Quantcast
Channel: Cerita Sex Dewasa
Viewing all 256 articles
Browse latest View live

Cerita Sex Ngentot Anak SMP Masih Perawan

$
0
0

Cerita Sex Ngentot Anak SMP Masih Perawan | Cerita Ngentot Anak SMP | Cerita Sex Anak Perawan | Cerita Ngentot Anak SMP Masih Perawan. Kali ini saya berbagi cerita ngentot atau cerita sex tentang abg smp yang masih perawan ting-ting, nah pada kesempatan pagi ini cerita dewasa terbaru akan Update Cerita Sex Ngentot Anak SMP Yang Masih Perawan. lengsung saja di baca yuk Cerita Sex Ngentot Anak SMP Yang Masih Perawan nya cekidoooot !! Pembaca Cerita Sex Ngentot perkenalkan namaku Neny ,aku punya kawan yang bernama Windy, kami bersahabat sangat akrab. boleh dikatakan aku sahabat karibnya baik duka maupun senang kami selalu bersama-sama. Setelah pulang dari berlibur ke rumah tanteku di Bogor yang mana Windy pergi dengan kekasihnya yang sedikit agak berumur .kalau tidak salah tafsir mungkin usianya sekitar 39 tahun.

Kami mulai masuk sekolah dan sudah 2 minggu peristiwa itu berlalu. Cerita Sex Ngentot Anak SMP Yang Masih Perawan Cerita Sex Ngentot Anak SMP Yang Masih Perawan Nah berikut dibawah ini adalah Cerita Sex Ngentot Anak SMP Yang Masih Perawan : Pada suatu saat sewaktu istirahat saya berdua Windy makan bakso, setelah selesai kami ber bincang-bincang,

Windy menceritakan sewaktu pergi ke Bandung bersama kekasihnya yang om- om itu. Semua diceritakan kepadaku, baru sekali itulah katanya Windy merasakan kenikmatan yang seakan-akan Windy pergi ke surga, berapa kali windy melakukan dengan kekasihnya diceritakan semuanya kepadaku. Mendengar cerita Windy aku betul2 tertarik bahkan terangsang akan pengalaman pertama Windy, yang katanya terasa sampai ke ubun2, aku diam2 punya rasa keinginan untuk kenal lebih dekat dengan yang dimaksud kekasih Windy itu. saya betul betul terpengaruh oleh cerita Windy , pakah betul sampai keubun ubun nikmatnya??????? Walau umurku baru 15 tahun sama dengan umur Windy dan badanku yang mungil dibalut dengan kulit putih seperti Windy dan tetekku yang baru nyembul tumbuh, aku sudah sangat ingin mencoba seperti apa yang pernah dialami Windy hingga….

Pada suatu saat hari sabtu sore aku pergi ke Mall disuruh ibuku beli minyak goreng dan mie….., kebetulan aku ketemu dengan kekasih Windy yang sedang belanja juga, aku masih ingat betul walau kami baru ketemu sepintas. Aku menyapa dengan sopan, “Sore Oom, belanja Oom” sapaku sopan, dijawab dengan lembut” iya, siapa ya?” jawabnya, “saya temen Windy Oom, lupa ya, yang diantar ke Bogor, kerumah tante” jawabku, “Ooh, ya Oom ingat sekarang, sedang belanja juga?” “ya, Oom, disuruh ibu” jawabku, dan kami sambil jalan ngobrol biasa-biasa saja, aku pikir bagaimana caranya agar aku bisa sama2 bapak ini, lalu aku bilang “Oom, tinggal dimana?” lalu dijawabnya disuatu komplek didaerahku. Lalu aku pancing ” Boleh Oom, Neny main kerumah Oom ” tanyaku, “

Boleh2, kapan mau kerumah Oom, silakan” jawabnya, perasaanku betul2 gembira nah, berhasil aku mendekatinya, lalu aku bilang ” Besok boleh Oom ???” ” Boleh, jam berapa, dirumah Oom sepi lho, tante sedang ke Bandung, jadi Oom tidak ada apa2, tapi nanti Oom beli kue saja buat besok”, dan kamipun berpisah sebab aku keburu-buru ditunggu ibuku. Besoknya hari Minggu pagi2 kira2 jam 09.00 aku berangkat kerumah kekasih Windy, tak berapa lama akupun sampai dikomplek yang disebutkan, lalu aku tanya satpam komplex dimana alamat yang dimaksud………ahirnya ketemu juga….

CERITA SEX. Akupun masuk kehalaman rumahnya dan aku pencet bell, tidak lama keluar kekasih windy…. dan dengan sapa yang halus menyapaku ” selamat pagi, Neny, sendirian ya ” sapanya, ” ya oom “, lalu aku dipersilahkan duduk dan Bapak pergi ke belakang. Tak berapa lama om Idola keluar membawa minuman hangat dan kue yang kemarin dibelinya di Mall, ” silahkan diminum dan dicicip kuenya ” aku menganggukkan kepala saja sebab perasaanku sudah betul2 ngebet ingin merasakan apa yang diceritakan Windy. Kami duduk bincang2 layaknya bapak dengan anak, lalu aku geser dudukku, ” Boleh Neny duduk dekat Oom ” pintaku, ” Boleh silahkan “, waduh sseerrr rasanya,

aku duduk disebelah kirinya dan aku baca majalah Tempo yang ada dimeja. tapi kemudian tidak lama kemudian aku ditawarin majalah yang ….yaaa…ampun gambarnya berisikan gambar yang menampilkan hubungan suami…isteri……sekilas kulihat nama majalah itu tertulis didepannya playboy…..,aku benar benar terangsang………….badanku gemetar….menahan perasaaan yang baru kali ini aku rasakan……….rupanya OM agus begitu namanya kuketahui setelah kutanyakan pada beliau…..telah mengetahui keadaanku…….ia merapatkan tubuhnya kesampingku sambil melingkarkan tangannya kepundakku…….tak lama kemudian jaritangannya merabah kupingku……aku kian bergetar………….om Agus kian menggeserkan duduknya, lantas ia merebahkan kepalaku dipangkuannya……….. Sambil tiduran aku tetap membolak balik majalah playboy itu…….mataku telah nanar dikuasai birahi remajaku……..aku menggeserkan kepalaku dipangkuandipangkuannya karena terasa ada benda keras yang mengganjal belakang leherku….., kalau aku miringkan persis hidungku kena selangkangannya yang menonjol itu……..om Agus diam sambil baca koran.

Lama2 aku beranikan diriku, pura2 aku tertidur lalu kumiringkan badanku tepat aku menindih……tonjolan itu………dan dengan menggeser kepalaku sedikit kebelakang maka nampakklah benda yang menonjol dibalik celana pendek om agus………….tanganku kuletakkan diatas tonjolan itu dan kudengar om Agus menhela nafas panjang…..ia tergelinjang …..ketika tonjolan itu ku gesek gesek dengan lenganku……gilakah aku ????pikirku…… lalu….. dengan tenang dielusnya tanganku dan makin dibimbingnya menuju tonjolan tadi seakan menyuruhku untuk meremasnya…………. rupanya tonjolan tadi namanya adalah Kontol……….. Tangan Oom menggosok-gosok lengan atasku aku sudah betul2 napsu, aku makin kuat pegang kontol Oom, tiba2 aku diangkat dipopongnya dibawa masuk ke kamarnya, sampai dikamar dibukanya bajuku dan minisetku, lalu rokku dilepasnya tinggal CD saja.

Aku ditidurkan ditempat tidur yang empuk, kemudian aku diciuminya dengan lembut, aduuhh maakk aku semakin terangsang, digosoknya toketku dengan tangannya yang besar dan pentilku yang baru segede kedele diisapnya, adduuuhhhhkk bener kata Windy enaknya. Pelan2 ditariknya CD ku lalu digosoknya memekku dengan jarinya pas kena itilku yang baru sebesar biji kedele, terasa basah memekku keluar cairan, aku meraba mencari kontol Oom, yang masih pakai celana pendek, … wwuuuuiii besarnya bukan main. Aku berpikir apa bisa masuk ke memekku kontol sebesar itu, ada rasa ngeri juga tapi aku abaikan aku sudah betul2 ngebet, eeehhhh diisapnya memekku dan dijilatinya, aduhhhh ennnuuuaaaakkkkk Ooooommmmm, terussssss pintaku, sambil dijilati memekku tangan Oom pegang toketku.

Aku sampai menggelinjang pantatku terangkat saking enaknya, Oooommmmm teeeerrruuuussss Oooooommmm, kembali aku diciuminya leherku toketku dicium, lalu diisapnya, ketekku dicium pangkal toketku dicium lalu diisapnya, kembali pentilku diisapnya adduuuhhh rasanya sampai ke ubun-ubun. Aku diangkat lagi lalu dipangkunya sambil diisap toketku aduh aku betul2 ke surga Windy betul katamu, aku merasakan sekarang, eeehhhh kontolnya di gosok2kan dimemekku aduuhh mmaaakkk, eeeuuunnaaakk Oommmmm rintihku, ujung jarinya dimasukkan ke lubang memekku aduh sakit Oomm, aku dicium lagi. “Neny engkau pingin merasakan lebih enak, ya” tanyanya ” Iiiyyyaaaa OOoooommmm ” jawabku, ” Neny sedikit sakit ya nanti lama-lama hilang sakitnya ” kata Oom ” terserah Oom , neny ingin merasakan kenikmatan Oom ” kataku, pelan2 dimasukkan ujung kontolnya, aku merintih kesakitan.

” Pelan Oom, sakiitt ” rintihku, digosoknya lagi dan didorongnya lagi, hal itu dilakukan berkali-kali dan sakitnya waktu kontolnya didorong, tapi hilang rasa sakitnya kalau kontol Oom di gosok2kan di bibir memekku yang tipis dan tahu2 ssrrreeetttt, szssrreeeettt, “sakit Oom ‘ teriakku, masuklah kontolnya ke memekku walau hanya sedikit. Aku diciumnya lagi digigitnya toketku, diisapnya pentilku, sambil badanku digosok-gosok paka tangannya, aduuuhhhh Oom saaakkiiittt rintihku, lalu diciumnya lagi, eh lama2 hilang rasa sakitnya, aku mulai sedikit merasakan enaknya, diangkatnya badanku lalu diturunkannya lagi, sampai berkali-kali.

Aduh rasanya semakin enak, tahu2 aku merasakan nikmat yang belum pernah aku rasakan, sampai aku gigit dada Oom, aaaddduuuuuhhhh, aaaaauuuuggghhhhh oooooommmm, aaaauuuggghhhh, oooommmmm, lalu aku lemas tapi masi dipangkuannya dan kontol Oom masih didalam memekku, aku menyaksikan percikan darah perawan ku membasahi kain sprei tempat tidur om agus…..dan sebagian belepotan dipangkal kontol om dan juga ada nempel di pahanya…………ohhhh aku gak perawan lagi………tapi peduli amat…….nikmatnya mengalahkan semua pikiranku tentang arti sebuah keperawanan………. Mulai lagi pentilku diisapnya dan diciumminya lagi, mulai aku terangsang lagi, aku coba menggeser dudukku dipangkuan oom tapi kontol Oom seakan-akan lengket dengan memekku, lalu aku digendongnya masih dalam posisi kontol dimemekku dan aku ditidurkan ditempat tidur Oom,

aduhh Oommm teeerrrruuusssss Ooommm. Pantat Oom dinaik turunkan aku menggelinjang, kepalaku goyang kiri goyang kanan saking enaknya dan Aaaauuuuuggghhhh aaaaacccchhhh uuuuugggghhh Oooooommmm eeennnaaaakkk pekikku, gila betul2 enak rasanya aku sudah entah berapa kali orgasme alias keluar, lalu pelan2 oom naikturunkan pantatnya. Eeehh tahu2 Oom menggerakkan lagi pantatnya dan aaaadduuuhhh Ooooooommmmmm pekikku Neny kepengen pipisssss ommmmm……pipis aja kata om Agus……. Ooooooommmmm dan cccrreetttt, creeeettttt terasa panas ……ada yang mengalir dari dalam…..tapi bukan pipisss….badanku bergetar…..kuat sekali ….tanganku mencengkram bahu om agusss…ahhhhh….dunia ini putih semua…..enak yang tak dapat lagi diucapkan dengan katakata…………….

rupanya Oom juga pipisss…. dan disemprotkan didalam memekku, aduh enaknya sampai mataku berat susah dibuka rasanya. Aku terbangun ternyata aku tertidur diatas Oom, dan kontol Oom masih didalam memekku, pentilkuku digigit dan dicium lagi sampai mataku terasa terbalik saking enaknya dan tahu2 sret kontol Oom dicabut dari memekku lalu aku ditelentangkan kakiku dikangkangkan dan aduh rasanya rambutku terasa mau copot memekku dijilati lagi. Lama memekku dijilati dan itilku digigit-gigit aku kali ini betul2 terangsang berat, aku tarik kontol Oom aku bimbing kelubang memekku dan cret, cret oom tekan langsung masuk kontolnya lalu diturun naikkan, aku betul2 me layang2 disurga rasanya dan aku tarik dada oom kugigit aku pipisssss lagi….

Oooohhhhh ommmmmmm enakkkkkk ommmmmmmmmm. Oom masih terus memainkan kontolnya yang masuk dimemekku, kali ini aku gantungkan diriku dibadan oom dan ccrreeettt, ccrrreeetttt uuugggghhhh, aaaaccchhhh aaaadddduuuuuhhhhh ooooooommmmmm, didalam memekku terasa hangat lagi kena semprot air pipis putih…..dari oom. Entah sampai jam berapa hari itu, kami sampai lupa makan siang tahu2 sudah jam 17.00 sore, aku tidur didekap Oom, kira2 jam 19.00 aku dibagunkan disuruh mandi lalu makan dan diantarkan pulang, sampai dirumah jam 20.00 aku bilang dari rumah Windy belajar, makasih Oom Nah sekian dulu pengalaman pertamaku dengan om Agus……..kekasih sahabatku. bagaimana sobat Cerita Sex Ngentot Anak SMP Yang Masih Perawan nya sangat mengasikkan kan ?? Nah itulah Cerita Sex Ngentot Anak SMP Yang Masih Perawan yang bisa Info The Tips berikan mudah”an bisa bermanfaat.

Lihat Juga :  Cerita Seks Gairah Inayah di Ruang Fitnes

Tamat


Cerita Bokep Hilang Perawan Gara-Gara Pesta Sex

$
0
0

Cerita Bokep Hilang Perawan Gara-Gara Pesta Sex – Cerita sex kali ini menceritakan seorang yang bernama Vita yang harus kehilangan keperawananan karena ulah teman sekolahnya yang mengajak pesta sex rame-rame. Vita tak kuasa menolak ajakan pesta sex tersebut, nafsu sex yang menggebu dimasa puber ikut melarutkan dirinya dalam pesta sex tersebut, hingga akhirnya pecah darah perawan harus diterima disaat umurnya masih muda. Berikut ini cerita dewasa selengkapnya. Perkenalkan namaku Vita, disitus ini aku pengen menceritakan pengalaman seks pertamaku kepada kalian semua. Pengalaman yang tak pernah kulupakan, keperawananku terenggut saat pesta seks dengan teman-teman sekolah waktu SMA.

Sebelumnya aku akan ceritakan dulu siapa diriku kepada kalian. Hmm…menurut banyak orang, wajahku cantik sekali dengan kulit putih mulus dan tubuh seksi. Mataku yang sayu sering membuat pria tergila-gila padaku. Aku sendiri tidak GR tapi aku merasa pria banyak yang ingin ngeseks denganku. Aku senang ja karena pada dasarnya aku juga senang ngeseks. Saya dibesarkan di keluarga yang taat beragama. Dari SD hingga SMP saya disekolahkan di sebuah sekolah berlatar belakang agama.

Sebenarnya dari kelas 6 SD, gairah seksual saya tinggi sekali tetapi saya selalu berhasil menekannya dengan membaca buku. Selesai SMP tahun 1989, saya melanjutkan ke SMA negeri di kawasan bulungan, Jakarta Selatan. Di hari pertama masuk SMA, saya sudah langsung akrab dengan teman-teman baru bernama Vera, Angki dan Nia. Mereka cantik, kaya dan pintar. Dari mereka bertiga, terus terang yang bertubuh paling indah adalah si Vera. Tubuh saya cenderung biasa saja tetapi berbuah dada besar karena dulu saya gemuk, tetapi berkat diet ketat dan olah raga gila-gilaan, saya berhasil menurunkan berat badan tetapi payudaraku tetap saja besar. Di suatu hari Sabtu, sepulang sekolah kami menginap ke rumah Vera di Pondok Indah. Rumah Vera besar sekali dan punya kolam renang. Di rumah Vera, kami ngerumpi segala macam hal sambil bermalas-malasan di sofa. Di sore hari, kami berempat ganti baju untuk berenang.

Di kamar Vera, dengan cueknya Vera, Angki dan Nia telanjang didepanku untuk ganti baju. Saya awalnya agak risih tetapi saya ikut-ikutan cuek. Saya melirik tubuh ketiga teman saya yang langsing. Ku lirik selangkangan mereka dan bulu kemaluan mereka tercukur rapi bahkan Vera mencukur habis bulu kemaluannya. Tiba-tiba si Nia berteriak ke arah saya.. “Gile, jembut Vita lebat banget” Kontan Vera dan Angki menengok kearah saya. Saya menjadi sedikit malu. “Dicukur dong Vita, enggak malu tuh sama celana dalam?” kata Angki. “Gue belum pernah cukur jembut” jawabku. “Ini ada gunting dan shaver, cukur aja kalau mau” kata Vera. Saya menerima gunting dan shaver lalu mencukur jembutku di kamar mandi Vera. Angki dan Nia tidak menunggu lebih lama, mereka langsung menceburkan diri ke kolam renang sedangkan Vera menunggui saya.

Setelah mencoba memendekkan jembut, Vera masuk ke kamar mandi dan melihat hasil saya. “Kurang pendek, Vita. Abisin aja” kata Vera. “Nggak berani, takut lecet” jawabku. “Sini gue bantuin” kata Vera. Vera lalu berjongkok di hadapanku. Saya sendiri posisinya duduk di kursi toilet. Vera membuka lebar kaki saya lalu mengoleskan shaving cream ke sekitar vagina. Ada sensasi getaran menyelubungi tubuhku saat jari Vera menyentuh vaginaku. Dengan cepat Vera menyapu shaver ke jembutku dan menggunduli semua rambut-rambut didaerah kelaminku. Tak terasa dalam waktu 5 menit, Vera telah selesai dengan karyanya. Ia mengambil handuk kecil lalu dibasahi dengan air kemudian ia membersihkan sisa-sisa shaving cream dari selangkanganku. “Bagus kan?” kata Vera. Saya menengok ke bawah dan melihat vaginaku yang botak seperti bayi.

OK juga kerjaannya. Vera lalu jongkok kembali di selangkanganku dan membersihkan sedikit selangkanganku. “Vita, elo masih perawan ya?” kata Vera. “Iya, kok tau?” “Vagina elo rapat banget” kata Vera. Sekali-kali jari Vera membuka bibir vagina saya. Nafasku mulai memburu menahan getaran dalam tubuhku. Ada apa ini? Tanya saya dalam hati. Vera melirik ke arahku lalu jarinya kembali memainkan vaginaku. “Ooh, Vera, geli ah” Vera nyengir nakal tapi jarinya masih mengelus-elus vaginaku. Saya benar-benar menjadi gila rasanya menahan perasaan ini. Tak terasa saya menjambak rambut Vera dan Vera menjadi semakin agresif memainkan jarinya di vaginaku. Dan sekarang ia perlahan mulai menjilat vagina saya. “Memek kamu wangi” “Jangan Vera” pinta saya tetapi dalam hati ingin terus dijilat.

Vera menjilat vagina saya. Bibir vagina saya dibuka dan lidahnya menyapu seluruh vagina saya. Klitorisku dihisap dengan keras sehingga nafas saya tersentak-sentak. Saya memejamkan mata menikmati lidah Vera di vaginaku. Tak berapa lama saya merasakan lidah Vera mulai naik kearah perut lalu ke dada. Hatiku berdebar-debar menantikan perbuatan Vera berikutnya. Dengan lembut tangan Vera membuka BH-ku lalu tangan kanannya mulai meremas payudara kiriku sedangkan payudara kananku dikulum oleh Vera. Inikah yang namanya seks? Tanyaku dalam hati. 18 tahun saya mencoba membayangkan kenikmatan seks dan saya sama sekali tak membayangkan bahwa pengalaman pertamaku akan dengan seorang perempuan.

Tetapi nikmatnya luar biasa. Vera mengulum puting payudaraku sementara tangan kanannya sudah kembali turun ke selangkanganku dan memainkan klitorisku. Saya menggeliat-geliat menikmati sensualitas dalam diriku. Tiba-tiba dari luar si Nia memanggil.. “Woi, lama amat di dalam. Mau berenang enggak?” Vera tersenyum lalu berdiri. Saya tersipu malu kemudian saya bergegas memakai baju berenang dan kami berdua menyusul kedua teman yang sudah berenang. Di malam hari selesai makan malam, kita berempat nonton TV dikamar Vera. Oiya, orang tua Vera sedang keluar negeri sedangkan kakak Vera lagi keluar kota karenanya rumah Vera kosong. Setelah bosan menonton TV, kami menggosipkan orang-orang di sekolah.

Pembicaraan kami ngalor-ngidul hingga Vera membuat topik baru dengan siapa kita mau bersetubuh di sekolah. Angki dan Nia sudah tidak perawan sejak SMP. Mereka berdua menceritakan pengalaman seks mereka dan Vera juga menceritakan pengalaman seksnya, saya hanya mendengarkan kisah-kisah mereka. “Kalau gue, gue horny liat si Ari anak kelas I-6″ kata Nia. “Iya sama dong, tetapi gue liat horny liat si Marcel. Kayaknya kontolnya gede deh” kata Angky. “Terus terang ya, gue dari dulu horny banget liat si Alex. Sering banget gue bayangin kontol dia muat enggak di vagina gue. Sorry ya Vera, gue kan tau Alex cowok elo” kata saya sambil tersenyum. “Hahaha, nggak apa-apa lagi. Banyak kok yang horny liat dia. Si Angky dan Nia juga horny” kata Vera. Kami berempat lalu tertawa bersama-sama.

Di hari Senin setelah pulang sekolah, Vera menarik tangan saya. “Eh Vita, beneran nih elo sering mikirin Alex?” “Iya sih, kenapa? Nggak apa-apa kan gue ngomong gitu?” tanya saya. “Nggak apa-apa kok. Gue orangnya nyantai aja” kata Vera. “Pernah kepikiran enggak mau ML?” Vera kembali bertanya. “Hah? Dengan siapa?” tanya saya terheran-heran. “Dengan Alex. Semalam gue cerita ke Alex dan Alex mau aja ML dengan kamu” “Ah gila loe Vera” jawab saya. “Mau enggak?” desak Vera. “Terus kamu sendiri gimana?” tanya saya dengan heran. “Saya sih cuek aja. Kalo bisa bikin teman senang, kenapa enggak?” kata Vera. “Ya boleh aja deh” kata saya dengan deg-degan. “Mau sekarang di rumahku?” kata Vera. “Boleh” Saya naik mobil Vera dan kami berdua langsung meluncur ke Pondok Indah. Setiba di sana, saya mandi di kamar mandi karena panas sekali. Sambil mandi, perasaan saya antara tegang, senang, merinding. Semua bercampur aduk.

Selesai mandi, saya keluar kamar mandi mengenakan BH dan celana dalam. Saya pikir tidak ada orang di kamar. Saya duduk di meja rias sambil menyisir rambutku yang panjang. Tiba-tiba saya kaget karena Vera dan Alex muncul dari balkon kamar Vera. Rupanya mereka berdua sedang menunggu saya sambil mengobrol di balkon. “Halo Vita” kata Alex sambil tersenyum. Saya membalas tersenyum lalu berdiri. Alex memperhatikan tubuhku yang hanya ditutupi BH dan celana dalam. Tubuh Alex sendiri tinggi dan tegap. Alex masih campuran Belanda Menado sehingga terlihat sangat tampan. “Hayo, langsung aja. Jangan grogi” kata Vera bagaikan germo. Alex lalu menghampiriku kemudian ia mencium bibirku. Inilah pertama kali saya dicium di bibir. Perasaan hangat dan getaran menyelimuti seluruh tubuhku. Saya membalas ciuman Alex dan kita berciuman saling berangkulan.

Saya melirik ke Vera dan saya melihat Vera sedang mengganti baju seragamnya ke daster. Alex mulai meremas-remas payudaraku yang berukuran 34C. Saya membuka BH-ku sehingga Alex dengan mudah dapat meremas seluruh payudara. Tangan kirinya diselipkan kedalam celana dalamku lalu vaginaku yang tidak ditutupi sehelai rambut mulai ia usap dengan perlahan. Saya menggelinjang merasakan jari jemari Alex di selangkanganku. Alex lalu mengangkat tubuhku dan dibaringkan ke tempat tidur. Alex membuka baju seragam SMA-nya sampai ia telanjang bulat di hadapanku. Mulut saya terbuka lebar melihat kontol Alex yang besar. Selama ini saya membayangkan kontol Alex dan sekarang saya melihat dengan mata kapala sendiri kontol Alex yang berdiri tegak di depan mukaku. Alex menyodorkan kontolnya ke muka saya.

Saya langsung menyambutnya dan mulai mengulum kontolnya. Rasanya tidak mungkin muat seluruh kontolnya dalam mulutku tetapi saya mencoba sebisaku menghisap seluruh batang kontol itu. Saya merasakan tangan Alex kembali memainkan vaginaku. Gairah saya mulai memuncak dan hisapanku semakin kencang. Saya melirik Alex dan kulihat ia memejamkan matanya menikmati kontolnya dihisap. Saya melirik ke Vera dan Vera ternyata tidak mengenakan baju sama sekali dan ia sudah duduk di tempat tidur. Alex lalu membalikkan tubuhku sehingga saya dalam posisi menungging. Saya agak bingung karena melihat Vera bersimpuh dibelakang saya. Ah ternyata Vera kembali menjilat vagina saya. Nafas saya memburu dengan keras menikmati jilatan Vera di kemaluan saya. Di sebelah kanan saya ada sebuah kaca besar dipaku ke dinding.

Saya melirik ke arah kaca itu dan saya melihat si Alex yang sedang menyetubuhi Vera dalam posisi doggy style sedangkan Vera sendiri dalam keadaan disetubuhi sedang menikmati vaginaku. Wah ini pertama kali saya melihat ini. Saya melihat wajah Alex yang ganteng sedang sibuk ngentot dengan Vera. Gairah wajah Alex membuat saya semakin horny. Sekali-kali lidah Vera menjilat anus saya dan kepalanya terbentur-bentur ke pantat saya karena tekanan dari tubuh Alex ke tubuh Vera. Tidak berapa lama, Alex menjerit dengan keras sedangkan Vera tubuhnya mengejang. Saya melihat kontol Alex dikeluarkan dari vagina Vera. Air maninya tumpah ke pinggir tempat tidur. Alex terlihat terengah-engah tetapi matanya langsung tertuju ke vagina saya. Bagaikan sapi yang akan dipotong, Alex dengan mata liar mendorong Vera ke samping lalu ia menghampiri diriku.

Alex mengarahkan kontolnya yang masih berdiri ke vaginaku. Saya sudah sering mendengar pertama kali seks akan sakit dan saya mulai merasakannya. Saya memejamkan mata dengan erat merasakan kontol Alex masuk ke vaginaku. Saya menjerit menahan perih saat kontol Alex yang besar mencoba memasuki vaginaku yang masih sempit. Vera meremas lenganku untuk membantu menahan sakit. “Aduh, tunggu dong, sakit nih” keluh saya. Alex mengeluarkan sebentar kontolnya kemudian kembali ia masukkan ke vaginaku. Kali ini rasa sakitnya perlahan-lahan menghilang dan mulai berganti kerasa nikmat. Oh ini yang namanya kenikmatan surgawi pikir saya dalam hati. Kontol Alex terasa seperti memenuhi seluruh vaginaku. Dalam posisi nungging, saya merasakan energi Alex yang sangat besar.

Saya mencoba mengimbangi gerakan tubuh Alex sambil menggerakkan tubuhku maju mundur tetapi Alex menampar pantatku. “Kamu diam aja, enggak usah bergerak” katanya dengan galak. “Jangan galak-galak dong, takut nih Vita” kata Vera sambil tertawa. Saya ikut tertawa. Vera berbaring di sebelahku kemudian ia mendekatkan wajahnya ke diriku lalu ia mencium bibirku! Wah, bertubi-tubi perasaan menyerang diriku. Saya benar-benar merasakan semua perasaan seks dengan pria dan wanita dalam satu hari. Awalnya saya membiarkan Vera menjilat bibirku tetapi lama kelamaan saya mulai membuka mulutku dan lidah kami saling beradu. Saya merasakan tangan Alex yang kekar meremas-remas payudaraku sedangkan tangan Vera membelai rambutku. Saya tak ingin ketinggalan, saya mulai ikut meremas payudara Vera yang saya taksir berukuran 32C.

Lihat Juga :  Cerita Bokep Gairah Gadis Berjilbab Cantik

Kurang lebih lima menit kita bertiga saling memberi kenikmatan duniawi sampai Alex mencapai puncak dan ia ejakulasi. Saya sendiri merasa rasanya sudah orgasme kurang lebih 4 kali. Alex mengeluarkan kontolnya dari vaginaku dan Vera langsung menghisap kontolnya dan menelan semua air mani dari kontol Alex. Saya melihat Alex meraih kantong celananya dan mengambil sesuatu seperti obat. Ia menelan obat itu dengan segelas air di meja rias Vera. Saya melihat kontol Alex yang masih berdiri tegak. Dalam hati saya bertanya-tanya bukankah setiap kali pria ejakulasi pasti kontolnya akan lemas? Kenapa Alex tidak lemas-lemas? Belakangan saya tau ternyata Alex memakan semacam obat yang dapat membuat kontolnya terus tegang.

Setelah minum obat, Alex menyuruh Vera berbaring ditepi tempat tidur lalu Alex kembali ngentot dengan Vera dalam posisi missionary. Vera memanggil saya lalu saya diminta berbaring diatas tubuh Vera. Dengan terheran-heran saya ikuti kemauan Vera. Saya menindih tubuh Vera tetapi karena kaki Vera sedang ngangkang karena dalam posisi ngentot, terpaksa kaki saya bersimpuh disebelah kiri dan kanan Vera. Saya langsung mencium Vera dan Vera melingkarkan lengannya ke tubuhku dan kami berdua berciuman dengan mesra. Saya merasakan tangan Alex menggerayangi seluruh pantatku. Ia membuka belahan pantatku dan saya merasakan jarinya memainkan anusku. Saya menggumam saat jarinya mencoba disodok ke anusku tetapi Alex tidak melanjutkan. Beberapa menit kemudian, Vera menjerit dengan keras.

Tubuhnya mengejang saat air mani Alex kembali tumpah dalam vaginanya. Saya mencoba turun dari pelukan Vera tetapi Vera memeluk tubuhku dengan keras sehingga saya tidak bisa bergerak. Tak disangka, Alex kembali menyodorkan kontolnya ke vaginaku. Saya yang dalam posisi nungging di atas tubuh Vera tidak bisa menolak menerima kontol Alex. Alex kembali memompakan kontolnya dalam vaginaku. Saya sebenarnya rasanya sudah lemas dan akhirnya saya pasrah saja disetubuhi Alex dengan liar. Tetapi dalam hatiku saya senang sekali dientotin. Berkali-kali kontol Alex keluar masuk dalam vaginaku sedangkan Vera terus menerus mencium bibirku. Kali ini saya rasa tidak sampai 3 menit Alex ngentot dengan saya karena saya merasakan cairan hangat dari kontol Alex memenuhi vaginaku dan Alex berseru dengan keras merasakan kenikmatan yang ia peroleh. Saya sendiri melenguh dengan keras.

Seluruh otot vaginaku rasanya seperti mengejang. Saya cengkeram tubuh Vera dengan keras menikmati sensual dalam diriku. Alex lalu dalam keadaan lunglai membaringkan dirinya ke tempat tidur. Vera menyambutnya sambil mencium bibirnya. Mereka berdua saling berciuman. Saya berbaring disebelah kiri Alex sedangkan Vera disebelah kanannya. Kita bertiga tertidur sampai jam 5 sore. Setelah itu saya diantar pulang oleh Vera. **** Itu adalah pengalaman seksku yang sangat berkesan. Bertahun-tahun kemudian saya sering horny tetapi saya harus memendam perasaan itu karena belum tahu cara melampiaskannya. Dan sekarang saya merasa senang sekali karena akhirnya bisa merasakan kenikmatan bersetubuh baik dengan pria maupun wanita. Masing-masing ternyata mempunyai kenikmatan tersendiri.

Tamat

Cerita Dewasa 2017 Mantapnya Goyangan 2 Anak SMA

$
0
0

Cerita Dewasa 2017 Mantapnya Goyangan 2 Anak SMA – Situs Terlengkap Untuk Cerita Dewasa Pribadi, Cerita Sex Terbaru, Cerita Mesum, Cerita Ngentot, Cerita Hot, Cerita ABG, Cerita Tante-tante, Cerita Sex Jilbab, Seks Bergambar, Cerita Seks Dewasa, Kumpulan Cerita Seks Dewasa. Cerita Sex Terbaru, Cerita Seks Bergambar, Cerita Sex Dewasa, Cerita Mesum Terbaru. Seperti biasanya admin akan berbagikumpulan cerita dewasa terbaru hanya di blog Berita gue akan Berbagi Cerita Ngentot, Cerita ML, Sex Porno, Cerita Ngentot, Cerita bergambar, cerita sedarah, cerita 18+, 17+ dan Cerita Bercinta lainnya.

