijilatinya sampai penuh berlumuran liurnya. Kalau aku terbangun, dia tidak mau kujilatin clitorisnya. Maunya dicium-cium saja sambil digelitiki.

Kalau “gairahnya sudah naik”, dia akan berbalik, aku ditelentangin dan dia naik ke atas badanku sambil memasukkan penisku ke vaginanya. Kalau itu terjadi pagi hari, kami akan langsung main dan cepat selesai. Kalau ini terjadi sore atau malam hari, permainan dapat berlangsung lama. Kalau di kantornya ia merasa horny, dia akan menelepon minta bertemu. Lalu kami bertemu di motel. Kalau mainnya di motel, dalam waktu 4 jam, kami dapat mengulangnya sampai 3-4 kali.

Ini yang disenanginya dariku. Dapat main beberapa kali dalam waktu 3-4 jam. Dia memang sangat free soal beginian dan model aktif. Kalau sudah di atas badanku, dia akan terengah-engah dan tersengal-sengal, pantatnya dinaik-turunkan, berputar menikmati sensasi seksual yang dirasakannya. Kepalanya melengak-lengok, matanya merem-melek, satu tangan memegangi selangkanganku, ibu jari dan telunjuk tangan yang lain meremasi putingnya sendiri.

Tanganku kadang ikut meremasi payudaranya atau memegangi pantatnya, ikut mengatur irama naik turun badannya di atas penisku. Kalau pas seperti ini, aku senang melihatnya sedang menikmati sensasi semacam itu. Apalagi kulitnya putih (keturunan Cina), perutnya datar, mukanya memancarkan gairah yang meledak-ledak. vaginanya sangat banyak berair (menurut pengalamanku, keturunan Cina biasanya begitu), sampai berbunyi “Plok.., oplok.., cipak.., oplok.., ciplak.., ciplak.., oplok”.

cara “naik kuda” ini berlangsung kurang lebih 3 menit. Lalu ia mengerang-erang dan minta ganti posisi. Ia lalu membaringkan diri di atas badanku, dengan menggit bibirku, menyelipkan lidahnya kesana-kemari sambil memeluk, dia membalikkan badanku.

Setelah berada di bawah, pantatnya naik-turun dengan hebatnya. Atau diputarnya sedemikian rupa, sehingga aku yang kelimpungan keenakan. Kadang bed tempat kami main cinta akan demikian kusutnya, karena kami bergerak dengan liar kesana-kemari secara diagonal. Dari sudut kiri bawah (bagian kaki bed), lalu ke sudut kanan bawah. Lalu ke kanan atas (bagian kepala), lalu ke tengah lagi. Kemudian ke kiri, ke kanan, ke tengah, begitu terus tidak bisa diam. Gerakannya sangat ekspresif. Kadang rambutku diremas-remas habis, atau tangannya juga melambai-lambai kesana-kemari, mulutnya menggumamkan segala macam kata.

“Enaak.., lagii.., masukin semuaa.., tekan dongngng.., bagian kiri (vaginanya maksudnya) mbok diteken.., aahh.., laaggii.., tekeenn.., ahh”. Biasanya bagian seperti ini berlangsung 10 menitan. Kalau akan orgasme, dia akan menggeram keras-keras sambil menggurat-guratkan tangan ke punggungku. Ini tandanya giliranku menyerang. Pantatku akan bergoyang demikian hebat, penisku cepat sekali keluar-masuk vaginanya. Sampai akhirnya, terlepaslah spermaku.

Merasakan cairan hangat ini menyemprot deras memasuki sudut-sudut vaginanya, dia akan memelukku erat-erat. Hebatnya, tidak seperti cewek-cewekku yang lain, begitu selesai, begitu penisku dicabutnya dan ia langsung memakai pakaiannya. Cewek-cewek lain kan biasanya menikmati rasa nikmat itu dulu, tiduran telanjang sambil berpelukan. Cewek lain malah memintaku di atas tubuhnya terus selama mungkin. Kadang sampai ia tertidur. Dan penisku lemas sendiri dan keluar sendiri.

Tetapi ya memang lain-lain perilakunya. Salah satu yang disukai Novie ini adalah melakukan permainan seks di dapur, sambil berdiri. Biasanya kami memutar video porno dulu. Ini dilakukan di ruang tengah, tidak di kamarnya. Biasanya pembantunya sudah tidur. Sambil tangan kami berusaha “ramah” (rajin menjamah bagian badan masing-masing), mata melihat video. Yang disukainya adalah ketegangannya, apalagi kalau pembantunya sempat lewat mau pipis ke kamar mandi pembantu. Biasanya saluran TV-nya langsung dipindah ke acara lain, sampai pembantu masuk lagi ke kamarnya. Kalau sudah sampai puncak tidak dapat menahan diri, ia akan menyeretku ke dapur.

Ia duduk di bibir tempat masak, kakinya menjuntai. Kepalaku dibimbingnya ke arah puting susunya yang putih dan sudah tegang, sementara tanganku dimasukkannya ke dalam vaginanya sambil memelorotkan celananya. Lalu baju atau kaos atasnya juga aku pelorotin. Tangannya berusaha menurunkan retsleting celanaku, memelorotkan celana pakai kakinya, sambil mengeluarkan penis yang sudah tegang. “Besar amat..”, bisiknya sambil mengelus ujung kepala penisku. Sensasinya, menurut tukar pengalaman kami, seperti kalau putingnya yang sudah tegang dielus-elus atau diisap-isap. Lalu dielus-eluskannya ujung kepala penis itu ke mulut vaginanya.

Ia tidak suka kalau dimasukkan dengan tergesa-gesa. Kalau merasa sudah tak tahan, segera didekapnya badanku dan “blees”, kepala dan badan penisku hilang masuk ke vaginanya yang sudah basah. Supaya mudah, ia akan turun dari bibir tempat masak, dan mulai gila menggoyangkan pantatnya atau memaju-mundurkannya dengan rengekan manja. Sering sampai mulutnya kututup pakai tangan, supaya pembantunya tidak terbangun. Kalau bersetubuh sambil berdiri ini, ia tidak akan tahan sampai lama. Begitu keluar, ia minta aku juga mempercepat serangan. Dalam hal ini, pancaran spermaku biasanya lebih keras dan lebih banyak, karena dia mengatakan semprotannya terasa sampai dalam.

Selama berhubungan denganku (8 tahun), katanya dia setia tidak mencari pria lain. Soalnya, pengalaman seksnya yang “mengesankan” pertamakali dirasakannya denganku. Aku sendiri selama itu sempat punya beberapa cadangan. Soalnya kadang-kadang kalau lagi sibuk mikirin kerja atau proyeknya, Novie sulit “diajak berhubungan”. Atau dia cenderung memegang kendali. Jadi kalau sedang kecewa, aku sering mencari Neneng, perek bersih yang vaginanya nikmat dijilati dan suka menjilati penisku.

Atau mencari Mona, janda yang kalau ketemu dari caranya memegangi badanku dan mendekapnya membuatku ini sepertinya tidak bakal dilepaskan. Neneng ini vaginanya kering, sehingga sering kuolesi pelumas supaya penisku mudah masuk. Bertemunya juga kebetulan. Ia liften, masuk mobil, langsung mencium karena katanya aku sangat ganteng wajahnya. Setelah itu tangannya beroperasi kesana-kemari dan minta minggir. Di situ aku mendapat the best blowjob I ever had, mengulum penisku sampai aku mengerang-erang sambil tetap duduk pegang setir, yang terasa hebatnya sampai ke otak. Dia turun ketika sudah sampai di tujuannya, menciumku sekali lagi, hilang begitu saja. Ketemu lagi 2 minggu kemudian. Sesuai latar-belakang budayanya, ia suka mijetin aku (kalau Novie, ia yang minta dipijetin).

Cuma, lama-lama setelah dekat, dia bilang, “Mungkin gue jatuh cinta nih ama lu”.
Lalu sehabis itu kalau mau berhubungan, dia ada pada posisi yang menunggu. Tahu alasannya?, “Kan ‘istri’ tidak boleh minta dan agresif-agresif sama ‘suami’, begitu kata emak dulu”, jawabnya. Busyeet deh, padahal aku suka keagresivannya! Neneng ini badannya sekal, payudaranya besar dan padat. Enak kalau dipegang dan diremas. Badannya wangi, nikmat banget kalau didekap.

Potongan rambutnya selalu pendek dan aku suka itu. Aku paling senang menjilati vaginanya. Kalau aku sudah lemas setelah main 2-3 kali, dia menggesek-gesekkan pantatnya yang montok ke penisku, lalu dijilati dan penisku menjadi besar. Atau kalau tidak, ia main blowjob sambil merangsang buah zakar dengan teknik yang hebat. Aku selalu merem-melek dibuatnya. Aku berpisah dengan Neneng karena setelah jatuh cinta kepadaku, dia minta mundur, walaupun kalau ada tugas kantor keluar kota dia suka kuajak.

Kalau Mona, karena ia janda, kalau ketemu care-nya sangat baik. Kadang aku merasa di-rawat seperti anaknya. Kalau bertemu Mona selalu diawali dengan pemanasan seks yang menyenangkan. Kadang aku baru masuk rumahnya, pintu ditutup, aku lalu ditelanjangi di situ dan kami main di belakang pintu tanpa alas apapun. Mainnya tidak pernah hanya satu kali. Kadang setelah permainan kedua, dengan penis masih di dalam vaginanya, ia berdiri dan minta diantar ke dapur.

Lihat juga : Cerita Dewasa Pacaran Sama Ibu Kos

Telanjang bulat berdua kami ke dapur. Di dapur main lagi sambil berdiri. Atau ke kamar mandi dan main lagi. Kalau dari depan pintu langsung naik ke tempat tidur, alamat aku tak akan boleh turun dari situ sampai keesokan harinya. Aku akan dijadikan pejantan setengah hari plus satu malam plus setengah hari lagi. Makan dilayani, digosok sebagai ganti mandi dan penis atau putingku jadi sasaran terus. Dia sangat suka kalau clitorisnya digosok-gosok.

Kalau tidak dijadikan tawanan di tempat tidur, sehabis ditelanjangi pertama kali sejak datang, kami berdua tak akan berpakaian lagi. Makan dengan keadaan tanpa busana, mandi bersama, nonton TV juga hanya dengan mengenakan selimut. Anehnya, kalau di depan umum, Mona tak akan menyapa. Pernah janjian ketemu di satu mall, ia hanya memberi isyarat untuk mengikutinya dari belakang. Tak mau menjawab pertanyaan atau berjalan bergandengan.

Mona akhirnya diajak kawin lagi oleh mantan suaminya, yang memergokiku keluar dari rumahnya. Rasa cemburunya bangkit lagi, lalu minta kawin lagi dan Mona diboyong ke Itali. Tetapi semua itu aku rasa karena pengalaman dengan Novie membuat aku PD menghadapi cewek lain. Buktinya di Surabaya aku pernah ketemu cewek, main sampai 4 kali di hotel dan membayar cukup banyak. Eh, malam berikutnya dia datang lagi tanpa diundang (nunggu aku dulu pulang dari urusan kantor, di lobi lebih dari 2 jam), dan begitu juga 2 malam berikutnya.

Dia datang “menyerahkan tubuhnya” dengan suka rela!
“Enak bergaul, menggauli dan digauli sama kamu”, katanya merem-melek. Tentang Novie sendiri, ketika ada orang yang naksir dia (berkedudukan mantap, lebih kaya), dan dia bilang “sudah butuh suami”, aku dorong supaya dia mau menerima orang itu. Aku sendiri, katanya, nikmat diajak main sebagai “teman”, tetapi bukan sebagai suami.

“Kebanyakan main-main di luar”, katanya. “Yang jadi isteri pasti merasa tidak aman”. (Terserahlah!-Who cares? Katanya, sebetulnya mereka merencanakan menikah akhir tahun 1999 ini, tetapi karena hitungannya (hitungan apa aku tidak mengerti) tak cocok, sehingga mereka akan menikah Februari 2000 nanti.

Cerita Sedarah | Ngentot Tante Nanik Ampe Ketagihan

$
0
0

Cerita Sedarah | Ngentot Tante Nanik Ampe Ketagihan – Dani dan Fitry. Dani udah kelas dua SMA dgn tubuh yg langsing, toket 36B, dan tinggi 167. Sedangkn Fitry mempunyai tubuh agack bongsor untuk gadis SMP kelas tiga , tinggi 170 dan toket 36. Setiap aqu berada di rumah Tante Nanik aqu merasa seperti berada di sebuah harem. Tiga wanita cantik dan seksi yg suka memakai baju2 transparan kalau di rumah.

Cerita Bugil

Kali ini aqu akn ceritakn pengalamanku dgn Tante Nanik di kmarnya ketika suaminya sedang tugas dinas luar pulau untuk 5 hari. Hari Senin pagi, aqu memacu motorku ke rumah Tante Nanik. Setelah perjalanan 15 menit, aqu sampe di rumahnya. Langsung aqu parkir motor di teras rumah. Sepertinya Dani dan Fitry masih blum berangkat sekolah, begitu juga Tante Nanik blum berangkat kerja.

“Met pagi semua” aqu ucapkn sapaan seperti biasanya.
“Pagi, Mas Iman. Lho kok masih kusut wajahnya, pasti baru bangun ya?” Fitry membalas sapaanku.
“Iya nih kesiangan” aqu jawab sekenanya sambil masuk ke ruang keluarga.
“Ir, kmu antar Dani dan Fitry ke sekolah ya. Tante blum mandi nih. Kunci mobil ada di tempat biasanya tuh.
” Dari dapur Tante menyuruh aqu.
“OK Tante” jawabku singkat.
“Ayo duo cewek paling manja sedunia.
” celetukku sambil masuk ke mobil. Iya lho, Dani dan Fitry
memang cewek yg manja, kalau pergi selalu minta diantar.
“Daag Mas Iman, nanti pulangnya dijemput ya.” Lalu Dani menghilang dibalik pagar sekolahan.
Selesai udah tugasku mengantar untuk hari ini. Kupacu mobil ke rumah Tante Nanik.
Setelah parkir mobil aqu langsung menuju meja makn, lalu mengambil porsi tukng dan melahapnya.

cerita ngentot ~ Tante Nanik masih mandi, terdengar suara guyuran air agack keras. Lalu hening agack lama, setelah lebihkurang lima menit tidak terdengar gemericik air aqu mulai curiga dan aqu hentikn maknku. Setelah menaruh piring di dapur., aqu menuju ke pintu kmar mandi, sasaranku adalah lubang kunci yg memang udah tidak ada kuncinya. aqu matikn lampu ruang tempatku berdiri, lalu aqu mulai mendekatkn mataqu ke lubang kunci. Di depanku terpampang pemandang -an alam yg indah sekali, tubuh mulus dan putih Tante Nanik tnpa ada sehelai benang yg menutupi terlihat agack mengkilat akibat efek cahaya yg mengenai air di kulitnya.

cerita ngentot ~ Ternyata Tante Nanik sedang masturbasi, tngan knannya dgn lembut digosok2kn ke memeknya. Sedangkn tngan kiri mengelus elus toketnya bergantian kiri dan knan.
Terdengar suara desahan lirih, “EEhhmm, ohh, arhh”. Kulihat Tanteku melentingkn tubuhnya ke belakng, sambil tngan knannya semakin kencang ditncapkn ke memek.
Rupanya Tante Nanik ini udah mencapai orgasmenya. Lalu dia berbalik dan mengguyurkn air ke tubuhnya. aqu langsung pergi ke ruang keluarga dan menyalakn TV.
aqu tepis pikiran2 jorok di otakku, tapi tidak bisa. Tubuh molek Tante Nanik, membuatku tergila2. aqu jadi membaygkn Tante Nanik ngentot dgnku.

“Lho Ir, kmu lagi apa tuh kok tnganmu dimasukkn celana gitu. Hayo kmu lagi ngebaygin siapa? Nanti aqu bilang ke ibu kmu lho.” Tiba2 suara Tante Nanik mengagetkn aqu.
“kmu ini pagi2 udah begitu. Mbok ya nanti mlem saja, kn enak ada lawannya.” Celetuk Tante Nanik sambil masuk kmar. aqu agack kaget juga dia ngomong seperti itu. Tapi aqu menganggap itu cuma sekedar guyonan.
Setelah Tante Nanik berangkat kerja, aqu sendirian di rumahnya yg sepi ini. krna masih ngantuk aqu ganti celanaqu dgn sarung lalu masuk kmar Tante dan langsung tidur.

“EEhhmm.. geli ah” aqu terbangun dan terkejut, krna Tante Nanik udah berbaring di sebelahku sambil tngannya memegang kontol dari luar sarung.
“Waduh, maafin Tante ya. Tante bikin kmu terbangun.” Kata Tante sambil dgn pelan melepaskn pegangannya yg telah membuat kontol menegang 90%.
“Tante minta ijin ke atasan untuk tidak masuk hari ini dan besok, dgn alasan sakit. Setelah ambil obat dari apotik, Tante pulang.” Begitu alasan Tante ketika aqu tnya kenapa dia tidak masuk kerja.

“Waktu Tante masuk kmar, Tante lihat kmu lagi tidur di kasur Tante, dan sarung kmu tersingkap sehingga celana dalam kmu terlihat. Tante jadi terangsang dan pingin pegang punya kmu. EEhhmm, gedhe juga ya kontol mu”
Tante terus saja nyerocos untuk menjelaskn kelaquannya.
“udahlah Tante, gack pa pa kok. Lagian Iman tahu kok kalau Tante tadi pagi masturbasi di kmar mandi” celetukku sekenanya.
“Lho, jadi kmu..” Tante kaget dgn mimik setengah marah.

“Iya, tadi Iman ngintip Tante mandi. Maaf ya. Tante gack marah kn?” agack taqut juga aqu kalau dia marah. Tante diam saja dan suasana jadi hening selama lebih kurang 10 menit. Sepertinya ada gejolak di hati Tante. Lalu Tante bangkit dan membuka lemari pakaian, dgn tiba2 dia melepas blaser dan mengurai rambutnya. Diikuti dgn lepasnya baju tipis putih, sehingga krang terpampang tubuh Tante yg toples sedang membelakngiku. aqu tetap terpaqu di tempat tidur, sambil memegang tonjolan kontol di sarungku. BH warna hitam juga terlepas, lalu Tante berbalik menghadap aqu. aqu jadi salah tingkah.