Kali ini admin mengambil topik cerita berjudul “Cerita 18+, Mantapnya Goyangan 2 Anak SMA ” semoga setelah membaca Cerita 18+, Mantapnya Goyangan 2 Anak SMA  asrat agan-agan sekalian tentang Cerita dewasa,cerita ngentot, cerita sek dan cerita hot bisa terpuaskan.,langsunga aja di nikmati Cerita 18+, Mantapnya Goyangan 2 Anak SMA Cerita 18+, Mantapnya Goyangan 2 Anak SMA  ~ Cerita Hot 2013 , Cerita dewasa Hot , untuk sobat yg sedang mencari informasi mengenai Cerita 18+, Mantapnya Goyangan 2 Anak SMA  ini secara lengkap akan saya berikan khusus untuk sobat sekalian.

Cerita Dewasa, Cerita Mesum, Cerita Ngentot Janda, Cerita Ngentot Pembantu, Cerita Ngentot Perawan, Cerita Panas, Cerita Pemerkosaan, Cerita Seks Indonesia, Cerita Seks Sedarah, Cerita Selingkuh, Cerita SEX, Cerita Skandal, Cerita Tante Girang, Cewek Telanjang, Foto Bugil, Memek Perawan, Tante Girang, Toket Gede Mulus |  Cerita Dewasa, Cerita Eksebionis, Cerita Mesum, Cerita Selingkuh, Cerita Sex, Cerita Skandal

Cerita 18+, Mantapnya Goyangan 2 Anak SMA ~ Suatu hari pas aq sedang turun kelapangan untuk menjaga lahan parkirku , tepatnya ketika para pengunjung sudah banyak pulang dan aq pun mau pulang tetapi sayang masih ada beberapa motor lagi yg belum keluar dari tempatku . Terpaksa aq menunggu saja daripada aq sdia-sdiakan sisanya karena lumayan bisa buat beli rokok bila semua dari sisa motor yg belum keluar itu . Tak lama kemuddian ada 2 orang Abg masih beldia kaket dan kutaksir saja mereka berdua masih SMU . Ketika dia mau mengambil motornya , aq pun langsung spontan saja pengen mengajaknya ngobrol.

Obat Pembesar Penis
” Sudah mau pulang ya dek ?? ” tanyaq
” Hmm . . iya kak , sudah malem nih ” katanya
” Belum malem kok , baru pukul setengah 10 nih ” katanya
” Iya sih , sebenernya masih awal sih , tapi taqt nyokap nyariin ” katanya
” Oya ?? anak nyokap donk kalian ” candaq
” Bukan donk . . cuma gak enak aja kalo bohong “
” Udah sar , jangan pulang dulu , qita jalan-jalan lagi aja yuk . Qmu nginap sama aq aja dirumah kakek . Telpon aja nyokap qmu , bilangin nginap dirumah kakek aq . Kakek udah tidur jam segini . Gak bakalan tahu ddia kalo qita pulangnya udah malem . Mau gak? ” potong temannya
” Nah . . bener tuh , sayg donk waktu muda gak dihabisin dengan senang-senang . Ikutin aja apa kata temen qmu itu bdiar nanti qmu gak nyesel dan dapat pengalaman baru ” kataq
” Eeehh . . hmmm . . Ntar aq telpon nyokap dulu ya , qmu tunggu disini dulu ” katanya
Anak itu pergi menjauh dari aq dan temannya untuk menelpon nyokapnya .
” Nama qmu sdiapa dek? ” tanyaq kepada temannya
” Shinta kak , yg itu namanya Sarah ” katanya
” Masih sekolah? ” tanyaq
” Iya kak masih SMU , kelas 2 ” katanya
” Kalian cuma teman sekelas atau masih sodara? ” tanyaq
” Cuma teman sekelas aja sih , tapi udah kayak sodara . ” katanya
” Kalian cantik-cantik menurut akak , sudah punya pacar? ” tanyaq lagi
” Belum kak , taqt sama bokap . Gak bakal diizinin sama bokap kalo aq pacaran ” katanya
” Bokap qmu bener sih , tapi kan kalo qmu mau . . kan bisa pacaran sembunyi-sembunyi . . bener gak ? ” kataq
Tiba-tiba Sarah sudah selesai nelpon nyokapnya . . datang menghampiri dan memutuskan pembicaraanku dengan Shinta .
” Udah Shin , nyokap ngizinin aq nginap sama qmu . Abis ini mau jalan kemana? ” tanyanya
” Qita muter-muter dulu cari tempat yg asyik buat qita nongkrong ” kata Shinta
” Ya udah , yuk . . Oya nih kak uang parkirnya ” kata Sarah memberiku uang parkir
” Gak usah dek , ambil aja . Lagdian akak perhatiin kalian juga sesarg datang kemari ” katanya
” Oh ya udah , makasih ya kak ” katanya langsung menancap gas meninggalkanku
Aq pun kembali sendiri menunggu sisa motor yg laen yg belum keluar . Dasar nasib , gara cuma nunggu 5 motor lagi aq harus menunggu 1 jam lebih belum juga keluar . Tak lama kemuddian 2 Abg tadi datang lagi kepadaq , sepertinya ada masalah bila aq lihat paras mereka .
” Kok kembali lagi dek? ” tanyaq
” Anu kak , kami tadi diikutin beberapa orang tak dikenal . Kami taqt , makanya kami kemari lagi mau minta tolong sama akak ” kata Sarah
” Oh , mana orangnya ? ” tanyaq
Tiba-tiba datang 5 buah motor yg dikendarai 5 orang Lelaki sebayaq .
” Oh kalian rupanya? ” kataq kepada semua yg datang
” Halo Kak Toyib , sorry kak ganggu nih . Kami mau bersenang-senang dengan mereka dulu kak ” kata salah satu dari mereka sambil menunjuk kepada Shinta dan Sarah
” Mending kalian semua cari yg laen aja ” kataq
” Lho kenapa kak? Kami kan tak mengganggu akak ” katanya
” Lho semua mau mampus apa di tangan gue? hah ??? ” bentakku
” Ja . . .jangan kak . . ampun deh . . sorry kak . . ” katanya
” Eh kalian memang lagi beruntung kenal dengan kak Toyib , kalo nggak kalian pasti kena dengan kami ” kata temannya
Aq pun secara spontan melaygkan tamparan kemukanya . . ” Plaaakkk “
” Woy , udah gue bilang pulang ya pulang . Jangan banyak bacot lo . . beneran mau mampus lo? ” bentakku sambil menarik bajunya . .
” Ehhh . . . iii . . .iiiiya kak . . ampun ” katanya dan mereka semua langsung kabur .
” Udah dek , sekarang aman . . kalian boleh pulang . Akak jamin mereka pasti gak akan ngikutin kalian lagi ” kataq
” Gak mau kak , kami mau pulang masih taqt di ikutin lagi sama mereka ” kata Sarah
” Iya kak , mereka pasti masih dendam sama kami ” kata Shinta
” Ya sudah , kalo mau disini ya silahkan sambil nemenin akak parkir . Ntar abis selesai parkir akak antesar kalian pulang ” kataq
” Iya kak gpp , kami disini aja deh . . ” kata Shinta
Setengah jam kemuddian parkirku selesai , aq pun mengantar mereka pulang . Didalam perjalanan aq sengaja menyuruh mereka jalan duluan dan aq mengikuti mereka dari belakang , ternyata Shinta dan Sarah benar . Orang orang tak dikenal tadi masih mengikuti mereka . Malah mereka berani menghentikan Shinta dan Sarah ditengah jalan . Aq langsung saja melaju kearah mereka . Aq parkirkan motorku ditepi jalan dan langsung saja aq mengeluarkan Badik yg kuselipkan didalam jaket dan kutodongkan kesalah satu dari mereka .
” Kalian memang bener-bener mau cari mampus sama gue ya? ” kataq sambil menyayat sedikit mukanya
” Kak , jangan kak . . Oke . .oke . . kami nyerah dan minta maaf . . ” katanya langsung kabur bersama teman-temannya meninggalkan kami .
” Shinta , Sarah . . udah ayo pulang . Udah gpp . . ” kataq dan mereka melanjutkan perjalanan .
Beberapa menit kemuddian sampailah kami dirumah kakek Shinta .
” Kak , gak masuk sekalian dulu ” katanya
” Ah gak usah , gak enak sama orang rumah disini ” kataq
” Gpp kok kak , disini memang gak ada orang . Kakek dan nenek gak ada dirumah , mereka nginap ditempat paman . Baru tadi sore kakek nelpon aq . ” kata Shinta
” Masa? Kalo gitu sih boleh-boleh aja , akak juga mau minta minum sama qmu , akak haus nih ” kataq
Kamipun masuk kedalam rumah , Shinta langsung mengunci pintu rumahnya .
” Akak nginep disini aja , kami taqt kak soalnya gak ada laki-laki dirumah ini yg bisa jagain kami bila kami tidur nanti ” kata Shinta
” Iya kak , please deh . . ” sahut Sarah
” Ok lah kalo itu yg kalian mau . Tapi jangan salahkan akak ya kalo tetangga sebelah tahu ada akak nginep disini sama kalian ” kataq
” Gpp kak , daripada kami ketaqtan disini dengan hal yg tadi . Mendingan ada akak disini , kami bisa merasa lega rasanya ” kata Sarah
Shintapun langsung kedapur , mengambil air putih untukku .
” Oya shin , aq numpang mandi ya , gerah nih rasanya ” kata Sarah sambil meninggalkanku sendiri diruang tamu .
Tak lama kemuddian Shinta datang menghampiriku sambil membawa segelas air putihnya untukku . Aq langsung menerimanya .
” Kak , nanti kalo mau tidur dikamarku aja ya , sama Sarah . Kami jadi tenang kalo ada akak yg jagain disamping kami . Mau ya ” kata Shinta
” Gak usah , diluar aja ” kataq
” Mau ya kak , Shinta beneran taqt kak sejak kejaddian tadi ” kata Shinta
” Iya deh , untung aja kalian sudah kenal dengan akak . Coba kalo gak , gimana nasib kalian hari ini bila bertemu mereka tadi ” kataq
” Hehe . . iya kak , makasih . Akak kayaknya preman ya? Kok aq ldiat mereka semua taqt sama akak . Kalo bukan preman , pikirku kenapa mereka harus taqt sama akak . Bener gak ? ” kata Shinta
” Akak bukan preman , kalo preman akak pasti sudah dapat jatah disana sini , ngapain akak harus jaga parkir ” kataq
” Tapi kenapa mereka taqt sama akak? ” tanya Shinta
” Ya gak tahu , mungkin aja mereka anggap akak ini seperti preman . Soalnya akak pernah berantem lawan 8 orang , dan salah satu dari mereka tewas ditangan akak . Ya itu dulu , lagdian akak sudah menjalani hukuman 2 tahun setengah didalam penjara . Itu karena akak bukan sengaja membunuh melainkan akak membela diri dari pada akak yg mati . Mungkin sejak kejaddian itu maka sampailah dari mulut kemulut bahwa akak adalah seorang preman . Padahal kenyataannya , kena pisaupun akak pasti luka dan berdarah . ” jelasku kepada Shinta
” Kak , jujur aq lihat akak seperti ada yg istimewa dalam diri akak , bukan karena aq telah ditolongin akak tadi . Aq melihat akak adalah sosok yg pantas buatku ” kata Shinta
” Apa maksud qmu? akak gak ngerti ” kataq
” Aq ingin akak mau jadi pacarku , sudah lama aq memperhatikan akak , cuma hari ini adalah hari yg kebetulan qita ketemu dan ngobrol bersama ” kata Shinta
” Hahaha . . Aneh , begini kenapa akak bilang aneh , pertama qmu belum kenal dengan akak lebih dalam , kedua . . akak ini jelek , lihat aja gigi akak aja ilang satu didepan . Masa qmu suka sama akak sementara masih banyak cowok sebaya qmu yg lebih dari akak ” kataq
” Iya kak , tapi entah kenapa hati aq memilih akak . Jujur , aq cari cowok bukan dari parasnya , uangnya atau pekerjaannya . Tapi aq mencari cowok yg bisa jagain aq dari segala gangguan dan aq melihat akak adalah cowok yg aq idam-idamkan ” katanya sambil meraih tanganku dan langsung menciumnya
Cerita Dewasa Memuaskan Teman SMA Terbaru 2013
Cerita Seks Memuaskan Teman SMA Terbaru 2013
Cerita Ngentot Memuaskan Teman SMA Terbaru 2013
Aq hanya bisa termenung dan tak bisa berkata apa-apa . Tiba-tiba ddia menyapaq . .
” Kak , kok ddiam? gak mau ya sama aq ” tanyanya
” Bukan begitu , akak lagi berpikir . Akak bingung harus menerima atau tidak , bilang akak menerima qmu , apa kata teman-teman qmu , keluarga qmu namun bila akak tidak menerima qmu berarti akak menydia-nydiakan kesempatan dan akak sendiri memang belum punya pacar dan kebetulan akak memang sedang mancari pacar . Akak tidak menygka ternyata malah qmu yg bilang duluan sama akak ” kataq
” Ya , aq cinta sama akak walau cuma melihat akak dari jauh selama ini . Baru kali ini qita bisa dekat , dan hari ini aq untuk pertama kalinya nembak cowok ” katanya
” Oke , akak mau sama qmu dan akak harap qmu gak kecewa bila setelah tuu akak itu seperti apa suatu saat nanti ” kataq
” Aq sdiap menerima apapun yg terjadi , qita jalani saja kak ” katanya sambil mencium bibirku
Aq langsung mendorongnya , dan Shinta pun langsung menggerutu .
” Shinta , belum saatnya . . sudah qmu tidur aja ” kataq
” Oke . . makasih akakku sayg , Shinta pashin tidur . Kalo mau qita tidur bareng sama Sarah di kamar , Gpp kok . Nanti aq sdiapin buat akak ” katanya
” Gak usah , akak tidur disofa aja ” kataq
Aq perhatikan Shinta meninggalkanku , lalu kulihat dari jauh ternyata Sarah sudah tidur duluan . Aq pun kembali merenungi nasibku hari ini . Akhirnya aq dapat pacar lagi , padahal aq baru putus bulan lalu . Tapi aq benar-benar bingung , kenapa banyak wanita yg ingin menjadi pacarku . Akhirnya aq pun terlelap . Entah apa yg terjadi , aq terkakun dari tidurku karena merasa haus . Aq pergi kedapur untuk mengambil air putih , tak sengaja aq melihat kearah kamar mandi , aq melihat Sarah sedang buang air kecil karena Sarah tidak menutup pintu . Langsung saja gairahku meningkat melihat kejaddian itu . Aq pun menuju kekamar mandi . .
” Ehh kak , maaf lupa ngunci pintu . Tadi aq pikir udah gak ada orang kesini , tadinya aq lihat Shinta sudah lelap dan akak pun juga terlelap , makanya gak aq kunci ” kata Sarah
” Sar . . ” kataq langsung memeluk tubuh Sarah
” Eh kak , jangan . . ” katanya
” Sar . . Hmm . . ” kataq sambil meraba Vaginanya
” Kak , jangan . . . kak ” katanya berusaha memberontak dari pelukanku
” Akak mau melaqkannya sama qmu sar , akak gak bisa nahan lagi sar , maafin akak ” kataq
” Jangan kak , please kak . . ” katanya
Aq langsung melepas pakainku semua , lalu buka kaki dan pahanya Sarah . Aq menjilati vaginanya sementara Sarah terus saja memberontak tetapi tak bersuara yg bisa membuat Shinta kakun . Aq tak peduli walupun Shinta kakun , aq tetap saja ingin menikmati tubuh Sarah .
” Sssstttt . . . aaahhh . . hmmm ” desah Sarah
Puas dengan menjilati vagina Sarah aq pun membuka baju Sarah dan menikmati payudara Sarah . Putingnya aq hisap secara bergantdian dan Sarah tak menolak lagi atas perlaqanku terhadapnya .
” Ehhhmmm . . aaahhh kak , sssssttt aaahhh terus kak ” katanya
Beberapa menit kemuddian setelah puas menjilati tubuh Sarah , aq memandu batang penisku ke arah lukak vaginanya . Lalu keterobos saja dan memang sih agak susah tetapi aq berusaha menghujamkannya sampai bisa masuk . Dan akhirnya masuk . .
” Awww . . . aduh , sakit kak . . ” kata Sarah
” Tahan aja sayg , nikmati saja . Memang beginilah rasanya kalau qmu belum pernah melaqkan ini . Nanti juga bakal lain rasanya . Nikmati saja ya ” kataq sambil mencium dan melumat bibirnya .
Setelah Sarah tak bersuara lagi , aq pelan-pelang memompa vaginanya .
” Aaaahhh . . terus kak , enak kak rasanya udah gak sakit lagi kayak tadi ” katanya
Aq pun mempercepat gerakanku memompa vaginanya . Akan tetapi aq tidak ingin permainan ini cepat selesai , aq pun mencabut batang penisku dari vaginanya dan kusodorkan kemulutnya .
” Sar , buka mulutmu sayg ” kataq
” Gak mau kak , aq geli dan jijik kak ” katanya
” Buka aja sar , maukan qmu beri akak kepuasan? Nanti akak pasti akan membalasnya , akak akan memberikanmu kepuasan juga . Please . . ” kataq
Sarah pelan tapi pasti membuka mulutnya , aq langsung saja menancapkan batang penisku kedalam mulutnya . Ku pandu Sarah dengan memegang kepalanya agar mengikuti iramaq .
” Weeekkk , aaahhh . . . kak sudah ya ” katanya
” Ya sudah gpp , qmu buka paha qmu , akak akan beri qmu kepuasan seperti janji akak tadi ” kataq
Sarah membuka kakinya dan melebarkan pahanya , aq lalu mengecup klitorisnya dan ku jilati hingga Sarah mengelinjang , ku gigit sedikit klitorisnya . .
” Aww . . aah yeaah ssssttt ” desahnya seisarg gerak tubuhnya yg mengelinjang sambil tangannya menahan kepalaq . Setelah kurasa cukup aq pun kembali menancapkan batang penisku kedalam lukak vaginanya .
” Aduh , pelan-pelan kak ” pintanya

Lihat Juga :  Cerita Dewasa Kenikmatan Jepitan Susu Lidya

Aq menurutinya dan setelah batang penisku kembali masuk aq pun mulai memompa vaginanya dengan gerakan perlahan hingga sedikit demi sedikit kupercepat gerakanku . Sarah sudah mulai meracau omongannya dan tak begitu jelas kudengar kata-katanya ditelingaq . Beberapa menit kemuddian aq merasa akan mencapai puncak klimaks dan langsung saja aq cabut batang penisku dan kutumpahkan spermaq di pantatnya .
” Ooohhhh yeeeeaaaaahhh Sarah . . . . Ssssttt aaahh yeaahh ” kataq
Setelah puas aq melihat cairan spermaq mengalir kebawah mengenai vaginanya dan akhirnya jatuh kelantai . Kupeluk tubuh Sarah dan kulumat bibirnya . Lalu kami pun membersihkan diri kami masing-masing dengan air yg ada dikamar mandi . Dan kami pun mengenakan pakain kami masing-masing .
” Sarah , terimakasih ya . Akak minta maaf kaket sama qmu telah merenggut mahkota qmu ” kataq
” Sebenarnya Sarah sedih kak , tapi apa yg harus disesali bila semuanya sudah terjadi? Sarah juga merasa puas kak , ini pengalaman yg berharga bagi Sarah ” katanya
” Ya sudah , qmu jangan cerita sama sdiapapun , termasuk sama Shinta ya . Akak gak mau Shinta kecewa sama akak ” kataq
” Apa maksud akak ? ” kata Sarah
” Hmm anu . . Shinta , Sar . . Akak sudah jaddian sama Shinta tadi sebelum tidur ” kataq
” Kak , aq gimana? ” tanya Sarah
” Ya , qmu maunya gimana? ” kataq
” Aq juga mau jadi pacar akak , aq gak mau disdia-sdiakan setelah kejaddian ini ” kata Sarah
” Ya sudah , qmu juga pacar akak , tapi jangan bilang sama Shinta kalo qita juga pacaran ya . Qmu tolongin akak sar , akak gak mau Shinta kecewa . Janji ya ? ”

kata q sambil menunjukkan jari kelingking kedepannya Sarah pun menunjukkan jari kelingkingnya dan menyentuhkan jari kelingkingnya ke jari kelingkingku. Kamipun keluar dari kamar mandi. Sarah menuju kamar dan aq kembali tidur disofa. Sejak kejaddian itu, aq lebih sesarg melaqkan sex dengan Sarah dan Shinta sama sekali tak kusentuh sedikitpun. Hubungan itu kami laqkan sampai Sarah nyerah kepada Shinta dan rela melepasku agar aq kembali kepada Shinta. Dan Shinta tak pernah tahu aq berpacaran juga dengan sahabatnya. Akhirnya Sarah punya pacar baru namun dia masih saja tak bisa melupakanku. Dia masih saja menelpon atau SMS aq untuk bertemu dan melaqkan hubungan sex.

Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Dewasa Hot, Cerita Dewasa Bugil, Cerita Dewasa Ngentot memek, abg lucah, cerita 21+ selingkuh, cerita bokep terpanas, cerita mesum terbaru, cerita seks bergambar, cerita sex dewasa, janda gatel, janda gersang, ngentot dengan abg, ngentot dengan istri, ngentot dengan majikan, ngentot dengan pembantu, pecah selaput darah.

Tamat

Cerita Mesum ML Dengan Pembantuku yang Baru

$
0
0

Cerita Mesum ML Dengan Pembantuku yang Baru – Aku adalah seorang ayah dari 2 orang anak lelaki yang berusia 9 dan 4 tahun. Isteriku bekerja sebagai Direktur di suatu prusahaan swasta. Kehidupan rumah tanggaku harmonis dan bahagia, kehidupan seks-ku dengan isteriku tidak ada hambatan sama sekali. Kami memiliki seorang pembantu, Sumiah namanya, berumur kurang lebih 23 tahun, belum kawin dan masih lugu karena kami dapatkan langsung dari desanya di Jawa Timur. Wajahnya biasa saja, tidak cantik juga tidak jelek, kulitnya bersih dan putih terawat, badannya kecil, tinggi kira-kira 155 cm, tidak gemuk tapi sangat ideal dengan postur tubuhnya, buah dadanya juga tidak besar, hanya sebesar nasi di Kentucky Fried Chicken.

Cerita ini terjadi pada tahun 1999, berawal ketika aku pulang kantor kurang lebih pukul 14:00, jauh lebih cepat dari biasanya yang pukul 19:00. Anakku biasanya pulang dengan ibunya pukul 18:30, dari rumah neneknya. Seperti biasanya, aku langsung mengganti celanaku dengan sarung kegemaranku yang tipis tapi adem, tanpa celana dalam. Pada saat aku keluar kamar, nampak Sumiah sedang menyiapkan minuman untukku, segelas besar es teh manis.

Pada saat dia akan memberikan padaku, tiba-tiba dia tersandung karpet di depan sofa di mana aku duduk sambil membaca koran, gelas terlempar ke tempatku, dan dia terjerembab tepat di pangkuanku, kepalanya membentur keras kemaluanku yang hanya bersarung tipis. Spontan aku meringis kesakitan dengan badan yang sudah basah kuyup tersiram es teh manis, dia bangun membersihkan gelas yang jatuh sambil memohon maaf yang tidak henti-hentinya.

Semula aku akan marah, namun melihat wajahnya yang lugu aku jadi kasihan, sambil aku memegangi kemaluanku aku berkata, “Sudahlah nggak pa-pa, cuman iniku jadi pegel”, sambil menunjuk kemaluanku.
“Sum harus gimana Pak?” tanyanya lugu.
Aku berdiri sambil berganti kaos oblong, menyahut sambil iseng, “Ini musti diurut nih!”
“Ya, Pak nanti saya urut, tapi Sum bersihin ini dulu Pak!” jawabnya.

Aku langsung masuk kamar, perasaanku saat itu kaget bercampur senang, karena mendengar jawaban pembantuku yang tidak disangka-sangka. Tidak lama kemudian dia mengetuk pintu, “Pak, Mana Pak yang harus Sum urut..” Aku langsung rebah dan membuka sarung tipisku, dengan kemaluanku yang masih lemas menggelantung. Sum menghampiri pinggir tempat tidur dan duduk.
“Pake, rhemason apa balsem Pak?” tanyanya.
“Jangan.. pake tangan aja, ntar bisa panas!” jawabku.

Lalu dia meraih batang kemaluanku perlahan-lahan, sekonyong-konyong kemaluanku bergerak tegang, ketika dia menggenggamnya.
“Pak, kok jadi besar?” tanyanya kaget.
“Wah itu bengkaknya mesti cepet-cepet diurut. Kasih ludahmu aja biar nggak seret”, kataku sedikit tegang.
Dengan tenang wajahnya mendekati kemaluanku, diludahinya ujung kemaluanku.
“Ah.. kurang banyak”, bisikku bernafsu.
Kemudian kuangkat pantatku, sampai ujung kemaluanku menyentuh bibirnya, “Dimasukin aja ke mulutmu, biar nggak cape ngurut, dan cepet keluar yang bikin bengkak!” perintahku seenaknya.

Perlahan dia memasukkan kemaluanku, kepalanya kutuntun naik turun, awalnya kemaluanku kena giginya terus, tapi lama-lama mungkin dia terbiasa dengan irama dan tusukanku. Aku merasa nikmat sekali. “Akh.. uh.. uh.. hah..” Kulumannya semakin nikmat, ketika aku mau keluar aku bilang kepadanya, “Sum nanti kalau aku keluar, jangan dimuntahin ya, telan aja, sebab itu obat buat kesehatan, bagus sekali buat kamu”, bisikku. “Hepp.. ehm.. HPp”, jawabnya sambil melirikku dan terus mengulum naik turun.

Akhirnya kumuncratkan semua air maniku. “Akh.. akh.. akh.. Sum.. Sum.. enakhh..” Pada saat aku menyemprotkan air maniku, dia diam tidak bergerak, wajahnya meringis merasakan cairan asing membasahi kerongkongannya, hanya aku saja yang membimbing kepalanya agar tetap tidak melepas kulumannya.

Setelah aku lemas baru dia melepaskan kulumannya, “Udah Pak?, apa masih sakit Pak?” tanyanya lugu, dengan wajah yang memelas, bibirnya yang basah memerah, dan sedikit berkeringat. Aku tertegun memandang Sum yang begitu menggairahkan saat itu, aku duduk menghampirinya, “Sum kamu capek ya, apa kamu mau tahu kalau kamu diurut juga kamu bisa seger kayak Bapak sekarang!”
“Nggak Pak, saya nggak capek, apa bener sih Pak kalo diurut kayak tadi, bisa bikin seger? tanyanya semakin penasaran. Aku hanya menjawab dengan anggukan dan sambil meraih pundaknya kucium keningnya, lalu turun ke bibirnya yang basah dan merah, dia tidak meronta juga tidak membalas. Aku merasakan keringat dinginnya mulai keluar, ketika aku mulai membuka kancing bajunya satu persatu, sama sekali dia tidak berontak hingga tinggal celana dalam dan Bh-nya saja.

Tiba-tiba dia berkata, “Pak, Sum malu Pak, nanti kalo Ibu dateng gimana Pak?” tanyanya takut.
“Lho Ibu kan baru nanti jam enam, sekarang baru jam tiga, jadi kita masih bisa bikin seger badan”, jawabku penuh nafsu. Lalu semua kubuka tanpa penutup, begitu juga aku, kemaluanku sudah mulai berdiri lagi. Dia kurebahkan di tepi tempat tidur, lalu aku berjongkok di depan dengkulnya yang masih tertutup rapat, “Buka pelan-pelan ya, nggak pa-pa kok, aku cuma mau urut punya kamu”, kataku meyakinkan, lalu dia mulai membuka pangkal pahanya, putih, bersih dan sangat sedikit bulunya yang mengitari liang kewanitaannya, cenderung botak.

Dengan ketidaksabaranku, aku langsung menjilat bibir luar kewanitaannya, tanpa ampun aku jilat, sesekali aku sodokkan lidahku ke dalam, “Akh.. Pak geli.. akh.. akuhhfh..” Klitorisnya basah mengkilat, berwarna merah jambu. Aku hisap, hanya kira-kira 5 menit kulumat liang kewanitaannya, lalu dia berteriak sambil menggeliat dan menjepit kepalaku dengan pahanya serta matanya terpejam. “Akh.. akh.. uahh..” teriakan panjang disertai mengalirnya cairan dari dalam liang kewanitaannya yang langsung kujilati sampai bersih.

“Gimana Sum, enak?” tanyaku nakal. Dia mengangguk sambil menggigit bibir, matanya basah kutahu dia masih takut. “Nah sekarang, kalau kamu sudah ngerti enak, kita coba lagi ya, kamu nggak usah takut!”. Kuhampiri bibirnya, kulumat bibirnya, dia mulai memberikan reaksi, kuraba buah dadanya yang kecil, lalu kuhisap-hisap puting susunya, dia menggelinjang, lama kucumbui dia, hingga dia merasa rileks dan mulai memberikan reaksi untuk membalas cumbuanku, kemaluanku sudah tegang.

Lihat Juga :  Cerita Mesum dengan Adik Kandungku Sendiri

Kemudian kuraba liang kewanitaannya yang ternyata sudah berlendir dan basah, kesempatan ini tidak kusia-siakan, kutancapkan kemaluanku ke dalam liang kenikmatannya, dia berteriak kecil, “Aauu.. sakit Pak!”. Lalu dengan perlahan kutusukkan lagi, sempit memang, “Akhh.. uuf sakit Pak..”. Melihat wajahnya yang hanya meringis dengan bibir basah, kuteruskan tusukanku sambil berkata, “Ini nggak akan lama sakitnya, nanti lebih enak dari yang tadi, sakitnya jangan dirasain..” tanpa menunggu reaksinya kutancapkan kemaluanku, meskipun dia meronta kesakitan, pada saat kemaluanku terbenam di dalam liang surganya kulihat matanya berair (mungkin menangis) tapi aku sudah tidak memikirkannya lagi, aku mulai mengayunkan semua nafsuku untuk si Sum.

Hanya sekitar 7 menit dia tidak memberikan reaksi, namun setelah itu aku merasakan denyutan di dalam liang kewanitaannya, kehangatan cairan liang kewanitaannya dan erangan kecil dari bibirnya. Aku tahu dia akan mencapai klimaks, ketika dia mulai menggoyangkan pantatnya, seolah membantu kemaluanku memompa tubuhnya. Tak lama kemudian, tangannya merangkul erat leherku, kakinya menjepit pinggangku, pantatnya naik turun, matanya terpejam, bibirnya digigit sambil mengerang, “Pak.. Pak terus.. Pak.. Sum.. Summ..Sum.. daapet enaakhh Pak.. ahh..” mendengar erangan seperti itu aku makin bernafsu, kupompa dia lebih cepat dan.. “Sum.. akh.. akh.. akh..” kusemprotkan semua maniku dalam liang kewanitaannya, sambil kupandangi wajahnya yang lemas. Aku lemas, dia pun lemas.

“Sum aku nikmat sekali, habis ini kamu mandi ya, terus beresin tempat tidur ini ya!”, suruhku di tengah kenikmatan yang kurasakan.
“Ya Pak”, jawabnya singkat sambil mengenakan pakaiannya kembali.
Ketika dia mau keluar kamar untuk mandi dia berbalik dan bertanya, “Pak.. kalo pulang siang kayak gini telpon dulu ya Pak, biar Sum bisa mandi dulu, terus bisa ngurutin Bapak lagi”, lalu ngeloyor keluar kamar, aku masih tertegun dengan omongannya barusan, sambil menoleh ke sprei yang terdapat bercak darah perawan Sum.

Saat ini Sum masih bekerja di rumahku, setiap 2 hari menjelang menstruasi (datang bulannya sangat teratur), aku pulang lebih awal untuk berhubungan dengan pembantuku, namun hampir setiap hari di pagi hari kurang lebih pukul 5, kemaluanku selalu dikulumnya saat dia mencuci di ruang cuci, pada saat itu isteriku dan anak-anakku belum bangun.

Tamat

Cerita Bugil Tanteku yang Nakal dan Genit

$
0
0

Cerita Bugil Tanteku yang Nakal dan Genit – Aku ingat janjiku hari ini untuk mengembalikan foto porno milik Dito. Tapi di mana foto itu ? Jangan-jangan ada yang mengambilnya. Aku yakin betul kemarin aku selipkan di antara buku Fisika dan Stereometri (kedua buku itu memang lebar, bisa menutupi). Nah ini dia ada di dalam buku Gambar. Pasti ada seseorang yang memindahkannya. Logikanya, sebelum orang itu memindahkan, tentu ia sempat melihatnya. Tiba-tiba aku cemas. Siapa ya ? Si Mar, Tinah, atau Tante ? Atau lebih buruk lg rumah yang melihat foto itu, membuatku malu sekali! Yang penting, aku harus kembalikan ke Dito sekarang.


Siangnya pulang sekolah ketika aku masuk ke ruang keluarga, Si Mar sedang memijit punggung Tante. Tante tengkurap di karpet, Si Mar menaiki pantat Tante. Punggung Tante itu terbuka 100 %, tak ada tali kutang di sana. Putihnya mak..! Si Mar cepat-cepat menutup punggung itu ketika tahu mataku menjelajah ke sana, sambil melihatku dengan senyum penuh arti. Sialan! Si Mar tahu persis kenakalanku. Aku masuk kamar. Hilang kesempatan menikmati punggung putih itu. Tadi pagi aku lupa membawa buku Gambar gara-gara mengurus foto si Dito. Aku berniat mempersiapkan dari sekarang sambil berusaha melupakan punggung putih itu. Sesuatu jatuh bertebaran ke lantai ketika aku mengambil buku Gambar.

Seketika dadaku berdebar kencang setelah tahu apa yang jatuh tadi. Lepasan dari majalah asing. Di tiap pojok bawahnya tertulis “Hustler” edisi tahun lalu. Satu serial foto sepasang bule yang sedang berhubungan kelamin! Ada tiga gambar, gambar pertama Si Cewe terlentang di ranjang membuka kakinya sementara Si Cowo berdiri di atas lututnya memegang alatnya yang tegang besar (mirip punyaku kalau lagi tegang cuma beda warna, punyaku gelap) menempelkan kepala penisnya ke kelamin Cewenya. Menurutku, dia menempelnya kok agak ke bawah, di bawah “segitiga terbalik” yang penuh ditumbuhi rambut halus pirang.