“aqu tahu kmu udah lama pingin menyentuh ini..” dgn lembut Tante berkata sambil memegang kedua bukit kembarnya.
“Emm.., ngack kok Tante. Maafin Iman ya.” aqu semakin salah tingkah.
“Lho kok jadi munafik gitu, sejak kapan?” tnya Tanteku dgn mimik keheranan.
“Maksud Iman, ngack salahkn kalau Iman pingin pegang ini..!” Sambil aqu tarik bahu Tante ke tempat tidur, sehingga Tante terjatuh di atas tubuhku. Langsung aqu kecup toketnya bergantian kiri dan knan.
“Eh, nakal juga kmu ya.. ihh geli Ir.” Tante Nanik merengek perlahan.
“EEhhmm..sssstttt” Tante semakin keras mendesah ketika tnganku mulai meraba kakinya dari lutut menuju ke selangkngannya. Rok yg menjadi penghalang, dgn cepatnya aqu buka dan krang tinggal Clana Dalam yg menutupi gundukn lembab. krang posisi kami berbalik, aqu berada di atas tubuh Tante Nanik.

cerita ngentot ~ tngan kiriku semakin berani meraba gundukn yg aqu rasakn semakin lembab. Ciuman tetap kami laqukn dibarengi dgn rabaan di setiap cm bagian tubuh. sampe akhirnya tngan Tante masuk ke sela-sela celana dan berhenti di tonjolan yg keras.
“EEhhmm, boleh juga nih. Sepertinya lebih besar dari punyanya om kmu deh.” Tante mengagumi kontol yg blum pernah dilihatnya.

“Ya udah dibuka saja Tante.” pintaqu.
Lalu Tante melepas celanaqu, dan ketika tinggal Clana Dalam yg menempel, Tante terbelalak dan
tersenyum.
“Wah, rupanya Tante punya kontol lain yg lebih gedhe.” Gila Tante Nanik ini, padahal kontol-ku blum besar maksimal krna terhalang Clana Dalam. Aksi meremas dan menjilat terus kami laqukn sampe akhirnya tnpa aqu sadari, ada hembusan nafas diselangknganku. Dan aktifitas Tante terhenti. Rupanya dia udah berhasil melepas Clana Dalam ku, dan krang sedang terperangah melihat kontol yg berdiri dgn bebas dan menunjukkn ukuran sebenarnya.

“Tante.. ngapain berhenti?” aqu beranikn diri bertnya ke Tante, dan rupanya ini mengagetknnya.
“Eh.. anu.. ini lho, punya kmu kok bisa segitu ya..?” agack tergagap juga Tante merespon pertnyaanku.
“gack panjang banget, tapi gemuknya itu lho.. bikin Tante merinding” sambil tersenyum dia ngoceh lagi.
Tante masih terkesima dgn kontol-ku yg mempunyai panjang 15 cm dgn diameter empat cm.
“Emangnya punya om gack segini? ya udah Tante boleh ngelaquin apa aja sama kontol ku.” aqu ingin agar Tante memulai ini secepatnya.

“EEhhmm, iya deh.” Lalu Tante mulai menjilat ujung kontol-ku. Ada sensasi enak dan nikmat ketika lidah Tante mulai beraksi naik turun dari ujung sampe pangkal kontol. “AAAaahhh.. enak Tante, terusin hh.” aqu mulai meracau. Lalu aqu tarik kepala Tante Nanik sampe sejajar dgn kepalaqu, kami berciuman lagi dgn ganasnya. Lebih ganas dari ciuman yg pertama tadi. tnganku beraksi lagi, kali ini berusaha untuk melepas Clana Dalam Tante Nanik. Akhirnya sambil menggigit2 kecil puting toketnya, aqu berhasil melepas penutup satu2nya itu. Tiba2, Tante merubah posisi dgn duduk di atas dadaqu. Sehingga terpampang jelas memeknya yg tertutup rapat dgn rambut yg dipotong rapi berbentuk segitiga.

“Ayo Ir, gantian kmu boleh melaqukn apa saja terhadap ini.” Sambil tngan Tante mengusap
memeknya.
“OK Tante” aqu langsung mengiyakn dan mulai mengecup memek Tante yg bersih.
“SStttt,,,OOOOhhh” Tante mulai melenguh pelan ketika aqu sentuh klitorisnya dgn ujung lidahku.
“EEEhEEhhmmmm,,. enak Ir, terus Ir.. yyeesss,,,sssttt,,” Tante mulai berbicara tidak teratur.
Semakin dalam lidahku menelusuri liang memek Tante. Semakain kacau pula omongan Tante Nanik.

“aaAAAaahhhHHH ,,Ir..ssttt..Irr aqu mau keluar.” Tante mengerang dgn keras.
“AAAaahhh..” erangan Tante keras sekali, sambil tubuhnya dilentingkn ke kebelakng.
Rupanya Tante udah mencapai puncak. aqu terus menghisap dgn kuat memeknya, dan Tante masih berkutat dgn perasaan enaknya.
“EEhhmm..kmu pintar Ir. gack rugi Tante punya keponakn seperti kmu. kmu bisa jadi pemuas Tante nih, kalau om kmu lagi luar kota. Mau kn?” dgn manja Tante memeluk tubuhku.

“Ehh, gimana ya Tante..” aqu ngomgong sambil melirik ke kontol ku sendiri.
“Oh iya, Tante sampe lupa. Maaf ya” Tante sadar kalau kontol ku masih berdiri tegack dan blum puas.

cerita ngentot ~ Dipegangnya kontol ku sambil bibirnya mengecup dada dan perutku. Lalu dgn lembut Tante mulai mengocok kontol. Setelah lebih kurang 15 menit Tante berhenti mengocok.
“Ir, kok kmu blum keluar juga. Wah selain besar ternyata kuat juga ya.” Tante heran krna blum ada tnda2 mau keluar sesuatu dari kontolku. Tante bergeser dan terlentng dgn kaki dijuntaikn ke lantai. aqu tnggap dgn bahasa tubuh Tante Nanik, lalu turun dari tempat tidur. aqu jilati kedua sisi dalam pahanya yg putih mulus. Bergantian kiri-knan, sampe akhirnya dipangkal paha. dgn tiba2 aqu benamkn kepalaqu di memeknya dan mulai menyedot. Tante menggelinjang tidak teratur, kepalanya bergerak ke kiri dan knan menahan rasa nikmat yg aqu berikn.

Setelah memek Tante basah, Tante melebarkn kedua pahanya. aqu berdiri sambil memegang kedua pahanya. aqu gesek-gesekkn ujung kontol ke memeknya dari atas ke bawah dgn pelan. Perlaquanku ini membuat Tante semakin bergerak dan meracau tidak karuan.
“Tante siap ya, aqu mau masukin kontol” aqu memberi peringatn ke Tante.

“Cepetn Ir, ayo.. Tante udah gack tahan nih.” Tante langsung memohon agar aqu secepatnya memasukkn kontol. dgn pelan aqu dorong kontol ke arah dalam memek Tante Nanik, ujung kepalaqu mulai dijepit bibir memeknya. Lalu perlahan aqu dorong lagi hingga separuh kontol krang udah tertncap di memeknya. aqu hentikn aktifitasku ini untuk menikmati moment yg sangat enak. Pembaca cobalah laqukn ini dan rasakn sensasinya. Pasti Anda dan pasangan akn merasakn sebuah kenikmatn yg baru.
“Ir, kok rasanya nikmat banget.. kmu pintar AAAaahhh.. sssstttt” Tante berbicara sambil merasa keenakn.

“AAAaahhh.. sssstttt mm, Tante ini cara Iman agar Tante juga merasa enak” aqu membalas omongan Tante.
Lalu dgn hentakn lembut aqu mendorong semua sisa kontol ke dalam memek Tante.
“AAAaahhh..” kami berdua melenguh.
Kubiarkn sebentar tnpa ada gerakn, tetapi Tante rupanya udah tidak tahan. Perlahan dan semakin kencang dia menggoygkn pinggul dan pantatnya dgn gerakn memutar. aqu juga mengimbanginya dgn sodokn ke depan. memek
Tante Nanik ini masih kencang, pada saat aqu menarik kontol bibir memeknya ikut tertarik.

“Cplok.. Cplok.. Cplokk” suara benturan pahaqu dgn paha Tante Nanik semakin menambah rangsangan.
Sepuluh menit lebih kami melaqukn gaya tersebut, lalu tiba-tiba Tante mengerang keras “AAAaahhh.. Ir Tante nyampai lagi”

cerita ngentot ~ Pinggulnya dirapatkn ke pahaqu, kali ini tubuhnya bergerak ke depan dan merangkul tubuhku. aqu kecup kedua toketnya. dgn kontol masih menancap dan dijepit memek yg berkedut dgn keras. dgn posisi memangku Tante Nanik, kami melanjutkn aksi. Lima belas menit kemudian aqu mulai merasakn ada desakn panas di kontol.
“Tante, aqu mau keluar nih, di mana?” aqu bertnya ke Tante.
“Di dalam aja Ir, Tante juga mau lagi nih” sahut Tante sambil tubuhnya digerakkn naik turun.
Urutn memeknya yg rapat dan ciuman-ciumannya akhirnya pertahananku mulai bobol.
“AAAhhhh.. Tante aqu nyampai”.

“aqu juga Ir.. AAAaahhh” Tante juga meracau.
aqu terus semprotkn cairan hangat ke memek Tante. setelah delapan semprotn Tante dan aqu bergulingan di di kasur. Sambil berpelukn kami berciuman dgn mesra.
“Ir, kmu hebat.” puji Tante Nanik.
“Tante juga, memek Tante rapet sekali” aqu balas memujinya.
“Ir, kmu mau kn nemani Tante selama om pergi” pinta Tante.
“Mau Tante, tapi apa Tante gack taqut hamil lagi kalau aqu selalu keluarkn di dalam?” aqu balik bertnya.
“gack apa2 Ir, Tante masih ikut KB. Jangan kuatir ya sayg” Tante membalas sambil tngannya mengelus dadaqu.

Kunjunggi juga artikel Cerita Bugil Perkosaan

Cerita Seks Nafsu Janda Mengocok Dan Ngulum

$
0
0

Cerita Seks Nafsu Janda Mengocok Dan Ngulum – Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Hot, Cerita Bokep, Cerita Ngentot, Cerita Janda, Cerita Tante Girang. Setelah istirahat sejenak, Mbak Yati mengambil tisue dan membersihkan cairan kental yang belepotan di perutku dan kemaluan saya. Mbak Yati memmbersihkannya dengan mesra dan terkadang bercanda dengan mencoba meremas dan membangunkan kembali rudal saya.

Cerita Seks

“Mbak. Jangan digoda lagi lho, kalau ngamuk lagi gimana..?” kataku bercanda.
“Coba aja kalau berani, siapa takut..!” jawabnya sambil menirukan iklan di TV.
Setelah membersihkan kemaluanku, dia juga membersihkan kemaluannya dengan tisue, dan memakai kembali CD-nya, merapihkan rok, blus dan BH-nya yang kusut. Sementara saya juga merapihkan kembali celana saya.
Dia menyisir rambutnya, dan merapikan kembali riasan wajahnya, sambil melirik dan tersenyum ke saya penuh bahagia.
“Mbak.., besok tetap lho ya jam sepuluh pagi.” saya mengingatkan.
“Pasti donk, mana sih yang nggak pengin sarang burungnya dimasukin burung.” canda dia.

“Apalagi sarangnya sudah kosong lama ya Mbak..?” godaku.
“Pasti enak kok kalau udah lama.” jawab dia.
Setelah kami semua rapih, Mbak Yati aku antar pulang dengan tetap berdekapan, dia tertidur di dadaku, tangan kiri saya untuk mendekap dia dan tangan kanan saya untuk pegang stir.
Sesampainya di rumah MBak Yati, cuaca masih gerimis. Mbak Yati menawarkan untuk mampir sebentar di rumah.

“Vi, masuk dulu yuk..! Aku buatkan kopi hangat kesukaanmu.” ajak Mbak Yati.
“Oke dech, aku parkir dulu mobilnya ya..?”
Sampai di dalam rumah Mbak Yati, ternyata Tarno tidak ada. Menurut Bi Inah, pembantu Mbak Yati, katanya Tarno hari ini tidak pulang, karena diminta atasannya dinas ke luar kota.
“Vi, ternyata Tarno malam ini nggak pulang. Kamu tidur aja disini, di kamar Tarno.” pinta Mbak Yati sambil senyum penuh arti.
Aku tahu kemana arah pembicaraan Mbak Yati.
“Nggak mau kalau tidur di kamar Tarno, aku takut sendirian.” godaku.
“Emangnya takut sama siapa..?”
“Ya takut kalau Mbak Yati nanti nggak nyusul ke kamarku.”
“Ssstt..! Jangan keras-keras, nanti ada yang denger.” Mbak Yati cemberut, takut kalau ada yang dengar.

“Ya udah, aku tidur sendiri di kamar Tarno, kalau nanti malam saya dimakan semut, jangan heran lho Mbak..!” saya pura-pura merajuk.
“Nggak usah ribut, mandi sana dulu, nanti malam kalau semua orang udah pada tidur, kamu boleh nyusul aku ke kamar, nggak saya kunci kamarku.” bisik Mbak Yati pelan.
“Siip dach..!” aku ceria dan langsung pergi mandi.
Habis mandi, badan saya terasa segar kembali. Saya langsung pergi ke kamar, pura-pura tidur. Tetapi di dalam kamar saya membayangkan apa yang akan saya lakukan nanti setelah berada di kamar Mbak Yati. Saya akan bercinta dengan orang yang sudah bertahun-tahun saya idamkan.

Jam di kamar saya menunjukkan pukul 12:30 malam. Kudengarkan kondisi di luar kamar sudah kelihatan sepi. Tidak terdengar suara apapun. TV di ruang keluarga juga sudah dimatikan Bi Inah kira-kira jam 11 tadi. Bi Inah adalah orang yang terakhir nonton TV setelah acara Srimulat yang merupakan acara kegemaran Bi Inah. Untuk mempelajari suasana, saya keluar pura-pura pergi ke kamar mandi. setelah benar-benar sepi, saya mengendap-endap masuk ke kamar Mbak Yati.

Lampu di kamar Mbak Yati remang-remang. Mbak Yati tidur telentang dengan mengenakan daster tipis yang semakin memperindah lekuk tubuh Mbak Yati. Tubuh Mbak Yati yang mungil tapi padat berisi, terlihat tampak sempurna dibalut daster tersebut. Dengan tidak sabar saya dekap tubuh Mbak Yati yang sedang telentang bagaikan landasan yang sedang menunggu pesawatnya mendarat.
Mbak Yati saya dekap hanya tersenyum sambil berbisik, “Sudah nggak sabar ya..?”
“Ya Mbak, perasaan waktu kok berjalan pelaan sekali..”

Saya cium belakang telinganya yang mungil dan ranum, kemudian ciuman saya bergeser ke pipinya dan akhirnya ke bibirnya yang mungil dan juga ranum. Kedua tangan Mbak Yati mendekap erat di leher saya. Tangan saya yang kiri saya letakkan di bawah kepala Mbak Yati untuk merangkulnya. Sedangkan tangan kanan saya gunakan untuk membelai dan melingkari sekitar susunya. Dan dengan perlahan dan lembut, telapak tangan saya gunakan untuk meremas-remas lingkaran luar payudaranya, dan ternyata Mbak Yati sudah tidak memakai BH lagi.

Erangan-erangan lembut Mbak Yati mulai keluar dari bibirnya, sedangkan kedua kakinya bergerak-gerak menandakan birahinya mulai timbul. Remasan-remasan tanganku di seputar susunya mendapatkan reaksi balasan yang cukup baik, karena kekenyalan susu Mbak Yati kelihatan semakin bertambah. Tangan kanan saya geserkan ke bawah, sebentar mengusap perutnya, beralih ke pusarnya, dan akhirnya saya gunakan untuk mengusap kewanitaannya. Ternyata Mbak Yati juga sudah tidak memakai CD, sehingga kemaluannya yang bulat dan mononjol, serta kelembutan rambut kemaluannya dapat saya rasakan dari luar dasternya.

Kedua kakinya semakin melebar, memberikan kesempatan seluas-luasnya tangan saya untuk membelai-belai kewanitaannya. Ciuman saya beberapa saat mendarat di bibirnya, kemudian saya alihkan turun ke lehernya, ke belakang telinganya, dan akhirnya turun ke bawah, melewati celah di bukit kembarnya. Saya ciumi lingkaran luar bukit kembarnya, sebelum akhirnya menyiumi puting susunya yang sudah mengacung. Ketika lidah saya menyium sampai ke putingnya, nafas Mbak Yati kelihatan mengangsur, menunjukkan kelegaan.
“Uuuccghh.. Allvii..!”

Tali daster yang menggantung di pundaknya, saya pelorotkan sehingga menyembullah kedua bukit kembarnya yang kenyal, dengan kedua putingnya yang sudah mengacung dan tegang. Saya ciumi sekali lagi kedua bukit kembarnya, dan saya jilati putingnya dengan lidah. Sementara kedua jari dari tangan kanan saya secara bersamaan membelai-belai kedua selangkangannya, yang terkadang diselingi dengan usapan kemaluan luarnya dengan telapak tangan kanan saya.

Belaian ini memberikan kehangatan di bibir kewanitaannya, selain untuk meningkatkan rasa penasaran liang senggamanya.
Jari tengah saya gunakan untuk mebelai-belai bibir luar kemaluannya yang sudah sangat basah. Saya usap klitorisnya dengan lembut dan pelan dengan menggunakan ujung jari, membuat Mbak Yati semakin menikmati belaian lembut klitorisnya. Bibir kewanitaannya semakin merekah dan semakin basah.

Lidahku masih menari-nari di kedua putingnya yang semakin keras, jilatan lidah saya memberikan sensasi yang kuat bagi Mbak Yati. Terbukti dia semakin erat meremas rambut saya, deru nafasnya semakin memburu dan lenguhannya semakin kencang.
“Uuuccgghh.. Aaallvii.. uugghh.. eennaaggkk..”
Saya jilati kedua putingnya kanan dan kiri bergantian, sambil meremasi dengan lembut tetapi sedikit menekan kedua susunya dengan kedua tangan saya.

Setelah saya puas menciumi susunya, ciuman saya geser ke arah perutnya, saya jilati pusarnya, kembali Mbak Yati sedikit menggelinjang, mungkin karena kegelian. Ciuman terus saya geser ke bawah, ke arah pahanya, turun ke bawah betisnya, terus naik lagi ke atas pahanya, kemudian ciuman saya arahkan ke rambut kemaluannya yang lebat. Mendapat ciuman di rambut kemaluannya, kembali Mbak Yati menggelinjang-gelinjang. Saya buka bibir kemaluannya yang merekah, saya ciumi dan jilati seputar bibir kewanitaannya, terus lidah saya diusapkan ke klitorisnya, dan bergantian saya gigit, terkadang saya hisap klitorisnya.