Gambar kedua, posisi Si Cewe masih sama hanya kedua tangannya memegang bahu si Cowo yang kini condong ke depan. Nampak jelas separoh batangnya kini terbenam di selangkangan Si Cewe. Lho, kok di situ masuknya ? Kuperhatikan lebih saksama. Kayaknya dia “masuk” dengan benar, karena di samping jalan masuk tadi ada “yang berlipat-lipat”, persis gambar milik Dito kemarin. Menurut bayanganku selama ini, “seharusnya” masuknya penis agak lebih ke atas. Baru tahu aku, khayalanku selama ini ternyata salah! Gambar ketiga, kedua kaki Si Cewe diangkat mengikat punggung Si Cowo. Badan mereka lengket berimpit dan tentu saja alat Si Cowo sudah seluruhnya tenggelam di “tempat yang layak” kecuali sepasang “telornya” saja menunggu di luar. Mulut lelaki itu menggigit leher wanitanya, sementara telapak tangannya menekan buah dada, ibujari dan telunjuk menjepit putting susunya. Gemetaran aku mengamati gambar-gambar ini bergantian.

Tanpa sadar aku membuka resleting celanaku mengeluarkan milikku yang dari tadi telah tegang. Kubayangkan punyaku ini separoh tenggelam di tempat si Mar persis gambar kedua. Kenyataanya memang sekarang sudah separoh terbenam, tapi di dalam tangan kiriku. Akupun meniru gambar ketiga, tenggelam seluruhnya, gambar kedua, setengah, ketiga, seluruhnya..geli-geli nikmat… terus kugosok… makin geli.. gosok lagi.. semakin geli… dan.. aku terbang di awan.. aku melepas sesuatu… hah.. cairan itu menyebar ke sprei bahkan sampai bantal, putih, kental, lengket-lengket.

Enak, sedap seperti waktu mimpi basah. Sadar aku sekarang ada di kasur lagi, beberapa detik yang lalu aku masih melayang-layang. He! Kenapa aku ini? Apa yang kulakukan ? Aku panik. Berbenah. Lap sini lap sana. Kacau! Kurapikan lagi celanaku, sementara si Dia masih tegang dan berdenyut, masih ada yang menetes. Aku menyesal, ada rasa bersalah, rasa berdosa atas apa yang baru saja kulakukan. Aku tercenung. Gambar-gambar sialan itu yang menyebabkan aku begini. Masturbasi. Istilah aneh itu baru aku ketahui dari temanku beberapa hari sesudahnya. Si Dito menyebutnya ‘ngeloco’. Aneh. Ada sesuatu yang lain kurasakan, keteganganku lenyap. Pikiran jadi cerah meski badan agak lemas..

***

Sehari itu aku jadi tak bersemangat, ingat perbuatanku siang tadi. Rasanya aku telah berbuat dosa. Aku menyalahkan diriku sendiri. Bukan salahku seluruhnya, aku coba membela diri. Gambar-gambar itu juga punya dosa. Tepatnya, pemilik gambar itu. Eh, siapa yang punya ya ? Tahu-tahu ada di balik buku-bukuku. Siapa yang menaruh di situ ? Ah, peduli amat. Akan kumusnahkan. Aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi, tidak akan masturbasi lagi. Perasaan seperti ini masih terbawa sampai keesokkan harinya lagi. Sehingga kulewatkan kesempatan untuk meraba dada Mar seperti kemarin. Ia telah memberi lampu hijau untuk aku “tindaklanjuti”. Tapi aku lagi tak bersemangat. Masih ada rasa bersalah.

Hari berikutnya aku “harus” tegang lagi. Bukan karena Si Mar yang (menurutku) bersedia dijamah tubuhnya. Tapi lagi-lagi karena Si Putih molek itu, Tante Yani. Siang itu aku pulang agak awal, pelajaran terakhir bebas. Sebentar aku melayani Luki melempar-lempar bola di halaman, lalu masuk lewat garasi, seperti biasa. Hampir pingsan aku ketika membuka pintu menuju ruang keluarga. Tante berbaring terlentang, mukanya tertutupi majalah “Femina”, terdengar dengkur sangat halus dan teratur. Rupanya ketiduran sehabis membaca. Mengenakan baju-mandi seperti dulu tapi ini warna pink muda, rambut masih terbebat handuk. Agaknya habis keramas, membaca terus ketiduran. Model baju mandinya seperti yang warna putih itu, belah di depan dan hanya satu pengikat di pinggang. Jelas ia tak memakai kutang, kelihatan dari bentuk buah dadanya yang menjulang dan bulat, serta belahan dadanya seluruhnya terlihat sampai ke bulatan bawah buah itu. Sepasang buah bulat itu naik-turun mengikuti irama dengkurannya. Berikut inilah yang membuatku hampir pingsan. Kaki kirinya tertekuk, lututnya ke atas, sehingga belahan bawah baju-mandi itu terbuang ke samping, memberiku “pelajaran” baru tentang tubuh wanita, khususnya milik Tante. Tak ada celana dalam di sana.

Tanteku ternyata punya bulu lebat. Tumbuh menyelimuti hampir seluruh “segitiga terbalik”. Berwarna hitam legam, halus dan mengkilat, tebal di tengah menipis di pinggir-pinggirnya. “Arah” tumbuhnya seolah diatur, dari tengah ke arah pinggir sedikit ke bawah kanan dan kiri.

Berbeda dengan yang di gambar, rambut Tante yang di sini lurus, tak keriting. Wow, sungguh “karya seni” yang indah sekali! Kelaminku tegang luar biasa. Aku lihat sekeliling. Si Tinah sedang bermain dengan anak asuhnya di halaman depan. Si Mar di belakang, mungkin sedang menyetrika. Kalau Tante sedang di ruang ini, biasanya Si Mar tidak kesini, kecuali kalau diminta Tante memijit. Aman!

Dengan wajah tertutup majalah aku jadi bebas meneliti kewanitaan Tante, kecuali kalau ia tiba-tiba terbangun. Tapi aku ‘kan waspada. Hampir tak bersuara kudekati milik Tante. Kini giliran bagian bawah rambut indah itu yang kecermati. Ada “daging berlipat”, ada benjolan kecil warna pink, tampaknya lebih menonjol dibanding milik bule itu. Dan di bawah benjolan itu ada “pintu”. Pintu itu demikian kecil, cukupkah punyaku masuk ke dalamnya ? Punyaku ? Enak saja! Memangnya lubang itu milikmu ? Bisa saja sekarang aku melepas celanaku, mengarahkan ujungnya ke situ, persis gambar pertama, mendorong, seperti gambar kedua, dan …Tiba-tiba Tante menggerakkan tangannya. Terbang semangatku. Kalau ada cermin di situ pasti aku bisa melihat wajahku yang pucat pasi. Dengkuran halus terdengar kembali. Untung., nyenyak benar tidurnya. Bagian atas baju-mandinya menjadi lebih terbuka karena gerakan tangannya tadi. Meski perasaanku tak karuan, tegang, berdebar, nafas sesak, tapi pikiranku masih waras untuk tidak membuka resleting celanaku. Bisa berantakan masa depanku. Aku “mencatat” beberapa perbedaan antara milik Tante dengan milik bule yang di majalah itu. Rambut, milik Tante hitam lurus, milik bule coklat keriting. Benjolan kecil, milik Tante lebih “panjang”, warna sama-sama pink. Pintu, milik Tante lebih kecil. Lengkaplah sudah aku mempelajari tubuh wanita. Utuhlah sudah aku mengamati seluruh tubuh Tante. Seluruhnya ? Ternyata tidak, yang belum pernah aku lihat sama sekali : puting susunya. Kenapa tidak sekarang ? Kesempatan terbuka di depan mata, lho! Mataku beralih ke atas, ke bukit yang bergerak naik-turun teratur. Dada kanannya makin lebar terbuka, ada garis tipis warna coklat muda di ujung kain. Itu adalah lingkaran kecil di tengah buah, hanya pinggirnya saja yang tampak. Aku merendahkan kepalaku mengintip, tetap saja putingnya tak kelihatan. Ya, hanya dengan sedikit menggeser tepi baju mandi itu ke samping, lengkaplah sudah “kurikulum” pelajaran anatomi tubuh Tante. Dengan amat sangat hati-hati tanganku menjangkau tepi kain itu. Mendadak aku ragu. Kalau Tante terbangun bagaimana ? Kuurungkan niatku. Tapi pelajaran tak selesai dong! Ayo, jangan bimbang, toh dia sedang tidur nyenyak. Ya, dengkurannya yang teratur menandakan ia tidur nyenyak. Kembali kuangkat tanganku. Kuusahakan jangan sampai kulitnya tersentuh. Kuangkat pelan tepi kain itu, dan sedikit demi sedikit kugeser ke samping. Macet, ada yang nyangkut rupanya. Angkat sedikit lagi, geser lagi. Kutunggu reaksinya. Masih mendengkur. Aman. Terbukalah sudah.. Puting itu berwarna merah jambu bersih. Berdiri tegak menjulang, bak mercusuar mini. Amboi . indahnya buah dada ini. Tak tahan aku ingin meremasnya. Jangan, bahaya. Aku harus cepat-cepat pergi dari sini. Bukan saja khawatir Tante terbangun, tapi takut aku tak mampu menahan diri, menubruk tubuh indah tergolek hampir telanjang bulat ini.

***

Aku jadi tak tenang. Berulang kali terbayang rambut-rambut halus kelamin dan puting merah jambu milik Tante itu. Apalagi menjelang tidur. Tanpa sadar aku mengusap-usap milikku yang tegang terus ini. Tapi aku segera ingat janjiku untuk tidak masturbasi lagi. Mendingan praktek langsung. Tapi dengan siapa ?

Hari ini aku pulang cepat. Masih ada dua mata pelajaran sebetulnya, aku membolos, sekali-kali. Toh banyak juga kawanku yang begitu. Percuma di kelas aku tak bisa berkonsentrasi. Di garasi aku ketemu Tante yang siap-siap mau pergi senam. Dibalut baju senam yang ketat ini Tante jadi istimewa. Tubuhnya memang luar biasa. Dadanya membusung tegak ke depan, bagian pinggang menyempit ramping, ke bawah lagi melebar dengan pantat menonjol bulat ke belakang, ke bawah menyempit lagi. Sepasang paha yang nyaris bulat seperti batang pohon pinang, sepasang kaki yang panjang ramping. Walaupun tertutup rapat aku ngaceng juga. Lagi-lagi aku terrangsang. Diam-diam aku bangga, sebab di balik pakaian senam itu aku pernah melihatnya, hampir seluruhnya! Justru bagian tubuh yang penting-penting sudah seluruhnya kulihat tanpa ia tahu! Salah sendiri, teledor sih. Ah, salahku juga, buktinya kemarin aku menyingkap putingnya.

“Lho, kok udah pulang, To” sapanya ramah. Ah bibir itu juga menggoda.

“Iya Tante, ada pelajaran bebas” jawabku berbohong. Kubukakan pintu mobilnya. Sekilas terlihat belahan dadanya ketika ia memasuki mobil. Uih, dadanya serasa mau “meledak” karena ketatnya baju itu.

“Terima kasih” katanya. “Tante pergi dulu ya”. Mobilnya hilang dari pandanganku.

***

Selasai mandi hari sudah hampir gelap. Di ruang keluarga Tante sedang duduk di sofa nonton TV sendiri.

“Senamnya di mana Tante ?” Aku coba membuka percakapan. Aku memberanikan diri duduk di sofa yang sama sebelah kanannya.

“Dekat, di Tebet Timur Dalam”. Malam ini Tante mengenakan daster pendek tak berlengan, ada kancing-kancing di tengahnya, dari atas ke bawah.

“Tumben, kamu tidur siang”

“Iya Tante, tadi main voli di situ” jawabku tangkas.

“Kamu suka main voli ?”

“Di Kampung saya sering olah-raga Tante” Aku mulai berani memandangnya langsung, dari dekat lagi. Ih, bahu dan lengan atasnya putih banget!

“Pantesan badanmu bagus” Senang juga aku dipuji Tanteku yang rupawan ini.

“Ah, Kalau ini mungkin saya dari kecil kerja keras di kebun, Tante” Wow, buah putih itu mengintip di antara kancing pertama dan kedua di tengah dasternya. Ada yang bergerak di celanaku.

“Kerja apa di kebun ?”

“Mengolah tanah, menanam, memupuk, panen” Buah dada itu rasanya mau meledak keluar.

“Apa saja yang kamu tanam ?” tanyanya lagi sambil mengubah posisi duduknya, menyilangkan sebelah kakinya.

Kancing terakhir daster itu sudah terlepas. Waktu sebelah pahanya menaiki pahanya yang lain, ujung kain daster itu tidak “ikut”, jadi 70 % paha Tante tersuguh di depan mataku. Putih licin. Yang tadi bergerak di celanaku, berangsur membesar.

“Macam-macam tergantung musimnya, Tante. Kentang, jagung, tomat” Hampir saja aku ketahuan mataku memelototi pahanya.

“Kalau kamu mau makan, duluan aja”

“Nanti aja Tante, nunggu Oom” Aku memang belum lapar. Adikku mungkin yang “lapar”

“Oom tadi nelepon ada acara makan malam sama tamu dari Singapur, pulangnya malam”

“Saya belum lapar” jawabku supaya aku tidak kehilangan momen yang bagus ini.

“Kamu betah di sini ?” Ia membungkuk memijit-mijit kakinya. Betisnya itu…

“Kerasan sekali, Tante. Cuman saya banyak waktu luang Tante, biasa kerja di kampung, sih. Kalau ada yang bisa saya bantu Tante, saya siap”

“Ya, kamu biasakan dulu di sini, nanti Tante kasih tugas”

“Kenapa kakinya Tante ?” Sekedar ada alasan buat menikmati betisnya.

“Pegel, tadi senamnya habis-habisan”

Di antara kancing daster yang satu dengan kancing lainnya terdapat “celah”. Ada yang sempit, ada yang lebar, ada yang tertutup. Celah pertama, lebar karena busungan dadanya, menyuguhkan bagian kanan atas buah dada kiri. Celah kedua memperlihatkan kutang bagian bawah. Celah ketiga rapat, celah keempat tak begitu lebar, ada perutnya. Celah berikutnya walaupun sempit tapi cukup membuatku tahu kalau celana dalam Tante warna merah jambu. Ke bawah lagi ada sedikit paha atas dan terakhir, ya yang kancingnya lepas tadi.

“Mau bantu Tante sekarang ?”

“Kapan saja saya siap”

“Betul ?”

“Kewajiban saya, Tante. Masa numpang di sini engga kerja apa-apa”

“Pijit kaki Tante, mau ?”

Hah ? Aku tak menyangka diberi tugas mendebarkan ini

“Biasanya sama Si Mar, tapi dia lagi engga ada”

“Tapi saya engga bisa mijit Tante, cuma sekali saya pernah mijit kaki teman yang keseleo karena main bola” Aku berharap ia jangan membatalkan perintahnya.

“Engga apa-apa. Tante ambil bantal dulu” Goyang pinggulnya itu…

Sekarang ia tengkurap di karpet. Hatiku bersorak. Aku mulai dari pergelangan kaki kirinya. Aah, halusnya kulit itu. Hampir seluruh tubuh Tante pernah kulihat, tapi baru inilah aku merasakan mulus kulitnya. Mataku ke betis lainnya mengamati bulu-bulu halus.

“Begini Tante, kurang keras engga ?”

“Cukup segitu aja, enak kok”

Tangan memijit, mata jelalatan. Lekukan pantat itu bulat menjulang, sampai di pinggang turun menukik, di punggung mendaki lagi. Indah. Kakinya sedikit membuka, memungkinkan mataku menerobos ke celah pahanya. Tanganku pindah ke betis kanannya aku menggeser dudukku ke tengah, dan..terobosan mataku ke celah paha sampai ke celana dalam merah jambu itu. Huuuh, sekarang aku betul-betul keras.

“Aah” teriaknya pelan ketika tanganku menjamah ke belakang lututnya.

“Maaf Tante”

“Engga apa-apa. Jangan di situ, sakit. Ke atas saja”

Ke Atas ? Berarti ke pahanya ? Apa tidak salah nih ? Jelas kok, perintahnya. Akupun ke paha belakangnya.

Ampuuun, halusnya paha itu. Kulit Tante memang istimewa. Kalau ada lalat hinggap di paha itu, mungkin tergelincir karena licin!

Aku mulai tak tenang. Nafas mulai tersengal, entah karena mijit atau terangsang, atau keduanya. Aku tak hanya memijit, terkadang mengelusnya, habis tak tahan. Tapi Tante diam saja.

Kedua paha yang diluar, yang tak tertutup daster selesai kupijit. Entah karena aku sudah “tinggi” atau aku mulai nakal, tanganku terus ke atas menerobos dasternya.

“Eeeh” desahnya pelan. Hanya mendesah, tidak protes!

Kedua tanganku ada di paha kirinya terus memijit. Kenyal, padat. Tepi dasternya dengan sendirinya terangkat karena gerakan pijitanku. Kini seluruh paha kirinya terbuka gamblang, bahkan sebagian pantatnya yang melambung itu tampak. Pindah ke paha kanan aku tak ragu-ragu lagi menyingkap dasternya.

“Enak To, kamu pintar juga memijit”

Aku hampir saja berkomentar :”Paha Tante indah sekali”. Untung aku masih bisa menahan diri. Terus memijit, sekali-kali mengelus.

“Ke atas lagi To” suaranya jadi serak.

Ini yang kuimpikan! Sudah lama aku ingin meremas pantat yang menonjol indah ke belakang itu, kini aku disuruh memijitnya! Dengan senang hati Tante!

Aku betul-betul meremas kedua gundukan itu, bukan memijit, dari luar daster tentunya. Dengan gemas malah! Keras dan padat.

Ah, Tante. Tante tidak tahu dengan begini justru menyiksa saya! kataku dalam hati. Rasanya aku ingin menubruk, menindihkan kelaminku yang keras ini ke dua gundukan itu. Pasti lebih nikmat dibandingkan ketika memeluk tubuh mbak Mar dari belakang.

“Ih, geli To. Udah ah, jangan di situ terus” ujarnya menggelinjang kegelian. Barusan aku memang meremas pinggir pinggulnya, dengan sengaja!

“Cape, To ?” tanyanya lagi.

“Sama sekali engga, Tante” jawabku cepat, khawatir saat menyenangkan ini berakhir.

“Bener nih ? Kalau masih mau terus, sekarang punggung, ya ?”. Aha, “daerah jamahan” baru!

Bahunya kanan dan kiri kupencet.

“Eeh” desahnya pelan.

Turun ke sekitar kedua tulang belikat. Lagi-lagi melenguh. Daster tak berlengan ini menampakkan keteknya yang licin tak berbulu. Rajin bercukur, mungkin. Ah, di bawah ketek itu ada pinggiran buah putih. Dada busungnya tergencet, jadi buah itu “terbuang” ke samping. Nakalku kambuh. Ketika beroperasi di bawah belikat, tanganku bergerak ke samping.

Jari-jariku menyentuh “tumpahan” buah itu. Tidak langsung sih, masih ada lapisan kain daster dan kutang, tapi kenyalnya buah itu terasa. Punggungnya sedikit berguncang, aku makin terangsang.

Ke bawah lagi, aku menelusuri pinggangnya.

“Cukup, To..” Kedua tangannya lurus ke atas. Ia tengkurap total. Nafasnya terengah-engah.

“Depannya Tante ?” usulku nakal. Lancang benar kau To. Tante sampai menoleh melihatku, kaget barangkali atas usulku yang berani itu.

“Kaki depannya ‘kan belum Tante” aku cepat-cepat meralat usulku. Takut dikiranya aku ingin memijit “depannya punggung” yang artinya buah dada!

“Boleh aja kalau kamu engga cape”. Ya jelas engga dong! Tante berbalik terlentang. Sekejap aku sempat menangkap guncangan dadanya ketika ia berbalik. Wow! Guncangan tadi menunjukkan “eksistensi” kemolekkan buah dadanya! Aduuh, bagaimana aku bisa bertahan nih ? Tubuh molek terlentang dekat di depanku. Ia cepat menarik dasternya ke bawah, sebagai reaksi atas mataku yang menatap ujung celana dalamnya yang tiba-tiba terbuka, karena gerakan berbalik tadi. Silakan ditutup saja Tante, toh aku sudah tahu apa yang ada dibaliknya, rambut-rambut halus agak lurus, hitam, mengkilat, dan lebat. Lagi pula aku masih bisa menikmati “sisanya”: sepasang paha dan kaki indah! Aku mulai memijit tulang keringnya. Singkat saja karena aku ingin cepat-cepat sampai ke atas, ke paha.

Lutut aku lompati, takut kalau ia kesakitan, langsung ke atas lutut, kuremas dengan gemas.

“Iih, geli”. Aku tak peduli, terus meremas. Paha selesai, untuk mencapai paha atas aku ragu-ragu, disingkap atau jangan. Singkap ? Jangan! Ada akal, diurut saja. Mulai dari lutut tanganku mengurut ke atas, menerobos daster sampai pangkal paha.

“Aaaah, Tooo ….” Biar saja. Kulihat wajahnya, matanya terpejam. Aku makin bebas.

Dengan sendirinya tepi daster itu terangkat karena terdorong tanganku. Samar-samar ada bayangan hitam di celana dalam tipis itu. Jelas rambut-rambut itu. Ke bawah lagi, urut lagi ke atas. Aaah lagi. Dengan cara begini, sah-sah saja kalau jempol tanganku menyentuh selangkangannya. Sepertinya basah di sana. Ah masak. Coba ulangi lagi untuk meyakinkan. Urut lagi. Ya, betul, basah! Kenapa basah ? Ngompol ? Aku tidak mengerti.

“To …” panggilnya tiba-tiba. Aku memandangnya, kedua tanganku berhenti di pangkal pahanya. Matanya sayu menantang mataku, nafasnya memburu, dadanya naik-turun.

“Ya, Tante” mendadak suaraku serak. Dia tak menyahut, matanya tetap memandangiku, setengah tertutup. Ada apa nih ? Apakah Tante ….. ? Ah, mana mungkin. Kalau Tante terrangsang, mungkin saja, tapi kalau mengajak ? Jangan terlalu berharap, To!

Aku meneruskan pekerjaanku. Kini tak memijit lagi, tapi menelusuri lengkungan pinggulnya yang indah itu, membelai. Habis tak tahan.

“Uuuuh” desahnya lagi menanggapi kenakalanku. Keterlaluan aku sekarang, kedua tanganku ada di balik dasternya, mengelus mengikuti lengkungan samping pinggul.

“Too …. ” panggilnya lagi. Kulepas tanganku, kudekati wajahnya dengan merangkak di atas tubuhnya bertumpu pada kedua lutut dan telapak tanganku, tidak menindihnya.

“Ada apa, Tante” panggilku mesra. Mukaku sudah dekat dengan wajahnya.

Matanya kemudian terpejam, mulut setengah terbuka. Ini sih ajakan. Aku nekat, sudah kepalang, kucium bibir Tante perlahan.

“Ehhmmmm” Tante tidak menolak, bahkan menyambut ciumanku. Tangan kirinya memeluk punggungku dan tangan kanannya di belakang kepalaku. Nafasnya terdengar memburu. Aku tidak lagi bertumpu pada lututku, tubuhku menindih tubuhnya. Menekan. Ia membuka kakinya. Aku menggeser tubuhku sehingga tepat di antara pahanya yang baru saja ia buka. Kelaminku yang keras tepat menindih selangkangannya. Kutekan. Nikmatnya!

“Ehhhmmmmmm” reaksinya atas aksiku.

Kami saling bermain lidah. Sedapnya!

Aku terengah-engah.

Dia tersengal-sengal.

Tangan kananku meremas dada kirinya. Besar, padat, dan kenyal! Ooooohhhh, aku melayang.

He!, ini Tantemu, isteri Oommu!

Iya, benar. Memangnya kenapa.

Mengapa kamu cium, kamu remas dadanya.

Habis enak, dan ia tak menolak.

Dua kancing dasternya telah kulepas, tanganku menyusup ke balik kutangnya.

Selain besar, padat, dan kenyal, ternyata juga halus dan hangat!

Tiba-tiba Tante melepas ciumanku.

“Jangan di sini, To” katanya terputus-putus oleh nafasnya.

Tanpa menjawab aku mengangkat tubuhnya, kubopong ia ke kamarnya. “Uuuuuhhh” lenguhnya lagi.

“Ke kamarmu saja”

Sebelum sampai ke dipanku, Tante minta turun. Berdiri di samping dipan. Aku memeluknya, dia menahan dadaku.

“Kunci dulu pintunya” Okey, beres.

Kulepas seluruh kancingnya, dasternya jatuh ke lantai. Tinggal kutang dan celana dalam. Buah dada itu serasa mau meledak mendesak kutangnya!

Kupeluk lagi dia. Dadanya merapat di dadaku.

“Tooo, hhehhhhhhh” katanya gemas seperti menahan sesuatu.

Kami berciuman lagi. Main lidah lagi.

Tangannya menyusup ke celanaku, meremas-remas kelaminku di balik celana.

“Eehhmmmmmm” dengusnya

Dengan kesulitan ia membuka ikat pinggangku, membuka resleting celanaku, merogoh celana dalamku, dan mengeluarkan “isinya”

“Eehhh” Ia melepas ciuman, melihat ke bawah.

“Ada apa Tante” Tanyaku disela-sela dengus nafasku.

“Besar sekali”

Ia mempermainkan penisku. Menggenggam, meremas.

Geli, geliii sekali.

Stop Tante, jangan sampai keluar. Aku ingin pengalaman baru, Tante. Ingin memasuki kelaminmu..sekarang!

Kutarik tangannya dari penisku. Untung Tante menurut. Aku tak jadi “keluar”

Kulepas tali kutangnya, tapi yang belakang susah dilepas. Tante membantu. Buah dada itu terbuka. Wow.luar biasa indahnya. Belum sempat aku menikmat buah itu, Tante memelukku. Meraih tangan kananku, dituntunnya menyelip ke celana dalamnya. Dibawah rambut-rambut itu terasa basah. Diajarinya aku bagaimana jariku harus bermain di sana : menggesek-gesek antara benjolan dan pintu basah itu.

“Uuuuuuhhhhhh, Tooo..”

Dilepasnya bajuku, singletku, celanaku luar dalam. Aku telanjang bulat. Kutarik juga celana dalamnya. Ia telanjang bulat juga. Luar biasa. Pinggang itu ramping, perut itu rata, ke bawah melebar lengkungannya indah. Rambut-rambut halus itu menggemaskan, diapit oleh sepasang paha yang nyaris bulat. Seluruhnya dibalut kulit yang putih dan mulusnya bukan main!.

Ditariknya aku ke dipan. Ia merebahkan diri. Kakinya ditekuk lalu dibuka lebar. Dipegangnya kelaminku, ditariknya, ditempelkannya di selangkangan. Rasanya terlalu ke bawah. Ah, dia ‘kan yang lebih tahu. Aku nurut saja. Tangannya pindah ke pantatku. Ditariknya aku mendekat tubuhnya. Sesuatu yang hangat terasa di ujung penisku.

Tangannya memegang penisku lagi. Belum masuk ternyata. Disapu-sapukannya kepala penisku di pintu itu. Sementara ia menggoyang pantatnya. Geliii, Tante. Aku manut saja seperti kerbau dicucuk hidung. Memang belum pengalaman! Didorongnya lagi pantatku. Meleset!

Pernah kupikir waktu pertama kali aku melihat kelamin Tante beberapa hari lalu, mana cukup lubang sesempit itu menampung kelaminku yang lagi tegang ?

Tante membuka pahanya lebih lebar lagi, mengarahkan penisku lagi, dan aku sekarang yang mendorong. Kepalanya sudah separoh tenggelam, tapi macet!

“Kelaminmu besar, sih!”keluhnya. Padahal barusan ia mengaguminya.

Ia menggoyang pantatnya dan…bless. Masuk separoh.

“Aaaaahhh” teriak kami berbarengan. Terasa ada sesuatu yang menjepit penisku, hangat, enak!

Pantatnya bergoyang lagi, tumitnya mendorong pantatku.

Blesss..masuk lagi. Makin hangat, makin sedap, dan geli.

Goyang lagi, aku dorong sekarang. Masuk semuanya

Seedaaaaaaaaap!

Tante bergoyang.

Nikmaaaaaaaat!

Tante menjepit.

Geliiiiiiiiiiiiiiii!

Kutarik pelan. Terasa gesekan, enak. Ya, digesek begini enak. Tarik sedikit lagi, dan kudorong lagi.

“Idiiiiiiiiiiih, sedaaaaapp Too” Tante berteriak, agak keras.

Geli di ujung sana. Tariik, dorooong

Makin geli..

Geli sekali…

Tak tahaaaaaann…

“Tahan dulu, To”

Tak mungkin, sudah geli sekali.lalu..

Aku melambung, melayang, melepas..

“Aaaaaahhhhhhh” teriakku. Nikmatnya sampai ke ubun-ubun.

Mengejang, melepas lagi, berdenyut, enak, melepas lagi, nikmat sekali..!

“Genjot lagi, To” teriaknya

Mana bisa.

“Ayo, To”

Aku sudah selesai!

Tante masih menggoyang

Aku ikut saja, pasif

“Tooooo, ..”

Tante gelisah, goyangnya tak kubalas. Aku sudah selesai!

“Eeeeeeeeehh” keluhnya, sepertinya kecewa.

Bergerak-gerak tak karuan, menendang, menggeliat, gelisah..

Penisku mulai menurun, di dalam sana.

Tante berangsur diam, lalu sama sekali diam, kecewa.

Tinggal aku yang bingung.

Beberapa menit yang lalu aku mengalami peristiwa yang luar biasa, yang baru kali ini aku melakukan. Baru kali ini pula aku merasakan kenikmatan yang luar biasa. Kenikmatan berhubungan kelamin.

Nikmatnya susah digambarkan.

Hubungan kelamin antara pria yang mulai menginjak dewasa dengan wanita dewasa muda.

Sama-sama diinginkan oleh keduanya.

Keduanya yang memulai.

Berdua pula yang melanjutkan, keterusan dan…kepuasan.

Kepuasan ? Aku memang puas sekali, tapi Tante ?

Itulah masalahnya sekarang.

Aku menangkap wajah kecewa pada Tante.

Perilakunya yang gelisah juga menandakan itu.

Aku jadi merasa bersalah. Aku egois.

Aku mendapatkan kenikmatan luar biasa sementara aku tak mampu memberi kepuasan kepada “lawan mainku”, Tante Yani.

Terlihat tadi, ia ingin terus sementara aku sudah selesai.

Aku bingung bagaimana mengatasi kebisuan ini.

Aku masih menindih tubuhnya. Penisku masih di dalam.

Buah dadanya masih terasa kencang mengganjal dadaku.

Pandangannya lurus ke atas melihat plafon.

Aku harus ambil inisiatif.

Kucium pipinya mesra, penuh perasaan.

“Maafkan saya, Tante”

Tante menoleh, tersenyum dan balas mencium pipiku.

Sementara aku agak lega, Tante tak marah.

“Kamu engga perlu minta maaf, To”

“Harus Tante, saya tadi nikmat sekali, sebaliknya Tante belum merasakan. Saya engga mampu, Tante. Saya belum pengalaman Tante. Baru kali ini saya melakukan itu”

“Betul ? Baru pertama kamu melakukan ?”

“Sungguh Tante”

“Engga apa-apa, To. Tante bisa mengerti. Kamu bukannya tidak mampu. Hanya karena belum biasa saja. Syukurlah kalau kamu tadi bisa menikmati”

“Nikmaaat sekali, Tante”

Tante diam lagi, mengelus-elus punggungku. Nyaman sekali aku seperti ini.

“To ” panggilnya.

“Ya, Tante”

“Ini rahasia kita berdua saja ya ? Tante minta kamu jangan katakan hal ini pada siapapun”

“Tentu Tante, tadinya sayapun mau bilang begitu” Tiba-tiba aku ingat sesuatu. Mendadak aku jadi cemas.

“Tante ”

“Hhmm”

“Gimana kalau Tante nanti ..” Aku tak berani meneruskan.

“Nanti apa ?”

“Akibat perbuatan tadi, lalu Tante ..”

“Hamil ?” potongnya.

“Ya ”

“Engga usah kamu pikirkan. Tante sudah jaga-jaga”

“Saya engga mengerti Tante”

“To, lain kali saja ya Tante jelasin. Sekarang Tante harus mandi, Oommu ‘kan sebentar lagi datang”

Ah, celaka. Sampai lupa waktu. Aku bangkit hendak mencabut.

“Pelan-pelan To” katanya sambil menyeringai, lalu matanya terpejam

“Eeeeeehhh” desahnya hampir tak terdengar, ketika aku mencabut kelaminku.

Kubantu ia mengenakan kutangnya. Buah dada itu belum sempat aku nikmati. Lain kali pasti!

“Tante ” aku memanggil ketika ia sudah rapi kembali.

Kupeluk ia erat sekali, kubisikkan di dekat kupingnya

“Terima kasih, Tante” lalu kucium pipinya.

“Ya ” jawabnya singkat.

“Sana mandi, cuci yang bersih niih” katanya lagi sambil menggenggam penisku waktu bilang ‘niih’

Ooohhh, nikmatnya hari ini aku.

Malam ini pertama kali aku ciuman dengan nikmat, pacaran sampai “keterusan”. Pertama kali penisku memasuki kelamin wanita. Pertama kali aku menumpahkan “air” ku ke dalam tubuh wanita, tidak ke perut atau ke lantai.

Lebih istimewa lagi, wanita itu adalah Tante Yani.

Wanita dengan tubuh yang luar biasa.

Bentuknya, potongannya, halusnya, padatnya, putihnya, bulunya…..

Padahal wanita itu sudah 26 tahun, sepuluh tahun di atas usiaku. Tapi lebih padat dari Si Ani yang 17 tahun, lebih manis dari Si Yuli yang sepantaranku, lebih indah dari Si Rika yang seumurku.