Setiap sentuhan lidah saya menjilat pada klitorisnya, tangan Mbak Yati menjambak rambut saya. Kepalanya menggeleng-geleng, dengan dada yang dibusungkan, kedua kakinya mendekap erat leher saya, dan kicaunya semakin tidak karuan, “Uuuccgghh.. Aaallvvii.. uughh.. ggeellii.. uuff.. ggeellii.. seekkaallii..”

Cairan yang keluar dari kemaluannya semakin banyak, bau khas liang senggamanya semakin kuat menyengat. Rintihan, lenguhan yang keluar dari mulut Mbak Yati semakin kacau. Gerakan-gerakan tubuh, kaki dan gelengan-gelengan kepala Mbak Yati semakin kencang. Dadanya tiba-tiba dibusungkan, kedua kakinya tegang dan menjepit kepala saya. Saya mengerti kalau saat ini detik-detik orgasme akan segera melanda Mbak Yati. Untuk memberikan tambahan sensasi kepada Mbak Yati, maka kedua putingnya saya usap-usap dengan kedua jari tangan, dengan mulut tetap menyedot dan menghisap klitorisnya, maka tiba-tiba, “Aaauughh.. Aallvvii aakk.. kkuu.. kkeelluuarr.. Aaacchh..!”
Saya tetap menghisap klitorisnya. Dan dengan nafas masih terengah-engah, Mbak Yati bangun dan duduk.
“Ayo Alvi.., gantian kamu tidur aja telentang..!” kata Mbak Yati sambil menidurkan saya telentang.

Gantian Mbak Yati telungkup di samping saya. Tangannya yang lembut sudah mulai mengelus-elus batang kemaluan saya yang sudah sangat tegang. Mulutnya yang mungil mencium bibir, terus turun ke puting. Saya merasa sedikit kegelian ketika dicium puting saya. Mulutnya terus turun mencium pusar, dan akhirnya saya rasakan ada rasa hangat, basah dan sedikit sedotan sudah menjalar di rudal saya. Ternyata Mbak Yati mulai mengocok dan mengulum kejantanan saya. Mbak Yati mengulumnya dengan penuh nafsu. Matanya terpejam tetapi kepalanya turun naik untuk mengocok rudal saya.

Kepala kemaluan saya dijilatinya dengan lidah. Tekstur lidah yang lembut tapi sedikit kasar, membuat seakan ujung jari kaki saya terasa ada getaran listrik yang menjalar di seluruh kepala. Jilatan lidah di kepala rudal memang sangat enak. Aliran listrik terus menerus menjalar di sekujur tubuh saya. Kepala Mbak Yati yang naik turun mengocok kejantanan saya yang saya bantu pegangi dengan kedua tangan. Kocokannya semakin lama semakin kuat, dan hisapan mulutnya seakan meremas-remas seluruh batang keperkasaan saya. Seluruh pori-pori tubuh saya seakan bergetar dan bergolak. Getaran-getaran yang menjalar dari ujung kaki dan dari ujung rambut kepala, seakan mengalir dan bersatu menuju satu titik, yaitu ke arah rudal keperkasaan saya.

Getaran-getaran tersebut makin hebat, akhirnya kemaluan saya menjadi seolah tanggul yang menahan air gejolak. Lama-lama pertahanan kemaluanku seakan jebol, dan tiba-tiba saya menjerit.
“Mmmbbakk Yaattii.. aaggkkuu kkelluuaarr..!”
Mendengar saya mengerang mau keluar, mulut Mbak Yati tidak mau melepaskan batang kejantanan saya, tetapi malah kulumannya dipererat. Mulut Mbak Yati menyedot-nyedot cairan yang keluar dari rudal saya dengan lahapnya, seakan tidak boleh ada yang tersisa. Batang kemaluan saya dihisap-hisapnya seakan menghisap es lilin. Sensasinya sungguh sangat dahsyat. Ternyata Mbak Yati sangat ahli dalam permainan oral.

Nafas saya sedikit tersengal, badan sedikit lemas, karena seakan-akan semua cairan yang ada di tubuh, mulai dari ujung kaki sampai dengan kepala, habis keluar tersedot oleh Mbak Yati.
Mbak Yati tersenyum puas sambil menggoda, “Gimana rasanya..?”
“Waduh.., Mbak luar biasa..” jawabku sambil masih terengah-engah.
“Nggak kalahkan dengan yang muda..?” kata Mbak Yati dengan berbangga.
“Yaa jelas yang lebih pengalaman donk yang lebih nikmat.”

Kami istirahat sejenak sambil minum. Tetapi ternyata Mbak Yati memang luar biasa. Baru istirahat beberapa menit, tangannya sudah mulai bergerak-gerak di perut, di paha dan di selangkangan saya, membuat rasa geli di sekujur tubuh. Tangannya kembali meremas-remasbatang kemaluan saya. Karena masih darah muda, maka hanya sedikit sentuhan, kemaluan saya langsung berdiri dengan gagahnya mencari sasaran. Melihat batang keperksaan saya dengan cepatnya berdiri lagi, wajah Mbak Yati kelihatan berseri-seri.

Sambil tangannya tetap mengocoknya, kami saling berciuman. Bibir Mbak Yati yang mungil memang sangat merangsang semua laki-laki yang melihatnya. Ciuman yang lembut dengan usapan-usapan tangan saya ke arah putingnya, membuat birahi Mbak Yati juga cepat naik. Putingnya seakan-akan menjadi tombol birahi. Begitu puting Mbak Yati disenggol, lenguhan nafasnya langsung mengencang, kedua kakinya bergerak-gerak, pertanda birahinya menggebu-gebu.

Saya usap liang senggamanya dengan tangan, ternyata liang kenikmatan Mbak Yati sudah sangat basah. “Gila bener cewek ini, cepet sekali birahinya..,” pikir saya dalam hati. Mbak Yati menarik-narik punggung saya, seakan-akan memberi kode agar senjata rudal saya segera dimasukkan ke sarangnya yang sudah lama tidak dikunjungi burung pusaka.
“Ayo dong Vi..! Cepetan, Mbak sudah nggak tahan nich..!”

Alat vital saya sudah semakin tegang, dan saya sudah tidak sabar untuk merasakan kemaluan Mbak Yati yang mungil. Saya sapukan perlahan-lahan kepala kejantanan saya di bibir kewanitaannya. Kelihatan sekali kalau Mbak Yati menahan nafas, tandanya agak sedikit tegang, seperti gadis yang baru pertama kali main senggama. Setelah menyapukan kepala rudal saya beberapa kali di bibir kenikmatannya dan di klitorisnya. Akhirnya saya masukkan burung saya ke sarangnya dengan sangat perlahan.

Lihat Juga Cerita Sex Gadis Jilbob Nakal

Kedua tangan Mbak Yati meremas pundak saya. Kepalanya sedikit miring ke kiri, matanya terpejam dan mulutnya sedikit terbuka sangat seksi sekali, tandanya Mbak Yati sangat menikmati proses pemasukan batang kejantanan saya ke liang senggamanya. Lenguhan lega terdengar ketika kepala kemaluanku membentur di dasar liang kenikmatannya. Saya diamkan beberapa saat rudal saya terbenam di liang senggamanya untuk memberikan kesempatan kemaluan Mbak Yati merasakan rudal kenikmatan dengan baik.

Saya pompakan batang kejantanan saya ke liang senggama Mbak Yati dengan metode 10:1, yaitu sepuluh kali tusukan hanya setengah dari seluruh panjang batang kejantanan saya, dan satu kali tusukan penuh seluruh batang kejantanan saya sampai membentur ujung rahimnya. Metoda ini membuat Mbak Yati merancau tidak karuan. Setiap kali tusukan saya penuh sampai ujung, saya kocok-kocokkan kejantanan saya beberapa lama, akhirnya saya rasakan kaki Mbak Yati melingkar kuat di pinggang saya.

Kedua tangannya mencengkram punggung saya, dan dadanya diangkat membusung, seluruh badannya tegang mengencang, diikuti dengan lenguhan panjang, “Aaacchh.. aauugghh.. Aallvvii.. aakku.. kkeelluuaa.. aa.. rr..!”

Batang kemaluan saya terasa sangat basah dan dicengkram sangat kuat. Merasakan remasan-remasan pada rudal saya yang sangat kuat, membuat pertahann saya juga seakan makin jebol dan akhirnya, “Ccrroot.. croot.. crrot..!” saya juga keluar.


Cerita Mesum Ngentot Tante Yang Liar

$
0
0

Cerita Mesum Ngentot Tante Yang Liar – Pada hari minggu, aku jalan-jalan ke pusat pertokoan di Jln. Sumatera. Rencananya sih, aku mau membeli keperluan sehari-hari, kebetulan saat itu aku ada sedikit uang. Sesampainya di pertokoan, tatkala aku sedang melihat-lihat makanan ringan, tiba-tiba aku ditabrak oleh seorang wanita cantik yang usianya kira-kira 35 tahun, sehingga barang-barang yang berada di tanganku jatuh semua, lalu si wanita itu minta maaf kepadaku.

Cerita Mesum

Aku hanya tersenyum karena menurutku nggak masalah karena yang menabrakku adalah wanita cantik dan seksi. Lalu aku jongkok untuk mengambil barang-barangku yang jatuh tadi tapi si wanita itu jongkok juga sehingga kepala kami saling berbenturan tanpa disengaja. Sekarang giliranku yang minta maaf tapi wanita tersebut hanya tersenyum saja.

“Sendirian Bu?” tanyaku.
Si ibu menjawab, “Sebenarnya berdua, tapi teman saya lagi ke toilet dulu.”
“Borong nih?” tanyaku lagi.
Dengan tersenyum si wanita tadi menjawab, “Ahh, nggak juga.”
Kemudian si wanita tadi bertanya lagi, “Di mana Adik tinggal?”
“Setiabudi”, jawabku dengan singkat tapi pandanganku terarah pada wajah wanita tadi.
“Oh kebetulan kita sama-sama satu arah, saya juga tinggal di Lembang, bagaimana kalau kita sama-sama pulangnya nanti?” tanya wanita tersebut.

Saya diam saja namun dalam hati ada juga rasa senang diajak oleh wanita cantik. Tanpa diduga wanita itu membawa barang-barangku ke kasir sekalian dengan miliknya untuk dibayar. Di situ saya bertemu dengan temannya yang ke toilet tadi, yang ternyata bernama Ririn, usianya sekitar 5 tahun lebih muda dari si ibu tadi. “Sudah Jeng?”, tanya Ririn ke pada ibu tadi. “Oh, sudah hanya sedikit kok.” Lalu kami pergi ke basement untuk pulang.

Singkat cerita kami sudah dalam perjalanan pulang, ngobrol di mobil dari kenalan sampai dengan masalah yang sangat pribadi. Ternyata si ibu tersebut bernama Lela, mereka dari kalangan Borju yang suaminya bekerja sebagai pengusaha yang jarang pulang ke rumah. Hari itu kurasakan sangat indah di dalam mobil mewah bersama dua orang wanita cantik, apalagi Ririn yang memakai rok mini dan baju transparan, sehingga BH dan pahanya jelas terlihat. Lela sambil menyetir terus berusaha menggodaku. Tanya pacar segala. Tak terasa aku hampir sampai di Setiabudi tapi Ririn yang berada di sampingku mencegah.

“Jangan Dik, lebih baik main dulu ke villa kami di Lembang”, ajaknya, “Ntar pulangnya diantar lagi.”
Lela pun ikut nimbrung, “Iya Dik, kebetulan di rumah sepi dan juga kami butuh teman untuk ngobrol.”

Ririn yang mengenakan rok mini selalu bikin aku ngiler apalagi dia sengaja menaikkan rok mininya sehingga pahanya yang putih mulus terlihat jelas. Aroma wewangian yang dipakai oleh Ririn semakin menambah indahnya suasana. “Dik, ngantuk nggak?” tanya Ririn. Terus dia mengalihkan pertanyaannya. “Kalau ngantuk tidur aja di sini”, sambil membuka lebar pahanya sehingga terlihat jelas bagian yang sangat disukai oleh pria.

Belum lagi aku menjawab dia sudah menarik kepalaku ke pahanya. aku tak kuasa menolaknya lagi pula aku senang, untung kaca mobilnya gelap sehingga hanya Lela dan aku yang mengetahui apa yang diperbuat oleh Ririn kepadaku. “Dik kok kamu diam saja?”. aku pura-pura bego padahal aku sudah mengerti, “What the hell she wanted.”

Kemudian dia menyuruhku untuk mengerjai bagian vitalnya, dan kuturuti saja kemauannya. Dia kini duduknya sudah tidak karuan seperti orang ambeyen saja. Tiada keraguan lagi di dalam benakku untuk mengerjainya. Pertama-tama kuraih kedua payudaranya yang sebesar buah mangga, lalu kuremas dengan mesra dan dilanjutkan dengan meraba pahanya yang mulus sehingga dia terengah-engah. Tidak puas dengan meraba, maka kulanjutkan dengan menjilat bagian pahanya.

Jilatanku semakin panjang saja mulai dari lutut sampai ke paha lalu ke arah “bukit surganya” yang masih terbungkus celana dalamnya. Tanpa perintah, langsung kulepaskan celana dalamnya dan kini terlihat bukit kemaluannya yang berwarna merah muda yang dikelilingi oleh rambut yang tidak begitu lebat. Kerongkonganku tiba-tiba kering tatkala melihat pemandangan yang begitu indah. Ririn merebahkan tubuhnya sambil membuka pahanya lebar-lebar di atas jok. Tanpa buang waktu lagi kulanjutkan permainan setan ini.

Kujilati, kuciumi sambil kumasukkan telunjukku ke lubang senggamanya. Ririn menggeliat-geliat bagaikan cacing kepanasan sambil menjambak rambutku dan mendesakkan wajahku ke arah alat vitalnya. Lela hanya melihat perbuatan kami berdua sambil bersiul menirukan suara musik dari tape mobil seakan tidak mempedulikanku yang bercumbu dengan Ririn, ntar juga dia kebagian.

Sambil terus menjilat, mencium, menyedot sambil kumasukkan jariku. Ririn pun seperti orang kesurupan, menggeliat ke sana sini. Oh, indah sekali hari ini. Sekarang kugunakan telunjukku untuk mengutak-atik onderdil yang ada di dalam liang senggamanya dan ibu jariku kutekan-tekan ke klitorisnya. Lalu jilatan-jilatan kuarahkan ke sekitar belahan-belahan memeknya. Cara ini semakin membuat dia tersiksa kegelian tapi membawa kenikmatan yang luar biasa. Rasa bau amis, mual dan asin bersatu dalam kenikmatan. aku memainkan dan menjilati liang senggama Ririn yang indah itu.

Hampir 20 menit aku bermain di daerah kemaluan Ririn. “Udah dulu Dik, aku sudah tidak kuat..” Kemudian Ririn bangkit dan memintaku supaya mengeluarkan batang kejantananku. Dengan susah payah kukeluarkan milikku dan akhirnya keluar. Kemaluanku yang sudah ereksi sejak pertama naik mobil dipegang dengan mesra oleh Ririn, lalu dimasukkan ke dalam mulutnya, sambil menjilati.

“Oh, nikmat benget Mbak.. terus Mbak.. oughh..” itulah kata-kata yang keluar dari mulutku. Ririn yang sedang kesetanan terus-menerus memainkan senjataku yang berkepala botak itu. Lendir yang keluar dari lubang pipisku pun terus dia jilati. Enak sekail, tapi kalau aku konsentrasi ke sini terus lama-kelamaan aku bisa keluar, maka kualihkan perhatianku pada persoalan yang lain.

Hampir 20 menit Ririn bermain dengan kemaluanku dan tak terasa kami sudah sampai di villa milik Lela yang mewah. Ririn merapikan rok dan rambutnya yang acak-acakan tapi celana dalamnya di masukkan ke dalam tas. Gerbang terbuka secara otomatis lalu mobil masuk ke garasi, kami pun keluar dari mobil dan masuk ke villanya. Ririn terus saja memelukku dari belakang sambil menjilati leherku, kemudian Ririn membawaku ke kamar Lela yang luas.

Di dalam kamar tersebut, Ririn langsung membuka seluruh pakaiannya. Begitu pula aku membuka seluruh pakaianku. Ririn pun kini merebahkan tubuhnya yang telah polos tanpa selembar benang pun di atas kasur yang empuk lalu dia menginginkan agar posisiku di atas tubuhnya, dimana dia akan mengerjai alat vitalku begitu juga sebaliknya. Kemudian kami pun beraksi. Yess, nikmat.. enak.. oughh..” itulah kata-kata yang keluar dari mulut kami berdua diserta desisan.

Tak lama kemudian Lela pun masuk sambil membawa segelas air susu, segelas kuning telur bebek yang entah berapa jumlahnya dan dua botol kratingdaeng. “Minum dulu Dik”, kata Lela, “Lalu kita lanjutkan.” Kemudian aku mengambil segelas air susu, setelah itu gelas yang berisi kuning telur bebek setelah habis baru satu botol kratingdaeng. Walaupun perut ini sudah penuh tapi demi lancarnya daya dobrakku, ya kupaksakan karena ini untuk kepuasan kita bertiga. Kemudian Lela memujiku, “Wah, kamu mirip dengan aktor film x kesukaan tante.. pasti kamu mainnya juga hebat..”

tante Lela yang berparas ayu, bibir agak tebal dan mata sayu memandangiku dari wajah sampai ke arah kemaluanku. Lalu kuraih kepalanya dan kuarahkan ke wajahku. Lalu bibir kami saling berpagutan. aku yang duduk telanjang di tepi ranjang sedangkan tante Lela berdiri. Ririn yang sudah telanjang di belakangku tidak tinggal diam. Dia menghampiri burungku.

Okh, desahanku pun terdengar sambil bibir tante Lela bertautan dengan bibirku. Tanganku pun bergerilya melepaskan pakaian yang dikenakan Lela. Sesudah pakaian terbuka, kutarik BH-nya dan terlihat buah dada Lela lebih besar dibandingkan dengan milik Ririn. Ririn kini sedang melumat kejantananku sementara tangan kanannya meremas-remas biji pelirku dan tangan kirinya memegang celana dalamku. Benar-benar pengalaman yang fantastik bisa bercinta dengan dua wanita sekaligus.

Lela yang kini setengah telanjang meronta-ronta saat kujamah payudaranya dan meremasnya mesra. Ini benar-benar hebat, suara gemercik air ludah Ririn yang mengulum kemaluanku dan desahan tante Lela kini mewarnai nuansa di kamar yang terhitung luas, jauh bila dibandingkan dengan kamarku. Andai aku tinggal di sini mungkin aku akan sangat berbahagia ditemani dua wanita yang cantik, binal dan haus seks. Payudara besar milik tante Lela kuremas-remas dan yang satu kujilat, kulum dan kusedot-sedot sambil tanganku berusaha melepaskan celana jeans tante Lela yang ketat.

Akhirnya Lela membuka celana jeans-nya sendiri sedangkan celana dalamnya saya lepas dengan menggunakan gigiku. Woww, indah sekali barang milik Lela. Lela meronta-ronta. Tanganku mulai nakal bersamaan lidah, tanganku pun ingin bermain dengan memek Ririn. Desah Lela pun terdengar begitu memburu. Sementara itu Ririn pun masih sibuk bermain dengan kejantananku. Rupanya Ririn pun sudah tak tahan ingin suatu proses pengakhiran. “Ganti posisi dong..” bisik Lela sambil naik ke atas ranjang.

“Woww, Dik masukin dong.. udah nggak kuat nich.. pengin ngerasain punyamu..” desah Ririn tertahan sambil membimbing batang kemaluanku menuju liang senggamanya. Sementara itu Lela pun tidak ketinggalan, dia mengangkangkan pantatnya kemudian dia dekatkan pada wajahku. Wow, sungguh pemandangan yang indah tatkala liang senggama Lela tepat berada di wajahku. Kesempatan ini tidak kusia-siakan, kujilat mesra liang senggama Lela yang membuat Lela menggelinjang tanpa ampun.

Tak lama kemudian Ririn pun mengikuti langkah Lela, mengarahkan lubang senggamanya ke wajahku. aku berada di bawah dua cewek yang haus seks. Ririn terlihat merem-melek, tatkala Lela mengangkat pantatnya untuk berubah arah. Dia yang tadi membelakangi Ririn, kini mereka saling berhadapan. Kemudian Lela pun menurunkan pantatnya ke arah wajahku, memeknya seakan tersenyum kepadaku. Desisnya pun terdengar, “Woww, indah sekali.. nikmat.. enak..”

Dengan tenaga yang masih tersisa saya menawarkan pada Ririn supaya berganti posisi. Lima menit kemudian Ririn dengan tenaga sisa berusaha bangkit lagi kemudian dia menggoyangkan pinggulnya, kini Lela dan Ririn saling berhadapan di atas tubuhku yang di banjiri peluh, lalu mereka saling berpelukan dan saling menjulurkan lidah masing-masing. Mereka ternyata kalangan biseks tapi tidak masalah bagiku, ini merupakan pengalaman baru bagiku. Ririn kini menggeliat dan seluruh tubuhnya kejang-kejang pertanda Ririn akan mencapai orgasme untuk yang kedua kalinya dan dia pun berbaring di samping kiriku.

“Sekarang bagianmu Lel.. kamu maunya posisi yang gimana..?” bisikku mesra. Rupanya Lela menginginkan posisi doggy style. Sambil mengangkat kaki kirinya, kupandangi liang senggama Lela. Kupermainkan dulu liang kewanitaannya dengan jariku. “Ooukh..” desahannya pun terdengar dan aku senang pertanda di sedang dalam keadaan siap tempur. Lela yang kini menungging semakin membuatku tak sabar, kemudian kuarahkan batang kejantananku ke liang senggama Lela. dan.., “Bless..”

tanpa halangan yang berarti kejantananku menembus liang kemaluan Lela. Sambil menyentakkan pantatku, kumainkan jariku di lubang pantatnya. Lela mengeliat-geliat, rupanya letak kelemahannya terdapat pada lubang yang mirip sumur itu. Ririn yang terkulai lemas hanya senyum-senyum saja, dia mengakui bahwa aku yang terbaik dari lawan-lawan yang pernah dia pakai.

Lihat juga : Video Mesum Pembantu Binal

Hampir 30 menit kukerjai milik Lela, rupanya Lela pun sudah merasakan jenuh dengan permainan ini, dan sekarang dia memintaku untuk memasukkan kajantanaku ke lubang pantatnya. Lalu kuarahkan rudalku ke arah anusnya tapi sebelumnya kujilati dulu untuk melicinkan jalannya penetrasiku. Pertama belum berhasil, kemudian aku meminta bantuan Ririn yang sedang terkapar di sampingku untuk melumasi rudal yang belum berhasil mendobrak lubang pantat Lela.

Ririn pun melakukannya, dia melumat rudalku dengan lidahnya, kemudian dia mengulum dan menjilati batanganku sampai terlihat licin lalu kucoba melakukan penetrasi lagi, kutekan pantatku. 1.. 2.. 3.. akhirnya aku berhasil menerobos lubang sumur Lela. Lela pun merem-melek bagaikan anak yang sedang mengorek kupingnya dengan bulu ayam, ini benar-benar luar biasa. Untung aku jalan-jalan kalau tidak, mungkin yah takkan pernah merasakan gimana asyiknya bermain dengan dua wanita sekaligus.

Hampir 24 menit kami melakukan anal seks, sampai akhirnya kami berada pada puncaknya dan setelah itu kami pun tak berdaya. aku dan Lela terkapar lemas setelah menyemprotkan cairan nikmatku yang sangat banyak ke lubang pantat Lela. aku pun tertidur sambil memeluk kedua wanita setengah baya tersebut.

Cerita Dewasa Pesta Anak Muda

$
0
0

Cerita Dewasa Pesta Anak Muda – Malam tahun baru 2001 yang lalu, gue diundang ke suatu pesta anak-anak muda kalangan the have. Pestanya diadakan di suatu villa di Curug Sewu, di kaki gunung Salak, jalan masuknya cuma buat satu mobil. Kebetulan gue dan temen gue Ferry dateng yang paling belakang dan gue nggak nyangka waktu gue lihat mobil-mobil yang parkir di situ Opel Blazer DOHC gue ternyata yang paling murah !!

Cerita Dewasa

Kita berdua langsung masuk ke villa yang paling besar, di sana sudah ada beberapa orang tamu cowok cewek, semuanya anak muda dengan dandanan yang keren. Ferry langsung ngenalin gue ke tuan rumahnya, dia cewek dengan tubuh yang aduhai umurnya kurang lebih 26 tahun, namanya Elena. Menurut Ferry, dia adalah anak seorang bankir di Jakarta.

Nggak lama kemudian, Elena ngebuka acara hura-hura ini . Sambil makan Ferry bilangin gue kalau nanti jangan kaget, dengan bisik-bisik dia bilang, “Ndra, coba elo itung jumlah cowok sama ceweknya sama nggak ?”. Selintas gue hitung dan ternyata jumlahnya nggak jauh beda, gue langsung nanya, “Emangnya kenapa Fer ?”. Temen gue ini nyahutin dengan tenang, “Tenang aja Ndra, pokoknya elo puas lah !”. Sehabis makan, gue nyari kenalan buat ngobrol dan ada seorang cewek yang menarik perhatian gue.

Nama cewek ini, Vinda tingginya sekitar 158 cm, kulitnya putih dengan rambut sebahu. Dia memakai kaos yang ketat dengan belahan di dada yang cukup menantang kejantanan gue, buah dadanya nggak terlalu besar tapi bentuknya bagus. Yang paling bikin gue penasaran adalah pandangan matanya yang memperlihatkan hasrat bercinta. Untuk beberapa saat, kita berdua ngobrol kesana kemari dan akhirnya gue tahu kalau dia baru berumur 22 tahun dan masih kuliah di suatu perguruan tinggi di daerah Kalibata.

Nggak berapa lama, suara musik disco berkumandang dan Elena berteriak lewat mike, “Dancing time, guys !!”. Dan beberapa orang langsung turun berjoget, gue nggak tahan juga akhirnya gue tarik Vinda turun ke lantai dansa. Ternyata dia seorang pe-disco yang hot, gerakan-gerakan tubuhnya bener-bener membangkitkan kejantanan gue. Beberapa kali buah dadanya di tempel dan digoyang-goyangkan di dada gue dengan sengaja, seolah nantang gue.

Kurang lebih 1 jam kita berjoget, akhirnya kita mutusin untuk break dulu. Gue nawarin dia mau minum apa dan dia nyahut dengan nakal, “Gimana kalau whisky cola aja ?”. Wah, gile juga nih cewek abis kita minum-minum, ternyata lagunya diganti jadi slow and romantic dan Vinda langsung narik gue balik melantai. Dia langsung meluk gue buah dadanya langsung terhimpit diantara kita berdua, dan membuat kemaluan gue menegang. Gue pikir si Vinda pasti ngerasa juga nih.

Akhirnya gue beraniin nyium belakang telinganya dan gue terusin ke lehernya, udah itu tangan kanan gue meremas dengan pelan pantatnya yang berisi dan Vinda cuma menggumam nikmat. Gerakan itu gue ulang beberapa kali, dan terasa desah nafasnya makin keras akhirnya Vinda nggak tahan, bibir gue langsung di kulumnya gue ngerasain lidah kita beradu. Buat makin ngerangsang, gue gesek-gesek kemaluannya pakai tangan gue.

Lagi enak-enaknya kita ciuman, tahu-tahu musik di balikin lagi jadi disco bubar deh, rangsangan-rangsangan yang gue buat tadi. Sementara gue sama Vinda nge-slow dance, rupanya makin banyak minuman keras yang beredar. Nggak lama ada seorang cewek naik ke atas meja dan ngejoget dengan gerakan-gerakan yang hot, dan lagi-lagi Elena berteriak lewat mikenya DJ, “It’s free time hey, Finny show your naked body !”. Dan cewek yang lagi joget diatas meja tadi langsung ngelepasin blusnya dan disusul dengan BHnya, cowok-cowok langsung bertepuk-tangan dan bersuit-suit, sementara cewek-ceweknya berteriak histeris. Beberapa diantara mereka langsung mengadakan gerakan-gerakan sex foreplay. Dalam hati gue berteriak, “Damn, ini yang dimaksud sama Ferry tadi !”.

Akhirnya perhatian gue balik ke Vinda lagi, yang sebelumnya gue peluk dari belakang gue cium tengkuknya yang putih, yang dipenuhi dengan bulu-bulu halus dan tangan gue mulai masuk ke balik kaosnya mencari buah dadanya. Waktu gue mulai meremas buah dadanya, Vinda cuma menggeliat senang di pelukan gue, dan dia berusaha masukin tangannya ke celana gue. Sesaat kemudian, dia berbisik, “Ndra, fuck me please gue udah nggak tahan nih !”, udah itu si Vinda narik gue ke salah satu kamar di lantai dua.

Begitu pintu ketutup, Vinda langsung meluk dan bibirnya langsung melumat bibir gue dan tangannya langsung ngelepasin ikat pinggang dan celana gue, setelah itu dengan nggak sabar dia melorotin celana dalam gue. Akhirnya kontol gue yang udah berdiri dari tadi nongol keluar dan Vinda dengan sigap menggenggam kontol gue dan diarahin ke mulutnya. Dalam sekejap kontol gue setengahnya udah masuk mulutnya, sementara itu gue ngelepasin kemeja dan gue ngerasain nikmatnya kontol dihisap dan diemut. Sambil ngebungkuk, gue ngebukain kaos sama BHnya Vinda, ternyata badannya bener bener putih mulus, teteknya bulat penuh dengan puting yang berwarna merah tua dan si Vinda masih ngemut dan ngisep kontol gue dengan bernafsu.

Setelah gue pikir dia cukup ngisepin kontol gue, si Vinda gue bimbing dan gue celentangkan di ranjang. Sesudah itu gue bukain rok dan celana dalamnya, gue ngeliat bibir kemaluannya tidak ditutupi jembut sama sekali. Ketika jari gue mulai masuk ke vaginanya, gue ngerasa vaginanya mulai basah. Sementara itu, mulut dan lidah gue mulai bermain-main di teteknya, putingnya adalah sasaran yang menggairahkan dan tangan gue yang satu nggak ketinggalan mulai ngeremas-remas teteknya yang mulai mengeras. Si Vinda cuma mendesah-desah dan menggeliat merasakan nikmatnya jari dan kecupan gue, tangannya cuma bisa menarik-narik rambut gue.

Pelan-pelan jari gue bergerak makin dalam dan akhirnya tersentuhlah clitorisnya, langsung aja si Vinda mendesah, “Uhghh, Ndra lagii, emmhh” dan bibir gue ngerasain teteknya makin tegang. Kecupan dan jilatan lidah gue akhirnya menjelajahi kedua teteknya dan lembah diantaranya, dan jari-jari gue tetap ngemainin clitorisnya yang membuat Vinda makin menggelinjang-gelinjang dan desahannya makin keras, “Ohhh, Ndra . Ufhh, oohhh”. Memeknya terasa makin basah dan bibir vaginanya makin menggembung, tanda nafsu birahinya makin menggelora.

Akhirnya, gue ngambil posisi 69, kontol gue jatuh diatas mulutnya dan mulut gue mulai bekerja dengan mengecup bibir vaginanya. Makin lama gue tambah kekuatan kecupan gue, makin lama dan makin kuat, sekali-kali lidah gue mendesak masuk kesisi dalam dari vaginanya. Si Vinda hanya bisa menggelinjang dan mengangkat pinggulnya, karena mulutnya lagi sibuk ngisep kontol gue. Nggak lama dia ngelepasin kontol gue dan ngejerit, “Ndra, fuck me .. please, gue nggak tahan lagi, please !”.

Gue putar badan dan Vinda langsung ngebuka selangkangannya, dengan dua jari gue buka memeknya yang sudah menggembung itu dan gue gesek-gesekan kepala kontol gue ke bibir vaginanya bagian dalam. Si Vinda makin menggelinjang dan mendesah-desah, setelah itu gue masukin setengah kontol gue ke memeknya dan gue goyang maju mundur tapi gue jaga cuma setengah kontol gue yang masuk. Nggak lama Vinda ngejerit lagi, “Ndra ayo masukin kontol elo semuanya yang dalem Ndra “.

Tapi gue cuekin aja permintaannya itu, karena gue pingin ngebuat dia makin terangsang. Cuma kepala kontol gue yang bersenggolan sama selaput dara dan kadang-kadang gue ngerasain clitorisnya di ujung kontol gue, sementara itu goyangan gue makin cepat dan membuat Vinda makin terangsang. Si Vinda makin nggak tahan untuk dientot, “Indra ayo dong entot gue emmhh, masukin yang dalem Ndra ” bujuknya manja. “Ok, kalau elo mau ngerasain panjangnya kontol gue, kita ganti posisi aja”.

Udah itu, gue ngambil posisi duduk selonjor dan si Vinda gue suruh berjongkok menghadap ke gue. Langsung aja kontol gue digenggamnya dan diarahin ke memeknya, udah itu dia ngedudukin pinggul gue dan kontol gue langsung terbenam di memeknya yang basah lembab itu. “Ok, Vin sekarang elo goyang pelan pelan naik turun, gimana ?” dan dia nyahut, “Ndra, kontol elo bener-bener fit di memek gue emmm, ufhhh “. Terusnya Vinda bergerak naik turun seperti orang naik kuda, gesekan kontol gue dan memeknya memberikan kenikmatan yang luar biasa, makin lama gerakannya makin cepat dan desahannya juga makin keras, “Oghhh . Ohhhh, emmm .. ufghh”.

Dan gue juga ngerasain kontol gue dialirin cairan vagina yang makin banyak. Sementara itu, tangan gue mengelus-elus punggungnya dan meremas teteknya, gerakan teteknya yang seirama dengan naik turun badannya benar benar sensual. Kurang lebih setengah jam si Vinda berkuda diatas kontol gue, dia ngejerit kecil, “Ndra ughhhh. gue orgasme . Ohhh, ohhh” dan tiba tiba aja badannya menegang dan dijatuhkannya ke badan gue, dan gue juga ngerasain kontol gue bener bener basah sama cairan vagina.

Si Vinda gue rebahin di pinggir ranjang dan gue berdiri di atas lutut gue, setelah itu gue buka kedua pahanya yang putih itu dan gue masukin lagi kontol gue ke memeknya. Gue senderin kedua kaki Vinda ke badan gue dan sambil meganin kedua kakinya, gue mulai ngegoyangin pinggul gue maju mundur. Gue bilang ke Vinda, “Sekarang giliran gue “. Awalnya gue goyang dengan lambat dan makin lama makin cepat, gue ngerasain kenikmatan yang diberikan memeknya si Vinda.

Sementara itu, si Vinda cuma bisa melenguh, “Uhhhg ohhhh lagi Ndra uufhh” dan meremas-remas teteknya sendiri sambil menggelinjang-gelinjang. Nggak lama, gue turunin frekuensi goyangan gue jadi gue bisa sambil nyiumin betisnya Vinda. “Ndra ohhg, masukin yang dalem uuhhhpp” dan gue sahutin, “OK, sekarang lingkarin kaki elo di pinggang gue, gue akan tancepin dalem-dalem kontol gue”.

Si Vinda nurut dan gue tarik kontol gue pelan-pelan setelah itu gue masukin lagi secepat mungkin dengan tenaga penuh, jadi gue masukin kontol gue dengan sentakan-sentakan bertenaga. Vinda cuma bisa menjerit setiap kali kontol gue memasuki memeknya, “Oohhh uuhhhpp .. uuhhhpp Ndra lagiii ohhh gilaa ouchh “. Kedua tangannya merenggut seprei keras-keras, karena dia merasakan sedikit rasa sakit yang bercampur kenikmatan yang luar biasa, dan Vinda memejamkan matanya, suatu tanda dia bener-bener menikmati kontol gue.

Lihat Juga : Cerita Dewasa Ngentotin Novie Dan Temannya

Nggak lama kemudian gue ngerasain kedua pahanya menegang dan menjepit pinggang gue dengan keras, demikian juga dengan badannya yang menegang dan punggungnya terangkat dari tempat tidur, membuat teteknya makin menonjol. Akhirnya dia menjerit lagi, “Ouchhh Ndra . Gue orgasm lagi . Ouchh” dan gue rebahin badan gue di atas badannya sambil gue ciumin leher, telinga dan teteknya yang menggelembung keras. Kemudian gue suruh dia untuk terlentang di tengah ranjang.

Sambil gue remas teteknya, gue bisikin dia, “Satu session lagi yaa ” dan dia menyahut, “Elo bener-bener ngebuat gue gila Ndra”. Dengan lutut gue, gue buka lagi kedua pahanya dan untuk ke sekian kalinya kontol gue masuk lagi di memeknya. Gue rebahin badan gue menimpa badannya Vinda dan gue ngerasain kedua teteknya di dada gue, sementara itu kedua tangan Vinda memeluk tubuh gue dengan erat.