Yang masih mengganjal, wanita itu Tanteku, isteri Oom Ton. Ya, aku meniduri isteri Oomku! Aku mendapatkan pengalaman baru dari isterinya! Aku memperoleh kenikmatan dari meniduri isterinya. Isteri orang yang membiayai sekolahku, yang memberiku makan dan tempat tinggal!

Betapa jahatnya aku. Betapa kurangajarnya aku.

Aku sekarang jadi pengkhianat!

Mengkhianati adik misan ayahku!

Tapi, keliru kalau semua kesalahan ditimpakan kepadaku.

Siapa yang menyuruh memijat ?

Okey, seharusnya memijat saja, kenapa pakai mengelus ?

Pakai meremas pantat ? Habis, siapa yang tahan ? Aku masih 16 tahun, masih sangat muda, tapi sudah matang secara seksual, mudah terrangsang.

Tante sendiri, kenapa tidak menolak ? Bisa saja ia menempelengku ketika aku mau mencium bibirnya di karpet itu. Bisa saja ia menolak waktu aku membopongnya ke kamarku. Dan aku, bisa saja memberontak waktu ia merogoh celana dalamku, waktu ia menggenggam kelaminku dan diarahkan ke kelaminnya….

Kesimpulannya : salah kami berdua!

Tapi, aku ingin mengulangi ……….!

***

Paginya, kami sarapan bertiga, Aku, Oom, dan Tante. Aku jadi tidak berani menatap mata Oom waktu kami berbicara. Mungkin karena ada perasaan bersalah. Sedangkan Tante, biasa-biasa saja. Sikapnya kepadaku wajar, seolah tak terjadi apa-apa. Tak ada pembicaraan penting waktu makan.

Tante bangkit menuangkan minuman buat Oom. Kupandangi tubuhnya. Aku jadi ingat peristiwa semalam. Rasanya aku tak percaya, tubuh yang ada di depanku ini, yang sekarang tertutup rapat, sudah pernah aku tiduri. Aku ngaceng lagi..

Susah sekali aku berkonsentrasi menerima pelajaran hari ini. Pikiranku ke rumah terus, ke Tante. Bagaimana ia “menuntunku” masuk. Bagaimana aku mulai belajar “menggesek”, terus keenakkan. Aku ingin lagi…!

Tante bagaimana ya, apakah ia ingin lagi ? Aku meragukannya, mengingat semalam ia tidak puas. Jangan-jangan ia kapok. Tadi pagi sikapnya biasa saja. Mestinya sedikit lebih mesra kepadaku. Memangnya kamu ini siapa.

Lebih baik begitu, wajar saja, ‘kan ada suaminya.

***

Dua hari kemudian ketika aku pulang sekolah, kulihat ada mobil Oom di garasi. Apakah Oom Ton tak ke kantor hari ini ? Atau jangan-jangan Oom tahu kalau aku ..

Ah, jangan berpikir begitu. Dua hari terakhir ini sikap Oom kepadaku tak ada perubahan apa-apa. Sikap Tante juga wajar-wajar saja. Justru aku yang kelimpungan. Bayangkan. Setiap hari ketemu Tante. Aku selalu membayangkan “dalam”-nya, walau pakaian Tante tertutup rapat. Lalu, terbayang, aku sudah pernah menjamah tubuh itu, dan terangsang lagi.

Selama dua hari ini aku betul-betul tersiksa. Terlihat paha Tante yang sedikit tersingkap saja, aku langsung “naik”. Ooh..! Aku ingin lagiiiiii.

Siang ini aku makan sendirian. Kamar Tante tertutup rapat. Oom pasti ada di dalam, mobilnya ada. Tante juga tentunya. Mungkin mereka sedang …? Siang-siang ? Biar saja, toh suami-isteri. Sekejap ada rasa tak nyaman. Tanteku sedang ditiduri suaminya…! Aku iri! Memangnya kamu siapa ?

Baru saja aku selesai menyantap sendok terakhir makananku, kemudian mengangkat gelas, ketika tiba-tiba pintu kamar terbuka, Tante keluar, mengenakan baju tidur. Aku terpana. Tanganku yang sedang memegang gelas berhenti, belum sempat minum, terpesona oleh Tante dengan baju tidurnya. Kelihatan ia baru bangun tidur, melihatku.

“Sudah pulang, To”

“Udah dari tadi Tante”

Ia tutup pintu kamarnya kembali lalu mendekatiku, dan tiba-tiba mencium pipiku erat, lenganku merasakan lembutnya sesuatu yang menandakan Tante tak memakai kutang.

Hampir saja aku menumpahkan air minum karena kaget.

“Ada kabar gembira.”katanya berbisik. Sebelum aku berreaksi atas aksinya itu, Tante sudah beranjak ke belakang meninggalkanku.

Aku jadi penasaran. Penasaran pada benda lembut yang mendesak lenganku tadi, serta pada kabar gembira apa ?

Ketika Ia kembali lagi, aku berdiri untuk memuaskan rasa penasaran tadi.

Tante menempelkan telunjuknya ke mulut sambil matanya melirik ke kamar. Aku mengerti isyarat ini. Jangan ganggu, ada suaminya.

Sejam kemudian kulihat Oom Ton duduk di sofa ruang tengah bersama Tante. Oom Ton berpakaian rapi berdasi, seperti hendak ke kantor, sedangkan Tante mengenakan daster pendek tak berlengan berkancing tengah, daster kesukaanku. Terlihat segar, baru saja mandi, mungkin.

“Tarto” Oom Ton memanggilku.

“Ya, Oom”

“Oom mau ke Bandung, dua hari. Kamu jaga rumah ya ?”

Ini rupanya kabar gembira itu!

“Baik, Oom, kapan Oom berangkat ?”

“Sebentar lagi, jam tiga”

Dua hari Oom tak ada di rumah, tentunya dua malam juga. Dua malam aku menjaga rumah, bersama Tante.

Dua malam bersama Tante ? Bukan main!. Eit, jangan berharap dulu, ya. ‘Kan tadi Ia bilang kabar gembira ?

Kok kamu yakin kabar gembiranya Tante adalah karena Oom ke Bandung ? Jangan sok pasti ya!

Aku melirik Tante, Ia biasa-biasa saja.

Pak Dadan datang membawa tas di bahunya, masuk garasi menghidupkan mesin mobil.

“Papa berangkat ya, Ma”

“Ya, Pa, hati-hati di jalan, ya ?”

“Mama juga hati-hati di rumah”

Oom mencium pipi Tante, lalu menciumi Si Luki.

“Jaga baik-baik, ya To”

“Ya, Oom”

Seisi rumah mengantar Oom sampai depan pintu pagar, melambai sampai mobilnya berbelok ke jalan Tebet Timur Raya.

Semuanya masuk ke rumah kembali. Hatiku bersorak. Dadaku penuh berharap dan kepalaku penuh rencana.

Luki dibawa pengasuhnya ke rumah sebelah. Mbak meneruskan pekerjaannya di belakang. Aman. Tinggal aku dan Tante. Kuberanikan diriku. Kupeluk Tante dari belakang. Betul ‘kan, Tante tak memakai kutang. Wah, sudah lama sekali aku tak menyentuhnya.

Tante sedikit kaget, lalu berbalik membalas pelukanku. Cuma sebentar, melepaskan diri.

“Sabar, dong To”

“Tante …” Serak suaraku.

“Nanti malam saja ”

Aha, rencana di kepalaku bisa terlaksana malam ini.

Kami duduk berdampingan di sofa, sedikit berjarak. Aku nonton TV, Tante membaca.

Aku tak tahan lagi, penisku sudah tegang dari tadi. Sekarang baru jam setengah empat sore. Berapa jam lagi aku mesti menunggu ? Oh, lama sekali.

Tante, tolonglah aku. Aku tak sanggup lagi menunggu.

Kulihat sekeliling meyakinkan situasi. Luki masih sama si Tinah di tetangga. Mbak Mar menyetrika di belakang. Aman!

Kupegang tangan Tante yang sedang ada di pahanya. Dengan begini aku bisa meremas-remas tangannya sambil merasakan lembutnya paha. Ia sesekali membalas remasanku, tetap membaca.

Ditariknya tangannya untuk membuka halaman buku bacaannya, tanganku “tertinggal” di pahanya. Kesempatan.

Kuusap lembut pahanya. Paha itu masih seperti yang kemarin, padat, kenyal, halus, berbulu lembut. Masih tetap membaca.

Aku makin berani, tanganku bergerak ke atas menyusup dasternya. Kuusap celana dalamnya. Nafasnya mulai terdengar meningkat “volume”nya.

Diletakkannya buku itu sambil menghela nafas panjang.

“To., kamu engga sabaran, ya ?” katanya sambil memegang tanganku di bawah sana.

“Maafkan saya Tante, saya.. saya ..engga kuat lagi Tante, saya ingin lagi, Tante” Kataku terputus-putus menahan birahi yang mendesak. Kelaminku juga mendesak.

“Masih sore, To”

“Tolonglah., Tante, saya membayangkan terus setiap ..hari” kataku setengah memohon. Aku yakin Tantepun sebenarnya telah terangsang, terlihat dari nafasnya dan aku merasakan basah di celananya. Aku sudah sampai pada titik yang tak mungkin surut kembali. Situasi sekeliling aman. Jadi, apa lagi selain berlanjut ?

“Saya mohon, Tante” kini aku betul-betul memohon.

Ditariknya tanganku dari paha, lalu dituntun ke dadanya. Permohonanku diterima.

Kuremas buah dada itu yang hanya ditutupi selembar kain daster.

“Eeeeeeehhh” desahnya.

Tiga hari lalu, waktu aku pertama kali meniduri Tante (memang baru pertama kali aku berhubungan sex), aku belum sempat menikmati buah dada ini. Waktu itu kami sudah sama-sama terangsang sehabis aku memijatnya. Aku baru sempat meremasnya, itupun dibalik kutang. Lalu ketika kutangnya sudah terbuka, Tante sudah keburu menuntun kelaminku memasukinya.

Sekaranglah kesempatan untuk menikmati dada itu.

Kubuka kancing dasternya, satu, dua, tiga.

Dada itu mengagumkan.

Putih, besar, menonjol, bulat, bergerak maju mundur seirama nafasnya, putingnya kecil agak panjang tegak lurus ke depan berwarna merah jambu.

Aku berlutut di depannya, kusingkirkan daster itu, kucium belahan dadanya yang seperti parit kecil di antara dua bukit.

Halusnya buah itu dapat kurasakan di kedua belah pipiku.

Mulutku bergerak ke kiri, ke dada bagian atas, terus turun, kutelusuri permukaan bukit halus itu dengan bibir dan lidahku. Sementara tangan kananku mengusapi buah kirinya. Luar biasa, kulit itu haluuus sekali! Tangannya mengusap-usap belakang kepalaku. Penelusuranku berakhir di puncaknya. Kumasukkan putting itu kemulutku, kukemot.

“Aaaaaaaahhh” lenguhnya pelan sekali.

Tangannya menekan kepalaku.

Kukemot lagi, kuhisap, kupermainkan dengan lidahku, putting itu mengeras. Puting satunya lagi juga mengeras, terasa di antara telunjuk dan ibujari tangan kananku.

Ada kesamaan gerak antara mulut dan tangan kananku. Kalau mulutku mengulum puting, jari-jariku memilin puting sebelahnya. Bila bibir dan lidahku merambahi seluruh permukaan buah yang sangat halus itu, telapak tanganku merambah pula. Seluruh permukaan dada itu demikian halus, sehingga ada sedikit yang tak halus di sebelah puting agak ke bawah menarik perhatianku.

Kulepaskan muluku dari dadanya, ingin memeriksa. Di sebelah puting dada kiri Tante ada bercak merah. Kuperhatikan dan kuraba. Seperti bekas gigitan. Oh. Aku ingat tadi siang waktu makan. Ini pasti “hasil kerja” Oom Ton di kamar yang terkunci tadi..

Akupun ingin. Betapa enaknya menggigit buah kenyal ini.

Dada kanan bagianku. Kucium puting itu kembali, geser sedikit, aku mulai menggigit.

Tiba-tiba Tante mendorong kepalaku.

“Jangan, To. Kamu..mikir, dong” katanya sambil terengah-engah.

Ah, bodohnya aku. Kalau kugigit tentu nanti berbekas, jelas pemilik sahnya, Oom Ton, akan curiga!

“Maafkan saya Tante, habis gemas sih.”

“Yahhh.engga apa-apa. Kamu harus ingat, ini rahasia kita saja”

Dipegangnya dadanya sendiri lalu disodorkannya ke mulutku. Gantian, sekarang dada kiri dengan mulutku, yang kanan dengan tangan kiriku….

Sudah saatnya untuk pindah ke kamar.

Aku bangkit berdiri. Tante masih tergolek duduk. Kancing tengah dasternya sudah semuanya terlepas, menyibak kesamping, tinggal celana dalamnya saja. Dada itu rasanya makin besar saja.

Kutarik kedua tangan Tante, tapi ia melepaskannya. Dibukanya gesperku, lalu kancing celanaku, dan ditariknya resleting dan celana dalamku. Penisku yang tegang itu keluar dengan gagahnya persis di depan mukanya.

“Uuuuuuuuuhhhh” Tante melenguh pelan memegang kelaminku, dielusnya.

“Kok besar sekali sih To, punyamu ini”

Kuraih badannya, kubimbing ia ke kamarku sambil masih memegang senjataku, tertatih-tatih kami berdua.

Kukunci pintu kamarku, kurebahkan Tante perlahan di dipanku, kulucuti pakaianku, dengan bertelanjang bulat kudekati Tante.

Dengan perlahan kupelorotkan celana merah jambu itu. Kembali aku bertemu dengan rambut halus hitam mengkilat itu. Ada cairan bening di sana. Kutindih tubuhnya lalu kakinya menjepit tubuhku. Kamipun berciuman, saling menggigit lidah. Lalu akupun tak tahan lagi.

Aku bangkit. Kubuka kakinya lebar. Lubang sempit itu terbuka sedikit, merah. Sekarang aku tak perlu dituntun lagi. Aku sudah tahu. Kutempelkan kepala penisku ke lubang sempit itu, lalu kudorong hati-hati.

“Aaaaaaaaaaahhhhh, To, sedaaaaaap”

Kepalanya sudah masuk. Nikmaaaaaaaaaat!

Aku heran, lubang sesempit itu bisa “menelan” kepala penis besarku. Kenapa kupikirkan ? Yang penting enak.

Sambil memegangi kedua belah dadanya, aku mendorong lagi. Enak-enak geli atau geli-geli enak. Entah mana yang benar. Kudorong lagi, Aaah lagi, enak lagi, geli lagi.

Lagi kudorong, sampai habis, sampai mentok.

“Idiiiiiiiiiiiiih, Toooo, enak sekali”

Nyaman, sudah didalam seluruhnya.

Pinggul Tante mulai berputar. Aku tahu tugasku, menarik dan mendorong. Mulut Tante mengeluarkan bunyi-bunyian setiap aku mendorong. Melenguh, mendesah, kadang menjerit kecil, atau kata-kata yang tak bermakna.

Kejadian tiga hari lalu berulang. Baru beberapa kali “tusuk” aku sudah merasakan geli luar biasa. Nampaknya aku tak mampu menahan lagi. Ah, kenapa begini ? Aku tak bisa tahan lama. Aku cemas jangan-jangan Tante nanti kecewa lagi. Tapi bagaimana lagi, aku sudah hampir tiba di puncak.

Aku coba berhenti bergerak sambil menahan agar jangan sampai keluar dulu, persis kalau aku menahan kencing. Tapi begitu aku diam, pantat Tante langsung berputar. Seluruh bagian tubuh yang di dalam sana memeras-meras kelaminku. Oh, aku tak akan berhasil menahan diri. Langsung saja aku bergerak lagi, makin cepat malah. Ocehan Tantepun makin ngawur.

Aku jadi cepat, makin cepat dan semakin cepat, lalu ……. badanku bergetar hebat, mengejang, berulang, memuntahkan, mengejang lagi, muntah lagi…

Tante berhenti berputar, lalu menjepit kakiku, menerima pelepasanku.

Rasanya aku mengeluarkan banyak sekali

Lalu akupun ambruk di atas tubuh Tante.

Aku selesai. Selesai menggetar, selesai mengejang, selesai melepas, selesai semuanya. Tanteku selesai terpaksa. Aku yakin ia kecewa lagi.

“Tante, gimana Tante, saya engga bisa menahan lagi …”

“Hmmm, To”

“Maafkan lagi saya, Tante. Saya gagal”

“Sudahlah, To”

“Saya hanya memuaskan diri sendiri”

“Tante bilang sudahlah, kamu lumayan tadi”

“Lumayan gimana Tante ?”

“Ada kemajuan dibanding yang lalu. Tante merasa enak, tadi”

“Tante bohong! Tante cuma menghibur saya”

“Benar, To. Memang Tante merasa belum “tuntas”, tapi kocokanmu tadi bisa Tante nikmati”. Aku agak tenteram.

“Ini karena kamu belum biasa, To. Tante yakin, lama-lama kamu akan mampu. Barangmu kerasnya luar biasa”

“Gimana caranya supaya saya bisa lama, Tante ?’

“Nanti kamu akan tahu sendiri”

“Ajarin saya ya, Tante”

Tante tak menjawab. Akupun berdiam diri. Lama kami berdua membisu.

Tante melihat jam, pukul empat sore, lalu bangkit mencari-cari pakaiannya yang berserakan.

“Tante mandi dulu, ya ?”

Aku membantunya berpakaian.

Merapikan karet celana dalamnya, mengkaitkan kutangnya, mengancingkan dasternya. Ada sesuatu yang lain kurasakan. Aku merasa demikian “mesra” membantunya berpakaian. Aku serasa membantu isteriku!

Ya, barusan aku merasa meniduri isteriku.

Kupeluk Tante erat sekali, agak lama. Lalu kucium pipinya dalam-dalam.

“Tante”

“Apa, To ?”

“Tarto sayang Tante” kataku tiba-tiba.

Dipandangnya mataku lurus-lurus.

“Apa maksudmu To”

“Engga tahu Tante, pokoknya saya sayang sama Tante. Tante jangan kapok, ya ? Tarto ingin kita terus begini”

“Oh, itu maksudmu. Asal kamu bisa jaga rahasia”

“Bisa, Tante”

“Juga harus hati-hati”

“Iya,Tante”

Tanpa kusadari, penisku bangun lagi.

“Sudah, mandi sana” Tante ke luar kamarku

***

Lihat Juga :  Cerita Bugil Sedarah Bersama Tanteku

Malam itu aku nonton TV sendirian. Tante ada di kamarnya, tertutup. Aku kesepian. Aku mengharapkan Tante akan ke luar dari kamar menemaniku di sini. Kemudian aku mendekatinya, lalu ciuman, raba-raba, dan …diakhiri dengan hubungan suami-isteri.

Heran aku, baru tadi sore aku dipuaskan oleh Tante di kamarku, malam ini aku ingin lagi! Aku ingin kenikmatan itu lagi. Aku tetap menunggu.

Jam 9 malam. Tante belum juga muncul.

Pukul 9.30, tidak juga.

Kemarilah Tante, aku merindukanmu.

Malam ini adalah malam pertama Oom tak ada di rumah. Ayolah Tante, ini kesempatan yang tak boleh dilewatkan.

Atau kuketuk saja pintunya, lalu aku masuk ?

Ah jangan. Itu kurang ajar, namanya.

Tubuh indah itu sendirian di kamar.

Buah dada putih itu tak ada yang mengelusnya.

Kelamin berambut halus itu tak ada yang memasukinya malam ini.

Kenapa engkau tidak ke luar ?

Barangkali Tante memang tidak membutuhkannya. Paling tidak malam ini.

Ya, kalau ia butuh tentunya akan mendekatiku.

Jam 10, belum ada tanda-tanda.

Aku putuskan, malam ini memang Tante tak mau diganggu. Biar sajalah. Toh besok siang, sore, atau malam masih ada kesempatan. Oom Ton menginap di Bandung dua malam. Yah, besok sajalah.

Tapi aku ingin malam ini!

Aku ingin malam ini kelaminku masuk dan kemudian mengeluarkan cairan dengan nikmat!

Kemudian aku mengeluarkan penisku yang sudah tegang itu. Kata Tante punyaku ini besar. Entah benar-benar besar, aku tak tahu. Sebab aku belum pernah lihat punya orang lain.

Karena tidak ada Oom Ton, aku jadi makin berani menggoda Tanteku. Seperti waktu sarapan tadi. Aku mengelus-elus bahu dan lengan atasnya yang terbuka di meja makan. Bahkan mencium pipinya.

“Hati-hati, To”

“Ya, Tante, Kan saya lihat-lihat keadaan dulu”

“Mar ada di belakang” katanya.

“Tante”

“Ehm ?”

“Tarto sayang Tante”

“Aku udah ada yang punya, To” katanya sambil mencubit pahaku. Aku senang.

“Ya. Pokoknya saya sayang” Jangan-jangan aku jatuh cinta benar-benar sama Tanteku ini.

“Semalam Tante ke mana. Saya tunggu-tunggu”

“Ya. Tante tahu, kamu nonton TV. Kamu masuk kamar jam 10 ‘kan ? Masa’ mau terus-terusan”. Aku lega, Tante tak tahu perbuatanku semalam yang menyelinap ke kamar Mbak Mar.

“Iya dong. Mumpung ada kesempatan. Sekarang juga saya mau” kataku nakal.

“Gila, kamu To. Awas jangan sampai mengganggu sekolahmu!”

“Habis Tante betul-betul menggemaskan” Aku ngaceng lagi!

“Udah ah, berangkat sana, nanti telat”

“Tapi nanti lagi ya Tante, janji dulu”

“Lihat dulu nanti”

Bagaimana tidak mengganggu sekolah, seharian aku ingat Tante terus. Membayangkan apa yang akan kuperbuat nanti bersama Tante.

Tamat

Cerita Sex Ngentot Dua Tante Bispak yang Liar

$
0
0

Cerita Sex Ngentot Dua Tante Bispak yang Liar | Pada suatu hari ketika aku ke villa pamanku, aku menemukan sebuah album foto di kamar Tante Yani, yang ternyata berisi foto bugil Tante-Tanteku. Kubolak balik foto-foto tersebut yang menampakkan tubuh-tubuh telanjang Tante-Tanteku, walaupun ada yang ssudah berumur diatas 40 tahun seperti Tante Endang dan Tante Rani tapi tubuh mereka tidak kalah dengan keempat istri muda yang lain. Membuat aku terangsang dan ingin merasakan hangatnya tubuh mereka. Hingga ada ide gila untuk memperalat mereka melalui foto-foto tersebut. Mulai kususun rencana siapa yang pertama aku kerjain, lalu kupilih Tante Tante Endang (45 tahun) dan Tante Rina (37 tahun).

Aku telepon rumah Tante Endang dan Tante Rina. Aku minta mereka untuk menemuiku di villa keluarga. Aku sendiri lalu bersiap untuk pergi ke sana. Sampai disana kuminta penjaga villa untuk pulang kampung. Tak lama kemudian Tante Endang dan Tante Rina sampai. Kuminta mereka masuk ke ruang tamu.

“Ada apa sih Anto?” tanya Tante Endang yang mengenakan kaos lengan panjang dengan celana jeans.
“Duduk dulu Tante,” jawabku.
“Iya ada apa sih?” tanya Tante Rina yang mengenakan Kemeja you can see dengan rok panjang.
“Saya mau tanya sama Tante berdua, ini milik siapa?”, kataku sambil mengeluarkan sebuah bungkusan yang di dalamnya berisi setumpuk foto. Tante Endang lalu melihat foto apa yang ditunjukkan olehnya.
“Darimana kamu dapatkan foto-foto ini?” tanya Tante Endang panik mendapatkan foto-foto telanjang dirinya.
“Anto.. apa-apaan ini, darimana barang ini?” tanya Tante Rina dengan tegang.
“Hhhmm.. begini Tante Endang, waktu itu saya kebetulan lagi bersih-bersih, pas kebetulan dikamar Tante Yani saya lihat kok ada foto-foto telanjang tubuh Tante-Tante yang aduhai itu,” jawabku sambil tersenyum.

“Baik.. kalau gitu serahkan klisenya?” Kata Tante Rina.
“Baik tapi ada syaratnya lho,” jawabku.
“Katakan apa syaratnya dan kita selesaikan ini baik-baik,” kata Tante Endang dengan ketus.
“Iya Anto, tolong katakan apa yang kamu minta, asal kamu kembalikan klisenya,” tambah Tante Rina memohon.
“Ooo.. nggak, nggak, saya nggak minta apa-apa, Cuma saya ingin melihat langsung Tante telanjang,” kataku.
“Jangan kurang ajar kamu!” kata Tante Endang dan Tante Rina dengan marah dan menundingnya. “Wah.. wah.. jangan galak gitu dong Tante, saya kan nggak sengaja, justru Tante-Tante sendiri yang ceroboh kan,” jawabku sambil menggeser dudukku lebih dekat lagi.
“Bagaimana Tante?”
“Hei.. jangan kurang ajar, keterlaluan!!” bentak Tante Rina sambil menepis tanganku.
“Bangsat.. berani sekali, kamu kira siapa kami hah.. dasar orang kampung!!” Tante Endang menghardik dengan marah dan melemparkan setumpuk foto itu ke wajahku.
“Hehehe.. ayolah Tante, coba bayangkan, gimana kalo foto-foto itu diterima paman di kantor, wah bisa- bisa Tante semua jadi terkenal deh!!” kataku lagi.
Tante Girang Beautiful Sex Hot
Kulihat kananku Tante Endang tertegun diam, kurasa dia merasakan hal yang kuucapkan tadi. Kenapa harus kami yang tanggung jawab,
“Tante-Tantemu yang lain kok tidak?” tanya Tante Endang lemas.
“Oh, nanti juga mereka akan dapat giliran,” jawabku.
“Bagaimana Tante? Apa ssudah berubah pikiran?”
“Baiklah, tapi kamu hanya melihat saja kan?” tanya Tante Rina.
“Iya, dan kalau boleh sekalian memegangnya?” jawabku.
“Kamu jangan macam-macam Anto, hardik Tante Endang.”
“Biarlah Mbakyu, daripada ketahuan,” jawab Tante Rina sambil berdiri dan mulai melepas pakaiannya, diikuti Tante Endang sambil merengut marah.

Hingga tampak kedua Tanteku itu telanjang bulat dihadapanku. Tante Endang walau ssudah berusia 45 tahun tapi tubuhnya masih montok, dengan kulit kuning langsat dan sedikit gemuk dengan kedua payudaranya yang besar menggantung bergoyang-goyang dengan puting susunya juga besar. Turun kebawah tampak pinggulnya yang lebar serta bulu hitam di selangkangan amat lebat. Tidak kalah dengan tubuh Tante Rina yang berusia 37 tahun dengan tubuh langsing berwarna kuning langsat, serta payudaranya yang tidak begitu besar tapi nampak kenyal dengan puting yang sedkit naik keatas. Pinggulnya juga kecil serta bulu kemaluannya di selangkangan baru dipotong pendek.
“Ssudah Anto?” tanya Tante Endang sambil mulai memakai bajunya kembali.
“Eh, belum Tante, kan tadi boleh pegang sekalian, lagian saya belum lihat vagina Tante berdua dengan jelas,” jawabku.
“Kurang ajar kamu,” kata Tante Rina setengah berteriak.
“Ya sudah kalo nggak boleh kukirim foto Tante berdua nih?” jawabku.
“Baiklah,” balas Tante Endang ketus,
“Apalagi yang mesti kami lakukan?”
“Coba Tante berdua duduk di sofa ini,” kataku.
“Dan buka lebar-lebar paha Tante berdua,” kataku ketika mereka mulai duduk.
“Begini Anto, Cepat ya,” balas Tante Rina sambil membuka lebar kedua pahanya.
Hingga tampak vaginanya yang berwarna kemerahan.
“Tante Endang juga dong, rambutnya lebat sih, nggak kelihatan nih,” kataku sambil jongkok diantara mereka berdua.

“Beginikan,” jawab Tante Endang yang juga mulai membuka lebar kedua pahanya dan tangannya menyibakkan rambut kemaluannya kesamping hingga tampak vaginanya yang kecoklatan.
“Anto pegang sebentar ya?” kataku sambil tangan kananku coba meraba selangkangan Tante Endang sementara tangan kiriku meraba selangkangan Tante Rina. Kumainkan jari-jari kedua tanganku di vagina Tante Endang dan Tante Rina.
“Sudah belum, Anto.. Ess..,” kata Tante Endang sedikit mendesah.
“Eeemmhh.. uuhh.. jangan Anto, tolong hentikan.. eemmhh!” desah Tante Rina juga ketika tanganku sampai ke belahan kemaluannya.
“Sebentar lagi kok Tante, memang kenapa?” tanyaku pura-pura sambil terus memainkan kedua tanganku di vagina Tante Endang dan Tante Rina yang mulai membasah.
“Eh, ini apa Tante?” tanyaku pura-pura sambil mengelus-selus klitoris mereka.

“Ohh.. Itu klitoris namanya Anto, jangan kamu pegang ya..,” desis Tante Endang menahan geli.
“Iya
Sekilas Info > Ingin tahu Cara Menurunkan Berat Bandan Atau info Pemutih Kulitalami dan aman, Klik Linknya.

jangan kamu gituin klitoris Tante dong,” dasah Tante Rina.
“Memang kenapa Tante, tadi katanya boleh,” kataku sambil terus memainkan klitoris mereka. “Sshh.., oohh.., geliss.., To,” rintih Tante Endang dan Tante Rina.
“Ini lubang vaginanya ya Tante?” tanyaku sambil memainkan tanganku didepan lubang vagina mereka yang semakin basah.
“Boleh dimasukin jari nggak Tante?”
Kembali jariku membuka belahan vagina mereka dan memasukkan jariku, slep.. slep.. bunyi jariku keluar masuk di lubang vagina Tante Rina dan Tante Endang yang makin mendesah-desah tidak karuan,
“Jangan Anto, jangan kamu masukin jari kamu.. Oohh..,” rintih Tante Rina.
“Jangan lho Anto.. sshh..,” desah Tante Endang sambil tangannya meremasi sofa.
“Kenapa? Sebentar saja kok, dimasukkin ya,” kataku sambil memasukkan jari tengahku ke vagina mereka masing-masing.
“Aaahh.., Anto..,” desah Tante Endang dan Tante Rina bersama-sama mersakan jari Anto menelusur masuk ke lubang vagina mereka.
“Ssshh.. eemmhh..!!” Tante Endang dan Tante Rina mulai meracau tidak karuan saat jari-jariku memasuki vagina dan memainkan klitoris mereka.

“Bagaimana Tante Endang,” tanyaku mulai memainkan jariku keluar masuk di vagina mereka.
“Saya cium ya vagina Tante Endang ya?” tanyaku sambil mulai memainkan lidahku di vaginanya. “Sebentar ya Tante Rina,” kataku.
“Jangan.., sshh.. Anto.. ena.., rintih Tante Endang sambil tangannya meremasi rambutku menahan geli.
“Gimana Tante Endang, geli tidak..,” tanya Anto.
“Ssshh.. Anto.. Geli ss..,” rintihnya merasakan daerah sensitifnya terus kumainkan sambil tangannya meremasi sendiri kedua payudaranya.
“Teruss.. Anto,” desis Tante Endang tak kuat lagi menahan nafsunya.

Sementara Tante Rina memainkan vaginanya sendiri dengan jari tanganku yang ia gerakkan keluar masuk. Dan Tante Endang kian mendesah ketika mendekati orgasmenya dan
“Aaahh ss.., Tante sudah nggak kuat lagi,” rintih Tante Endang merasakan lidahku keluar masuk dilubang vaginanya.
“Tante Endang keluar Anto..,” desah lemas Tante Endang dengan kedua kakinya menjepit kepalaku di selangkangannya. Tahu Tante Endang sudah keluar aku bangkit lalu pindah ke vagina Tante Rina dan kubuka kedua pahanya lebar-lebar. Sama seperti Tante Endang Tante Rina juga merintih tidak karuan ketika lidahku mengocok lubang vaginanya.
“Aah ss.., Antoo,.., enak ss..,” rintih Tante Rina sambil menekan kepalaku ke selangkangannya.

Tante Rina di sofa dan kubuka lebar-lebar pahanya. Kubenamkan lidahku liang vagina Tante Rina, ku sedot-sedot klitoris vagina Tante Rina yang ssudah basah itu,
“Teruss.., Antoo.., Tante.., mau kelu.. Aah ss..,” rintih Tante Rina merasakan orgasme pertamanya. Anto lalu duduk diantara Tante Endang dan Tante Rina.
“Gantian dong Tante, punyaku sudah tegang nih,” menunjukkan sarung yang aku pakai tampak menonjol dibagian kemaluanku pada Tante Endang dan Bullik Rina. Kuminta mereka untuk menjilati kemaluanku.
“Kamu nakal Anto, ngerjain kami,” kata Tante Endang sambil tangannya membuka sarungku hingga tampak penisku yang mengacung tegang keatas.
“Iya.., awas kamu Anto.. Tante hisap punya kamu nanti..,” balas Tante Rina sambil memasukkan penisku kemulutnya.

“Ssshh.. Tante.. terus..,” rintih Anto sambil menekan kepala Tante Rina yang naik turun di penisnya. Tante Endang terus menjilati penisku gantian dengan Tante Rina yang lidahnya dengan liar menjilati penisku, dan sesekali memasukkannya kedalam mulunya serta menghisap kuat-kuat penisku didalam mulutnya. Sluurrpp.. sluurpp.. sshhrrpp.. demikian bunyinya ketika dia menghisap.
“Sudah.. Tante, Anto nggak kuat lagi..,” rintih Tante Rina sambil mengangkat kepalaku dari vaginanya.
“Tunggu dulu ya Tante Endang, biar saya dengan Tante Rina dulu,” kataku sambil menarik kepala Tante Endang yang sedang memasukkan penisku kemulutnya.
“Tante Tina sudah nggak tahan nih,” kataku sambil membuka lebar-lebar kedua paha Tante Rina dan berlutut diantaranya.
“Cepatss.. Anto,” desah Tante Rina sambil tangannya mengarahkan penisku ke vaginanya. “Asshhss..,” rintih Tante Rina panjang merasakan penisku meluncur mulus sampai menyentuh rahimnya. Tante Rina mengerang setiap kali aku menyodokkan penisnya. Gesekan demi gesekan, sodokan demi sodokan sungguh membuatku terbuai dan semakin menikmati “perkosaan” ini, aku tidak peduli lagi orang ini sesungguhnya adalah Tanteku sendiri. Kuminta Tante Rina untuk menjilati vagina Tante Endang yang jongkok diatas mulutnya.