Gue cium bibirnya, sehingga kita kembali merasakan lidah-lidah yang beradu dan gue mulai menggoyangkan pinggul gue naik turun. Dua puluh menit kemudian, Vinda mulai menggelinjang dengan liar di bawah badan gue dan gue merasakan kenikmatan yang lain yaitu tetek-teteknya makin bergesekan dengan dada gue. Setelah itu gue makin mempercepat goyangan dan Vinda mulai mendesah-desah lagi, “Ohhg . Ufhhp”, nggak lama kemudian dia menjerit, “Ndra, gue mau orgasm lagi ouchhh”.

Terus gue bilang, “Tahan bentar Vin, gue juga mau keluar nih” dan makin gue percepat goyangan gue. Akhirnya Vinda menjerit kecil, “Ndra . Gue orgasme ohhh” dan guepun nggak tahan lagi. Badan kita berdua menegang dan untuk meredam jeritan Vinda, gue bungkam bibirnya dengan ciuman. Setelah itu gue merasakan gerakan air mani di dalam kontol gue yang berarti sebentar lagi air mani gue menyembur keluar dan dengan sigap gue keluarin kontol gue dari memeknya Vinda.

Akhirnya air mani gue muncrat keluar tepat di atas dada Vinda dan dia membantu ngurutin kontol gue, supaya tidak ada mani yang ketinggalan. Kemudian Vinda mulai menjilati kontol gue dan akhirnya diemut untuk dibersihkan. Setelah itu kita berdua tidur berpelukan kelelahan dengan rasa puas yang tak segera hilang.

Cerita Bokep Ngentot Ibu Guru Matematika

$
0
0

Cerita Bokep Ngentot Ibu Guru Matematika – Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Hot, Cerita Bispak Montok. Namanya Maya umurnya dua puluh sembilan, kulitnya putih halus dan bodynya padat berisi terlebih lagi dia menikah pada usia dua puluh tujuh tapi sekarang janda karna suaminya meninggal waktu usia perkawinan mereka baru tiga bulan karna kecelakaan lalulintas.

Cerita Bokep

Yang aku senang dari Bu Maya adalah jika mengajar ia sering tak sadar kalau bagian atas bajunya agak terbuka sehingga tali BH pada bagian pundaknya sering terlihat oleh aku yang jika pelajarannya selalu mengambil duduk di depan dekat meja guru. BH yang dia gunakan selalu warna hitam dan itu selalu menjadi tontonan gratisku setiap pelajarannya.

Pagi itu sekitar jam delapan lewat kami sudah dipulangkan karna akan ada rapat guru. Aku agak kesal karna pelajaran kedua matematika artinya aku gak bisa ngeliat pemandangan indah hari ini, dan untuk menghilangkan suntuk aku pun pergi main ketempat kawanku. Aku masih tak tahu aku akan dapat rejeki nomplok. Sekitar jam sembilan lewat aku pergi pulang, dan pada saat lewat sekolah aku melihat Bu Maya sedang menunggu angkot, aku pun mengajaknya

” mari saya antar Bu ” ajakku tanpa berharap dia mau
” tapi rumah ibu agak jauh ko ” ia mencoba menolak
” gak pa-pa kok bu, gak enak sama guru PPKN ” candaku
setelah berpikir sebentar akhirnya ia mau ” iya deh tapi ibu pegangan ya soalnya ibu pernah jatuh dari motor ”
” silahkan Bu ” setelah itu kau menjalnkan motorku dengan kecepatan sedang.
Tangan Bu maya yang berpegangan pada pahaku menyebabkan reaksi pada penisku, apalagi jika mengerem pada lampu merah aku merasa ada sesuatu yang empuk menekan dari belakang.

Sampai dirumahnya yang agak berjauhan dengan rumah-rumah yang lain aku disuruh masuk dulu. Dan ketika sudah duduk di sofa empuk Bu maya bicara “ibu ganti baju dulu ya ko ” setelah itu ia masuk kamar dan menutup pintu mungkin karna kurang rapat sehingga pintu itu terbuka lagi sedikit. Entah setan mana yang masuk kekepala ku sehingga aku memberanikan diri untuk mengintip ke dalam.

Di dalam sana aku bisa melihat bagaimana Bu maya sedang membuka satu persatu kancing bajunya dan setelah kancing terakhir ia tidak langsung menanggalkan bajunya, tapi itu sudah cukup membuat napasku membuat nafasku memburu karna kau bisa melihat kalau sepasang dadanya yang besar seperti hendak melompat keluar. Karna terlalu asyik pintu itupun terbuka lebar. Aku kaget dan hanya bisa mematung karna ketakutan. Bahkan penisku langsung mengkerut.

Melihat aku, Bu maya tidak terlihat kaget dan tetap membiarkan bajunya terbuka. Setelah itu ia mendekati aku
” kamu sering ngeliat BH ibu kan ” tanyanya didekat telingaku
” i..iya Bu ” jawabku ketakutan.
” kalau gitu ibu kasih kamu hukuman ” lalu ia menarikku dan didudukkan ditepi tempat tidur.

” sekarang kamu baring tutup mata dan jangan gerak kalo teriak boleh aja ” katanya dengan suara nafas yang agak memburu.
Aku pun menurut karna merasa bersalah. Lalu ia membuka retsleting celana sekolahku menurunkan CDnya dan mengelus-elus penisku dengan lembut, setelah penisku tegak lagi dia berjongkok dan menjilatinya. – See more at: http://zo-bas.blogspot.co.id/2013/07/cerita-seks-ngentot-ibu-guru-matematika.html#sthash.YAJSlqre.dpuf

“auh.. uh.. uuh ..” rintihku menahan kenikmatan semantara Bu maya sibuk dengan aktivitasnya
“ah .. mmhh.. Bu stop bu” rintihku karna aku merasa seperti mau meledak
Dia tak menjawab, malah semakin hebat menyedot penisku. Tubuhku semakin mengejang dan tanpa bisa kubendung lagi, muncratlah cairan putih itu dan aku langsung terduduk sambil berpegangan pada tepi ranjang. Rasanya seperti sedang melayang, ia telan habis spermaku sementara aku masih terduduk kaku, malu takut dan senang bercampur jadi satu. Bu maya lalu berdiri dan tersenyum
“gimana..lebih enak dari pada cuman liat khan..?” sambil kedua tangannya menjambak rambutku

“iya Bu enak sekali” jawabku mulai berani sambil ikut berdiri.
Setelah wajah kami berhadapan ia menciumku dengan lembut, lalu membimbingku duduk ditempat tidur. Kami berpelukan dan maya kembali menciumku, lalu melumat bibirku sementara tangannya menanggalkan seluruh pakaian ku, dengan tangkas aku mengimbangi gerakan tangan itu sehingga akhirnya kami sama sama tanpa pakaian. Bedanya aku telanjang bulat sementara maya masih memakai BH hitamnya karna memang sengaja tak ku lepas.

maya melepaskan ciuman dibibirku lalu mengarahkan kepala ku kebawah yaitu payudaranya, aku segera melepas BH nya dan mulai meremas-remas dadanya, sekali-sekali aku puntir putingnya sehingga ia melenguh panjang. Puas meraba aku lalu menyapu seluruh dadanya dengan lidahku dan menyedot ujung putingnya sambil digigit-gigit sedikit. Hasilnya hebat sekali maya bergoyang sambil meracau dengan kata-kata yang tak jelas. Setelah itu maya berdiri sehingga aku berhadapan dengan vaginanya, wangi yang baru pernah kucium itu membuatku bertambah panas sehingga kujilati semua permukaan vaginanya yang sudah banjir itu.

Setelah itu maya merebahkan diri di ranjang tangannya mendekap kepalaku pahanya dibuka. Sehingga memudahkan aku menjilat dan memasukkan lidahku kedalam vaginanya dan menggigit-gigit bagian daging yang merah jambu. Sehingga tubuh maya semakin mengejang hebat
“sshh.. aahh.. terus ko” pintanya diikuti desah nafasnya.

Sekitar lima menit ku sapu vaginaya aku melepaskan dekapan pada kepalaku dan kembali mengulum bibirnya. Ia lalu meraih penisku
“masukkan ya ko udah gak tahan” katanya dengan terengah dan membimbing penisku menerobos goa miliknya yang tek pernah lagi merasakan penis semenjak suaminya meninggal.

Aku merasakan kenikmatan yang kebih hebat dibandingkan saat dimasukkan kemulutnya.
“slep..slep..slep” kuputar-putar didalam sambil mengikuti goyangan pantat maya. sambil kupompa bibir kami terus berperang dan tanganku meraba dan meremas payudaranya dan sekali kali memuntir putingnya.

“uh..ah..mm..ssh..terus ko..mmh” desahnya sambil meremas pantatku.
Penisku terasa semakin menegang dan vaginanya semakin hebat berdenyut memijit penisku, tak terasa sudah sepuluh menit kami “bergoyang”.
“ooh ..mmh.. ah udah gak kuat.. biarin aja di situ ko mmh ..” rintih maya terpejam.
Akupun semakin memperdalam tusukanku dan mempercepat tempo karna juga merasakan sesuatu yang akan keluar.

“sshh..aarrgghh” jeritnya sambil mencengkram punggungku,
“aahh..aahh” desahku pada saat yang bersamaan sambil mulutku menyedot kedua puting susunya kuat-kuat secara bergantian.
Air maniku muncrat bertepatan dengan air hangat yang terasa memandikan penisku didalam vaginanya.Kami menikmati puncak orgasme sampai betul-betul habis, baru aku mencabut penisku setelah sangat lelah dan bebaring di sebelahnya sambil meremas dadanya pelan-pelan.

Kemudian dia menindihku dari atas dan bertanya “gimana hukuman dari aku ko ..??”
“enak Bu hukuman terenak didunia makasih ya”
“ibu yang terima kasih udah lama ibu bendung hasrat, hari ini dan seterusnya ibu akan tumpahkan kekamu semuanya” sambil mencium ku.

Setelah istirahat beberapa waktu kami kembali melanjutkan aktivitas itu tentu saja dengan tehnik dan gaya yang berbeda-beda. Tak terhitung berapa kali aku melakukannya sewaktu SMA yang jelas jika aku pulang kesana pasti kami melakukan lagi dan lagi.

Lihat Juga : Nafsu Janda Mengocok Dan Ngulum

Cerita Bugil Darah Perawan Teman Baikku

$
0
0

Cerita Bugil Darah Perawan Teman Baikku – Cerita Sex, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Hot. Setiap percumbuan yang selalu berakhir dengan persetubuhan itu selalu ada hal yang baru yang dipelajarinya . Ini karena Anti yang selain memiliki gairah yang besar juga tak sungkan sungkan meminta hal- hal yang masih asing bagi Dino dalam setiap aktifitas seks mereka. Sampai saat itu hubungan Dino dengan Anti tidaklah sampai menyebabkan sang gadis hamil, Anti selalu menjaga agar tak terjadi hal itu.

Cerita Bugil

Selain rajin dengan kontrasepsi juga menjaga kapan saat suburnya. Anti tau kalu Dino sang kekasihnya adalah lelaki yang baru saja mengenal persetubuhan dan dia yakin bahwa Dino belum bisa menjaga agar tak terjadi kejadian yang tak di harapkan mereka berdua. Hingga satu saat mereka berdua bertengkar hebat, yang menyebabkan Anti pulang ke kota asalnya tanpa memberitahu Dino. Kekerasan kepala mereka berdua menyebabkan mereka tak dapat membendung ego mereka masing-masing. Telah seminggu Dino tak bertemu dengan Anti.

Kontak lewat telepon yang dulu mereka lakukan hampir tiap hari kini tak ada, hilang di telan oleh ke egoan mereka. Pusing rasanya kepala Dino. Aktifitas seks yang sekurangnya mereka lakukan 3 kali seminggu sudah seminggu ini tak ada lagi. ? Ah?..aku harus menemuinya?.? pikir Dino. ?Dan aku harus minta maaf???????? batin Dino. Tak seharusnya seorang lelaki mempertahankan egonya terhadap wanita.

Sabtu sore dengan mobil biasanya Dino pun meluncur membelah kemacetan kota Bandung. Di kepalanya telah terbayang senyum manis Anti seperti biasanya. Dino yakin hubungannya dengan Anti akan membaik kembali. Setelah memarkir mobilnya sambil bersiul Dino melangkah ringan, menuju kost-an Anti.

Tak seperti biasanya pintu kost-an Anti tertutup rapat. Tanda tanya besar muncul dikepalanya. Langsung ia mengetok pintu yang tertutup, beberapa kali tetapi tak ada yang keluar. Penasaran ia melangkah ke pintu sebelahnya , kost-an Fitri sahabatnya Anti. Mengetok pintunya perlahan. Muncul seraut wajah tak asing berambut basah, Fitri sahabatnya Anti. ? Oh?..Aa???.ada apa?? tanyanya melongokkan wajahnya dari balik pintu. ?Anti kemana ya?.Fit?.?? Tanya Dino. ?Emang dia ga beritahu Aa???tanya Fitri balik. ?Ngga,?kemana dia????.? Dino bertanya mengkerutkan keningnya. ?

Anti kan pulang??????..? terang Fitri. ? Emang ?ga bilang sama Aa???? Tanya Fitri kembali. ?Masuk dulu deh Aa??????..?ajak Fitri seraya membukakan pintu kamarnya. Dino melangkah masuk. Semerbak wangi kamar seorang gadis menghampiri indra penciumannya. Kamar yang bersih dan tertata dengan baik meski tak besar. Fitri menghilang di balik sebuah pintu mengenakan handuk yang membungkus tubuhnya.

?Ternyata habis mandi dia?.?batin Dino Tak lama Fitri kembali dengan 2 cangkir minuman. ?Ini kopi untuk Aa????????? ujarnya menaruh cangkir di tangan kanannya ke hadapan Dino. ?Tau aja kamu kesukaan Aa????.?timpal Dino menyeruput kopi hitam panas tersebut. Aromanya sungguh enak, dengan takaran gula yang pas di lidahnya. Fitri menuturkan kepada Dino bahwa Anti langsung pulang ke kota asalnya sehari setelah pertengkaran mereka.

Matanya yang bulat berkali-kali mengerling indah saat ia bercerita. Dino juga menyesalkan kejadian itu dan bermaksud akan minta maaf tapi ternyata telah terlambat. Fitri juga menegaskan bahwa Anti tidak memberitahukan akan kembali atau tidak. ?Nah kamu mo kemana nih, udah mandi dan rapi???Tanya Dino kepada Fitri. ?Ga kemana-mana hanya biar seger aja??????? sahutnya renyah. ?Temanin Aa? yuk?, Aa? lagi bingung???? ajak Dino. ?Ga enak ah,?.ga enak sama Anti nanti??? tolaknya sopan.

?Biar Aa? yang bilang nanti sama Anti, lagipula Aa? ga bisa berharap banyak lagi pada Anti setelah kejadian sekarang ini????.?terang Dino panjang. Setelah berargumen panjang lebar, akhirnya Fitri setuju menemani Dino. Berbarengan mereka berjalan menuju parkiran. ?Sebenarnya Fitri juga lagi suntuk A????.? ujar Fitri membuka pembicaraan sesaat mobil melaju. ?Emang ada apa?..? kejar Dino. ?Kami putus kemarin????..?tuturnya lagi. Dino langsung terbahak-bahak mendengar kalimat terakhir itu.

Tubuhnya terguncang. ? Kenapa ketawa A?????..?? Tanya Fitri ketus. ?Aa? ngetawain Fitri ya????? tanyanya mencondongkannya tubuhnya kearah Dino. ?Iya?? ya????????.??tanya Fitri kembali sambil menjatuhkan cubitan pada pinggang lelaki kekasih sahabatnya tersebut. ? Udah?.udah????.sakit…!?pinta Dino menggeliatkan tubuhnya menahan perih. ?Ayo jawab????????.!?perintahnya kembali tak melepaskan cubitannya ?Tau ?ga, kita ini korban????ujar Dino. ?Korban pasangannya???..?sambung Dino kembali.

Langsung Fitripun tergelak, melepaskan cubitannya. Sampai berair matanya yang galak tersebut menahan gelinya. ?Kemana kita nih.Aa??????? Tanya gadis berkulit putih bersih tersebut setelah tawanya mereda. ? Kamu punya ide?????..?? Dino balik bertanya. ?Hmmm, ke disco yuk???…? ajaknya mantap. ?Boleh juga, ke sana kan??.? Sahut Dino menyebutkan sebuah discotik yang sering menjadi tempat kunjungannya bersama Anti. ? Ok?????????????tutup gadis itu disela gumamannya mengiluti lagu yang terdengar dari radio. Malam itu tidak terlalu ramai.

Mungkin karena bukan event Ladies Night. Mereka berdua segera tenggelam dalam irama musik yang menghentak. Dino pun dapat mengimbangi gerakan lincah Fitri, tubuh mereka berdua pun badsah oleh keringat. Tubu Fitri yang proporsional bergoyang meliuk-liuk, kadang sedikit erotis menggoda Dino. Tersenyum mereka berdua di tengah dentuman musik yang hingar- binger. Saling memandang tak lepas kedua mata mereka di tengah gerakan ? gerakan sensual mereka. ?Gadis ini sungguh enerjik???dan seksi? pikir Dino. Tiba-tiba musik berganti lambat temponya.

Beberapa pasangan kembali ke tempat duduknya. Ada juga pasangan yang melangkah memasuki dancefloor. Dino menyunggingkan senyuman mengangkat bahu dan tangannyanya. Mendekat ke arah Fitri yang berdiri bingung. ?Boleh?..kan??.? tanya Dino sambil meraih telapak tangan Fitri dan merangkul pinggang ramping di balik kaos ketatnya yang telah basah. Fitri tak menjawab, hanya membiarkan saja perlakuan Dino. Dino menyadari hal itu sudah cukup menjawab pertanyaannya.

Berdua mereka melantai dengan perlahan seirama tempo lagu dalam jarak tak terlalu rapat. Kadang mata mereka bersitatap, bercakap-cakap tanpa kata-kata. Dino merasakan dirinya yang sedari tadi bergairah terpicu gerakan- gerakan Fitri erotis tadi. Ditariknya tubuh Fitri lebih dekat. Ada sebentuk perlawanan saat itu. Fitri menengadah menatap bola mata Dino, dan akhirnya membiarkan tubuhnya merapat. ?A? Dino ini sungguh menarik??, sudah dari dulu aku ingin berdekatan dengannya? batin Fitri.

Pikirannya hanyut oleh perasaannya. Fitri merebahkan kepalanya pada dada Dino merasakan debur jantung yang berdebar debar. ?Sunnguh menggemaskan kamu A? batin Fitri larut dalam suasana. Dino terlonjak kaget hampir menjerit merasa perih pada dadanya. Ternyata Fitri menggigit kecil dadanya, gemas..!! ?Gila kamu???..!? sergah Dino. ?Hihi?.hi????..? sahut Fitri tertawa kecil. Menatap lelaki tegap tersebut dengan senyum simpul. Entah apa artinya senyum itu, Dino tak mengerti.