Lihat Juga :  Cerita Sex Ngentot Anak SMP Masih Perawan

“Ushhss.. Geli dik,” desis Tante Endang setiap kali lidah Tante Rina memasuki vaginanya. Sementara aku sambil menyetubuhi Tante Rina tanganku meremas-remas kedua payudara Tante Endang. Tiba-tiba Tante Rina mengangkat pinggulnya sambil mengerang panjang keluar dari mulutnya. “Ahhss.. Anto Tante keluar.. ”
“Sudah keluar ya Tante Rina, sekarang gilran Bu Endang ya,” kataku sambil menarik Tante Endang untuk naik kepangkuanku.

Tante Endang hanya pasrah saja menerima perlakuannya. Kuarahkan penisku ke vagina Tante Endang Lalu Aaahh.. desah Tante Endang merasakan lubang vaginanya dimasuki penisku sambil pinggulnya mulai naik turun. Kunikmati goyangan Tante Endang sambil ‘menyusu’ kedua payudaranya yang tepat di depan wajahku, payudaranya kukulum dan kugigit kecil.
“Teruss.. Tante, vagina Tante enak..,” rintihku sambil terus dalam mulutku menghisap-hisap puting susunya.
“Penis kamu juga sshh..” rintih Tante Endang sambil melakukan gerakan pinggulnya yang memutar sehingga penisku terasa seperti dipijat-pijat.
“Sebentar Tante, coba Tante balik badan,” kataku sambil meminta Tante Endang untuk menungging.

Kusetubuhi Tante Endang dari belakang, sambil tanganku tangannya bergerilya merambahi lekuk-lekuk tubuhnya. Harus kuakui sungguh hebat wanita seumur Tante Endang mempunyai vagina lebih enak dari Tante Rina yang berusia lebih muda. Sudah lebih dari setengah jam aku menggarap Tante Endang, yang makin sering merintih tidak karuan merasakan penisku menusuk-nusuk vaginanya dan tanganku meremasi payudaranya yang bergoyang-goyang akibat hentakan penisku di vaginanya.
“Ssshh.. Anto, Tante mau keluar..” rintih Tante Endang.
“Sabarr.. Tante, sama-sama,” kataku sambil terus memainkan pinggulku maju-mundur.
“Aaahh ss.., Tante Endang keluar..,” melenguh panjang.
“Saya belum, Tante,” kataku kecewa.
“Pake susu Tante aja ya,” jawab Tante Endang jongkok didepanku sambil menjepitkan penisku yang ssudah licin mengkilap itu di antara kedua payudaranya yag besar, lalu dikocoknya.
“Terus, Tante enak ss..,” rintihku.

Melihat hal itu Tante Rina bangun sambil membuka mulutnya dan memasukkan penisku ke mulutnya sambil dihisap-hisap. Tak lama setelah mereka memainkan penisku, mengeluarkan maninya menyempot dengan deras membasahi wajah dan dadaTante Endang dan Tante Rina.
“Terima kasih ya Tante,” jawabku sambil meremas payudara mereka masing-masing.

Tamat

Cerita Bokep | Bella Teman Kencan Satu Kamar

$
0
0

Cerita Bokep | Bella Teman Kencan Satu Kamar – Tempat berbagi Cerita & Foto Sex, Dewasa, ABG, HOT, Tips Bercinta : Cerita ini kira kira kalau tidak lupa terjadi saat bulan November 2014 kemarin, dimana saat itu aku mewakili kampusku dalam acara workshop, saat itu di ruangan yang sama yang menjadi peserta dalam kegiatan workshop tersebut, aku memperhatikan salah satu wanita yaitu yang bernama Bella dia mahasiswi asli Semarang, dia jurusan Ekomoni di salah satu universitas terkenal di S.

Kami antara Bella saling memperhatikan satu sama lain, tapi saat dia berangkat dia selalu diantar sama cowoknya, aku tahu bahwa Bella sudah punya pacar, saat itu hubungan kita hanya lewat SMS dan BBMan, dan kejadian itu berlangsung sampai berakhirnya kegiatan workshop, suatu hari bulan April kemarin Bella tiba tiba menelponku, katanya dia bahwa besok pagi rencana mau maen ke tempat ku yang ada di Yogyakarta dia intinya minta dijemput di terminal.

Bella berangkat dari kotanya pukul 07.00 wib maka kira kira butuh waktu 3 jamman untuk sampai ke kota ku, maka dari itu aku pukul jam 11 sudah standby di terminal, sekiranya aku menunggu Bella sampai di terminal aku duduk manis di sebuah warung, tak lama kemudian Bella mengagetkan aku di belakang dengan menepuk bahuku dengan keras.

Dia tidak banyak berubah, tinggi 168 cm, rambut sebahu, bentuk wajahnya tirus mirip seperti artis Nia Ramadhani, namun tubuh Bella lebih berisi, terutama dengan payudara yang berukuran 34 B. Saat aku terpana melihat tubuhnya, dia tiba-tiba saja memelukku. “mas, aku kangen. Pengen banyak cerita sama kamu, pengen tukar pikiran dan diskusi kaya saat workshop dulu” ungkapnya. “iya..iya..udah ah, ga enak diliat orang banyak” kataku sambil melepaskan pelukannya. “Mau nginap dimana kamu malam ini? Masak mau langsung pulang ke S?”tanyaku. “aku nginap di kost mas Ari aja boleh khan?”jawabnya. “mana boleh non, bisa digrebek ama orang kampong” jawabku.

Akhirnya dia sepakat akan tidur di sebuah hotel melati dekat kostku, biayanya aku bantu setengah, karena dia juga tidak membawa banyak uang. Singkatnya, setelah Bella mandi dan berganti pakaian kami berjalan-jalan keliling kota Y, selama perjalanan, dia banyak bercerita tentang hubungannya dengan cowoknya yang mulai banyak ketidak cocokan dan sering diwarnai pertengkaran. Setelah makan malam, jam 9 malam aku mengantarkan dia kembali ke hotel tempatnya menginap.

Setelah itu aku kembali ke kostku. Pukul setengah 11 malam Bella menelponku. “mas, aku ga bisa tidur, hotelnya serem, mas Ari kesini donk, temanin aku” pintanya. cerita seks Maka aku pun langsung menuju hotel itu. Ketika menuju kamar Bella, aku sempat melihat beberapa pasangan chek in, ada yg masih muda, ada pula yang sudah berumur. Pahamlah aku bahwa hotel ini termasuk hotel esek-esek yang banyak dibicarakan teman-teman kampusku. Kamar yang ditempati Bella berada di ujung lorong, sehingga terlihat memang lebih luas, Bella masih belum ganti baju, “aku mau k kamr mandi takut mas, lampunya kecil” jawabnya ketika kutanya kenapa ga ganti baju. “Ya udah, aku disini, kamu cuci muka trus ganti baju tidur ya” kataku.

Sementara aku tiduran diatas spring bed, ternyata karena takut (atau entah sengaja) Bella ganti baju tanpa menutup pintu kamar mandi, tentu saja aku bisa melihatnya dari kaca besar di depan pintu kamar mandi. Dari situ aku melihat Bella hanya mengenakan celana dalam, tanpa BH di balik daster tidurnya. Dengan menggunakan daster, Bella naik ke atas spring bed dan berbaring di sebelahku. Sedikit ja’im aku kemudian duduk, “kamu mau tak tungguin disini atau aku pulang aja ke kost?” tanyaku. “Mas Ari disini aja, khan kita ga ngapa- ngapain” jawabnya.

Aku pun turun dari spring bed dan duduk di kursi berlengan yang ada dalam kamar itu. “lho, kok di situ sich? Disini aja ama aku. Khan tempat tidurnya masih luas” protes Bella. Dari pada diprotes terus (dan karena memang ngarepin) aku pun kembali berbaring di sebelahnya. Lama kami terdiam, aku kira dia sudah tertidur, sehingga aku kemudian membuka ikat pinggang dan retslueting celana jeansku, karena aku memang tidak biasa tidur dengan celana jeans, Bahkan kadang aku tidur hanya dengan celana pendek, tanpa celana dalam. “kenapa mas? Sesak ya?” Tanya Bella yg ternyata belum tidur. “iya, aku ga biasa tidur pakai jeans” jawabku. “ya udah, celananya dibuka aja, mas Ari pakai selimut ini lho” kata Bella lagi smbil menyerahkan selimut dan kemudian membalik badannya.

Jadilah aku hanya bercelana dalam berbungkus selimut tidur disamping Bella. Sekitar jam 3 dinihari, aku terbangun karena seperti mendengar suara tangis. Ketika kubuka mata, ternyata di depanku Bella menangis sambil memandangku. Aku yang bingung kemudian bertanya kenapa, bukannya menjawab, tangis Bella justru makin kuat. Khawatir diduga melakukan kekerasan oleh orang diluar kamar, aku menarik Bella dan mendekapnya. Bella memelukku erat dan bercerita bahwa awal mula tidak harmonisnya hubungan antara dia dengan cowoknya karena cowoknya memaksa dia untuk berhubungan badan.

Benar-benar iba, aku pun mendekapnya dalam pelukanku. Lupa kalau saat itu aku hanya memakai celana dalam. Makin lama saling berpelukan, kami pun makin terbawa suasana, dari hanya saling memeluk dan berpandangan, perlahan bibir kami mulai saling mendekat dan berpagutan, rasa asin dari air matanya tak kurasakan, yang ada hanyalah nafsu, Bella pun mulai menunjukkan hal yang sama. Nafasnya makin memburu, permainan lidahnya makin agresif, bahkan gerakan tangannya mulai meremas lengan dan kaos yang kukenakan. Remasannya makin lama malah menarik kaosku ke atas, seolah meminta aku melepasnya, maka kubuka kaosku dan tinggal bercelana dalam dihadapan Bella.

Melihat dadaku yang ditumbuhi bulu halus, Bella keliatan makin bernafsu, dia memegang dadaku dan meremasnya, aku pun merasa tak perlu berbasa-basi lagi, maka segera kutarik keatas pula dasternya, sehingga dia pun hanya tinggal memakai celana dalam. Kami sempat saling memandang, “mas, aku pernah menolak L***** untuk ML sama aku, sampai dia memaksaku dan bahkan mendekap mulutku dengan bantal, tapi sekarang aku ikhlas mas, kalau kamu mau jadi pacarku, aku ikhlas menyerahkan diriku ke kamu malam ini” kata Bella sambil menangis.

Aku tidak menjawab, aku kembali menariknya ke pelukanku, memberinya waktu untuk melepaskan semua beban yang ada dihatinya. Namun tak lama kemudian, dia mulai kembali menciumi bibirku. Kami pun kembali saling berpagutan, kali ini tidak ada lagi ja’im di benakku. Sambil tetap berciuman bibir, tanganku mulai meremas-remas toket dan pantatnya. Dia yang mulanya hanya meremas lengan dan dadaku, perlahan tangannya turun tapi terhenti di atas perutku.

Karena tak sabar, langsung kuarahkan tangannya untuk memegang kontolku. Dan dia pun menggenggam kontolku dengan kuat. Bibirku mulai turun ke lehernya, kugigit pelan dan kuhisap-hisap sehingga meninggalkan bekas merah di kulitnya yang putih, terus aku turun dan mulai mendekati dadanya, kuhisap toketnya, sambil terkadang kupilin putingnya bergantian, dia makin bergoyang liar remasan-remasan tangannya mulai membuat perih di tubuhku. Aku terus menggigit-gigit pelan dan menghisap tubuhnya, turun ke perut dan terus turun, sampai pada batas atas celana dalam hitam yang dikenakannya.

Aku berhenti, dan memandangnya, “boleh aku buka?” tanyaku, dia mengangguk dengan menatapku sayu. Dengan kedua tangan kubuka penghalang terakhir antara aku dan lubang kenikmatannya, bulu-bulu jembutnya tipis dan wangi menunjukkan dia rajin merawat propertinya itu. Belahan memeknya masih sangat rapat, kuminta dia untuk melebarkan kedua kakinya, dia sempat menolak, “malu mas” tapi setelah aku sedikit memaksa, di pun mulai melebarkan kedua kakinya, menunjukkan bagaian dalam memeknya yang berwarna merah muda. Langsung kucium, kujilat dan kuhisap- hisap semua bagian memeknya, mulai bagian labia mayora (bener ga sich itu namanya?) sampai klitorisnya yang berbentuk benjolan sebesar kacang tanah.

Dan akibatnya, Bella seperti kesetanan, pinggulnya naik-turun berusaha menghindari seranganku ke memeknya, “udah mas, udah.. geli..aku geli…” tukasnya. Tapi aku pun terus berusaha merapatkan bibirku ke titik sensitive itu. Dan tiba-tiba dia berkata “maasss, aku… mau.. pipis….” belum sempat aku menarik kepalaku dari pangkal pahanya, justru kedua paha itu menjepit kepalaku, kedua tangannya menekan kepalaku semakin mendekati memeknya dan pinggulnya diangkat tinggi-tinggi. Dia mendapatkan orgasme pertamanya setelah ku rangsang dan ku oral selama 15 menit.

Tak ayal cairan memeknya pun membasahi hidung dan mulutku. Aroma dan rasa yang khas membuatku makin bernafsu terus kuhisap semua cairan yang keluar dari lubang itu sampai habis. Setelah jepitan pahanya agak melonggar, aku langsung kembali ke sampingnya. Kucium bibirnya sambil kubelai-belai toketnya. “Enak, ga ?” tanyaku. “Enak banget, aku sampai lemes banget. Mas Ari pasti udah sering ya, kok pengalaman banget?” tanyanya *dalam situasi seperti ini, kalau aku jujur aku sudah pernah ML sama 3 cewek sebelum dia bisa merusak suasana* maka kujawab “ aku baru pertama sama kamu ini kok. Aku Cuma sering liat BF aja” “wah, pantes, belajarnya dari film” kata Bella sambil tersenyum dan memelukku.

Setelah 1 menit, dia mencium bibirku dan bertanya “sekarang aku mesti gimana buat gentian muasin mas Ari?” Aku pun tersenyum dan melirik kontolku yang kepalanya sudah keluar dari batas celana dalamku. Dia tersenyum, lalu mulai bergerak membuka celana dalam yang aku kenakan. Dia memegang kontolku lalu bertanya “mau diapain ini mas?” pertanyaan lugu yang menggoda, tapi karena malas basa-basi lagi aku pun menjawab “masukin ke memekmu donk, tapi sebelumnya diisep dulu” dia tersenyum, lalu mulai mengocok pelan kontolku. Setelah agak keras, dia mulai memasukkan junior ke dalam mulutnya dan menghisapnya, tapi karena memang belum pernah (setidaknya menurut pengakuannya) maka rasanya pun tidak terlalu enak.

Agak sakit malah, karena beberapa kali menyentuh giginya. “jangan kena gigi donk yang, sakit” kataku. “aduh mas, sorry, aku ga bisa kaya gini” jawabnya “Mas langsung main aja yah, aku pasrah kok” katanya. Lalu dia berbaring disampingku sambil membuka kedua kakinya. Melihat posisi itu, aku pun bangkit, kujilati sebentar klitorisnya supaya agak basah, dia mulai mendesah pelan. Kubasahi juga ujung kontolku dengan sedikit air liur, lalu mulai kugesek- gesekkan di depan lubang memeknya. Meski mengaku sudah tidak perawan karena paksaan mantan cowoknya, ternyata lubang memek Bella sangat sulit ditembus.

Masih sangat sempit, dan aku ga tega ketika sedikit memaksa mendengar dia menjerit tertahan, “aduh mas, sakit mas…” maka kutunda lagi memasukkan kontolku dalam memeknya. Sambil tetap kugesek-gesek, aku mulai mendorong ketika kurasa sudah cukup basah, berhasil masuk kepala kontolku masuk kedalam memeknya. Di sinilah aku merasakan perbedaan antara memek Bella dengan memek milik Ika, Icha dan Eta yang pernah kurasakan seblumnya. Kalau memek lain kenikmatan itu sangat terasa ketika aku memasukkan kontolku dalam-dalam, maka memek Bella terasa sangat menjepit justru ketika baru sepertiga kontolku masuk.

Maka aku pun, hanya menggerakkan kontolku maju mundur di titik itu. Namun berbeda dengan yang kurasakan, Bella justru sangat kesakitan dengan cara itu. “mas, cabut dulu mas. Sakit mas” ujarnya. “ya, bentar yah, aku enak bgt nich sayang” kataku. Dia seperti menahan rasa sakit, bibirnya digigit. “mas, udah dulu donk…sakit nich, perih…” katanya lagi. Sebenarnya aku ga tega, tapi aku pun merasakan kenikmatan dengan hanya bermain di permukaan memeknya itu.

Akhirnya aku mengalah dan memutuskan untuk mencabut kontolku dari memeknya. Namun sebelum mencabut, aku ingin mencoba memasukkan keseluruhan batang kontolku dalam memeknya, maka kudorong penuh kontolku ke dalam memeknya, sedalam aku bisa, namun ternyata mentok dan aku bisa bisa merasakan dinding rahimnya tepat di depan kepala kontolku. Saat itulah aku merasakan perubahan pada diri Bella. Dia yang semula menahan sakit sambil menggigit bibir dan memejamkan mata, tiba-tiba matanya terbuka lebar, mulutnya menganga tertahan. “mmmaaaassssss……” suaranya tertahan dan bergetar. “Eeennnnnaaaaakkkk bbaaaannggeeettttt mmmaaasss….”katanya.

Tangannya mencengkram erat kedua lenganku. Sesaat kemudian dia berubah makin liar, setiap kali aku tarik mundur kontolku, dia justru memajukan memeknya seolah tidak mau melepaskan sedikit pun kontolku dari memeknya. Tangannya memelukku erat, kemudian tubuhnya tiba-tiba mendorongku berguling ke kanan sehingga sekarang dia berada di atas tubuhku. Dia tetap memelukku erat sambil menggoyangkan pinggulnya ke semua arah, maju-mundur, kanan-kiri, depan-belakang bahkan diselingi memutar, aku yang merasakan perubahan ini kemudian mulai mengatur posisi, kuluruskan kedua kakiku dan menbiarkan tubuh Bella menguasaiku, dia menggerakkan pinggulnya ke segala arah bagai kesetanan, aku berusaha mengimbangi gerakannya dengan melawan arah setiap gerakan pinggulnya. Tetes keringat kami membasahi kasur, tapi keganasan Bella seolah tidak akan berakhir.

Beberapa saat kemudian tiba- tiba dia menekan dalam-dalam pinggulnya. Tangan kanannya mencengkram lengan kiriku dan tangan kirinya menjambak rambutku. Kontolku seperti diremas-remas dengan kuat oleh memeknya dan dia menjerit tertahan “aaaaaccchhhh……” tubuhnya mengejang, kaku sesaat lalu ambruk diatas tubuhku. “enak banget mas..enak banget….aku pengen ngentot terus ama kamu kaya gini. Enak banget” ujarnya berbisik di telingaku. Aku hanya tersenyum mendengar kata- katanya, sementara Bella masih terbaring lemas diatas tubuhku, kontolku yang masih menancap dalam memeknya bergerak-gerak mencari perhatian ;p dia pun merasakannya, dan mulai bangkit. “mas, aku lemes banget, mas diatas aja dech, aku pasrah.

Udah lemes bgt nich” katanya. Dia lantas menjatuhkan tubuhnya, dan sambil membuka lebar tangan dan kakinya, dia berkata nakal “aku pasrah mas, perkosa aku, nodai diriku sepuasmu…..” sambil tersenyum nakal. Aku pun langsung, naik ke atas tubuhnya. Sengaja kuangkat kedua kakinya sambil kulingkarkan di pinggangku. “gini, biar kerasa makin enak” kataku, sesaat kemudian aku mulai mendorong kontolku masuk dalam memeknya.

Ini perbedaan kedua antara memek Bella dengan memek lain yang pernah kurasakan, meski basah karena cairan orgasme sebelumnya, tapi ketika kumasukkan, tetap aja kontolku rasanya seperti dijepit dengan kuat. Aku pun mulai menggoyang pinggulku maju- mundur. Setelah melihat liarnya Bella saat kumasukkan dalam kontolku, dan merasakan kenikmatan memeknya saat di permukaan, maka kucoba memainkan masuknya kontolku dengan ritme 3 plus 1, yaitu tiga kali aku dorong dengan hanya memasukkan sepertiga kontolku, dan kemudian satu kali dorongan dalam yang memasukkan kontolku sedalam- dalamnya sampai terasa mentok di dinding rahim Bella. Dan efeknya, meski mengaku sudah lemas, tapi tiap kali aku dorong dalam kontolku dalam memeknya, tubuh Bella seperti mengejang.

Lihat Juga :  Cerita Bokep Hilang Perawan Gara-Gara Pesta Sex

Pinggulnya ikut terangkat tiap kali aku menarik kontolku, dan suaranya tertahan “mmaaasss….” Dia terus meremas lenganku dan menggigit kuat bibirnya sendiri. “mmmaaasss, jangan nyiksa aku doonkk… masukin yang daallleeem dddooonnkkk….” Pintanya dengan mata sayu menatapku dan suara bergetar. Karena kasihan, aku pun langsung menaikkan ritme goyanganku dengan mendorong dalam kontolku dalam memeknya. Dan Bella kembali kesetanan, dia membalas setiap tusukan kontolku dengan gerakan pinggul yang ke segala arah, bahkan tangannya meremas erat kedua pantatku sambil menakannya agar makin dalam masuk dalam memeknya. “mmass, dalam lagi mmaaass, masukkiinn dalem lagi…eennaakk bangeettt masss….”ujarnya.

Dan gerakan pinggulnya pun kurasakan makin terasa nikmat ketika memeknya terasa memijat dan meremas-remas kontolku, dan ini membuat aku pun mulai merasakan cairan lahar putih akan mulai muntah dari kontolku. “Bella, aku mau keluar sayang, aku tarik yah” kataku. Bella mengangguk, namun gerakan pinggulnya dan tangannya berkata sebaliknya, pinggulnya justru makin terangkat ke atas, sedangkan tangannya makin menekan pantatku untuk makin masuk ke dalam memeknya. Sementara didalam pun kontolku terasa makin kuat disedot, diremas dan dipijat otot-otot memeknya.

Akhirnya karena tak tahan aku pun memuntahkan pejuhku dalam memeknya. Crot.. crot.. crot..dan sedetik kemudian Bella kembali mengejang, badannya kaku dengan posisi tangan menekan pantatku agar makin mendorong masuk kontolku dalam lubang memeknya. “mmaaasss….aaaccchhhh….eeennna aakkkk” teBellaknya tertahan dengan suar bergetar. Aku segera mencabut kontolku dari memeknya dan menjatuhkan badanku disampingnya. Kulirik jam di HPku, jam 7 kurang 20 menit. Berarti sekitar 3,5 jam kami memadu kasih dan mengejar surga dunia. Aku mencium bibirnya sambil meremas toketnya. “Aku sayang kamu, mas…” kata Bella.

Kami pun kembali tertidur sampai jam 10 pagi Setelah itu kami mandi bersama. Setelah sarapan aku kembali mengantar Bella ke terminal bus untuk kembali ke kota S. Sejak saat itu, aku berpacaran dengan Bella. Hubungan kami sempat berjalan selama sekitar 2 tahun, sampai akhirnya dia dijodohkan dengan seorang pBella tetangga kampungnya di Semarang. Sekarang dia telah memiliki 2 anak dan tinggal di kota S. Yang tidak pernah Bella tahu, bahwa dia bukan wanita pertama yang bercinta denganku, dan bahwa selama 2 tahun hubungan kami pun aku beberapa kali bercinta dengan wanita lain.

Tamat

Cerita Dewasa HOT Berlibur Ke Kebun Apel

$
0
0

Cerita Dewasa HOT Berlibur Ke Kebun Apel – Selamat bertemu kembali kepada Saya, semoga anda para penggemar situs ini tidak bosan berjumpa lagi dengan Saya. Kali ini Saya ingin menceritakan pengalaman yang tak akan pernah terlupakan disaat masih SMA dulu pada tahun ajaran 1991. Kisah ini benar-benar Saya alami bersama teman-teman satu genk yang saling berpasangan. Kami mempunyai anggota sekitar tujuh pasang alias empat belas orang yang berlainan jenis. Kami dalam kelompok sudah tidak ada lagi rahasia-rahasiaan dan sudah saling bantu baik dalam suka maupun duka.

Pada saat liburan Sekolah, Genk Kami mengadakan piknik ked aerah Puncak tepatnya dekat perkebunan teh Gunung Mas. Disana salah seorang anggota ada yang mempunyai Villa tepat ditepi jalan raya yang tidak pernah ada sepinya, sehingga suara deru mesin mobil yang lalu lalang sangat mengganggu kami tidur. Villa tersebut mempunyai delapan kamar tidur dan Kami mengisi kamar tersebut dengan pasangan masing-masing. Saya mendapat kamar tidur didepan yang sangat dekat dengan jalan raya yang bising, sehingga Saya dan pacar Saya sebut saja Henny tidak dapat tidur, padahal jam telah menunjukkan pukul 01.15 wib.

Saya dan Henny hanya bisa mengobrol saja diatas tempat tidur, karena belum bisa memejamkan mata. Sambil bercerita Saya sesekali meminum minuman beralkohol yang Saya bawa dari Jakarta, maklum udara Puncak saat itu dingin sekali karena sorenya baru diterpa oleh hujan deras. Henny mendekatkan tubuhnya ke tubuh Saya yang tidur hanya mengenakan celana basket yang pendek dan tidak memakai baju, karena sudah terbiasa tidur seperti itu.

Suasana di Villa terasa hening, sebab para penghuninya sudah memasuki kamarnya masing-masing. Saya mendekap Henny yang badannya terasa dingin agar hangat, Henny berusaha untuk memejamkan matanya tetapi tidak bisa karena bising oleh suara deru mesin mobil yang lalu lalang. Saya melihat hal itu merasa kasihan dengannya, maka Saya berusaha membuat badannya hangat agar Henny dapat tidur.

“Tidurlah sayang..” kataku pelan.
“Nggak bisa.. Berisik sich..” jawabnya.
“Sudah usahakan merem dech..” kataku lagi.
“Iyaa.. Ini juga lagi diusahakan..” jawabnya lagi.

Saya membantu menina bobokan Henny dengan mengusa-usap rambutnya agar Henny bisa tidur sambil memeluknya agar tubuhnya terasa hangat. Kami berpelukkan saling berhadapan sehingga tanpa sadar kemaluan Saya menyetuh kemaluannya yang masih menggunakan pakaian dan membuat batang kemaluan Saya mengeras perlahan-lahan. Hennypun merasakan adanya sesuatu yang menonjok-nonjok kemaluannya dari depan.

“Yang.. Kamu.. Ngapain..?” tanyanya.
“Nggak ngapa-ngapain..” jawabku.
“Adik Kamu nakal tuch..” katanya.
“Mana Kamu tahu kalau adik Saya nakal..” kataku belum ngerti makasudnya.
“Henny tahu dong..” jawabnya lagi.
“Dari mana..?” tanyaku penasaran.
“Tuchh.. Mulai nusuk-nusuk Henny..” jawabnya sambil senyum.
“Ooh.. Adik yang itu..” kataku tersipu malu.
“Hee.. Telmi yaa..” ledeknya.

Saking malunya Saya langsung mengulum bibirnya dengan penuh nafsu dan Hennypun membalasnya dengan semangat. Saya mengusap-usap punggungnya perlahan-lahan agar Henny merasakan kelembutan belaian dari Saya. Henny terus melumat bibir Saya sambil memeluk tubuh Saya dengan eratnya sehingga membuat sesak nafas. Melihat hal tersebut Saya berusaha meneruskan belaian kebagian bawah lagi yaitu sekitar pantatnya yang ranum dan menantang bila sedang jalan.

Henny melepaskan pagutannya dan langsung menciumi leher yang dilanjutkan kedada Saya sambil menggigit kecil pada puting dada Saya. Saya semakin bertambah nafsu dan tangan Saya mulai meraba sekitar selangkangannya yang masih mengenakan CD. Henny menarik pantatnya ke belakang agar Saya tidak menyentuh vaginanya. Saya berusaha meraihnya lagi, tetapi Henny malah bangun dan berkata, “Yang.. Jangan lakukan itu.. Kita masih sekolah dan belum siap..”.

Mendengar itu Saya menghentikan dan merebahkan tubuh sambil menatap langit-langit sambil berfikir macam-macam. Melihat Saya termenung Henny mendekatkan wajahnya ke telinga Saya sambil berbisik pelan.

“Yang.. Jangan marah yaa..” pintanya.

Saya masih pura-pura tidak mendengarkan bisikkanya.

“Yang.. Kok diem aja..” rengeknya sambil mengguncang-guncang tubuh Saya.

Saya masih diam tanpa menghiraukannya.

“Yaang..” rengeknya lagi.

Henny melihat hal itu langsung memberanikan diri utnuk mencium bibirku sebagai permintaan maafnya kepada Saya. Saya masih tetap pura-pura diam dan tidak membalas kuluman bibir Henny.

“Yang.. Kamu bener marah nich..?” rengeknya setelah melihat Saya tanpa reaksi.

Saya masih tetap membisu sambil meneguk sisa minuman dari botolnya. Henny merebahkan dirinya disebelahku sambil menatap kelangit-langit. Sayapun mengitkuti dengan menatap keatas juga. Lima belas menit lamanya ruangan yang Kami tempati terasa hening.

“Yang.. Kamu marah yaa..” rengeknya sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku.

Melihat hal itu Saya nggak tega melihatnya, maka Saya sambut bibirnya dengan lumatan dan pelukkan. Henny kaget mendapat serangan mendadak seperti itu langsung tubuhnya menindih tubuh Saya sambil membalas memeluk dan mengulum bibir Saya dengan penuh nafsu karena girang. Saya terus mengusap-usap bokongnya sambil menggesekkan kemaluan yang sedang ditekan oleh vaginanya Henny.

Henny tidak melepaskan pagutannya dari bibir Saya, Saya langsung menaikkan dasternya dan memasukkan tangan Saya ke cdnya dari belakang sambil menyentuh lubang anusnya yang dilanjutkan ke vaginanya. Henny menggeser naik tubuhnya ketika salah satu jariku mencoba meraba lubang vaginanya, sehingga kemaluan Saya terasa digesek-gesek.

“Yang.. Jangan lakukan itu ya.. aa..” rengeknya.
“Saya nggak tahan nich yang..” pintaku seolah merengek kepadanya.
“Jangan dulu yaa..” mohonnya lagi.

Mendengar itu Saya banting ke kiri agar Henny rebah dan langsung Saya tindih karena Saya berada diatas tubuhnya sambil menciumi lehernya dan turun kebagian dadanya yang dasternya sudah Saya singkap keatas. Saya mulai melepaskan BH nya yang masih melekat dan menjilati putingnya sehingga membuat Henny menggelinjang ke kanan dan kiri. Ciuman Saya teruskan pada perutnya dan terus turun kebawah untuk menciumi vaginanya yang masih mengenakan CD, kemudian secara perlahan Saya merosotkan CD-nya yang langsung Saya jilati klitorisnya yang menyembul sehingga membuat Henny kegelian dan membuka kedua pahanya mengangkang lebar yang membuat Saya lebih leluasa menjilati hingga masuk kebagian dalam lubang vaginanya. Lubang vagina Henny sudah mulai agak basah karena cairan kenikmatan sudah keluar sedikit demi sedikit mengalir. Saya semakin bernafsu menjilati sambil menyeruput bagaikan sedang menikmati minum kopi hangat yang baru diseduh.

“Yaang.. Oouuch..” desahnya panjang sambil menaik rambut Saya.

Rupanya Henny telah mencapai orgasmenya. Saya menghentikan permainan ini dan Saya hampiri wajahnya sambil berbisik ditelinganya.

“Enak yaa..” ledekku sambil tersenyum.
“Aacchh..” rengeknya sambil mencubit lenganku manja.
“Tadi pura-pura nggak mau..” ledekku lagi.

Henny tersenyum dan langsung mengulum bibirku dengan manja, Saya memintanya agar gantian Henny melakukan hal serupa seperti yang Saya lakukan terhadapnya. Tanpa dikomando Hennypun langsung menjilati leherku terus turun kedada dan perutku.

Ketika jilatan sudah sampai diperutku, tangan Henny merosotkan celana basketku dan menyembullah kemaluanku yang sudah tegang sejak tadi, maklum kalau tidur nggak pernah pakai CD. Henny langsung menyambut kemaluanku dengan lumatan bibirnya sambil mengulum turun naik. Saya melepaskan daster Henny yang masih melekat ditubuhnya sehingga bugil.

Saya miminta agar Henny menaikki tubuh Saya sambil mengangkangkan pahanya, Henny menggelengkan kepalanya karena belum bisa. Akhirnya Saya suruh Henny merebahkan tubuhnya ditempat tidur sambil pantatnya diganjal oleh bantal. Hennypun melaksanakannya dengan perasaan berdebar-debar karena baru pertama kali melakukan hal ini.

Saya mengarahkan kepala kemaluan Saya kebibir vagina Henny, Saya tempelkan kepalanya sambil menggesekkan perlahan terus agak ditekan sedikit demi sedikit agar Henny tidak merasa sakit saat kemaluanku memasuki lubang vaginanya.

“Yang.. Pelaan..” rengeknya ketika kepala kemaluanku masuk.
“Ini sudah pelan sayang..” kataku berbisik sambil terus menekan.
“Oouuchh.. Yaanngg..” desahnya.