Kini mereka bergoyang rapat ditimpali irama lambat tersebut. Dapat Dino merasakan gundukan bukit membusung milik Fitri menekan perutnya. Gesekan ? gesekan yang terjadi mulai memercikkan gairah pada mereka. Mereka tetap bergoyang sambil bersitatap. Dino merangkul tubuh langsing itu mendekapnya erat. Seiring juga kedua lengan Fitri yang memeluk erat pinggang Dino. Fitri melepaskan kedua tangannya pada pinggang Dino, meluncur ke atas mengalungkan lengann kiriya di leher Dino.

Sementara itu jemari kanannya bergerak mengusap wajah Dino, dari pipi terus kebawah dan mengusap bibir lelaki tersebut dengan ibujarinya dengan tatapan pernah lepas sekalipun dari mata Dino. Dino merasa gerakan tersebut sangat seksi sekali dan sangat mengundang. ?ini adalah undangan??.?pikir Dino. Harus ku penuhi, peduli amat dengan Anti?. Dino dengan perlahan menurunkan wajahnya, diiringi tekanan jemari Fitri di belakang lehernya. ?Ayo A?????.aku menginginkannya??batin Fitri memandang lekat-lekat bibir Dino yang mendekat.

Tepat bibir mereka hanya berjarak kira-kira 1cm, Dino mengehntikan gerakannya, memandang bibir Fitri yang mungil terbuka perlahan bersiap menyambut. Menggoda gadis itu dengan gerakan tak selesai tersebut. Seperti yang telah diduganya, Fitri menekan leher Dino dan segera mencaplok bibir Dino yang telah siap sedari tadi itu. Segera kedua bibir tersebut saling lumat dan saling kulum.

Teresakan oleh Dino bibir gadis itu begitu lembut dan hangat. Napas segar segera terhembus ke indra penciuman Dino. Kadang lidah mereka berpalun- palun saling membelit di kedalaman mulut Fitri. Kadang lidah Dino memjelajahi setiap mili di kedalaman mulut Fitri yang terbuka. Gadis berkulit putih itu segera terbangkit gairahnya. Ciuman dan kuluman Dino yang bergelora membangkitkan rasa yang telah lama tak menghampirinya. ? Hmmmhh??????????.?desahnya Fitri melepaskan bibirnya sambil menghembuskan napasnya yang hamper putus oleh kecupan dan lumatan Dino.

Dino tak memberikan gadis itu lebih lama waktu dan kembali melumat bibir mungi nan ranum tersebut. Kini tangan Dino mulai bergerak, meluncur dari kepasifannya. Mengelus perlahan bagian samping tubuh Fitri menambahkan sengatan sengatan halus pada gadis bertubuh padat tersebut. Berkali-kali naik turun di samping tubuh padat tersebut. Menjalar ke ketiaknya turun kembali, berhenti sesaat. Kedua jari jempol Dino menekan bagian pinggir bukit dada Fitri memberikan sentuhan- sentuhan sporadis disana. ? Uhh????????????lenguh Fitri hampir tak terdengar.

Sementara itu kedua lidah mereka juga tak hentinya saling berkejaran, saling belit dan menjilat di kedalaman mulut mereka, berganti-ganti didalam mulut Dino dan Fitri. Praktis mereka berdua tak memperdulikan musik lagi. Diam saling merangkul dan meraba. ?Ladies and gentlemen, here we go???????.?terdengar suara Dj yang membahana disambung hentakan musik bertempo cepat memutus aksi mereka berdua. Melangkah kembali menuju sebuah kursi bar yang tinggi.

Fitri duduk di kursi menghadap dance floor. Dino pun merapatkan punggungnya ke tubuh sang gadis yang dengan segera merangkulkan tangannya. Terasa gundukan padat menekan punggungnya yang basah. Sambil merangkul Fitri menempatkan dagunya pada ubun-ubun Dino. Bergoyang mereka kembali mengikuti irama, hanya kali ini dengan goyangan lembut dan perlahan. Terdiam mereka berdua tak berkata-kata. Sibuk dengan perasaan masing-masing, meresapi kejadian yang baru saja berlangsungi.

?Pengap A?????.pulang yuk???ajak Fitri pelan. Dino menengadahkan wajahnya memandang pemilik bibir yang saja berucap. Dengan cepat sebuah kecupan kilat didaratkan Fitri di bibir Dino. Tak berkata kata lagi Dino segera menyambut tubuh Fitri yang turun dari kusi bar yang tinggi tersebut. Menyambut pada kedua belah sisi tubuhnya di iringi lengan Fitri yang datang menyambangi pundaknya. Melangakah dengan berpelukan erat menuju pintu keluar dan terus melangkah menuruni tangga. Tak lepas pelukan mereka melangkah menuju mobil Dino yang di parkir di sudut.

? Kemana lagi kita??????..??Tanya Dino sambil memutar kunci kotak. Memandang ke wajah oval yang tengah menatapnya juga sambil menggigit-gigit bibir. Tangan Dino terulur perlahan menjangkau. Wajah Fitri juga mendekat dan tanpa aba-aba kedua bibir mereka kembali bertemu dalam pagutan-pagutan hangat. Kali ini lumatan dan kecupan mereka berlangsung sangat panas bergelora. Lidah Dino menjalari leher yang ditumbuhi bulu halus. Naik kearah belakang telinga menyebabkan Fitri mendongakkan kepalanya sambil mengeluh kegelian.

Tak menyia-nyiakan kesempatan yangan Dino beralih kini kebalik kaos yang dikenakan gadis berkulit mulus itu. Merabai bukit padat yang masih terbungkus. Tak cukup begitu saja jemari Dino meluncur di permukaan kulit licin tersebut. Merabanya perlahan. Jemarinya dengan lincah memilin dan memijit putting di balik pembungkusnya. ?Uhh???????? desah Fitri membusungkan bagian dadanya memberikan keleluasaan pada jari Dino. Lansung saja tangan Dino yang sebelah lagi menyelusup ke belakang punggung gadis berkulit putih tersebut.

Menemukan kait bra dan dengan satu sentakan kecil melepaskan kait yang mengekang. Cepat sekali dan tau-tau bibir dan lidah Dino telah bermain di permukaan bukit yang padat di dada Fitri, menjelajahi permukaannya dengan lidahnya yang kasar. Terus ke puncaknya dimana bertengger putingnya berwrana merah muda tersebut. Dengan rakus langsung dihisap dan disedotnya. Fitri terhenyak merasakan hisapan dan kuluman Dino bak bara panas mulai membakar gairah kewanitaannya yang bergelora.

Hampir tak kuasa ia membendung gelombang demi gelombang yang datang menyerbu, menghanyutkannya pada gejolak birahi badani. ? Mhh?.A?, jangan disini????? desahnya terputus-putus melerai aksi Dino. ?Banyak orang ih!???., Nanti dilihat orang A? malu??tambahnya sembari mengangkat kepala Dino dari permukaan dadanya. Dino pun mengangkat wajahnya dan menggelengkan kepalanya mengusir gairah yang melanda dirinya.

Dan mobil pun bergerak. ?Aa? antarkan kamu pulang ya Fit??..??ujar Dino seraya memutar setir keluar dari basemen gedung diskotik tersebut. ?Jangan A? ga enak sama ibukost pulang tengah malam begini, mending pagi aja sekalian?tambah Fitri membenahi rambutnya yang agak kusut tadi. ?Kemana dong, klo ??.?ucap Dino terputus. Khawatir ia meneruskan kata-katanya yang dapat merusak suasana. ? Kemana A???????.?ulang Fitri menatap penuh harap. ?Gimana kita ke kost-an Aa???????ujar Dino pelan dan hati-hati. ? Hmmm????.boleh????????jawab Fitri.

?Tapi besok pagi antarin pualng ya??? pintanya tak berubah ekspresi. ? Siap????????????????sahut Dino girang. ?Akhirnya kudapatkan gadis ini????? pikir Dino. Niat kotor mulai merasuki pikirannya. Mobilpun meluncur ke utara. Melaju di sepanjang jalan Cipaganti lalu turun ke jalan Setiabudhi, belok kekiri, menerobos lampu lau lintas yang berkedip-kedip dengan warna kuning. Melaju terus keatas sepanjang jalan Ciumbuleuit.

Tak lama kemudian berbelok ke kanan, menepi. Setelah mengunci sambil menggandeng Fitri Dino melangkah masuk di sebuah gang. Melihat kekiri dan ke kanan mengawasi kalau-kalau ada yang melihat mereka. Tepat pada sebuah belokan mereka masuk pada sebuah pekarangan sebuah rumah. Berbelok ke kiri mereka tekah sampai di depan pintu. Tergesa- gesa Dino memutar kunci diiringi senyum simpul Fitri. Dan beberapa menit kemudian mereka telah berada dalam ruangan yang hangat?.. ? Silakan duduk Fit????.?ujar Dino menutupkan gordin dan nako jendela kamarnya.

Melangkah ke belakang ke kamar mandi mengemasi beberapa pakaiannya yang berserakan. ? Haus kan????????.?? Dino melangkah dengan 2 cangkir teh hangat di tangannya. Memberikan satunya ke tangan Fitri. Pakaiannya telah berganti dengan singlet dan sarung yang membalut pinggangnya kebawah. ?Enak juga A? kost- annya??…?ucapnya memperhatikan berkeliling ruangan. Berhenti di depan meja gambar yang ada di ruangan tersebut.

Memperhatikan coretan- coretan pada kertas buram yang tersampir di meja tersebut. ?Ini tugas-tugas kuliah Aa??????tanyanya memandang kertas yang menempel di meja tersebut. ? Hmm??Begitulah???????jawab Dino yang tiba-tiba telah berada di belakang gadis itu. Wajahnya sedemikian dekat dengan leher si gadis, mengharumi wangi yang terbit disana. Hembusan napasnya terasa hangat di leher dan pundak Fitri. ?Ih?Aa? geli?????????.?ucap Fitri menggelinjangkan tubuhnya.

Melangkah menjauhi Dino. Masuk ke kamar mandi. Terdengar desir air,?? ?Aa? punya pakaian yang bisa Fitri pakai?.., biar yang ini ga kusut? Tanya Fitri melongokkan wajahnya dari bali pintu kamar mandi. Dino melangkah menuju lemari pakaiannya, menemukan sehelai kaos katun dan sebuah celana olahraganya yang langsung diberikannya ke balik pintu kamar mandi tersebut. Tak lama kemudian Fitri pun muncul dengan pakaian yang di berikan Dino tadi.

Kaos tersebut longgar di tubuhnya yang padat, sedangkan celana olarhraga Dino tak dapat menutupi keseluruhan pahanya. Memampangkan paha yang mulus dan putih itu ditimpa cahaya lampu tidur yang temaram yang di stel Dino. ?Kamu belom ngantuk?????.?Tanya Dino yang telah berbaring kepada gadis berkulit putih tersebut. ? Udah sih????.tapi?????? sahutnya perlahan duduk dikursi meja gambar yang ada di ruangan itu. ?Ya udah sini?????????..?sambung Dino menepuk kasur disampingnya.

Ragu Fitri melangkah,tetapi hasratnya untuk berbaring mengalahkan keraguan di kepalanya. Dino menggeser tubuhnya lebih ke tepi memberikan ruangan untuk gadis itu berbaring pada sisi lainnya. Tak berselang lama Fitri pun telah meringkuk di kasur tersebut membelakangi Dino. Memunggungi Dino yang juga berbaring searah yang tenggelam dalam pikirannya. ? Biarlah dia tidur, cape dia mungkin????..?batin Dino.

Dino mendekatkan tubuhnya menempel pada punggung gadis yang berselimut itu. Merangkul ke depan mencoba memberikan kenyamanan hangatnya pelukan. Merasakan matanya yang juga mulai memberat. Tiba-tiba saat matanya akan terpejam,tubuh didepannya berbalik!! Wajah Fitri segera menyusup di hangatnya dada Dino yang bersinglewt tersebut. Terasa hembusan napas panas yang teratur dipermukaan kulitnya. Langsung kantuknya hilang.

Dino memberanikan dirinya, mengecup kening yang tepat di depan dagunya, mencium wangi rambut kecoklatan milik Fitri. Tiba-tiba terasa oleh Dino sentuhan bibir lembut Firi di bahunya yang tak tertutup oleh singlet. ?Dia belum tidur?!!!?batin Dino girang. Entah karena kebetulan atau karena dorongan hati yang sama, wajah mereka bergerak. Fitri mendongak sedangkan Dino menunduk. Kedua mata mereka langsung bertatapan. Hanya hati mereka yang berbicara mencoba menemukan kesamaan hasrat yang mulai terbit. ? Mhh????.A?..?desah Fitri perlahan saat bibir Dino mendarat di bibirnya, yang langsung di sambutnya dengan hangat.

Mengundang lebih lanjut. Lidah merekapun kini telah saling membelit, bercengkerama, berkejaran di dalam taman rongga mulut Fitri yang basah. Dino bertindak lebih berani, ikut menyusupkan tubuhnya ke dalam selimut yang di membalut tubuh Fitri. Berdua mereka berada dalam satu selimut!!! Terasa oleh Dino gundukan lembut di dada gadis berkulit putih tersebut menekan dadanya. Puncaknya yang runcing telah menggosok dadanya yang terbalut singlet tipis tersebut.

Ternyata Fitri takmengenakan behanya lagi!!! Tangan Dino langsung membelai bukit padat tersebut,merabanya perlahan. Menyelusuri kelembutan terbalut bahan tipis tersebut dengan telapak tangannya. Dino bergerak naik, menempatkan tubuh gadis itu perlahan di bawahnya. Tangannya langsung bekerja mendorong kaos gadis ke atas, menelanjangi kemulusan tubuh bagian atas Fitri. Demikian pula dengan Fitri tak ketinggalan menelanjangi tubuh bagian atas lelaki yang menindihnya.

Segera saja kulit mereka bertempelan. ?Ahhhh???????..? rintih Fitri, merasakan tau-tau bibir dan lidah Dino telah mengulum putting dadanya. Matanya mendelik hanya terlihat bagian yang putihnya saja. Kedua lengannya hanya bisa menggerumasi rambut ikal Dino. Sambil menggeser tubuhnya ke sampingt angan Dino tak tinggal diam, membelai turun menyusururi perut yang rata, terus ke bawah menemukan pertemuan paha si gadis. Saat berusaha membeinya, sebuah tangan Fitri langsung memegang tangannya, menutupkan kedua pahanya, menghentikan keinginan Dino.

Dino meneruskan tangannya lebih bawah membelai batang paha yang licin bergantian kanan dan kiri. Perlahan tak disadarinya Fitri membuka kedua pahanya secara tak langsung mengundang Dino beraksi lebih jauh. ?Ohhh????..? desah dan rintihan Fitri terdengar menceracau di telinga Dino, menandakan gelora badai birahi mulai melanda gadis itu. Dino mengerakkan tangannya kembali menaik ke atas. Menyusuri licinnya paha hangat tersebut, jarinya masuk pada lobang celana pendek tersebut.

Membelai gundukan padat terbalut kain satin di sana. Menemukan bahwa kain tersebut telah basah!!! Dino mergerak turun, bibir dan lidahnya menjalari kulit perut yang licin dan hangat tersebut yang begerak turun naik seiring napas Fitri yang memburu. Terus turun menapak tilas pada jejak jari dan tangannya tadi. Menyusupkan lidahnya pada celah lobang celana pendek etrsebut. Menggesernya ke atas hingga kini lidahnya mencucupi gundukan kewanitaan Fitri. ?Ah? Aa????..Ohhhh?.?rintih Fitri merasakan lidah Dino yang basah bergerak pada daerah pribadinya.

Gerakan lidah Dino serasa sengatan-sengatan bara nikmat yang membubungkan perasaannya pada titik tak terkendalikan lagi. Kehendak birahinya telah merajai perasaannya. Pinggulnya bergerak-gerak gelisah. Dino bergerak kembali keatas, meluncurkan lidahnya sepanjang ban celana pendek itu tersebut. Kedua tangannya mulai menarik celana pendek tersebut. Dan Fitri membiarkan penutup tersebut lepas dari tubuhnya satu persatu. Dan Akhirnya tubuh putih itu tak menyisakan selembar benangpun yang membalut tubuhnya.

Telanjang!!! Seraya tangannya melepaskan kain penutup terakhirnya, wajah Dino mendekati segitiga di pertemuan kedua paha lenjang Fitri. Mencium aroma yang khas. ?Ahhhh??????????erang Fitri merasakan sengatan basah lidah lelaki tegap tersebut pada kewanitannya. Tubuhnya kaku sesaat denganmata membeliak. Secara sporadic lidah Dino mengeksplorasi bagian tersebut, menbuat tubuh putih tersebut melonjak. Kadang pinggul padatnya bergerak gelisah membuat wajah Dino ikut terbawa.

Lepitan sempit tersebut telah basah!! Dino tak peduli dan tetap pada aksinya. ? Ouhh????????..?erangan demi erangan Fitri meningkahi gemuruh gelombang birahi yang melandanya. Dino bergerak keatas mensejajarkan tubuhnya di atas tubuh padat gadis berkulit putih itu. Menggerakkan pinggulnya kekeiri dan ke kanan menyibakkan kedua paha Fitri, menempatkan batang tegarnya tepat di permukaan lepitan kewanitaan Fitri. Brgerak perlahan? ?ja? jangan??..A?..?terdengar ucapan lirih Fitri di tengah gemuruh napsnya yang memburu.

Tetapi tubuhnya tak seiring dengan ucapannya. Tak kuasa ia menghentikan gerakan Dino. Dino mendorong dengan pelan, terpeleset??. Dino bangkit dan duduk, menempatkan kelamin mereka berdempetan. Menggenggam batang tegar kejantanannya, mengarahkan ujung membola tepat di permukaan lepitan basah tersebut, menggosok- gosokkan ujung tersebut di permukaan itu. Kembali mendorong. ? Perlahan lepitan tersebut memberikan jalannya terdesak oleh ujung membola yang licin tersebut.

? Aa????????..?ucap Fitri dengan mulut menganga saat Ujung membola batang tegar Dino bergerak masuk mili demi mili dan berhenti saat telah tenggelam sekitar 2-3 cm, di telan kelembutan hangat lepitan tersebut. Dino bergerak menempatkan tubuhnya kembali menutupi tubuh si gadis. Kedua tangan Fitri segera menemukan pegangan nya pada bahu tegap Dino, memandang sayu wajah lelaki idamannya itu. Keringat telah membasahi tubuh mereka di segala bagisn, membuatnya licin mengkilat di remang sinar lampu kamar. Dino kembali bergerak?.