Saya mulai memompa kemaluan Saya keluar masuk perlahan agar Henny tidak merasa sakit. Beberapa menit kemudian Henny menggoyangkan pinggulnya kekanan dan kekiri dengan cepat, karena sudah merasakan nikmat yang sebentar lagi mencapai orgasmenya.

“Yaang.. Nggaak.. Kuuaat.. Hmm ” desahnya sambil mengulum bibir Saya dan Saya merasakan pada batang kemaluan ada cairan hangat. Saya semakin bernafsu dan menggoyang lebih cepat lagi agar menyusul surga kenikmatan yang baru pertama kali dirasakan.

Sepuluh menit kemudian Saya sudah mulai terasa ada gumpalan cairan yang akan keluar dari kepala kemaluan Saya, maka Saya semakin gila memompa dan rupanya Henny juga sudah bangkit lagi untuk yang kedua kalinya mencapai orgasmenya.

“Yaangg.. Saayyaa..” desah Saya terputus ketika semburan pertama menyemprotkan sperma secara kencang.
“Yang.. Henny.. Jugaa.. Hheemm..” desahnya sambil meraih bibir Saya untuk dikulumnya dan memeluk tubuh Saya dengan eratnya.

Sprei biru muda yang terpasang ditempat tidur basah oleh peluh Kami dan ada noda cairan kenikmatan yang berwarna merah muda mengalir dari lubang vagina Henny. Rupanya Henny benar-benar masih perawan ting-ting. Saya melepaskan kemaluan Saya dari lubang vagina Henny ketika sudah mulai menciut dan langsung merebahkan diri disisinya.

Henny memelukku dan menciumi bibirku sambil mengucapkan terima kasih atas permainannya.

“Terima kasih yaa yang..” ucapnya ditelingaku.
“Sama-sama..” jawabku sambil senyum kemenangan.
“Kamu Sayangkan sama Henny..?” tanyanya.
“Iyaa dong..” jawabku.
“Kalau Henny Hamil, Kamu maukan tanggung jawab..?” tanyanya lagi.
“Tentu dong.. Kan cuma Saya yang malakukannya..” jawabku untuk menghiburnya.

Beberapa menit kemudian Kami melakukannya lagi hingga beberapa kali sampai subuh. Akhirnya Kami tertidur dengan tubuh telanjang bulat sampai siang.

Jam menunjukkan pukul 10.20 wib. Teman-teman sudah pada bangun dan berkumpul diruang tengah sambil sarapan pagi menunggu yang lainnya untuk jalan-jalan melihat kebun apel disebelah atas villa yang Kami tempati. Pemilik Villa sebut saja namanya Riani membangunkan Kami sambil mengetuk pintu dan Kami masih terlelap tidur karena kelelahan. Rupanya Riani nggak sabar, maka diambilnya kunci duplikat kamar Kami dan membukanya. Betapa kagetnya Riani melihat Kami yang masih tidur dalam keadaan bugil dan sprei berantakan. Riani menutup kembali pintu kamar kami dan menguncinya. Riani pergi ke kamarnya dan menceritakan hal yang dilihatnya pada pacarnya sebut saja bernama Ronny.

“Ron.. Gawat nich..” katanya pada Riani.
“Gawat kenapa..?” tanya Ronny penasaran.
“Tuch.. Temen deket lho..” katanya.
“Kenapa emangnya..?” tanya Ronny.
“Dia pada melakukan itu..” kata Riani.
“Melakukan apa sich..?” tanya Ronny agak penasaran.
“Dia pada bugil, habis begiutan kali..” kata Riani lagi.
“Biarin aja.. Emangnya Lo mau..?” tantang Ronny.
“Ngapain lagi..” elaknya.
“Ya.. Udah.. Mendingan Kita siap-siap..” kata Ronny lagi.

Dua puluh menit kemudian Saya dan Henny bangun dan langsung menuju kamar mandi, Kami mandi berdua sambil saling menyabuni tubuh sehingga membuat kemaluanku tegak lagi. Henny Saya suruh menungging dan Saya masukkan kemaluannya dari belakang dengan gaya Doggy style. Setelah selesai Kami berkemas-kemas untuk berangkat jalan-jalan dengan teman-teman ke kebun apel.

Begitu keluar kamar Kami lihat semuanya sedang sarapan dan Kami langsung menuju ke meja untuk menyantap hidangan nasi goreng yang telah tersedia. Kami bergabung diruang tengah untuk sarapan, tiba-tiba Riani menghampiri Henny dan mengajaknya kebelakang untuk berbicara berdua.

“Hen.. Loe gila yaa..?” tanya Riani pada Henny.
“Gila kenapa..?” tanya Henny nggak ngerti.
“Loe semalem ngewe kan..?!” katanya.
“Nggak.. Loe kali yang ngewe..” balas Henny sengit.
“Ngaku aja.. Tadi Gue lihat Loe tidur bugil berdua..” cecarnya.
“Loe ngiri.. Yaa..” kata Henny.
“Kalau ngiri.. Loe ngewe aja sama Ronny..” serang Henny.
“Bukan gitu.. Gue nggak enak sama yang lain..” bela Riani.
“Biarin aja.. Emang Gue pikirin..” kataku sambil meninggalkan Riani kembali ke ruang tengah.

Pada malam kedua Kami berkumpul diruang tengah untuk merencanakan hari esok untuk tujuan piknik selanjutnya. Ketika jam menunjukkan pukul 23.00 wib, Kami pergi ke kamar masing-masing untuk tidur.

Seperti biasa Kami tidak dapat tidur, maka Saya dan Henny bergumul seperti kemarin. Henny menyampaikan berita kalau tadi pagi si Riany masuk kekamar dan melihat Kita masih tidur dalam keadaan bugil. Maka timbul niat iseng gue dan gue keluar kamar menemui Ronny dan berbisik ketelinganya.

“Ron.. Cewe Loe kayaknya pengen ngewe dech ama Loe..” bisik Saya.
“Gila kali yee..” sungut Ronny.
“Tadi pagi Die masuk ke kamar Saya..” kataku lagi.
“Yang bener Loe..?!” tanya Ronny yang pura-pura nggal tahu.
“Ach.. Loe udeh tau pake pura-pura lagi..” kata Saya.
“Lagian Loe gila sich.. Ngewe nggak langsung pake baju lagi..” ejek Ronny.
“Abis keenakkan sich..” ledek Saya lagi.

Ronny langsung pergi masuk kamarnya dan Sayapun balik kekamar.

Lihat Juga :  Cerita Dewasa 2017 Mantapnya Goyangan 2 Anak SMA

Rupanya Henny sudah nggak sabar lagi, ketika saya naik ketempat tidur dan masuk kedalam selimut, ternyata Henny sudah bugil. Melihat hal tersebut Saya langsung buka semua pakaian sampai bugil dan langsung menubruk untuk bergumul sambil berpagutan. Saya menjilati dari leher turun ke susunya dan terus kebawah sampai ke vaginanya yang sudah mulai agak basah, Henny mengelinjang hebat ketika lidah Saya menyentuh clitorisnya sambil mempermainkannya. Sepuluh menit kemudian Henny meminta Saya agar naik dan langsung menancapkan kemaluan Saya pada lubang Vaginanya.

“Yangg.. Henny nggak tahann..” rengeknya.

Sayapun mengarahkan kemaluan Saya yang sudah tegang sejak tadi ke vagina Henny yang sudah siap untuk dimasukinya. Henny langsung menggoyangkan pinggulnya kekanan kekiri ketika kemaluan Saya sudah menancap seluruhnya didalam vaginanya. Saya merangsang Henny dengan cara menghisap kedua susunya secara bergantian dan sesekali mengulum bibirnya. Lima belas menit kemudian Henny sudah mendekati puncaknya dan meminta Saya agar cepat-cepat menuju puncaknya juga. Sayapun memompa dengan cepat agar Kami selesai secara berbarengan.

“Yangg.. Nggaakk.. Kk..” desahnya.
“Ayoo.. Kita.. Bareng..” kataku sambil memompa dengan lebih cepat lagi.
“Yyaang.. Hhgghh..” desahnya sambil memelukku dengan erat.

Sayapun merasakan hal yang sama dan Kamipun mencapai orgasmenya secara berbarengan. Henny mendorong tubuh Saya kesamping dan meraih kemaluan Saya yang masih agak tegang setelah memuncratkan spermanya dan langsung dikulum serta dihisapnya sampai bersih.

“Yang.. Malam ini sudah dulu yaa..” pintanya.
“Kenapa emangnya..?” tanyaku.
“Capek sich..!” serunya lagi.
“Oke.. Dech yayang..” kataku sambil memeluknya. Dan Kamipun tertidur sampai pagi.

Riany rupanya masih penasaran dan membuka pintu kamar Saya perlahan-lahan dan dilihatnya Saya masih dalam keadaan bugil. Ronny membangunkan Saya dan betapa kagetnya ketika Saya lihat Ronny dan Riany sudah ada didalam kamar.

“Enak yaa..” kata Riany.
“Gila kali Loe yee..” sungutku pada Mereka.
“Tuch.. Barang Loe masih ngaceng..” kata Riany.
“Sini Loe.. Saya pake..” ledekku.
“Gila Loe.. Gue udeh dikasih semalem ” ledeknya lagi.
“Ya udeh sono keluar..” pintaku.
“Bangun.. Kita pada mau ke puncak beli oleh-oleh..” katanya.
“Ntar dulu Saya mau tuntasin dulu nich..” ledekku sambil menindih si Henny yang masih tidur lelap.
“Ee.. Gilaa..” kata Riany sambil menarik tangan Ronny keluar.

Saya cuek aja memasukkan kemaluan Saya ke lubang vagina Henny dan memompanya sampai selesai. Setelah selesai Kamipun pergi mandi dan siap-siap untuk pergi ke puncak setelah sarapan pagi.

Tamat


Cerita Bugil Sedarah Bersama Tanteku

$
0
0

Cerita Bugil Sedarah Bersama Tanteku – Merupakan cerita sedarah yang masih ada hubungan kekerabatan atau keluarga, dan perlu anda ingat bahwa cerita dewasa sedarah dengan tanteku ini berbeda dengan cerita panas tante atau pun Cerita dewasa tante yang lain-lainnya karena cerita sedarah ini sangat asik sekali, oke tanpa basa-basi lagi kita akan memulai memasuki babak cerita bugil sebagai berikut ini silahkan pilih aja:

Cerita bugil sedarah dengan tanteku ini bermula saat aku masih duduk dikelas 3 smu. Oh ya Namaku Bagus, umurku sekarang 26 tahun. Ada sebuah Cerita Dewasa Seks yang sampai saat ini masih saja terus kukenang dan selalu kuingat. yaitu sebuah kejadian cerita dewasa yang masih terus kuingat sampai saat ini. Saat sma aku dititipkan kepada seorang tanteku. Tanteku ini cantik dan tubuhnya mulus aduhai bikin semua pria yang liat pasti pengen segera berhubungan tubuh dengannya. Oke deh langsung aja pada inti cerita kali ini. Yuk kita simak aja gimana sih adegan seks sedarah yang saya lakukan dengan tanteku ini ?.Download vidio bokep disini Free

Tanteku namanya Luluk, dia ini seorang “Single parent” dengan tiga orang anak; dua perempuan dan satu laki-laki. Suaminya sudah meninggal karena kecelakaan mobil. Suaminya ini memang seorang pembalap lokal yang tidak terkenal namanya. Dengan tiga orang anak dan umurnya yang sudah 37 tahun, tanteku ini masih saja kelihatan seksi. Tubuhnya terawat, karena dengan kondisi keuangannya yang mapan, tanteku secara teratur senam. Hasilnya, walaupun dengan tiga orang anak,
tubuhnya tetap terawat dengan baik. Pantatnya besar dengan pinggul yang juga besar tapi pahanya selain putih dan mulus juga singset tanpa ada tumpukan lemak sedikitpun. Payudaranya lumayan besar, entah kira-kira berapa ukurannya akupun tidak tahu tapi yang jelas masih sekal tidak kendor layaknya seorang Ibu yang sudah melahirkan tiga orang anak.

Kejadiannya berawal pada saat yang tidak diduga sama sekali. Saat itu di rumah sedang tidak ada orang hanya ada tanteku yang sedang asyik memasak untuk hidangan makan siang, kebetulan hari itu jadwal mengajar tanteku hanya satu mata kuliah saja. Sepulang sekolah, aku menemukan tanteku didapur sedang asyik memasak. Dengan langkah gontai karena kecapekan, aku langsung menghampiri meja makan.

“Tante Luluk, belum siap yah makanannya?” tanyaku kelaparan.
“Belum gus, sabar yah. Ini lo si Marni (pembantu tanteku) pulang tadi pagi, jadinya ya gini nih repot sendiri” keluh tanteku
Di dahinya terlihat cucuran keringat, belum lagi tangannya yang belepotan dengan berbagai macam bumbu yang sedang diraciknya. Kelihatan sekali kalau tanteku tidak pernah kerja “Sekeras” ini. Walaupun begitu, entah kenapa terlihat sekali wajah tanteku semakin cantik. Saat itu dia hanya menggunakan daster pendek yang sebenarnya tidak ketat tapi karena bentuk pantat dan pinggulnya yang besar, daster itu jadi kelihatan agak ketat dan memetakan garis dari celana dalamnya kalau dia sedang membungkukkan badannya. “Ah, seksi sekali” pikirku kotor..Download vidio bokep disini Free

“Bagus bantuin ya Tante?” tawarku.
“Boleh Gus, sini!” ternyata tanteku tidak keberatan.
Tidak ada angin tidak ada hujan, belum sampai aku mendekat, entah karena apa tiba-tiba kran air di cucian piring copot dari pangkalnya. Otomatis air yang langsung dari tandon air yang penuh menyembur dengan derasnya mengenai tanteku yang kebetulan ada didepannya.
“Aduh Gus, tolong.., gimana ini?” tanteku dengan paniknya berusaha menutupi saluran air yang menyembur dengan tangannya.
Karena tubuh tanteku tidak terlalu tinggi, untuk mencapai saluran itu dia harus sedikit membungkuk. Terlihat sekali dasternya yang sudah basah kuyup itu sekali lagi memetakan pantatnya yang besar. Garis celana dalamnya kini terlihat lebih jelas.
Dengan tergesa-gesa, tanpa pikir-pikir lagi aku segera mendekat dan membantunya menutup saluran air itu dengan tanganku juga. Tanpa aku sadari ternyata posisi tubuhku saat itu seperti memeluk tubuhnya dari belakang. Bisa di bayangkan, tanpa sengaja juga kontolku mengenai belahan pantatnya yang sekal. Keadaan ini bertahan beberapa lama. Hingga menimbulkan sesuatu yang kotor dipikiranku.
“Aduh Gus gimana ini?” tanya tanteku tanpa bisa bergerak.
“Duh gimana ya Tante, aku juga bingung.” kataku mengulur waktu.
Saat itu, karena gesekan-gesekan yang berlebihan di kontolku, aku jadi tidak bisa menahan gairah untuk merasakan tubuhnya. Pelan-pelan aku melepas satu tanganku dari saluran air itu, pura-pura meraba-raba disekitar cucian piring, mencari sesuatu untuk menutup saluran air itu sementara. Tanpa sepengetahuannya aku justru melepas celanaku berikut juga celana dalamku. Memang agak susah tapi akhirnya aku berhasil dan dengan tetap pada posisi semula kini bagian bawahku sudah tidak tertutup apa-apa lagi.

“Wah, nggak ada yang bisa buat nutup Tante. Sebentar Bagus carikan dulu yah”
Kini niatku sudah tidak bisa ditahan lagi, pelan-pelan aku melepas peganganku di saluran air.
“Pegang dulu Tante” kataku sedikit terengah menahan gairah.
“Yah, gih sana cepetan, Tante sudah pegal nih” sungut tanteku.
Kemudian tanpa pikir panjang, secepat kilat aku menyingkap dasternya, kemudian secepat kilat juga berusaha untuk melorotkan celana dalamnya yang entah warnanya apa, karena sudah basah kuyup oleh air, warna aslinya jadi tersamar.
“Ehh.. apa-apan ini Gus, jangan gitu dong!?” tanpa sadar tanteku melepas pegangannya disaluran air untuk menahan tanganku yang masih berusaha melepaskan celana dalamnya. Air menyembur lagi.

“Auhh.. ohh” suara tanteku jadi tidak jelas karena mulutnya kemasukan air. Tanpa sadar juga tanteku berusaha untuk menutup saluran air dengan tangannya lagi, otomatis tanganku sudah tidak ada yang menahan lagi.
“Kesempatan” pikirku, dengan satu sentakan celana dalam tanteku melorot sampai diujung kakinya.
“Auwch.. duh Gus jangan, aku ini tantemu, jangann..” Mohon tanteku.
Kepalang tanggung, aku langsung jongkok. Aku lalu menyibak pantatnya yang besar dan mencari liang senggamanya. Kudekatkan kepalaku, kujulurkan lidahku untuk mencapai vaginanya.
“Auwchh.. Gus.. ahh..” jilatan pertamaku ternyata membuatnya bergetar tanpa bisa beranjak dari tempat semula, kalau bergerak air pasti akan menyembur lagi.

Lidahku semakin leluasa merasakan aroma dari vaginanya, semakin kedalam membuat tanteku bergetar hebat. Entah kenapa sudah tidak ada lagi bahasa tubuhnya yang menunjukkan penolakan, yang ada kepalanya semakin menggeleng-geleng tidak keruan. Kecari klitorisnya, memang agak sulit, setelah dapat kuhisap habis, dua jariku juga ikut menusuk liang vaginanya. Tidak terkira jumlah lendir yang keluar, tak lama kemudian, terasa pantatnya bergetar hebat.

“Ahh..hh Gusss.. ahh aouhh..” dengan erangan keras, rupanya tanteku sudah mencapai orgasme. Tubuhnya langsung lunglai tapi tanpa melepas pengangannya dari saluran air.
“Aduh aku belum apa-apa” pikirku..
Langsung aku berdiri, kusiapkan senjataku yang sudah mengacung dengan keras. Dengan dua tanganku aku coba menyibakkan kedua belahan pantatnya sambil kudekatkan kontolku kevaginanya. Kudorongkan sedikit demi sedikit. Begitu sudah betul-betul tepat dimulut liang kenikmatannya, tanpa ba-bi-bu langsung kulesakkan dengan kasar.

“Ahh sakit Gus.. pelan.. auh” kepala tanteku langsung melonjak keatas, tanpa sengaja pegangannya di saluran air terlepas. Air menyembur dengan deras. Kepalang basah, begitu mungkin pikir tanteku karena selanjutnya dia hanya berpegangan dipinggiran cucian piring. Sudah tidak ada penolakan pikirku.

Kudiamkan sebentar kontolku yang sudah masuk hingga pangkalnya didalam vagina tanteku, ku nikmati benar-benar bagaimana ternyata vagina yang sudah mengeluarkan tiga orang manusia ini masih saja nikmat menggigit. Sensasi yang sangat luar biasa sekali. Pelan-pelan kutarik, kemudian kudorong lagi.Download vidio bokep disini Free

“Oohh.. Guss enak, terus sayang..yang cepat aouhh.. ahh.. terus sayang” pantatnya bergoyang melawan arah dari kocokanku.
“Nah gitu Gus, ouhh.. ya gitu teruuss..” Pinta tanteku.
Aku terus mengocokkan kontolku dengan cepat. Sebentar kemudian tubuhnya mulai bergetar hebat.
“Yang cepat Gus, Tante sudah mau keluar lagi.. ouhh.. terus” kepalanya semakin menggeleng-geleng tidak karuan.
“Cepatt.. cepatt truss.. ouchh.. Tante kelluaarr.. aghh” Orgasmenya telah sampai dibarengi dengan kepalanya yang melonjak naik, tangannya mencengkeram pinggiran cucian piring dengan erat.
“Cabut dulu Guss.. Tante linuu..” pinta tanteku, karena merasakan aku yang masih mengocoknya dari belakang.
“Akan Bagus cabut, tapi janji nanti diteruskan ya Tante?” kataku.
“Iya, tapi sekarang dari depan aja yah” janji tanteku.

Tubuhnya kemudian berbalik. Wajahnya sudah awut-awutan dan basah kuyup. Kemudian dia duduk diatas cucian piring sambil menghadapku. Aku mendekat, langsung kucari bibirnya dan kemudian kami berpagutan lama. Sambil kami berciuman, satu tangannya membimbing kontolku kearah liang vaginanya. Tanpa disuruh dua kali kudorongkan pantatku dibarengi dengan masuknya juga kontolku.

“Ahh.. oohh..” erang tanteku, ciuman kami terlepas.
“Kocokkan yang cepat Guss..” pinta tanteku sambil pahanya semakin dilebarkan.
“Begini Tante..” Kataku sambil mengocokkan kontolku dengan cepat.
“Gila kamu Guss.. kuaatt sekalii kamuu..” sambil satu tangannya menarik satu tanganku, kemudian ditaruhnya di bagian atas vaginanya. Aku tahu mau maksudnya.
“Yahh yang ituu.. teruss Guss… ohh enakk.. Gus teeruss..” rintih tanteku ketika sambil kontolku mengocok vaginanya tanganku juga memelintir klitorisnya.
“Ohh Guss, Tante hampir sampai..” tubuhnya mulai bergetar agak keras.
“Aku juga hampir sampai Tante.. ohh punya Tante eenakk..” aku mulai tidak bisa mengendalikan lagi, orgasmeku tinggal sebentar lagi.
“Dikeluarin dimana Tante?” tanyaku minta ijin.
“Udah nggak usah mikirin itu, ayoo teruss.. didalemm jugaa nggakk Papa”
“Ayoo..Tante udah diujung nihh Guss..”
“Ouhh.. enakk.. cepatt Guss.. yangg cepatt” rintih tanteku..Download vidio bokep disini Free

“Goyang Tante, kita barengan ajaa.. oghh” orgasmeku sudah diujung.
Semakin kupercepat kocokanku, tanteku juga mengimbangi dengan menggoyang pantatnya. Sambil berpegangan pada belakang pantatnya, kukeluarkan air maniku.
“Aku keluarr tantee.. aughh..” sambil kubenamkan dalam-dalam.
“Tante juga Guss.. oughh akhh.. gilaa.. uenakknya..” erangnya sambil jemarinya mencengkeram bahuku.
Akhirnya kami berdua terkulai lemas. Kudiamkan dulu kontolku yang masih ada didalam vaginanya. Kulirik ada sedikit lelehan air mani yang keluar dari vaginanya. Seperti tersadar dari dosa, tanteku mendorong badanku.
“Kamu nakal Gus, berani sekali kamu berbuat ini” sungut tanteku.
“Tapi Tante juga menikmatinya kan?” belaku.
Tanpa berkata apa-apa, dia kemudian turun, meraih celana dalamnya kemudian berlalu kekamar mandi. Aku berusaha mengejarnya tapi dia sudah lebih dulu masuk kamar mandi kemudian menguncinya.
“Tante air di tandon tadi sudah habis loh” candaku dari luar kamar mandi tapi tidak ada balasan dari dalam.

Nah itulah cerita dewasa atau cerita panas sedarah dengan tanteku, dan cerita ini memang aku tuliskan untuk anda para penikmat cerita panas dan cerita dewasa panas.

Lihat Juga :  Cerita Bugil dengan Tetangga Montok Bahenol

Tamat

Incoming search terms:

Cerita Sex Ngentot Anak SMP Masih Perawan

$
0
0

Cerita Sex Ngentot Anak SMP Masih Perawan | Cerita Ngentot Anak SMP | Cerita Sex Anak Perawan | Cerita Ngentot Anak SMP Masih Perawan. Kali ini saya berbagi cerita ngentot atau cerita sex tentang abg smp yang masih perawan ting-ting, nah pada kesempatan pagi ini cerita dewasa terbaru akan Update Cerita Sex Ngentot Anak SMP Yang Masih Perawan. lengsung saja di baca yuk Cerita Sex Ngentot Anak SMP Yang Masih Perawan nya cekidoooot !! Pembaca Cerita Sex Ngentot perkenalkan namaku Neny ,aku punya kawan yang bernama Windy, kami bersahabat sangat akrab. boleh dikatakan aku sahabat karibnya baik duka maupun senang kami selalu bersama-sama. Setelah pulang dari berlibur ke rumah tanteku di Bogor yang mana Windy pergi dengan kekasihnya yang sedikit agak berumur .kalau tidak salah tafsir mungkin usianya sekitar 39 tahun.

Kami mulai masuk sekolah dan sudah 2 minggu peristiwa itu berlalu. Cerita Sex Ngentot Anak SMP Yang Masih Perawan Cerita Sex Ngentot Anak SMP Yang Masih Perawan Nah berikut dibawah ini adalah Cerita Sex Ngentot Anak SMP Yang Masih Perawan : Pada suatu saat sewaktu istirahat saya berdua Windy makan bakso, setelah selesai kami ber bincang-bincang,

Windy menceritakan sewaktu pergi ke Bandung bersama kekasihnya yang om- om itu. Semua diceritakan kepadaku, baru sekali itulah katanya Windy merasakan kenikmatan yang seakan-akan Windy pergi ke surga, berapa kali windy melakukan dengan kekasihnya diceritakan semuanya kepadaku. Mendengar cerita Windy aku betul2 tertarik bahkan terangsang akan pengalaman pertama Windy, yang katanya terasa sampai ke ubun2, aku diam2 punya rasa keinginan untuk kenal lebih dekat dengan yang dimaksud kekasih Windy itu. saya betul betul terpengaruh oleh cerita Windy , pakah betul sampai keubun ubun nikmatnya??????? Walau umurku baru 15 tahun sama dengan umur Windy dan badanku yang mungil dibalut dengan kulit putih seperti Windy dan tetekku yang baru nyembul tumbuh, aku sudah sangat ingin mencoba seperti apa yang pernah dialami Windy hingga….

Pada suatu saat hari sabtu sore aku pergi ke Mall disuruh ibuku beli minyak goreng dan mie….., kebetulan aku ketemu dengan kekasih Windy yang sedang belanja juga, aku masih ingat betul walau kami baru ketemu sepintas. Aku menyapa dengan sopan, “Sore Oom, belanja Oom” sapaku sopan, dijawab dengan lembut” iya, siapa ya?” jawabnya, “saya temen Windy Oom, lupa ya, yang diantar ke Bogor, kerumah tante” jawabku, “Ooh, ya Oom ingat sekarang, sedang belanja juga?” “ya, Oom, disuruh ibu” jawabku, dan kami sambil jalan ngobrol biasa-biasa saja, aku pikir bagaimana caranya agar aku bisa sama2 bapak ini, lalu aku bilang “Oom, tinggal dimana?” lalu dijawabnya disuatu komplek didaerahku. Lalu aku pancing ” Boleh Oom, Neny main kerumah Oom ” tanyaku, “

Boleh2, kapan mau kerumah Oom, silakan” jawabnya, perasaanku betul2 gembira nah, berhasil aku mendekatinya, lalu aku bilang ” Besok boleh Oom ???” ” Boleh, jam berapa, dirumah Oom sepi lho, tante sedang ke Bandung, jadi Oom tidak ada apa2, tapi nanti Oom beli kue saja buat besok”, dan kamipun berpisah sebab aku keburu-buru ditunggu ibuku. Besoknya hari Minggu pagi2 kira2 jam 09.00 aku berangkat kerumah kekasih Windy, tak berapa lama akupun sampai dikomplek yang disebutkan, lalu aku tanya satpam komplex dimana alamat yang dimaksud………ahirnya ketemu juga….

CERITA SEX. Akupun masuk kehalaman rumahnya dan aku pencet bell, tidak lama keluar kekasih windy…. dan dengan sapa yang halus menyapaku ” selamat pagi, Neny, sendirian ya ” sapanya, ” ya oom “, lalu aku dipersilahkan duduk dan Bapak pergi ke belakang. Tak berapa lama om Idola keluar membawa minuman hangat dan kue yang kemarin dibelinya di Mall, ” silahkan diminum dan dicicip kuenya ” aku menganggukkan kepala saja sebab perasaanku sudah betul2 ngebet ingin merasakan apa yang diceritakan Windy. Kami duduk bincang2 layaknya bapak dengan anak, lalu aku geser dudukku, ” Boleh Neny duduk dekat Oom ” pintaku, ” Boleh silahkan “, waduh sseerrr rasanya,

aku duduk disebelah kirinya dan aku baca majalah Tempo yang ada dimeja. tapi kemudian tidak lama kemudian aku ditawarin majalah yang ….yaaa…ampun gambarnya berisikan gambar yang menampilkan hubungan suami…isteri……sekilas kulihat nama majalah itu tertulis didepannya playboy…..,aku benar benar terangsang………….badanku gemetar….menahan perasaaan yang baru kali ini aku rasakan……….rupanya OM agus begitu namanya kuketahui setelah kutanyakan pada beliau…..telah mengetahui keadaanku…….ia merapatkan tubuhnya kesampingku sambil melingkarkan tangannya kepundakku…….tak lama kemudian jaritangannya merabah kupingku……aku kian bergetar………….om Agus kian menggeserkan duduknya, lantas ia merebahkan kepalaku dipangkuannya……….. Sambil tiduran aku tetap membolak balik majalah playboy itu…….mataku telah nanar dikuasai birahi remajaku……..aku menggeserkan kepalaku dipangkuandipangkuannya karena terasa ada benda keras yang mengganjal belakang leherku….., kalau aku miringkan persis hidungku kena selangkangannya yang menonjol itu……..om Agus diam sambil baca koran.

Lama2 aku beranikan diriku, pura2 aku tertidur lalu kumiringkan badanku tepat aku menindih……tonjolan itu………dan dengan menggeser kepalaku sedikit kebelakang maka nampakklah benda yang menonjol dibalik celana pendek om agus………….tanganku kuletakkan diatas tonjolan itu dan kudengar om Agus menhela nafas panjang…..ia tergelinjang …..ketika tonjolan itu ku gesek gesek dengan lenganku……gilakah aku ????pikirku…… lalu….. dengan tenang dielusnya tanganku dan makin dibimbingnya menuju tonjolan tadi seakan menyuruhku untuk meremasnya…………. rupanya tonjolan tadi namanya adalah Kontol……….. Tangan Oom menggosok-gosok lengan atasku aku sudah betul2 napsu, aku makin kuat pegang kontol Oom, tiba2 aku diangkat dipopongnya dibawa masuk ke kamarnya, sampai dikamar dibukanya bajuku dan minisetku, lalu rokku dilepasnya tinggal CD saja.

Aku ditidurkan ditempat tidur yang empuk, kemudian aku diciuminya dengan lembut, aduuhh maakk aku semakin terangsang, digosoknya toketku dengan tangannya yang besar dan pentilku yang baru segede kedele diisapnya, adduuuhhhhkk bener kata Windy enaknya. Pelan2 ditariknya CD ku lalu digosoknya memekku dengan jarinya pas kena itilku yang baru sebesar biji kedele, terasa basah memekku keluar cairan, aku meraba mencari kontol Oom, yang masih pakai celana pendek, … wwuuuuiii besarnya bukan main. Aku berpikir apa bisa masuk ke memekku kontol sebesar itu, ada rasa ngeri juga tapi aku abaikan aku sudah betul2 ngebet, eeehhhh diisapnya memekku dan dijilatinya, aduhhhh ennnuuuaaaakkkkk Ooooommmmm, terussssss pintaku, sambil dijilati memekku tangan Oom pegang toketku.

Aku sampai menggelinjang pantatku terangkat saking enaknya, Oooommmmm teeeerrruuuussss Oooooommmm, kembali aku diciuminya leherku toketku dicium, lalu diisapnya, ketekku dicium pangkal toketku dicium lalu diisapnya, kembali pentilku diisapnya adduuuhhh rasanya sampai ke ubun-ubun. Aku diangkat lagi lalu dipangkunya sambil diisap toketku aduh aku betul2 ke surga Windy betul katamu, aku merasakan sekarang, eeehhhh kontolnya di gosok2kan dimemekku aduuhh mmaaakkk, eeeuuunnaaakk Oommmmm rintihku, ujung jarinya dimasukkan ke lubang memekku aduh sakit Oomm, aku dicium lagi. “Neny engkau pingin merasakan lebih enak, ya” tanyanya ” Iiiyyyaaaa OOoooommmm ” jawabku, ” Neny sedikit sakit ya nanti lama-lama hilang sakitnya ” kata Oom ” terserah Oom , neny ingin merasakan kenikmatan Oom ” kataku, pelan2 dimasukkan ujung kontolnya, aku merintih kesakitan.

” Pelan Oom, sakiitt ” rintihku, digosoknya lagi dan didorongnya lagi, hal itu dilakukan berkali-kali dan sakitnya waktu kontolnya didorong, tapi hilang rasa sakitnya kalau kontol Oom di gosok2kan di bibir memekku yang tipis dan tahu2 ssrrreeetttt, szssrreeeettt, “sakit Oom ‘ teriakku, masuklah kontolnya ke memekku walau hanya sedikit. Aku diciumnya lagi digigitnya toketku, diisapnya pentilku, sambil badanku digosok-gosok paka tangannya, aduuuhhhh Oom saaakkiiittt rintihku, lalu diciumnya lagi, eh lama2 hilang rasa sakitnya, aku mulai sedikit merasakan enaknya, diangkatnya badanku lalu diturunkannya lagi, sampai berkali-kali.

Aduh rasanya semakin enak, tahu2 aku merasakan nikmat yang belum pernah aku rasakan, sampai aku gigit dada Oom, aaaddduuuuuhhhh, aaaaauuuuggghhhhh oooooommmm, aaaauuuggghhhh, oooommmmm, lalu aku lemas tapi masi dipangkuannya dan kontol Oom masih didalam memekku, aku menyaksikan percikan darah perawan ku membasahi kain sprei tempat tidur om agus…..dan sebagian belepotan dipangkal kontol om dan juga ada nempel di pahanya…………ohhhh aku gak perawan lagi………tapi peduli amat…….nikmatnya mengalahkan semua pikiranku tentang arti sebuah keperawanan………. Mulai lagi pentilku diisapnya dan diciumminya lagi, mulai aku terangsang lagi, aku coba menggeser dudukku dipangkuan oom tapi kontol Oom seakan-akan lengket dengan memekku, lalu aku digendongnya masih dalam posisi kontol dimemekku dan aku ditidurkan ditempat tidur Oom,

aduhh Oommm teeerrrruuusssss Ooommm. Pantat Oom dinaik turunkan aku menggelinjang, kepalaku goyang kiri goyang kanan saking enaknya dan Aaaauuuuuggghhhh aaaaacccchhhh uuuuugggghhh Oooooommmm eeennnaaaakkk pekikku, gila betul2 enak rasanya aku sudah entah berapa kali orgasme alias keluar, lalu pelan2 oom naikturunkan pantatnya. Eeehh tahu2 Oom menggerakkan lagi pantatnya dan aaaadduuuhhh Ooooooommmmmm pekikku Neny kepengen pipisssss ommmmm……pipis aja kata om Agus……. Ooooooommmmm dan cccrreetttt, creeeettttt terasa panas ……ada yang mengalir dari dalam…..tapi bukan pipisss….badanku bergetar…..kuat sekali ….tanganku mencengkram bahu om agusss…ahhhhh….dunia ini putih semua…..enak yang tak dapat lagi diucapkan dengan katakata…………….

rupanya Oom juga pipisss…. dan disemprotkan didalam memekku, aduh enaknya sampai mataku berat susah dibuka rasanya. Aku terbangun ternyata aku tertidur diatas Oom, dan kontol Oom masih didalam memekku, pentilkuku digigit dan dicium lagi sampai mataku terasa terbalik saking enaknya dan tahu2 sret kontol Oom dicabut dari memekku lalu aku ditelentangkan kakiku dikangkangkan dan aduh rasanya rambutku terasa mau copot memekku dijilati lagi. Lama memekku dijilati dan itilku digigit-gigit aku kali ini betul2 terangsang berat, aku tarik kontol Oom aku bimbing kelubang memekku dan cret, cret oom tekan langsung masuk kontolnya lalu diturun naikkan, aku betul2 me layang2 disurga rasanya dan aku tarik dada oom kugigit aku pipisssss lagi….

Oooohhhhh ommmmmmm enakkkkkk ommmmmmmmmm. Oom masih terus memainkan kontolnya yang masuk dimemekku, kali ini aku gantungkan diriku dibadan oom dan ccrreeettt, ccrrreeetttt uuugggghhhh, aaaaccchhhh aaaadddduuuuuhhhhh ooooooommmmmm, didalam memekku terasa hangat lagi kena semprot air pipis putih…..dari oom. Entah sampai jam berapa hari itu, kami sampai lupa makan siang tahu2 sudah jam 17.00 sore, aku tidur didekap Oom, kira2 jam 19.00 aku dibagunkan disuruh mandi lalu makan dan diantarkan pulang, sampai dirumah jam 20.00 aku bilang dari rumah Windy belajar, makasih Oom Nah sekian dulu pengalaman pertamaku dengan om Agus……..kekasih sahabatku. bagaimana sobat Cerita Sex Ngentot Anak SMP Yang Masih Perawan nya sangat mengasikkan kan ?? Nah itulah Cerita Sex Ngentot Anak SMP Yang Masih Perawan yang bisa Info The Tips berikan mudah”an bisa bermanfaat.

Lihat Juga :  Cerita Seks Gairah Inayah di Ruang Fitnes

Tamat

Incoming search terms:

Cerita Bokep Hilang Perawan Gara-Gara Pesta Sex

$
0
0

Cerita Bokep Hilang Perawan Gara-Gara Pesta Sex – Cerita sex kali ini menceritakan seorang yang bernama Vita yang harus kehilangan keperawananan karena ulah teman sekolahnya yang mengajak pesta sex rame-rame. Vita tak kuasa menolak ajakan pesta sex tersebut, nafsu sex yang menggebu dimasa puber ikut melarutkan dirinya dalam pesta sex tersebut, hingga akhirnya pecah darah perawan harus diterima disaat umurnya masih muda. Berikut ini cerita dewasa selengkapnya. Perkenalkan namaku Vita, disitus ini aku pengen menceritakan pengalaman seks pertamaku kepada kalian semua. Pengalaman yang tak pernah kulupakan, keperawananku terenggut saat pesta seks dengan teman-teman sekolah waktu SMA.

Sebelumnya aku akan ceritakan dulu siapa diriku kepada kalian. Hmm…menurut banyak orang, wajahku cantik sekali dengan kulit putih mulus dan tubuh seksi. Mataku yang sayu sering membuat pria tergila-gila padaku. Aku sendiri tidak GR tapi aku merasa pria banyak yang ingin ngeseks denganku. Aku senang ja karena pada dasarnya aku juga senang ngeseks. Saya dibesarkan di keluarga yang taat beragama. Dari SD hingga SMP saya disekolahkan di sebuah sekolah berlatar belakang agama.

Sebenarnya dari kelas 6 SD, gairah seksual saya tinggi sekali tetapi saya selalu berhasil menekannya dengan membaca buku. Selesai SMP tahun 1989, saya melanjutkan ke SMA negeri di kawasan bulungan, Jakarta Selatan. Di hari pertama masuk SMA, saya sudah langsung akrab dengan teman-teman baru bernama Vera, Angki dan Nia. Mereka cantik, kaya dan pintar. Dari mereka bertiga, terus terang yang bertubuh paling indah adalah si Vera. Tubuh saya cenderung biasa saja tetapi berbuah dada besar karena dulu saya gemuk, tetapi berkat diet ketat dan olah raga gila-gilaan, saya berhasil menurunkan berat badan tetapi payudaraku tetap saja besar. Di suatu hari Sabtu, sepulang sekolah kami menginap ke rumah Vera di Pondok Indah. Rumah Vera besar sekali dan punya kolam renang. Di rumah Vera, kami ngerumpi segala macam hal sambil bermalas-malasan di sofa. Di sore hari, kami berempat ganti baju untuk berenang.

Di kamar Vera, dengan cueknya Vera, Angki dan Nia telanjang didepanku untuk ganti baju. Saya awalnya agak risih tetapi saya ikut-ikutan cuek. Saya melirik tubuh ketiga teman saya yang langsing. Ku lirik selangkangan mereka dan bulu kemaluan mereka tercukur rapi bahkan Vera mencukur habis bulu kemaluannya. Tiba-tiba si Nia berteriak ke arah saya.. “Gile, jembut Vita lebat banget” Kontan Vera dan Angki menengok kearah saya. Saya menjadi sedikit malu. “Dicukur dong Vita, enggak malu tuh sama celana dalam?” kata Angki. “Gue belum pernah cukur jembut” jawabku. “Ini ada gunting dan shaver, cukur aja kalau mau” kata Vera. Saya menerima gunting dan shaver lalu mencukur jembutku di kamar mandi Vera. Angki dan Nia tidak menunggu lebih lama, mereka langsung menceburkan diri ke kolam renang sedangkan Vera menunggui saya.

Setelah mencoba memendekkan jembut, Vera masuk ke kamar mandi dan melihat hasil saya. “Kurang pendek, Vita. Abisin aja” kata Vera. “Nggak berani, takut lecet” jawabku. “Sini gue bantuin” kata Vera. Vera lalu berjongkok di hadapanku. Saya sendiri posisinya duduk di kursi toilet. Vera membuka lebar kaki saya lalu mengoleskan shaving cream ke sekitar vagina. Ada sensasi getaran menyelubungi tubuhku saat jari Vera menyentuh vaginaku. Dengan cepat Vera menyapu shaver ke jembutku dan menggunduli semua rambut-rambut didaerah kelaminku. Tak terasa dalam waktu 5 menit, Vera telah selesai dengan karyanya. Ia mengambil handuk kecil lalu dibasahi dengan air kemudian ia membersihkan sisa-sisa shaving cream dari selangkanganku. “Bagus kan?” kata Vera. Saya menengok ke bawah dan melihat vaginaku yang botak seperti bayi.

OK juga kerjaannya. Vera lalu jongkok kembali di selangkanganku dan membersihkan sedikit selangkanganku. “Vita, elo masih perawan ya?” kata Vera. “Iya, kok tau?” “Vagina elo rapat banget” kata Vera. Sekali-kali jari Vera membuka bibir vagina saya. Nafasku mulai memburu menahan getaran dalam tubuhku. Ada apa ini? Tanya saya dalam hati. Vera melirik ke arahku lalu jarinya kembali memainkan vaginaku. “Ooh, Vera, geli ah” Vera nyengir nakal tapi jarinya masih mengelus-elus vaginaku. Saya benar-benar menjadi gila rasanya menahan perasaan ini. Tak terasa saya menjambak rambut Vera dan Vera menjadi semakin agresif memainkan jarinya di vaginaku. Dan sekarang ia perlahan mulai menjilat vagina saya. “Memek kamu wangi” “Jangan Vera” pinta saya tetapi dalam hati ingin terus dijilat.

Vera menjilat vagina saya. Bibir vagina saya dibuka dan lidahnya menyapu seluruh vagina saya. Klitorisku dihisap dengan keras sehingga nafas saya tersentak-sentak. Saya memejamkan mata menikmati lidah Vera di vaginaku. Tak berapa lama saya merasakan lidah Vera mulai naik kearah perut lalu ke dada. Hatiku berdebar-debar menantikan perbuatan Vera berikutnya. Dengan lembut tangan Vera membuka BH-ku lalu tangan kanannya mulai meremas payudara kiriku sedangkan payudara kananku dikulum oleh Vera. Inikah yang namanya seks? Tanyaku dalam hati. 18 tahun saya mencoba membayangkan kenikmatan seks dan saya sama sekali tak membayangkan bahwa pengalaman pertamaku akan dengan seorang perempuan.

Tetapi nikmatnya luar biasa. Vera mengulum puting payudaraku sementara tangan kanannya sudah kembali turun ke selangkanganku dan memainkan klitorisku. Saya menggeliat-geliat menikmati sensualitas dalam diriku. Tiba-tiba dari luar si Nia memanggil.. “Woi, lama amat di dalam. Mau berenang enggak?” Vera tersenyum lalu berdiri. Saya tersipu malu kemudian saya bergegas memakai baju berenang dan kami berdua menyusul kedua teman yang sudah berenang. Di malam hari selesai makan malam, kita berempat nonton TV dikamar Vera. Oiya, orang tua Vera sedang keluar negeri sedangkan kakak Vera lagi keluar kota karenanya rumah Vera kosong. Setelah bosan menonton TV, kami menggosipkan orang-orang di sekolah.

Pembicaraan kami ngalor-ngidul hingga Vera membuat topik baru dengan siapa kita mau bersetubuh di sekolah. Angki dan Nia sudah tidak perawan sejak SMP. Mereka berdua menceritakan pengalaman seks mereka dan Vera juga menceritakan pengalaman seksnya, saya hanya mendengarkan kisah-kisah mereka. “Kalau gue, gue horny liat si Ari anak kelas I-6″ kata Nia. “Iya sama dong, tetapi gue liat horny liat si Marcel. Kayaknya kontolnya gede deh” kata Angky. “Terus terang ya, gue dari dulu horny banget liat si Alex. Sering banget gue bayangin kontol dia muat enggak di vagina gue. Sorry ya Vera, gue kan tau Alex cowok elo” kata saya sambil tersenyum. “Hahaha, nggak apa-apa lagi. Banyak kok yang horny liat dia. Si Angky dan Nia juga horny” kata Vera. Kami berempat lalu tertawa bersama-sama.

Di hari Senin setelah pulang sekolah, Vera menarik tangan saya. “Eh Vita, beneran nih elo sering mikirin Alex?” “Iya sih, kenapa? Nggak apa-apa kan gue ngomong gitu?” tanya saya. “Nggak apa-apa kok. Gue orangnya nyantai aja” kata Vera. “Pernah kepikiran enggak mau ML?” Vera kembali bertanya. “Hah? Dengan siapa?” tanya saya terheran-heran. “Dengan Alex. Semalam gue cerita ke Alex dan Alex mau aja ML dengan kamu” “Ah gila loe Vera” jawab saya. “Mau enggak?” desak Vera. “Terus kamu sendiri gimana?” tanya saya dengan heran. “Saya sih cuek aja. Kalo bisa bikin teman senang, kenapa enggak?” kata Vera. “Ya boleh aja deh” kata saya dengan deg-degan. “Mau sekarang di rumahku?” kata Vera. “Boleh” Saya naik mobil Vera dan kami berdua langsung meluncur ke Pondok Indah. Setiba di sana, saya mandi di kamar mandi karena panas sekali. Sambil mandi, perasaan saya antara tegang, senang, merinding. Semua bercampur aduk.

Selesai mandi, saya keluar kamar mandi mengenakan BH dan celana dalam. Saya pikir tidak ada orang di kamar. Saya duduk di meja rias sambil menyisir rambutku yang panjang. Tiba-tiba saya kaget karena Vera dan Alex muncul dari balkon kamar Vera. Rupanya mereka berdua sedang menunggu saya sambil mengobrol di balkon. “Halo Vita” kata Alex sambil tersenyum. Saya membalas tersenyum lalu berdiri. Alex memperhatikan tubuhku yang hanya ditutupi BH dan celana dalam. Tubuh Alex sendiri tinggi dan tegap. Alex masih campuran Belanda Menado sehingga terlihat sangat tampan. “Hayo, langsung aja. Jangan grogi” kata Vera bagaikan germo. Alex lalu menghampiriku kemudian ia mencium bibirku. Inilah pertama kali saya dicium di bibir. Perasaan hangat dan getaran menyelimuti seluruh tubuhku. Saya membalas ciuman Alex dan kita berciuman saling berangkulan.

Saya melirik ke Vera dan saya melihat Vera sedang mengganti baju seragamnya ke daster. Alex mulai meremas-remas payudaraku yang berukuran 34C. Saya membuka BH-ku sehingga Alex dengan mudah dapat meremas seluruh payudara. Tangan kirinya diselipkan kedalam celana dalamku lalu vaginaku yang tidak ditutupi sehelai rambut mulai ia usap dengan perlahan. Saya menggelinjang merasakan jari jemari Alex di selangkanganku. Alex lalu mengangkat tubuhku dan dibaringkan ke tempat tidur. Alex membuka baju seragam SMA-nya sampai ia telanjang bulat di hadapanku. Mulut saya terbuka lebar melihat kontol Alex yang besar. Selama ini saya membayangkan kontol Alex dan sekarang saya melihat dengan mata kapala sendiri kontol Alex yang berdiri tegak di depan mukaku. Alex menyodorkan kontolnya ke muka saya.

Saya langsung menyambutnya dan mulai mengulum kontolnya. Rasanya tidak mungkin muat seluruh kontolnya dalam mulutku tetapi saya mencoba sebisaku menghisap seluruh batang kontol itu. Saya merasakan tangan Alex kembali memainkan vaginaku. Gairah saya mulai memuncak dan hisapanku semakin kencang. Saya melirik Alex dan kulihat ia memejamkan matanya menikmati kontolnya dihisap. Saya melirik ke Vera dan Vera ternyata tidak mengenakan baju sama sekali dan ia sudah duduk di tempat tidur. Alex lalu membalikkan tubuhku sehingga saya dalam posisi menungging. Saya agak bingung karena melihat Vera bersimpuh dibelakang saya. Ah ternyata Vera kembali menjilat vagina saya. Nafas saya memburu dengan keras menikmati jilatan Vera di kemaluan saya. Di sebelah kanan saya ada sebuah kaca besar dipaku ke dinding.

Saya melirik ke arah kaca itu dan saya melihat si Alex yang sedang menyetubuhi Vera dalam posisi doggy style sedangkan Vera sendiri dalam keadaan disetubuhi sedang menikmati vaginaku. Wah ini pertama kali saya melihat ini. Saya melihat wajah Alex yang ganteng sedang sibuk ngentot dengan Vera. Gairah wajah Alex membuat saya semakin horny. Sekali-kali lidah Vera menjilat anus saya dan kepalanya terbentur-bentur ke pantat saya karena tekanan dari tubuh Alex ke tubuh Vera. Tidak berapa lama, Alex menjerit dengan keras sedangkan Vera tubuhnya mengejang. Saya melihat kontol Alex dikeluarkan dari vagina Vera. Air maninya tumpah ke pinggir tempat tidur. Alex terlihat terengah-engah tetapi matanya langsung tertuju ke vagina saya. Bagaikan sapi yang akan dipotong, Alex dengan mata liar mendorong Vera ke samping lalu ia menghampiri diriku.

Alex mengarahkan kontolnya yang masih berdiri ke vaginaku. Saya sudah sering mendengar pertama kali seks akan sakit dan saya mulai merasakannya. Saya memejamkan mata dengan erat merasakan kontol Alex masuk ke vaginaku. Saya menjerit menahan perih saat kontol Alex yang besar mencoba memasuki vaginaku yang masih sempit. Vera meremas lenganku untuk membantu menahan sakit. “Aduh, tunggu dong, sakit nih” keluh saya. Alex mengeluarkan sebentar kontolnya kemudian kembali ia masukkan ke vaginaku. Kali ini rasa sakitnya perlahan-lahan menghilang dan mulai berganti kerasa nikmat. Oh ini yang namanya kenikmatan surgawi pikir saya dalam hati. Kontol Alex terasa seperti memenuhi seluruh vaginaku. Dalam posisi nungging, saya merasakan energi Alex yang sangat besar.

Saya mencoba mengimbangi gerakan tubuh Alex sambil menggerakkan tubuhku maju mundur tetapi Alex menampar pantatku. “Kamu diam aja, enggak usah bergerak” katanya dengan galak. “Jangan galak-galak dong, takut nih Vita” kata Vera sambil tertawa. Saya ikut tertawa. Vera berbaring di sebelahku kemudian ia mendekatkan wajahnya ke diriku lalu ia mencium bibirku! Wah, bertubi-tubi perasaan menyerang diriku. Saya benar-benar merasakan semua perasaan seks dengan pria dan wanita dalam satu hari. Awalnya saya membiarkan Vera menjilat bibirku tetapi lama kelamaan saya mulai membuka mulutku dan lidah kami saling beradu. Saya merasakan tangan Alex yang kekar meremas-remas payudaraku sedangkan tangan Vera membelai rambutku. Saya tak ingin ketinggalan, saya mulai ikut meremas payudara Vera yang saya taksir berukuran 32C.

Lihat Juga :  Cerita Bokep Gairah Gadis Berjilbab Cantik

Kurang lebih lima menit kita bertiga saling memberi kenikmatan duniawi sampai Alex mencapai puncak dan ia ejakulasi. Saya sendiri merasa rasanya sudah orgasme kurang lebih 4 kali. Alex mengeluarkan kontolnya dari vaginaku dan Vera langsung menghisap kontolnya dan menelan semua air mani dari kontol Alex. Saya melihat Alex meraih kantong celananya dan mengambil sesuatu seperti obat. Ia menelan obat itu dengan segelas air di meja rias Vera. Saya melihat kontol Alex yang masih berdiri tegak. Dalam hati saya bertanya-tanya bukankah setiap kali pria ejakulasi pasti kontolnya akan lemas? Kenapa Alex tidak lemas-lemas? Belakangan saya tau ternyata Alex memakan semacam obat yang dapat membuat kontolnya terus tegang.

Setelah minum obat, Alex menyuruh Vera berbaring ditepi tempat tidur lalu Alex kembali ngentot dengan Vera dalam posisi missionary. Vera memanggil saya lalu saya diminta berbaring diatas tubuh Vera. Dengan terheran-heran saya ikuti kemauan Vera. Saya menindih tubuh Vera tetapi karena kaki Vera sedang ngangkang karena dalam posisi ngentot, terpaksa kaki saya bersimpuh disebelah kiri dan kanan Vera. Saya langsung mencium Vera dan Vera melingkarkan lengannya ke tubuhku dan kami berdua berciuman dengan mesra. Saya merasakan tangan Alex menggerayangi seluruh pantatku. Ia membuka belahan pantatku dan saya merasakan jarinya memainkan anusku. Saya menggumam saat jarinya mencoba disodok ke anusku tetapi Alex tidak melanjutkan. Beberapa menit kemudian, Vera menjerit dengan keras.

Tubuhnya mengejang saat air mani Alex kembali tumpah dalam vaginanya. Saya mencoba turun dari pelukan Vera tetapi Vera memeluk tubuhku dengan keras sehingga saya tidak bisa bergerak. Tak disangka, Alex kembali menyodorkan kontolnya ke vaginaku. Saya yang dalam posisi nungging di atas tubuh Vera tidak bisa menolak menerima kontol Alex. Alex kembali memompakan kontolnya dalam vaginaku. Saya sebenarnya rasanya sudah lemas dan akhirnya saya pasrah saja disetubuhi Alex dengan liar. Tetapi dalam hatiku saya senang sekali dientotin. Berkali-kali kontol Alex keluar masuk dalam vaginaku sedangkan Vera terus menerus mencium bibirku. Kali ini saya rasa tidak sampai 3 menit Alex ngentot dengan saya karena saya merasakan cairan hangat dari kontol Alex memenuhi vaginaku dan Alex berseru dengan keras merasakan kenikmatan yang ia peroleh. Saya sendiri melenguh dengan keras.

Seluruh otot vaginaku rasanya seperti mengejang. Saya cengkeram tubuh Vera dengan keras menikmati sensual dalam diriku. Alex lalu dalam keadaan lunglai membaringkan dirinya ke tempat tidur. Vera menyambutnya sambil mencium bibirnya. Mereka berdua saling berciuman. Saya berbaring disebelah kiri Alex sedangkan Vera disebelah kanannya. Kita bertiga tertidur sampai jam 5 sore. Setelah itu saya diantar pulang oleh Vera. **** Itu adalah pengalaman seksku yang sangat berkesan. Bertahun-tahun kemudian saya sering horny tetapi saya harus memendam perasaan itu karena belum tahu cara melampiaskannya. Dan sekarang saya merasa senang sekali karena akhirnya bisa merasakan kenikmatan bersetubuh baik dengan pria maupun wanita. Masing-masing ternyata mempunyai kenikmatan tersendiri.

Tamat

Incoming search terms:

Cerita Dewasa 2017 Mantapnya Goyangan 2 Anak SMA

$
0
0

Cerita Dewasa 2017 Mantapnya Goyangan 2 Anak SMA – Situs Terlengkap Untuk Cerita Dewasa Pribadi, Cerita Sex Terbaru, Cerita Mesum, Cerita Ngentot, Cerita Hot, Cerita ABG, Cerita Tante-tante, Cerita Sex Jilbab, Seks Bergambar, Cerita Seks Dewasa, Kumpulan Cerita Seks Dewasa. Cerita Sex Terbaru, Cerita Seks Bergambar, Cerita Sex Dewasa, Cerita Mesum Terbaru. Seperti biasanya admin akan berbagikumpulan cerita dewasa terbaru hanya di blog Berita gue akan Berbagi Cerita Ngentot, Cerita ML, Sex Porno, Cerita Ngentot, Cerita bergambar, cerita sedarah, cerita 18+, 17+ dan Cerita Bercinta lainnya.

Kali ini admin mengambil topik cerita berjudul “Cerita 18+, Mantapnya Goyangan 2 Anak SMA ” semoga setelah membaca Cerita 18+, Mantapnya Goyangan 2 Anak SMA  asrat agan-agan sekalian tentang Cerita dewasa,cerita ngentot, cerita sek dan cerita hot bisa terpuaskan.,langsunga aja di nikmati Cerita 18+, Mantapnya Goyangan 2 Anak SMA Cerita 18+, Mantapnya Goyangan 2 Anak SMA  ~ Cerita Hot 2013 , Cerita dewasa Hot , untuk sobat yg sedang mencari informasi mengenai Cerita 18+, Mantapnya Goyangan 2 Anak SMA  ini secara lengkap akan saya berikan khusus untuk sobat sekalian.

Cerita Dewasa, Cerita Mesum, Cerita Ngentot Janda, Cerita Ngentot Pembantu, Cerita Ngentot Perawan, Cerita Panas, Cerita Pemerkosaan, Cerita Seks Indonesia, Cerita Seks Sedarah, Cerita Selingkuh, Cerita SEX, Cerita Skandal, Cerita Tante Girang, Cewek Telanjang, Foto Bugil, Memek Perawan, Tante Girang, Toket Gede Mulus |  Cerita Dewasa, Cerita Eksebionis, Cerita Mesum, Cerita Selingkuh, Cerita Sex, Cerita Skandal

Cerita 18+, Mantapnya Goyangan 2 Anak SMA ~ Suatu hari pas aq sedang turun kelapangan untuk menjaga lahan parkirku , tepatnya ketika para pengunjung sudah banyak pulang dan aq pun mau pulang tetapi sayang masih ada beberapa motor lagi yg belum keluar dari tempatku . Terpaksa aq menunggu saja daripada aq sdia-sdiakan sisanya karena lumayan bisa buat beli rokok bila semua dari sisa motor yg belum keluar itu . Tak lama kemuddian ada 2 orang Abg masih beldia kaket dan kutaksir saja mereka berdua masih SMU . Ketika dia mau mengambil motornya , aq pun langsung spontan saja pengen mengajaknya ngobrol.

Obat Pembesar Penis
” Sudah mau pulang ya dek ?? ” tanyaq
” Hmm . . iya kak , sudah malem nih ” katanya
” Belum malem kok , baru pukul setengah 10 nih ” katanya
” Iya sih , sebenernya masih awal sih , tapi taqt nyokap nyariin ” katanya
” Oya ?? anak nyokap donk kalian ” candaq
” Bukan donk . . cuma gak enak aja kalo bohong “
” Udah sar , jangan pulang dulu , qita jalan-jalan lagi aja yuk . Qmu nginap sama aq aja dirumah kakek . Telpon aja nyokap qmu , bilangin nginap dirumah kakek aq . Kakek udah tidur jam segini . Gak bakalan tahu ddia kalo qita pulangnya udah malem . Mau gak? ” potong temannya
” Nah . . bener tuh , sayg donk waktu muda gak dihabisin dengan senang-senang . Ikutin aja apa kata temen qmu itu bdiar nanti qmu gak nyesel dan dapat pengalaman baru ” kataq
” Eeehh . . hmmm . . Ntar aq telpon nyokap dulu ya , qmu tunggu disini dulu ” katanya
Anak itu pergi menjauh dari aq dan temannya untuk menelpon nyokapnya .
” Nama qmu sdiapa dek? ” tanyaq kepada temannya
” Shinta kak , yg itu namanya Sarah ” katanya
” Masih sekolah? ” tanyaq
” Iya kak masih SMU , kelas 2 ” katanya
” Kalian cuma teman sekelas atau masih sodara? ” tanyaq
” Cuma teman sekelas aja sih , tapi udah kayak sodara . ” katanya
” Kalian cantik-cantik menurut akak , sudah punya pacar? ” tanyaq lagi
” Belum kak , taqt sama bokap . Gak bakal diizinin sama bokap kalo aq pacaran ” katanya
” Bokap qmu bener sih , tapi kan kalo qmu mau . . kan bisa pacaran sembunyi-sembunyi . . bener gak ? ” kataq
Tiba-tiba Sarah sudah selesai nelpon nyokapnya . . datang menghampiri dan memutuskan pembicaraanku dengan Shinta .
” Udah Shin , nyokap ngizinin aq nginap sama qmu . Abis ini mau jalan kemana? ” tanyanya
” Qita muter-muter dulu cari tempat yg asyik buat qita nongkrong ” kata Shinta
” Ya udah , yuk . . Oya nih kak uang parkirnya ” kata Sarah memberiku uang parkir
” Gak usah dek , ambil aja . Lagdian akak perhatiin kalian juga sesarg datang kemari ” katanya
” Oh ya udah , makasih ya kak ” katanya langsung menancap gas meninggalkanku
Aq pun kembali sendiri menunggu sisa motor yg laen yg belum keluar . Dasar nasib , gara cuma nunggu 5 motor lagi aq harus menunggu 1 jam lebih belum juga keluar . Tak lama kemuddian 2 Abg tadi datang lagi kepadaq , sepertinya ada masalah bila aq lihat paras mereka .
” Kok kembali lagi dek? ” tanyaq
” Anu kak , kami tadi diikutin beberapa orang tak dikenal . Kami taqt , makanya kami kemari lagi mau minta tolong sama akak ” kata Sarah
” Oh , mana orangnya ? ” tanyaq
Tiba-tiba datang 5 buah motor yg dikendarai 5 orang Lelaki sebayaq .
” Oh kalian rupanya? ” kataq kepada semua yg datang
” Halo Kak Toyib , sorry kak ganggu nih . Kami mau bersenang-senang dengan mereka dulu kak ” kata salah satu dari mereka sambil menunjuk kepada Shinta dan Sarah
” Mending kalian semua cari yg laen aja ” kataq
” Lho kenapa kak? Kami kan tak mengganggu akak ” katanya
” Lho semua mau mampus apa di tangan gue? hah ??? ” bentakku
” Ja . . .jangan kak . . ampun deh . . sorry kak . . ” katanya
” Eh kalian memang lagi beruntung kenal dengan kak Toyib , kalo nggak kalian pasti kena dengan kami ” kata temannya
Aq pun secara spontan melaygkan tamparan kemukanya . . ” Plaaakkk “
” Woy , udah gue bilang pulang ya pulang . Jangan banyak bacot lo . . beneran mau mampus lo? ” bentakku sambil menarik bajunya . .
” Ehhh . . . iii . . .iiiiya kak . . ampun ” katanya dan mereka semua langsung kabur .
” Udah dek , sekarang aman . . kalian boleh pulang . Akak jamin mereka pasti gak akan ngikutin kalian lagi ” kataq
” Gak mau kak , kami mau pulang masih taqt di ikutin lagi sama mereka ” kata Sarah
” Iya kak , mereka pasti masih dendam sama kami ” kata Shinta
” Ya sudah , kalo mau disini ya silahkan sambil nemenin akak parkir . Ntar abis selesai parkir akak antesar kalian pulang ” kataq
” Iya kak gpp , kami disini aja deh . . ” kata Shinta
Setengah jam kemuddian parkirku selesai , aq pun mengantar mereka pulang . Didalam perjalanan aq sengaja menyuruh mereka jalan duluan dan aq mengikuti mereka dari belakang , ternyata Shinta dan Sarah benar . Orang orang tak dikenal tadi masih mengikuti mereka . Malah mereka berani menghentikan Shinta dan Sarah ditengah jalan . Aq langsung saja melaju kearah mereka . Aq parkirkan motorku ditepi jalan dan langsung saja aq mengeluarkan Badik yg kuselipkan didalam jaket dan kutodongkan kesalah satu dari mereka .
” Kalian memang bener-bener mau cari mampus sama gue ya? ” kataq sambil menyayat sedikit mukanya
” Kak , jangan kak . . Oke . .oke . . kami nyerah dan minta maaf . . ” katanya langsung kabur bersama teman-temannya meninggalkan kami .
” Shinta , Sarah . . udah ayo pulang . Udah gpp . . ” kataq dan mereka melanjutkan perjalanan .
Beberapa menit kemuddian sampailah kami dirumah kakek Shinta .
” Kak , gak masuk sekalian dulu ” katanya
” Ah gak usah , gak enak sama orang rumah disini ” kataq
” Gpp kok kak , disini memang gak ada orang . Kakek dan nenek gak ada dirumah , mereka nginap ditempat paman . Baru tadi sore kakek nelpon aq . ” kata Shinta
” Masa? Kalo gitu sih boleh-boleh aja , akak juga mau minta minum sama qmu , akak haus nih ” kataq
Kamipun masuk kedalam rumah , Shinta langsung mengunci pintu rumahnya .
” Akak nginep disini aja , kami taqt kak soalnya gak ada laki-laki dirumah ini yg bisa jagain kami bila kami tidur nanti ” kata Shinta
” Iya kak , please deh . . ” sahut Sarah
” Ok lah kalo itu yg kalian mau . Tapi jangan salahkan akak ya kalo tetangga sebelah tahu ada akak nginep disini sama kalian ” kataq
” Gpp kak , daripada kami ketaqtan disini dengan hal yg tadi . Mendingan ada akak disini , kami bisa merasa lega rasanya ” kata Sarah
Shintapun langsung kedapur , mengambil air putih untukku .
” Oya shin , aq numpang mandi ya , gerah nih rasanya ” kata Sarah sambil meninggalkanku sendiri diruang tamu .
Tak lama kemuddian Shinta datang menghampiriku sambil membawa segelas air putihnya untukku . Aq langsung menerimanya .
” Kak , nanti kalo mau tidur dikamarku aja ya , sama Sarah . Kami jadi tenang kalo ada akak yg jagain disamping kami . Mau ya ” kata Shinta
” Gak usah , diluar aja ” kataq
” Mau ya kak , Shinta beneran taqt kak sejak kejaddian tadi ” kata Shinta
” Iya deh , untung aja kalian sudah kenal dengan akak . Coba kalo gak , gimana nasib kalian hari ini bila bertemu mereka tadi ” kataq
” Hehe . . iya kak , makasih . Akak kayaknya preman ya? Kok aq ldiat mereka semua taqt sama akak . Kalo bukan preman , pikirku kenapa mereka harus taqt sama akak . Bener gak ? ” kata Shinta
” Akak bukan preman , kalo preman akak pasti sudah dapat jatah disana sini , ngapain akak harus jaga parkir ” kataq
” Tapi kenapa mereka taqt sama akak? ” tanya Shinta
” Ya gak tahu , mungkin aja mereka anggap akak ini seperti preman . Soalnya akak pernah berantem lawan 8 orang , dan salah satu dari mereka tewas ditangan akak . Ya itu dulu , lagdian akak sudah menjalani hukuman 2 tahun setengah didalam penjara . Itu karena akak bukan sengaja membunuh melainkan akak membela diri dari pada akak yg mati . Mungkin sejak kejaddian itu maka sampailah dari mulut kemulut bahwa akak adalah seorang preman . Padahal kenyataannya , kena pisaupun akak pasti luka dan berdarah . ” jelasku kepada Shinta
” Kak , jujur aq lihat akak seperti ada yg istimewa dalam diri akak , bukan karena aq telah ditolongin akak tadi . Aq melihat akak adalah sosok yg pantas buatku ” kata Shinta
” Apa maksud qmu? akak gak ngerti ” kataq
” Aq ingin akak mau jadi pacarku , sudah lama aq memperhatikan akak , cuma hari ini adalah hari yg kebetulan qita ketemu dan ngobrol bersama ” kata Shinta
” Hahaha . . Aneh , begini kenapa akak bilang aneh , pertama qmu belum kenal dengan akak lebih dalam , kedua . . akak ini jelek , lihat aja gigi akak aja ilang satu didepan . Masa qmu suka sama akak sementara masih banyak cowok sebaya qmu yg lebih dari akak ” kataq
” Iya kak , tapi entah kenapa hati aq memilih akak . Jujur , aq cari cowok bukan dari parasnya , uangnya atau pekerjaannya . Tapi aq mencari cowok yg bisa jagain aq dari segala gangguan dan aq melihat akak adalah cowok yg aq idam-idamkan ” katanya sambil meraih tanganku dan langsung menciumnya
Cerita Dewasa Memuaskan Teman SMA Terbaru 2013
Cerita Seks Memuaskan Teman SMA Terbaru 2013
Cerita Ngentot Memuaskan Teman SMA Terbaru 2013
Aq hanya bisa termenung dan tak bisa berkata apa-apa . Tiba-tiba ddia menyapaq . .
” Kak , kok ddiam? gak mau ya sama aq ” tanyanya
” Bukan begitu , akak lagi berpikir . Akak bingung harus menerima atau tidak , bilang akak menerima qmu , apa kata teman-teman qmu , keluarga qmu namun bila akak tidak menerima qmu berarti akak menydia-nydiakan kesempatan dan akak sendiri memang belum punya pacar dan kebetulan akak memang sedang mancari pacar . Akak tidak menygka ternyata malah qmu yg bilang duluan sama akak ” kataq
” Ya , aq cinta sama akak walau cuma melihat akak dari jauh selama ini . Baru kali ini qita bisa dekat , dan hari ini aq untuk pertama kalinya nembak cowok ” katanya
” Oke , akak mau sama qmu dan akak harap qmu gak kecewa bila setelah tuu akak itu seperti apa suatu saat nanti ” kataq
” Aq sdiap menerima apapun yg terjadi , qita jalani saja kak ” katanya sambil mencium bibirku
Aq langsung mendorongnya , dan Shinta pun langsung menggerutu .
” Shinta , belum saatnya . . sudah qmu tidur aja ” kataq
” Oke . . makasih akakku sayg , Shinta pashin tidur . Kalo mau qita tidur bareng sama Sarah di kamar , Gpp kok . Nanti aq sdiapin buat akak ” katanya
” Gak usah , akak tidur disofa aja ” kataq
Aq perhatikan Shinta meninggalkanku , lalu kulihat dari jauh ternyata Sarah sudah tidur duluan . Aq pun kembali merenungi nasibku hari ini . Akhirnya aq dapat pacar lagi , padahal aq baru putus bulan lalu . Tapi aq benar-benar bingung , kenapa banyak wanita yg ingin menjadi pacarku . Akhirnya aq pun terlelap . Entah apa yg terjadi , aq terkakun dari tidurku karena merasa haus . Aq pergi kedapur untuk mengambil air putih , tak sengaja aq melihat kearah kamar mandi , aq melihat Sarah sedang buang air kecil karena Sarah tidak menutup pintu . Langsung saja gairahku meningkat melihat kejaddian itu . Aq pun menuju kekamar mandi . .
” Ehh kak , maaf lupa ngunci pintu . Tadi aq pikir udah gak ada orang kesini , tadinya aq lihat Shinta sudah lelap dan akak pun juga terlelap , makanya gak aq kunci ” kata Sarah
” Sar . . ” kataq langsung memeluk tubuh Sarah
” Eh kak , jangan . . ” katanya
” Sar . . Hmm . . ” kataq sambil meraba Vaginanya
” Kak , jangan . . . kak ” katanya berusaha memberontak dari pelukanku
” Akak mau melaqkannya sama qmu sar , akak gak bisa nahan lagi sar , maafin akak ” kataq
” Jangan kak , please kak . . ” katanya
Aq langsung melepas pakainku semua , lalu buka kaki dan pahanya Sarah . Aq menjilati vaginanya sementara Sarah terus saja memberontak tetapi tak bersuara yg bisa membuat Shinta kakun . Aq tak peduli walupun Shinta kakun , aq tetap saja ingin menikmati tubuh Sarah .
” Sssstttt . . . aaahhh . . hmmm ” desah Sarah
Puas dengan menjilati vagina Sarah aq pun membuka baju Sarah dan menikmati payudara Sarah . Putingnya aq hisap secara bergantdian dan Sarah tak menolak lagi atas perlaqanku terhadapnya .
” Ehhhmmm . . aaahhh kak , sssssttt aaahhh terus kak ” katanya
Beberapa menit kemuddian setelah puas menjilati tubuh Sarah , aq memandu batang penisku ke arah lukak vaginanya . Lalu keterobos saja dan memang sih agak susah tetapi aq berusaha menghujamkannya sampai bisa masuk . Dan akhirnya masuk . .
” Awww . . . aduh , sakit kak . . ” kata Sarah
” Tahan aja sayg , nikmati saja . Memang beginilah rasanya kalau qmu belum pernah melaqkan ini . Nanti juga bakal lain rasanya . Nikmati saja ya ” kataq sambil mencium dan melumat bibirnya .
Setelah Sarah tak bersuara lagi , aq pelan-pelang memompa vaginanya .
” Aaaahhh . . terus kak , enak kak rasanya udah gak sakit lagi kayak tadi ” katanya
Aq pun mempercepat gerakanku memompa vaginanya . Akan tetapi aq tidak ingin permainan ini cepat selesai , aq pun mencabut batang penisku dari vaginanya dan kusodorkan kemulutnya .
” Sar , buka mulutmu sayg ” kataq
” Gak mau kak , aq geli dan jijik kak ” katanya
” Buka aja sar , maukan qmu beri akak kepuasan? Nanti akak pasti akan membalasnya , akak akan memberikanmu kepuasan juga . Please . . ” kataq
Sarah pelan tapi pasti membuka mulutnya , aq langsung saja menancapkan batang penisku kedalam mulutnya . Ku pandu Sarah dengan memegang kepalanya agar mengikuti iramaq .
” Weeekkk , aaahhh . . . kak sudah ya ” katanya
” Ya sudah gpp , qmu buka paha qmu , akak akan beri qmu kepuasan seperti janji akak tadi ” kataq
Sarah membuka kakinya dan melebarkan pahanya , aq lalu mengecup klitorisnya dan ku jilati hingga Sarah mengelinjang , ku gigit sedikit klitorisnya . .
” Aww . . aah yeaah ssssttt ” desahnya seisarg gerak tubuhnya yg mengelinjang sambil tangannya menahan kepalaq . Setelah kurasa cukup aq pun kembali menancapkan batang penisku kedalam lukak vaginanya .
” Aduh , pelan-pelan kak ” pintanya