Kembali mendorong pinggulnya perlahan, mendesakkan batang tegarnya membuka kelembutan kenyal lepitan hangat yang basah tersebut. Mili demi mili batang tegarnya Dino masuk. Sepanjang perjalanan batang tegarnya tersebut jepitan liat liang kewanitaan Fitri terasa mencekal erat. ?Sakkitt???? A???????erang Fitri lirih. Sepanjang perjalanan batang tegar itu kedua tangan Fitri yang mendekap bahu Dino mencengkeram kuat, terasa pedih.

Dino mendorong terus, hingga pada satu titik seolah tertahan oleh sebentuk cincin kenyal. Mengakibatkan laju batang kejantanannya terhenti sesaat. Setelah menarik napas Dino bergerak lagi.. Dengan satu dorongan kuat???. Sesuatu berdetus?,putus di bawah sana, yang lansung mengakibatkan batang tegarnya amblas terbenam seluruhnya dalam liat dan hangatnya kewanitaan Fitri ? Aaaaa???????????.?jerit Fitri merasakan terbelah oleh sebentuk batang liat dari ujung kaki hingga ujung rambut. Mulutnya telah berada di bahu Dino, menggigitnya melampiaskan rasa perih yang timbul di bawah.

Tubuhnya mengaku sesaat.Napasnya terengah-engah. Dino menghentikan gerakannya memandang kedua bola mata Fitri bergantian, tak yakin dan takjub pada pengalamannya sesaat. ?Gadis ini masih perawan?.!! Serunya dalam hati. Dikecupnya mata Fitri yang berkaca-kaca di antara keringat pada kelopak matanya. Dan setelah merasa napas si gadis mulai teratur, Dino bergerak kembali. Menaikkan tubuhnya,kembali turun berulang ulang dalam tempo lambat. Kening Fitri yang tadi mengernyit kini perlahan mulai normal kembali. Tubuhnya telah mulai rileks dan menyambut setiap gerakan Dino.

Gairahnya menyaqla-nyala dalam setiap hunjaman tubuh Dino. ? Ohh??????????? erangnya menceracau. Sebersit rasa perih yang sempat timbul telah berganti dengansengatan- sengatan batang membara yang mengalirkan deru-deru birahi yang tak terbendungkan. Naluriah pinggulnya bergerak menyambut setiap hunjaman batang tegar Dino yang membombardir kewanitaannya tak lelah- lelahnya. Perlahan tapi pasti kedua tubuh licin berkeringat tersebut melangkah setapak demi setapak menuju puncak tujuan.

Bergumul dalam indahnya persebadanan, menggiring nafsu yang telah membakar keduanya ke penghujung pencapaian. Dino bergerak makin cepat, hunjaman batang tegarnya makin lancer di lumasi cairan licin yang terbit dari kewanitaan Fitri. Persentuhan batang tegarnya dengan hangatnya kewanitaan Fitri yang liat mencekal tak terbandingkan rasanya. Dino bergerak makin cepat, gemas menghunjamkan tubuhnya. Sementara Fitripun naluriah bergerak gelisah.

Geli gatal di kewanitaanya yang terbelah otot kenyal tersebut makain menggila. Sebentuk aliran rasa yang terbit dari dasar kewanitaannya, menjalar di sepanjang sumsumnya, terus ke atas di tulang belakang menuju kepala?. ?Ahh?ahhh? ahhhhhhhhhhhhhhhh??..? pekik Fitri sambil menyentakkan kepalanya ke belakang. Tubuhnya melenting seperti ulat tertusuk duri dengan pinggul yang bergerak-gerak memacu saat gelombang puncak melambungkan perasaanya pada padang nirwana.

Kedua tangannya memeluk ketat leher Dino seolah olah memakunya dengan jepitan kedua kakinya bak sepasang tak raksasa.Tubuhnya serasa kosong setelah gelombang tersebut pecah berkeping- keping di kepalanya. Perlahan mulai mereda, mengalir rasa damai yang sangat di pelupuk jiwanya. Jepitan-jepitan sporadis otot peristaltik yang liat mencekal laju batang tegar Dino. Seolah olah memeras setiap serat yang ada disana. Dino bergerak makin cepat mengejar puncak yang telah dicapai Fitri.

Lihat Juga : Merasa Puas Setelah Hajar Rame-Rame

Menghunjam tak henti-hentinya mamacu gelombang demi gelombang yang semakin bergelora. Bergerak terus?. ? Argh?????????????????geram Dino sambil menghunjamkan batang tubuhnya, merasakan sebuah aliran berkejaran di sepanjang tulang punggungnya, menuju pembuluh batng tegarnya yang menggelegak sesaat sebelum akhirnya menumpahkan semua isinya dalam beberapa semburan- semburan hangat yang kental. Membasahi dasar dan seluruh permukaan bagian dalam kewanitaan si gadis.

Tersentak sentak tubuhnya seiring semburan demi semburan yang meledak. Tercabut jiwanya dari kefanaan dan melayang dalam keabadian rasa nyaman sesaat. Akhirnya tubuhnya menggelosoh disamping tubuh putih Fitri yang bersimbah keringat, yang terdiam dalam peresapan nikmat yang masih tersisa. Kedua matanya yang indah terpejam. Lebih kurang limabelas menit dalam kebisuan, Fitri berucap lirih, terisak-isak?. ?Aa? harus tanggung jawab kalau Fitri nanti hamil

Cerita Sex Asik Ngentot Waktu Daftar Kuliah

$
0
0

Cerita Sex Asik Ngentot Waktu Daftar Kuliah – Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Bokep. Saya baru saja lulus SMA dan sedang persiapan mendaftarkan diri ke perguruan tinggi. Saya termasuk pria yang bertampang lumayan, cukup pintar, dan berperawakan sedang. Panggil saja saya, Budi.

Cerita Sex

Selama di SMA, saya mempunyai kelompok teman yang selalu bermain bersama. 4 anak laki-laki dan 7 anak perempuan. Sebagian besar teman-teman saya melanjutkan ke perguruan tinggi di luar negeri karena memang sekolah saya termasuk sekolah elite di kota J yang menghasilkan siswa-siswi dengan hasil lulusan yang cukup baik.

Karena saya berasal dari keluarga ekonomi menengah, pilihan sekolah ke LN menjadi tidak mungkin. Dari kelompok kami hanya tersisa 3 teman perempuan dan saya.
Kami bingung mau melanjutkan ke mana, tetapi akhirnya kami memutuskan untuk ke kota B yang mempunyai beberapa universitas swasta dan negeri yang cukup terkenal.

Saya, Rika, Nova, dan Jenni memutuskan untuk mendaftar bersama ke kota B. Di sinilah petualangan kami dimulai. Kami berkumpul bersama di rumah Jenni dan orang tuanya meminjamkan mobil mereka untuk kami pakai. Kami memang sering pergi berkelompok dengan meminjam mobil orang tua dan kadang sampai menginap beberapa hari di luar kota. Jadi pada saat kami pergi, orang tua teman-temanku tanpa curiga mengijinkan putri-putri mereka berangkat ke kota B dan menginap tiga malam di sana.
Sekalian liburan kata kami.

Perjalanan ke kota B berjalan lancar dan kami menghadapi ujian masuk dengan kepercayaan tinggi.
Maklum, kami semua termasuk berotak encer.
Sore hari kami setelah selesai ujian masuk, kami segera mencari penginapan yang terkenal dengan daerah sejuknya di sekitar kota B.
Kami menyelesaikan administrasi dan segera masuk ke kamar.

“Wah! Ternyata kamarnya besar juga yah! Ada ruang tamunya lagi,” kataku.
“Budi, kamu tidur di sofa aja yah! Kita berdua ambil ranjangnya!” sahut Nova.
“Yah… Curang… kan baru kali ini saya menginap bareng perempuan dalam satu kamar! Siapa tahu….” komplainku.
“Maunya..” kata Jenni sambil mendorong diriku ke arah sofa.

Kami semua menjatuhkan pantat di sofa sambil melepas lelah. Setelah berbincang selama setengah jam mengenai soal-soal Ujian masuk tadi siang, kami pun bergantian mandi menyegarkan badan.
Kami pun memesan makan malam dari room service karena kami terlalu lelah untuk keluar mencari makan.
Rika akan menyusul besok pagi dan ketemuan di kota B. Dia sudah menghadapi ujian masuk seminggu lalu. Pilihan universitasnya berbeda.

Oh iya, saya belum menjelaskan penampilan teman-teman saya.
Rika : Gadis ini pemalu dengan badan kecil yang sangat indah. Saya tahu ini karena Rika sangat suka memakai baju yang menunjukkan lekuk badannya. Dadanya berukuran sedang saja, 34B (saya tahu setelah melihat BH-nya dan BH yang lain nanti). Kecil-kecil imut merupakan kesan yang diberikannya. Senyumnya manis sekali.

Nova: Gadis ini juga berbadan kecil tetapi dengan dada yang terlihat jauh lebih besar daripada milik Rika. 34C ukuran BHnya. Mulutnya kecil dengan bibir tipis yang memberikan senyum menggoda. Hampir semua anak laki-laki di sekolahku mengejar dia. Manis dengan dada besar. Siapa yang tidak tertarik?

Jenni: Gadis bertubuh jangkung yang senang memakai kaos longgar dan berjiwa bebas. Asyik diajak bertukar pikiran, pintar, dan sedikit tomboi. Senang sekali olahraga dan sangat jago bermain volley. Paling enak jadi lawan mainnya di lapangan. Posisiku sebagai tosser sering membuatku berada di depan net dan berhadapan muka dengan Jenni. Posisi siap menerima bola dan kaos longgarnya sering mengganggu konsentrasiku di lapangan.

Jenni : “Mau ngapain nih? Baru jam 6 sore kita dah selesai makan malam.”
Nova : “Kita main kartu aja yuk”
Budi : “Memangnya bawa?”
Nova : “Bbawa kok. Rika, ayo dikeluarin. Kita main poker aja. Pakai uang bohongan aja. Biar seru ada taruhannya.”

Kami pun bermain selama satu jam ketika Nova menyeletuk.
Nova : “Tidak seru nih.. bosan.. gimana kalau dibuat lebih seru?”
Budi : “Maksud kamu, Nov?”
Nova : “Strip poker!!”
“Gila kamu, Nov!”
Nova : “Kaga berani?”
Saya lagi terpatung dengan keberanian ide Nova.
Jenni : “Siapa takut? Berani kok walau ada Budi!”
Pipi saya jadi memerah dan berasa panas. Ada rasa malu juga.
Glek.. saya menelan ludah.. Ada kemungkinan dua gadis muda cantik akan telanjang di depanku.
Nova : “Berani tidak, Bud? Diam aja. Malu yah telanjang di depan cewek-cewek?’

Wah, otakku langsung berputar cepat. Harus memikirkan semua kemungkinan. Jangan sampai saya kalah dan tidak melihat gadis-gadis telanjang.
Budi : “Berani dong! Tapi nanti kalian curang, kaga berani buka beneran!”
Nova : “Kalo ada yang kaga berani buka, kita semua yang paksa buka! Setuju tidak?”
Kita semua menganggukkan kepala menandakan persetujuan.
Jantungku makin berdebar kencang dan kelaminku mulai mengeras karena kemungkinan kejadian di depan mata.
Budi : “Ya dah.. Aturannya gimana nih Nov?”

Nova : “Kita semua punya modal 1000. Taruhannya setiap kelipatan 10 dan paling besar 100. Kalau modal 1000 habis, gadaikan pakaian dengan harga 500. Setuju?”
Kami semua setuju.
Budi : “Kita main sampai kapan? Sampai satu orang bugil atau sampai semua bugil?”
Nova : “Sampai semua bugil dong! Biar adil!!”
Jenni: “Ok deh. Tapi kasihan Budi dong. Dia kan paling cuma punya 3 potong baju. maksudnya cuma kaos, celana dan celana dalam.
Kita cewek-cewek kan kelebihan BH.”
Nova : “Iya yah… ya udah biar adil, kita semua lepas BH deh.”

Nova langsung dengan cekatan melepas BH merah mudanya tanpa melepaskan kaos dan melemparkan BHnya ke mukaku.
Harumnya BH langsung memenuhi hidungku. Tanpa kusadari BH kedua pun mendarat di mukaku. Ini milik Jenni.
BH dengan warna cream kulit.

Hahahahaha… kamipun tertawa bersama.
Nova : “Ayo mulai! Sudah adil kan, Bud? Kita masing-masing cuma punya 3 modal.”
Budi : “Sebentar.. pakaian yang sudah ditanggalkan bisa dipakai lagi ga?”
Nova : “Hmm… TIDAK BOLEH! Yang sudah lepas, tidak boleh dipakai lagi!”
Budi : “Kalau yang sudah bugil kalah lagi gimana? Kan modalnya habis!!”
Nova : “Banyak nanya yah kamu, Bud! Gimana Jen?”

Jenni : “Boleh dipegang-pegang deh sama yang menang. Dipegang-pegang selama 1 menit!”
Wah asyik nih peraturannya… tetapi otakku sudah mulai pindah ke kelamin nih..
“Pegang doang kaga seru ah, gimana kalo dadanya dihisap-hisap!”
Nova : “Ih kamu, Bud…. Mau dong!!” Dengan suara manisnya sambil melirik nakal ke arahku!”
Jenni dan Nova tertawa terbahak-bahak.
Nova : “Tapi kalau kamu yang sudah bugil dan kalah gimana, Bud? Saya hisap tititnya yah!!”
Jenni : “Wah saya juga mau hisap titit Budi!”

Benar-benar tidak disangka! 3 tahun bersama di SMA, saya tidak menyangka teman-temanku ini nakal juga.
Permainan pun dimulai.
Keahlianku bermain strip poker di komputer ternyata sangat bermanfaat.
Jenni segera kehilangan modal awal sehingga harus menggadaikan modal berikutnya.
Jenni hendak membuka celananya, tetapi dicegah oleh Nova.

Nova :”Wah kaga boleh sendiri yang nentuin buka celana. Budi, mau suruh Jenni buka apa?”
Wow, thanks Nova! Aku teringat kalau mereka sudah lepas BH, tentunya dengan melepas kaos, dada Jenni akan terbuka.
Budi : “Tentu saja kaos dong. Kapan lagi bisa lihat payudara dari dekat!”
Jenni dengan malu-malu mulai melepas kaosnya dan dengan segera menutupi puting payudaranya dengan satu tangan.

Saya terkesima dengan pandangan indah di depan mata. Animasi strip poker di permainan komputer tidak seindah
pemandangan di depan mata.

Nova : “Jen.. mana boleh ditutupin dadanya. Buka dong!”
Nova menggaet tangan penutup payudara dengan segera.
Jenni sedikit memberontak sambil memerah wajahnya. Jenni tertarik tangannya,
memperlihatkan payudara terbuka dan menggantung indah di depan wajahku. Glek.. saya menelan ludah.
Jenni : “Bud, tutup mulut dong.. Masa sampai menganga terbuka gitu melihat dada gue.”
Jenni dan Nova tertawa. Ini membuat Jenni jadi relaks dan pasrah dadanya terpampang jelas.

Wah kalo mereka serius kayak gini, mendingan saya kalah saja. Mengingat kalau kalah terus, tititku akan dihisap selama 1 menit setiap kekalahan.
Hahahaha.. otakku kotor juga.
Maka dilanjutkanlah permainan. Dengan segera saya menjadikan diri telanjang.
Celana dalam saya buka perlahan-lahan memperlihatkan titit yang sudah mengeras sejak tadi.

Saat itu, Nova, dengan payudara montoknya pun tinggal celana dalam saja.
Kedua gadis ini memperhatikan celana dalamku dengan seksama sambil menahan napas menunggu tititku seluruhnya terlihat.

Nova : “Wah sudah keras yah, Bud! Bagus lho bentuknya!”
Budi : “Gimana tidak keras… ngelihat dua pasang payudara yang bagus-bagus!”

Rupa-rupanya Nova sudah tidak tahan lagi. Aku langsung ditabraknya dan tititku langsung dipegangnya.
Dengan gemas Nova mulai mengocok tititku sambil sesekali dijilatnya. Tentu saja saya tidak tinggal diam.
Tanganku mulai meremas-remas payudara Nova yang cukup besar.
Tidak cukup dengan remasan, akhirnya aku meraup payudara kiri dan mulai menghisapnya.
“Ahh.. Enak banget, Bud! Terus hisap..”
Sambil menghisap payudara Nova, tanganku mulai melepaskan celana dalamnya. Karena saya tidak mau melepaskan hisapan, tentu saja melepaskan celana dalam jadi lebih sulit. Nova membantu dengan melepaskan celana dalamnya sendiri.

Tititku yang menjadi lepas dari pegangan Nova, langsung disambut Jenni dengan kulumannya.
Mimpi apa semalam. Dua gadis sudah mengulum tititku.
Kami pun pindah ke ranjang. Saya berbaring di ranjang dengan titit menjulang langit.
Nova melanjutkan memberikan payudaranya untuk saya hisap dan Jenni kembali mengulum tititku.
Tangan saya mulai bergerilya ke vagina Nova. Basah. Licin.
Saya pun mulai menggesekkan jari ke clitorisnya. Licin sekali.
Nova pun mendesah dengan kenikmatan yang dialaminya di bawah.

Jenni yang melihat Nova mengalami kenikmatan, mengubah posisi pantatnya ke sebelah mukaku.
Badan jenjangnya memang membuat posisi hampir 69 tersebut sangat mudah terjadi.
Tanganku pun menggosok vagina Jenni yang juga sudah sangat basah. Tangan kiri di vagina Jenni, tangan kanan di vagina Nova.
Kukocok keduanya dengan kelembutan yang lama-lama bertambah cepat.
Jenni dan Nova blingsatan dibuatnya. Jenni berguncang hebat sampai melepaskan hisapan di tititku dan mengeluarkan lenguhan
panjang yang sangat seksi. Nova menyusul dengan teriakan yang tidak kalah seksinya.
Keduanya terjatuh di kiri kananku dengan lemasnya.

Aku yang sudah tegangan tinggi tidak mau tinggal diam. Aku menghampiri Nova dan membuka lebar-lebar selangkangannya.
Terlihat vagina bersih yang sangat indah. Bulu-bulu halusnya sangat seksi.
Aku mulai menggesekkan kepala tititku ke vagina Nova. Ah….. licin dan enak.
Belum pernah aku merasakan kenikmatan seperti ini.
Nova yang mulai merasakan kenikmatan, mulai bereaksi dengan menggerak-gerakkan pinggulnya mengikuti irama gesekan.

Nova semakin meracau…”Oohhh… aahhh… ohh..my… God…..Enak banget Bud”
“Terus Bud… Enak… ahhh…aahhHHH….AAAHHHHHH…Gila.. enak banget Titit lu Bud!! Gue dah sampe nih”
“Baru digesek aja dah enak gini yah, Bud… gimana kalo dimasukin yah? Masukin deh Bud..”
“Serius lu, Nov? Lu mau gue perawanin? Gue sih dah nafsu banget nih.”
“Iya, Bud… Gue pengen ngerasain titit lu di dalam gue… di luar aja dah enak, apalagi di dalam.”

Aku tidak pikir panjang lagi.. langsung berusaha merangsek ke dalam vagina Nova.
“Oww.. pelan-pelan Bud.. Sakit tahu!!”
“Ok, Nov.. gue pelan-pelan nih”
Pelan-pelan kepala titit gue mulai terbenam di vagina Nova.
Terasa mentok. Aku yang tidak pengalaman berpikir kok tidak dalam yah?

“Nov, udah masuk belom sih?”
Nova yang mulai meringis menahan sakit, “Kayaknya sih belom deh… tapi terusin aja.”
“Lu yakin, Nov? Kayaknya lu kesakitan gitu.”
“Terus aja, Bud. Gue pokoknya mau titit lu di dalam gue.”
“Ya udah kalo gitu.. Gue terusin nih..”

Dengan tiga sodokan keras yang disertai rintihan Nova, akhirnya tititku masuk juga sepenuhnya.
“Wah.. Nova… kayaknya titit gue dah masuk semua nih”
“Iya.. Bud…” sambil menahan sakit “diam dulu, Bud.. jangan digerakin dulu..gue masih rada sakit..”
Ahh.. nikmatnya vagina perawan.. tititku berasa banget diremas-remas oleh vagina sempit Nova.

Tanpa kusadari, aku mulai menggerakkan pelan-pelan pantatku.
Keluar masuk secara perlahan.
Nova pun mulai bernafas secara teratur dan mulai menikmati kocokan lembut di vaginanya.
“Pelan-pelan yah Bud… masih sakit tapi dah mulai enak nih… vagina gue berasa penuh banget diisi titit lu”

Jenni yang dari tadi menonton menunjukkan ekspresi tidak percaya.
“Gila lu berdua.. beneran ngentot yah?”
Jenni pun mendekati TKP dan memperhatikan dengan seksama.
“Gila.. gila.. titit lu beneran masuk ke vaginanya Nova, Bud!”
“Iya Jen.. Enak banget vagina Nova.. gue bisa ketagihan ngentot nih.”

Tiba-tiba ada keinginan yang luar biasa untuk segera sampai.. kupercepat goyanganku.
Nova pun semakin mendesah menggila. “Ahhh…Ohhh…Ahhh…Ohhh…Bud.. gue mau sampe lagi nih”
“Barengan Nov.. gue juga mau sampe..”
Di kepalaku tidak teringat lagi pelajaran Biologi, kalau sperma ketemu sel telur akan menghasilkan zygot yang akan berkembang menjadi bayi.

“Ayo.. Bud… kita bbaaareeennggg….”
Croootttt…croottt.. croottt…Tiga kali aku menyemprotkan mani ke rahim Nova.
Ahh… ini perasaan yang luar biasa… kenikmatan berhubungan badan dengan seorang gadis muda yang cantik.
Beda banget sama masturbasi. Hubungan langsung lebih nikmat. Aku langsung terjatuh lemas di sebelah Nova.

Jenni yang melihat pertunjukkan langsung bagaimana berreproduksi mulai mendekati tititku lagi dan menghisapnya dengan lembut.
Nafasku yang tersengal-sengal perlahan-lahan menjadi teratur seraya menikmati hisapan-hisapan Jenni.
Dikocoknya perlahan tapi pasti membuat tititku menjadi tegang kembali.
“Bud, jangan dimasukin yah. Ini pengen gue gesek-gesek ke vagina.”
“Iya, Jen.”
Jenni pun mengambil posisi WOT dan mulai menggesek-gesek vaginanya di atas tititku.
“Enak banget, Jen”

Goyangan lembut Jenni membuat payudaranya bergoyang-goyang secara anggun. Pemandangan yang sangat indah.
Jenni merupakan salah satu wanita impianku. Tinggi, berdada montok, atletis, senang bercanda, dan baik hati.
Sekarang dia sedang menggesekkan kelaminnya dengan kelaminku. Ah.. kepengen masukin.

Segera kubalikkan posisi sehingga aku sekarang di atas.
Kakinya kubuka lebar-lebar. Terlihat vagina yang sangat indah. Bahkan lebih indah daripada punya Nova.
Mulus, hampir tanpa bulu. Warnanya pink dan telah basah mengkilap.
Tititku langsung berkedut-kedut melihatnya.
Kuarahkan tititku ke vaginanya.
“Bud, jangan dimasukkin yah!”
“Kenapa Jen? Sudah tidak tahan nih”
“Jangan Bud… jangan sekarang.” suaranya lembut meluluhkan hati.

Entah kenapa aku berhenti memaksakan kepala tititku. Akhirnya aku hanya menggesek-gesekkan kepala tititku di muka vagina Jenni.
“Ah… iya Bud.. Begitu saja… gesek saja terus… Ahh… Ahhh”
Jenni mulai lebih relaks dan lebih melebarkan posisi kakinya.
Melihat itu, aku semakin cepat menggesekkan titit. Semakin cepat gesekan, semakin keras desahan Jenni.

“OOhhhh… AHhhhh..enak Bud… Teruss.. Terusss.. Lebih cepat lagi… Tee..teeeruussss…. AHHHHHH.”
Jenni mendapatkan orgasmenya dan cukup banyak cairan O-nya yang keluar. Kasur menjadi basah sekali.
Aku melihat Jenni mengalami orgasme yang sangat seksi sampai aku terdiam terkesima.
Jenni cantik sekali…Aku benar-benar terpesona.. Sepertinya aku jatuh cinta dengan Jenni.

Nova yang telah cukup beristirahat dan melihat Jenni telah lemas mengambil alih situasi.
Dipegangnya tititku dan dikocoknya perlahan.
Tititku yang masih belum puas dengan Jenni membuat otakku segera beralih ke Nova dan menyuruhku untuk melampiaskannya ke Nova.
Lagi pula tititku bisa coblos ke dalam Nova.
Dengan segera kubalikkan Nova dan kucoba Doggy style di sebelah Jenni yang masih terbaring lemas.

Ternyata Doggy style memberikan sensasi yang berbeda. Rasanya tidak bisa dituliskan dengan kata-kata.. Hanya nikmat..
Walaupun Nova yang sedang aku sodok, tatapanku tidak lepas dari Jenni. Jenni membuka matanya dan menatapku dengan penuh kemesraan.
Senyumnya yang manis membuat hatiku bingung.
Di sini aku sedang jatuh cinta dengan Jenni, tetapi tititku sedang menikmati pelayanan Nova, dan Jenni tersenyum kepadaku.
Ah bingung…..
Aku pun tersenyum balik ke Jenni sambil semakin keras menyodok Nova.

Sodokan kerasku yang terus bertubi-tubi dari belakang membuat Nova tidak dapat menahan diri lagi dan dia mendapatkan orgasme lagi.
Aku memperlambat sodokanku agar Nova bisa menikmati orgasmenya.
Jenni bangun dan memberikan payudaranya ke mukaku.
“Hisap Bud! Biar lu tambah seru!”
Ah.. nikmatnya tetek Jenni.. Kenyal tetapi kencang.

Tentu saja akibat tetek Jenni yang nikmat, goyanganku ke Nova semakin bertambah cepat.
“Gila lu Bud, enak banget sih dientot dari belakang sama lu… gue.. mauuuuu… Ahhhhh…” Nova pun orgasme lagi.
Aku pun tidak tahan nikmatnya menghisap tetek Jenni sambil doggy ke Nova dan akhirnya.. croott…croott… dua kali aku semburkan spermaku.
“Bud enak banget disemprot elu… Rasanya nikmat.. kayak mandi air hangat.. tapi ini rasanya di dalam.’

Posisi kami belum berubah.. aku masih menancapkan titit ke dalam vagina Nova sambil terus menyemprotkan sisa-sisa sperma
dan mulutku terus mengulum, menghisap dan menggigit-gigit payudara Jenni.
“Enak yah Bud, isap tetek gue dan ngentot-in Nova”
“Iya Jen! Cuma impian bisa threesome kayak gini tapi gue bisa ngerasain kejadian benernya.”
“Udah dong Bud, cabut titit lu. Pegel nih nungging melulu” timpal Nova.

Kucabut tititku tetapi pandanganku terus menatap mata Jenni. Kelihatannya aku benar-benar jatuh cinta.
Malam itu kami tidur bertiga dalam keadaan bugil. Jenni di kananku, Nova di kiriku.

******

Tok tok tok.. Pintu kamar hotel diketuk.
Nova yang telah bangun lebih dulu membuka pintu dan Rika terlihat telah sampai dihantar oleh orangtuanya.
“Eh.. Rika” Nova panik “Bokap Nyokap lu mana?”
“Tenang Nova, mereka cuma menghantarku kok.. tadi langsung jalan lagi ke kota C.”
“Wah… lega.. gue pikir mereka mau masuk ke dalam.”

“Memangnya kenapa Nov? Eh… lu kok kaga pake BH?”
“Itu dia Rik.. takut ketahuan.. Gue kemaren berhasil nih”
“Berhasil apaan sih, lu?”
“Gue kasih perawan gue ke Budi!!”
“Haahh?? Yang bener lu? Jenni juga? Kita semua kan memang kepengen banget dientot Budi!!”

“Jenni belum.. masih perawan dia.. kayaknya takut.. tapi udah main juga sama si Budi, cuma belum dimasukin aja.”
“Gue jadi horny nih, Nov. Budi di mana? Mau gak yah dia?”
“Masih tidur tuh.. lu bangunin aja.. laki-laki kalo dikasih perawan mana ada yang nolak.”
“Hahahaha…bener juga lu!”

“Tuh lihat, Rika. Ada yang menonjol di selimut. Dia masih telanjang lho. Kita kemaren tidur begitu gayanya.”
“Jenni mana, Nov? Kok kaga ada?”
“Lagi di kamar mandi. Tuh lu urus si Budi aja. Pagi-pagi dah tegak gitu. Lu hisap aja dulu tititnya.”

Rika pun menghampiri ranjang dan segera menarik selimut sehingga tititku terbuka dengan leluasa.
Aku yang masih tidur tidak sadar apa yang sedang terjadi hanya mengetahui kalau tititku mengalami kenikmatan.
Perlahan-lahan kubuka mataku berpikir Nova atau Jenni sedang mengulum si junior.
“Hah? Rika? Ngapain lu?” tanyaku tanpa berusaha melepaskan diri. Lagi enak kok masa melarikan diri. Betul gak?
“mmlammggii hissmmmaaapp mttiimmtiitttmm mmlu” Jawab Rika dengan tidak melepaskan muatan di mulutnya.
“Hahahaha” Nova tertawa geli. “Lanjutin aja Rik, si Budi kaga nolak tuh.. cuma ngeliatin lu sambil merem melek gitu.”

Jenni yang mendengar tertawanya Nova, segera melongok keluar dan cukup kaget melihat Rika sedang mengulum tongkat kenikmatanku.
“Eh.. Rika… baru sampe langsung sarapan aja nih” tukas Jenni dengan nada yang menunjukkan kekagetan.
Jenni keluar dari kamar mandi sambil masih mengeringkan rambutnya.

Body Jenni memang luar biasa. Aku tidak bisa melepaskan pandangan dari tubuh langsing dengan payudara yang sempurna itu.
“Budi.. jangan ngeliatin gue aja dong.. Rika dah nafsu tuh… puasin gih… kayak lu puasin kita berdua kemarin. Iya gak Nov?”
“Iya Jen.. Ayo Bud.. Puasin Rika.. Perkosa dia.. hahahaha..”
“Kaga usah diperkosa.. orang gue mau secara sukarela kok” timpal Rika.

Mendengar jawaban Rika, aku segera beraksi.
Kucium bibirnya dan kami melewatkan beberapa menit melampiaskannya sambil bertukar air liur.
Rika badannya kecil sehingga dengan mudah kuangkat dari tepi ranjang dan meletakkannya di ranjang.
Kudekati Rika dan menciumnya lagi. Kali ini tanganku tidak tinggal diam. Payudara Rika aku pijat dan remas-remas halus.
Kaos ketatnya segera kubuka memperlihatkan tetek mungil yang kencang. Pentilnya telah keras menjulang ke atas.
Pentil yang bagus dan segera kulumat.
“Ohh.. enak banget Bud.. terus Bud….aahhh.. ahhh..” Rika meracau kenikmatan.
Hisapan dan kulumanku pun bertambah keras. Tititku sudah sangat kencang sekali.
Dengan sedikit agak kasar kulepaskan semua pakaian yang masih melekat di Rika.
Wow.. ternyata Rika mempunyai bulu jembut yang sangat lebat.
Lebat tapi terlihat sangat rapi dan terawat.

Kudekati vaginanya dan tercium wangi vagina yang merangsang.
Tapi Jenni punya lebih wangi.
Ah.. Jenni lagi.. ini ada gadis yang sukarela memberikan perawannya, kok masih mikirin perempuan lain.
Kulirik Jenni dan kulihat dia tersenyum penuh pengertian.
Kujilat vagina Rika sambil terus melihat Jenni. Jenni pun tersenyum terus dan memberikan anggukkannya seakan-akan mengerti
kalau aku sedang bertanya bolehkan aku menjilat memek perempuan lain.

Ohh…oohhh… enak banget Bud.. baru dijilat aja gue dah kayak gini..”
“Suruh Budi ngentotin elu, Rik… Pelan-pelan yah Bud.. Kemaren gue cukup sakit lho” Nova menghangatkan suasana.
“Iya Bud.. masukin dong buruan.”
“Yakin lu, Rik?” Aku bertanya kepada Rika tetapi tatapanku kembali ke Jenni. Jenni pun mengangguk kembali.
Aku pun segera membuka lebar selangkangan Rika. Vagina Rika terlihat sangat imut, karena memang Rika orangnya cukup kecil.
Tinggi badannya hanya di bawah bahuku sedikit.

Perlahan-lahan aku dorong tititku ke dalam vagina Rika. Rika yang sudah sangat basah hanya bisa mendesah.
Kepala tititku sudah masuk sepenuhnya tetapi seperti ketemu tembok.
“Siap Rika? Ini dah di depan selaput dara nih. Tinggal gue sodok masuk”
Entah kenapa sekali lagi aku melirik ke Jenni dan Jenni pun tersenyum kembali. Senyum yang sangat manis.

“Iya Bud.. sodok aja.. perkosa gue.. bikin gue hamil.. gue mau anak dari lu.” Rika sudah lupa daratan.
Kupegang pinggul Rika dengan erat dan kudorong dengan penuh kekuatan. Blesss.. masuk sudah.
Rika menitikkan air mata menahan sakit.
“Lanjut Rik?”
“Iya Bud. Dah mulai terbiasa nih. Rasanya penuh banget vagina gue”

Proses menyetubuhi Rika pun segera berlangsung. Keluar.. masuk…keluar…masuk..pelan-pelan tetapi pasti vagina Rika semakin basah.
“Gila….Enak..banget….Tahu gini… dari kemaren… gue…ikutan…nginep….”Rika semakin larut dalam kenikmatan.
“Ohh…ooohh…enak… aahh.. terus.. Bud.. yang cepat.. Bud!”
Kuturuti kemauannya. Semakin cepat aku menggoyang Rika, payudaranya pun semakin liar tergoncang-goncang.
“Bareng yah Rika.. gue juga dah mau nyemprot..”

“Ayo Bud.. bikin gue hamil.. semprot yang banyak…AAARRRHHHH”
Kami berdua pun orgasme luar biasa. Vagina Rika memeras semua sperma yang ada di tititku.
Kucabut tititku dan terlihat tetesan darah perawan merembesi sprei.
Noda darah perawan Rika dan Nova terlihat bersebelahan. Wah aku harus membeli sprei ini dari hotel. Kenang-kenangan pikirku.

Jenni menghampiriku dan menciumku di bibir dengan ciuman yang sangat lembut.
Tiba-tiba ada perasaan bersalah di hatiku. Sepertinya Jenni tahu karena dia bilang,
“Tidak apa-apa Bud. Kita semua memang ingin menikmati titit lu.”
dan kemudian dia menciumku lagi. Ciuman yang penuh mesra.

Nova mengganggu ciuman kami dengan mengambil tititku dan menghisapnya. Jenni mengganguk kembali dan merebahkan tubuhku.
Nova terus menikmati permainannya di bawah. Jenni menduduki kepalaku dan memberikan vaginanya untuk kuhisap. Ah.. nikmatnya memek Jenni.
Kujilat dan kujilat terus sambil kami terus bertatapan mata. Aku benar-benar jatuh cinta.

Pagi itu aku digilir tiga perempuan cantik. Jenni tetap hanya meminta digesek-gesek saja. Nova dan Rika berhasil membuatku menyemprotkan
sperma di dalam mereka sebanyak dua kali. Kami baru selesai ketika kami sudah kelelahan dan kelaparan. Sudah waktunya makan siang.

Lihat Juga : Nafsu Janda Mengocok Dan Ngulum
******
Epilog:
Kami berempat berhasil masuk universitas di kota B dan sepakat untuk mengontrak rumah untuk tinggal bersama.
Orang tua kami tidak ada yang curiga. Mereka pun setuju mengontrak rumah lebih enak daripada kos-kosan.
Bisa masak dan cuci baju sendiri. Tidak takut ada barang yang hilang.

Empat tahun kuliah, sehari pasti minimal sekali aku menyetubuhi salah satu dari tiga wanita cantik tersebut.
Dengan Jenni, selalu hanya gesek-gesek. Dengan Rika dan Nova, tentunya celup-celup dong.
Tidak ada yang hamil karena kami menghitung kalendar dengan sangat disiplin.

Sesudah lulus pun kami masih sering berkumpul untuk “bermain”.

Nova bertemu dengan suaminya di tempat kerja.
Rika bertemu dengan suaminya di kuliah S2.

Jenni akhirnya menjadi isteriku. Perawannya baru diberikan pas malam pernikahan.
Kami berdua punya dua orang anak.

Jenni sering mengundang Nova dan Rika untuk bermalam di rumah kami.
Saking seringnya, aku berhasil menghamili Nova dan Rika.
Anak kedua Nova dan anak ketiga Rika mirip sekali denganku.
Untung suami mereka tidak pernah ada yang curiga. Alasannya karena sering bergaul denganku, jadi mirip deh anaknya.

Viewing all 256 articles
Browse latest View live