Lihat Juga :  Cerita Dewasa Kenikmatan Jepitan Susu Lidya

Aq menurutinya dan setelah batang penisku kembali masuk aq pun mulai memompa vaginanya dengan gerakan perlahan hingga sedikit demi sedikit kupercepat gerakanku . Sarah sudah mulai meracau omongannya dan tak begitu jelas kudengar kata-katanya ditelingaq . Beberapa menit kemuddian aq merasa akan mencapai puncak klimaks dan langsung saja aq cabut batang penisku dan kutumpahkan spermaq di pantatnya .
” Ooohhhh yeeeeaaaaahhh Sarah . . . . Ssssttt aaahh yeaahh ” kataq
Setelah puas aq melihat cairan spermaq mengalir kebawah mengenai vaginanya dan akhirnya jatuh kelantai . Kupeluk tubuh Sarah dan kulumat bibirnya . Lalu kami pun membersihkan diri kami masing-masing dengan air yg ada dikamar mandi . Dan kami pun mengenakan pakain kami masing-masing .
” Sarah , terimakasih ya . Akak minta maaf kaket sama qmu telah merenggut mahkota qmu ” kataq
” Sebenarnya Sarah sedih kak , tapi apa yg harus disesali bila semuanya sudah terjadi? Sarah juga merasa puas kak , ini pengalaman yg berharga bagi Sarah ” katanya
” Ya sudah , qmu jangan cerita sama sdiapapun , termasuk sama Shinta ya . Akak gak mau Shinta kecewa sama akak ” kataq
” Apa maksud akak ? ” kata Sarah
” Hmm anu . . Shinta , Sar . . Akak sudah jaddian sama Shinta tadi sebelum tidur ” kataq
” Kak , aq gimana? ” tanya Sarah
” Ya , qmu maunya gimana? ” kataq
” Aq juga mau jadi pacar akak , aq gak mau disdia-sdiakan setelah kejaddian ini ” kata Sarah
” Ya sudah , qmu juga pacar akak , tapi jangan bilang sama Shinta kalo qita juga pacaran ya . Qmu tolongin akak sar , akak gak mau Shinta kecewa . Janji ya ? ”

kata q sambil menunjukkan jari kelingking kedepannya Sarah pun menunjukkan jari kelingkingnya dan menyentuhkan jari kelingkingnya ke jari kelingkingku. Kamipun keluar dari kamar mandi. Sarah menuju kamar dan aq kembali tidur disofa. Sejak kejaddian itu, aq lebih sesarg melaqkan sex dengan Sarah dan Shinta sama sekali tak kusentuh sedikitpun. Hubungan itu kami laqkan sampai Sarah nyerah kepada Shinta dan rela melepasku agar aq kembali kepada Shinta. Dan Shinta tak pernah tahu aq berpacaran juga dengan sahabatnya. Akhirnya Sarah punya pacar baru namun dia masih saja tak bisa melupakanku. Dia masih saja menelpon atau SMS aq untuk bertemu dan melaqkan hubungan sex.

Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Dewasa Hot, Cerita Dewasa Bugil, Cerita Dewasa Ngentot memek, abg lucah, cerita 21+ selingkuh, cerita bokep terpanas, cerita mesum terbaru, cerita seks bergambar, cerita sex dewasa, janda gatel, janda gersang, ngentot dengan abg, ngentot dengan istri, ngentot dengan majikan, ngentot dengan pembantu, pecah selaput darah.

Tamat

Cerita Mesum ML Dengan Pembantuku yang Baru

$
0
0

Cerita Mesum ML Dengan Pembantuku yang Baru – Aku adalah seorang ayah dari 2 orang anak lelaki yang berusia 9 dan 4 tahun. Isteriku bekerja sebagai Direktur di suatu prusahaan swasta. Kehidupan rumah tanggaku harmonis dan bahagia, kehidupan seks-ku dengan isteriku tidak ada hambatan sama sekali. Kami memiliki seorang pembantu, Sumiah namanya, berumur kurang lebih 23 tahun, belum kawin dan masih lugu karena kami dapatkan langsung dari desanya di Jawa Timur. Wajahnya biasa saja, tidak cantik juga tidak jelek, kulitnya bersih dan putih terawat, badannya kecil, tinggi kira-kira 155 cm, tidak gemuk tapi sangat ideal dengan postur tubuhnya, buah dadanya juga tidak besar, hanya sebesar nasi di Kentucky Fried Chicken.

Cerita ini terjadi pada tahun 1999, berawal ketika aku pulang kantor kurang lebih pukul 14:00, jauh lebih cepat dari biasanya yang pukul 19:00. Anakku biasanya pulang dengan ibunya pukul 18:30, dari rumah neneknya. Seperti biasanya, aku langsung mengganti celanaku dengan sarung kegemaranku yang tipis tapi adem, tanpa celana dalam. Pada saat aku keluar kamar, nampak Sumiah sedang menyiapkan minuman untukku, segelas besar es teh manis.

Pada saat dia akan memberikan padaku, tiba-tiba dia tersandung karpet di depan sofa di mana aku duduk sambil membaca koran, gelas terlempar ke tempatku, dan dia terjerembab tepat di pangkuanku, kepalanya membentur keras kemaluanku yang hanya bersarung tipis. Spontan aku meringis kesakitan dengan badan yang sudah basah kuyup tersiram es teh manis, dia bangun membersihkan gelas yang jatuh sambil memohon maaf yang tidak henti-hentinya.

Semula aku akan marah, namun melihat wajahnya yang lugu aku jadi kasihan, sambil aku memegangi kemaluanku aku berkata, “Sudahlah nggak pa-pa, cuman iniku jadi pegel”, sambil menunjuk kemaluanku.
“Sum harus gimana Pak?” tanyanya lugu.
Aku berdiri sambil berganti kaos oblong, menyahut sambil iseng, “Ini musti diurut nih!”
“Ya, Pak nanti saya urut, tapi Sum bersihin ini dulu Pak!” jawabnya.

Aku langsung masuk kamar, perasaanku saat itu kaget bercampur senang, karena mendengar jawaban pembantuku yang tidak disangka-sangka. Tidak lama kemudian dia mengetuk pintu, “Pak, Mana Pak yang harus Sum urut..” Aku langsung rebah dan membuka sarung tipisku, dengan kemaluanku yang masih lemas menggelantung. Sum menghampiri pinggir tempat tidur dan duduk.
“Pake, rhemason apa balsem Pak?” tanyanya.
“Jangan.. pake tangan aja, ntar bisa panas!” jawabku.

Lalu dia meraih batang kemaluanku perlahan-lahan, sekonyong-konyong kemaluanku bergerak tegang, ketika dia menggenggamnya.
“Pak, kok jadi besar?” tanyanya kaget.
“Wah itu bengkaknya mesti cepet-cepet diurut. Kasih ludahmu aja biar nggak seret”, kataku sedikit tegang.
Dengan tenang wajahnya mendekati kemaluanku, diludahinya ujung kemaluanku.
“Ah.. kurang banyak”, bisikku bernafsu.
Kemudian kuangkat pantatku, sampai ujung kemaluanku menyentuh bibirnya, “Dimasukin aja ke mulutmu, biar nggak cape ngurut, dan cepet keluar yang bikin bengkak!” perintahku seenaknya.

Perlahan dia memasukkan kemaluanku, kepalanya kutuntun naik turun, awalnya kemaluanku kena giginya terus, tapi lama-lama mungkin dia terbiasa dengan irama dan tusukanku. Aku merasa nikmat sekali. “Akh.. uh.. uh.. hah..” Kulumannya semakin nikmat, ketika aku mau keluar aku bilang kepadanya, “Sum nanti kalau aku keluar, jangan dimuntahin ya, telan aja, sebab itu obat buat kesehatan, bagus sekali buat kamu”, bisikku. “Hepp.. ehm.. HPp”, jawabnya sambil melirikku dan terus mengulum naik turun.

Akhirnya kumuncratkan semua air maniku. “Akh.. akh.. akh.. Sum.. Sum.. enakhh..” Pada saat aku menyemprotkan air maniku, dia diam tidak bergerak, wajahnya meringis merasakan cairan asing membasahi kerongkongannya, hanya aku saja yang membimbing kepalanya agar tetap tidak melepas kulumannya.

Setelah aku lemas baru dia melepaskan kulumannya, “Udah Pak?, apa masih sakit Pak?” tanyanya lugu, dengan wajah yang memelas, bibirnya yang basah memerah, dan sedikit berkeringat. Aku tertegun memandang Sum yang begitu menggairahkan saat itu, aku duduk menghampirinya, “Sum kamu capek ya, apa kamu mau tahu kalau kamu diurut juga kamu bisa seger kayak Bapak sekarang!”
“Nggak Pak, saya nggak capek, apa bener sih Pak kalo diurut kayak tadi, bisa bikin seger? tanyanya semakin penasaran. Aku hanya menjawab dengan anggukan dan sambil meraih pundaknya kucium keningnya, lalu turun ke bibirnya yang basah dan merah, dia tidak meronta juga tidak membalas. Aku merasakan keringat dinginnya mulai keluar, ketika aku mulai membuka kancing bajunya satu persatu, sama sekali dia tidak berontak hingga tinggal celana dalam dan Bh-nya saja.

Tiba-tiba dia berkata, “Pak, Sum malu Pak, nanti kalo Ibu dateng gimana Pak?” tanyanya takut.
“Lho Ibu kan baru nanti jam enam, sekarang baru jam tiga, jadi kita masih bisa bikin seger badan”, jawabku penuh nafsu. Lalu semua kubuka tanpa penutup, begitu juga aku, kemaluanku sudah mulai berdiri lagi. Dia kurebahkan di tepi tempat tidur, lalu aku berjongkok di depan dengkulnya yang masih tertutup rapat, “Buka pelan-pelan ya, nggak pa-pa kok, aku cuma mau urut punya kamu”, kataku meyakinkan, lalu dia mulai membuka pangkal pahanya, putih, bersih dan sangat sedikit bulunya yang mengitari liang kewanitaannya, cenderung botak.

Dengan ketidaksabaranku, aku langsung menjilat bibir luar kewanitaannya, tanpa ampun aku jilat, sesekali aku sodokkan lidahku ke dalam, “Akh.. Pak geli.. akh.. akuhhfh..” Klitorisnya basah mengkilat, berwarna merah jambu. Aku hisap, hanya kira-kira 5 menit kulumat liang kewanitaannya, lalu dia berteriak sambil menggeliat dan menjepit kepalaku dengan pahanya serta matanya terpejam. “Akh.. akh.. uahh..” teriakan panjang disertai mengalirnya cairan dari dalam liang kewanitaannya yang langsung kujilati sampai bersih.

“Gimana Sum, enak?” tanyaku nakal. Dia mengangguk sambil menggigit bibir, matanya basah kutahu dia masih takut. “Nah sekarang, kalau kamu sudah ngerti enak, kita coba lagi ya, kamu nggak usah takut!”. Kuhampiri bibirnya, kulumat bibirnya, dia mulai memberikan reaksi, kuraba buah dadanya yang kecil, lalu kuhisap-hisap puting susunya, dia menggelinjang, lama kucumbui dia, hingga dia merasa rileks dan mulai memberikan reaksi untuk membalas cumbuanku, kemaluanku sudah tegang.

Lihat Juga :  Cerita Mesum dengan Adik Kandungku Sendiri

Kemudian kuraba liang kewanitaannya yang ternyata sudah berlendir dan basah, kesempatan ini tidak kusia-siakan, kutancapkan kemaluanku ke dalam liang kenikmatannya, dia berteriak kecil, “Aauu.. sakit Pak!”. Lalu dengan perlahan kutusukkan lagi, sempit memang, “Akhh.. uuf sakit Pak..”. Melihat wajahnya yang hanya meringis dengan bibir basah, kuteruskan tusukanku sambil berkata, “Ini nggak akan lama sakitnya, nanti lebih enak dari yang tadi, sakitnya jangan dirasain..” tanpa menunggu reaksinya kutancapkan kemaluanku, meskipun dia meronta kesakitan, pada saat kemaluanku terbenam di dalam liang surganya kulihat matanya berair (mungkin menangis) tapi aku sudah tidak memikirkannya lagi, aku mulai mengayunkan semua nafsuku untuk si Sum.

Hanya sekitar 7 menit dia tidak memberikan reaksi, namun setelah itu aku merasakan denyutan di dalam liang kewanitaannya, kehangatan cairan liang kewanitaannya dan erangan kecil dari bibirnya. Aku tahu dia akan mencapai klimaks, ketika dia mulai menggoyangkan pantatnya, seolah membantu kemaluanku memompa tubuhnya. Tak lama kemudian, tangannya merangkul erat leherku, kakinya menjepit pinggangku, pantatnya naik turun, matanya terpejam, bibirnya digigit sambil mengerang, “Pak.. Pak terus.. Pak.. Sum.. Summ..Sum.. daapet enaakhh Pak.. ahh..” mendengar erangan seperti itu aku makin bernafsu, kupompa dia lebih cepat dan.. “Sum.. akh.. akh.. akh..” kusemprotkan semua maniku dalam liang kewanitaannya, sambil kupandangi wajahnya yang lemas. Aku lemas, dia pun lemas.

“Sum aku nikmat sekali, habis ini kamu mandi ya, terus beresin tempat tidur ini ya!”, suruhku di tengah kenikmatan yang kurasakan.
“Ya Pak”, jawabnya singkat sambil mengenakan pakaiannya kembali.
Ketika dia mau keluar kamar untuk mandi dia berbalik dan bertanya, “Pak.. kalo pulang siang kayak gini telpon dulu ya Pak, biar Sum bisa mandi dulu, terus bisa ngurutin Bapak lagi”, lalu ngeloyor keluar kamar, aku masih tertegun dengan omongannya barusan, sambil menoleh ke sprei yang terdapat bercak darah perawan Sum.

Saat ini Sum masih bekerja di rumahku, setiap 2 hari menjelang menstruasi (datang bulannya sangat teratur), aku pulang lebih awal untuk berhubungan dengan pembantuku, namun hampir setiap hari di pagi hari kurang lebih pukul 5, kemaluanku selalu dikulumnya saat dia mencuci di ruang cuci, pada saat itu isteriku dan anak-anakku belum bangun.

Tamat

Cerita Bugil Tanteku yang Nakal dan Genit

$
0
0

Cerita Bugil Tanteku yang Nakal dan Genit – Aku ingat janjiku hari ini untuk mengembalikan foto porno milik Dito. Tapi di mana foto itu ? Jangan-jangan ada yang mengambilnya. Aku yakin betul kemarin aku selipkan di antara buku Fisika dan Stereometri (kedua buku itu memang lebar, bisa menutupi). Nah ini dia ada di dalam buku Gambar. Pasti ada seseorang yang memindahkannya. Logikanya, sebelum orang itu memindahkan, tentu ia sempat melihatnya. Tiba-tiba aku cemas. Siapa ya ? Si Mar, Tinah, atau Tante ? Atau lebih buruk lg rumah yang melihat foto itu, membuatku malu sekali! Yang penting, aku harus kembalikan ke Dito sekarang.


Siangnya pulang sekolah ketika aku masuk ke ruang keluarga, Si Mar sedang memijit punggung Tante. Tante tengkurap di karpet, Si Mar menaiki pantat Tante. Punggung Tante itu terbuka 100 %, tak ada tali kutang di sana. Putihnya mak..! Si Mar cepat-cepat menutup punggung itu ketika tahu mataku menjelajah ke sana, sambil melihatku dengan senyum penuh arti. Sialan! Si Mar tahu persis kenakalanku. Aku masuk kamar. Hilang kesempatan menikmati punggung putih itu. Tadi pagi aku lupa membawa buku Gambar gara-gara mengurus foto si Dito. Aku berniat mempersiapkan dari sekarang sambil berusaha melupakan punggung putih itu. Sesuatu jatuh bertebaran ke lantai ketika aku mengambil buku Gambar.

Seketika dadaku berdebar kencang setelah tahu apa yang jatuh tadi. Lepasan dari majalah asing. Di tiap pojok bawahnya tertulis “Hustler” edisi tahun lalu. Satu serial foto sepasang bule yang sedang berhubungan kelamin! Ada tiga gambar, gambar pertama Si Cewe terlentang di ranjang membuka kakinya sementara Si Cowo berdiri di atas lututnya memegang alatnya yang tegang besar (mirip punyaku kalau lagi tegang cuma beda warna, punyaku gelap) menempelkan kepala penisnya ke kelamin Cewenya. Menurutku, dia menempelnya kok agak ke bawah, di bawah “segitiga terbalik” yang penuh ditumbuhi rambut halus pirang.

Gambar kedua, posisi Si Cewe masih sama hanya kedua tangannya memegang bahu si Cowo yang kini condong ke depan. Nampak jelas separoh batangnya kini terbenam di selangkangan Si Cewe. Lho, kok di situ masuknya ? Kuperhatikan lebih saksama. Kayaknya dia “masuk” dengan benar, karena di samping jalan masuk tadi ada “yang berlipat-lipat”, persis gambar milik Dito kemarin. Menurut bayanganku selama ini, “seharusnya” masuknya penis agak lebih ke atas. Baru tahu aku, khayalanku selama ini ternyata salah! Gambar ketiga, kedua kaki Si Cewe diangkat mengikat punggung Si Cowo. Badan mereka lengket berimpit dan tentu saja alat Si Cowo sudah seluruhnya tenggelam di “tempat yang layak” kecuali sepasang “telornya” saja menunggu di luar. Mulut lelaki itu menggigit leher wanitanya, sementara telapak tangannya menekan buah dada, ibujari dan telunjuk menjepit putting susunya. Gemetaran aku mengamati gambar-gambar ini bergantian.

Tanpa sadar aku membuka resleting celanaku mengeluarkan milikku yang dari tadi telah tegang. Kubayangkan punyaku ini separoh tenggelam di tempat si Mar persis gambar kedua. Kenyataanya memang sekarang sudah separoh terbenam, tapi di dalam tangan kiriku. Akupun meniru gambar ketiga, tenggelam seluruhnya, gambar kedua, setengah, ketiga, seluruhnya..geli-geli nikmat… terus kugosok… makin geli.. gosok lagi.. semakin geli… dan.. aku terbang di awan.. aku melepas sesuatu… hah.. cairan itu menyebar ke sprei bahkan sampai bantal, putih, kental, lengket-lengket.

Enak, sedap seperti waktu mimpi basah. Sadar aku sekarang ada di kasur lagi, beberapa detik yang lalu aku masih melayang-layang. He! Kenapa aku ini? Apa yang kulakukan ? Aku panik. Berbenah. Lap sini lap sana. Kacau! Kurapikan lagi celanaku, sementara si Dia masih tegang dan berdenyut, masih ada yang menetes. Aku menyesal, ada rasa bersalah, rasa berdosa atas apa yang baru saja kulakukan. Aku tercenung. Gambar-gambar sialan itu yang menyebabkan aku begini. Masturbasi. Istilah aneh itu baru aku ketahui dari temanku beberapa hari sesudahnya. Si Dito menyebutnya ‘ngeloco’. Aneh. Ada sesuatu yang lain kurasakan, keteganganku lenyap. Pikiran jadi cerah meski badan agak lemas..

***

Sehari itu aku jadi tak bersemangat, ingat perbuatanku siang tadi. Rasanya aku telah berbuat dosa. Aku menyalahkan diriku sendiri. Bukan salahku seluruhnya, aku coba membela diri. Gambar-gambar itu juga punya dosa. Tepatnya, pemilik gambar itu. Eh, siapa yang punya ya ? Tahu-tahu ada di balik buku-bukuku. Siapa yang menaruh di situ ? Ah, peduli amat. Akan kumusnahkan. Aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi, tidak akan masturbasi lagi. Perasaan seperti ini masih terbawa sampai keesokkan harinya lagi. Sehingga kulewatkan kesempatan untuk meraba dada Mar seperti kemarin. Ia telah memberi lampu hijau untuk aku “tindaklanjuti”. Tapi aku lagi tak bersemangat. Masih ada rasa bersalah.

Hari berikutnya aku “harus” tegang lagi. Bukan karena Si Mar yang (menurutku) bersedia dijamah tubuhnya. Tapi lagi-lagi karena Si Putih molek itu, Tante Yani. Siang itu aku pulang agak awal, pelajaran terakhir bebas. Sebentar aku melayani Luki melempar-lempar bola di halaman, lalu masuk lewat garasi, seperti biasa. Hampir pingsan aku ketika membuka pintu menuju ruang keluarga. Tante berbaring terlentang, mukanya tertutupi majalah “Femina”, terdengar dengkur sangat halus dan teratur. Rupanya ketiduran sehabis membaca. Mengenakan baju-mandi seperti dulu tapi ini warna pink muda, rambut masih terbebat handuk. Agaknya habis keramas, membaca terus ketiduran. Model baju mandinya seperti yang warna putih itu, belah di depan dan hanya satu pengikat di pinggang. Jelas ia tak memakai kutang, kelihatan dari bentuk buah dadanya yang menjulang dan bulat, serta belahan dadanya seluruhnya terlihat sampai ke bulatan bawah buah itu. Sepasang buah bulat itu naik-turun mengikuti irama dengkurannya. Berikut inilah yang membuatku hampir pingsan. Kaki kirinya tertekuk, lututnya ke atas, sehingga belahan bawah baju-mandi itu terbuang ke samping, memberiku “pelajaran” baru tentang tubuh wanita, khususnya milik Tante. Tak ada celana dalam di sana.

Tanteku ternyata punya bulu lebat. Tumbuh menyelimuti hampir seluruh “segitiga terbalik”. Berwarna hitam legam, halus dan mengkilat, tebal di tengah menipis di pinggir-pinggirnya. “Arah” tumbuhnya seolah diatur, dari tengah ke arah pinggir sedikit ke bawah kanan dan kiri.

Berbeda dengan yang di gambar, rambut Tante yang di sini lurus, tak keriting. Wow, sungguh “karya seni” yang indah sekali! Kelaminku tegang luar biasa. Aku lihat sekeliling. Si Tinah sedang bermain dengan anak asuhnya di halaman depan. Si Mar di belakang, mungkin sedang menyetrika. Kalau Tante sedang di ruang ini, biasanya Si Mar tidak kesini, kecuali kalau diminta Tante memijit. Aman!

Dengan wajah tertutup majalah aku jadi bebas meneliti kewanitaan Tante, kecuali kalau ia tiba-tiba terbangun. Tapi aku ‘kan waspada. Hampir tak bersuara kudekati milik Tante. Kini giliran bagian bawah rambut indah itu yang kecermati. Ada “daging berlipat”, ada benjolan kecil warna pink, tampaknya lebih menonjol dibanding milik bule itu. Dan di bawah benjolan itu ada “pintu”. Pintu itu demikian kecil, cukupkah punyaku masuk ke dalamnya ? Punyaku ? Enak saja! Memangnya lubang itu milikmu ? Bisa saja sekarang aku melepas celanaku, mengarahkan ujungnya ke situ, persis gambar pertama, mendorong, seperti gambar kedua, dan …Tiba-tiba Tante menggerakkan tangannya. Terbang semangatku. Kalau ada cermin di situ pasti aku bisa melihat wajahku yang pucat pasi. Dengkuran halus terdengar kembali. Untung., nyenyak benar tidurnya. Bagian atas baju-mandinya menjadi lebih terbuka karena gerakan tangannya tadi. Meski perasaanku tak karuan, tegang, berdebar, nafas sesak, tapi pikiranku masih waras untuk tidak membuka resleting celanaku. Bisa berantakan masa depanku. Aku “mencatat” beberapa perbedaan antara milik Tante dengan milik bule yang di majalah itu. Rambut, milik Tante hitam lurus, milik bule coklat keriting. Benjolan kecil, milik Tante lebih “panjang”, warna sama-sama pink. Pintu, milik Tante lebih kecil. Lengkaplah sudah aku mempelajari tubuh wanita. Utuhlah sudah aku mengamati seluruh tubuh Tante. Seluruhnya ? Ternyata tidak, yang belum pernah aku lihat sama sekali : puting susunya. Kenapa tidak sekarang ? Kesempatan terbuka di depan mata, lho! Mataku beralih ke atas, ke bukit yang bergerak naik-turun teratur. Dada kanannya makin lebar terbuka, ada garis tipis warna coklat muda di ujung kain. Itu adalah lingkaran kecil di tengah buah, hanya pinggirnya saja yang tampak. Aku merendahkan kepalaku mengintip, tetap saja putingnya tak kelihatan. Ya, hanya dengan sedikit menggeser tepi baju mandi itu ke samping, lengkaplah sudah “kurikulum” pelajaran anatomi tubuh Tante. Dengan amat sangat hati-hati tanganku menjangkau tepi kain itu. Mendadak aku ragu. Kalau Tante terbangun bagaimana ? Kuurungkan niatku. Tapi pelajaran tak selesai dong! Ayo, jangan bimbang, toh dia sedang tidur nyenyak. Ya, dengkurannya yang teratur menandakan ia tidur nyenyak. Kembali kuangkat tanganku. Kuusahakan jangan sampai kulitnya tersentuh. Kuangkat pelan tepi kain itu, dan sedikit demi sedikit kugeser ke samping. Macet, ada yang nyangkut rupanya. Angkat sedikit lagi, geser lagi. Kutunggu reaksinya. Masih mendengkur. Aman. Terbukalah sudah.. Puting itu berwarna merah jambu bersih. Berdiri tegak menjulang, bak mercusuar mini. Amboi . indahnya buah dada ini. Tak tahan aku ingin meremasnya. Jangan, bahaya. Aku harus cepat-cepat pergi dari sini. Bukan saja khawatir Tante terbangun, tapi takut aku tak mampu menahan diri, menubruk tubuh indah tergolek hampir telanjang bulat ini.

***

Aku jadi tak tenang. Berulang kali terbayang rambut-rambut halus kelamin dan puting merah jambu milik Tante itu. Apalagi menjelang tidur. Tanpa sadar aku mengusap-usap milikku yang tegang terus ini. Tapi aku segera ingat janjiku untuk tidak masturbasi lagi. Mendingan praktek langsung. Tapi dengan siapa ?

Hari ini aku pulang cepat. Masih ada dua mata pelajaran sebetulnya, aku membolos, sekali-kali. Toh banyak juga kawanku yang begitu. Percuma di kelas aku tak bisa berkonsentrasi. Di garasi aku ketemu Tante yang siap-siap mau pergi senam. Dibalut baju senam yang ketat ini Tante jadi istimewa. Tubuhnya memang luar biasa. Dadanya membusung tegak ke depan, bagian pinggang menyempit ramping, ke bawah lagi melebar dengan pantat menonjol bulat ke belakang, ke bawah menyempit lagi. Sepasang paha yang nyaris bulat seperti batang pohon pinang, sepasang kaki yang panjang ramping. Walaupun tertutup rapat aku ngaceng juga. Lagi-lagi aku terrangsang. Diam-diam aku bangga, sebab di balik pakaian senam itu aku pernah melihatnya, hampir seluruhnya! Justru bagian tubuh yang penting-penting sudah seluruhnya kulihat tanpa ia tahu! Salah sendiri, teledor sih. Ah, salahku juga, buktinya kemarin aku menyingkap putingnya.

“Lho, kok udah pulang, To” sapanya ramah. Ah bibir itu juga menggoda.

“Iya Tante, ada pelajaran bebas” jawabku berbohong. Kubukakan pintu mobilnya. Sekilas terlihat belahan dadanya ketika ia memasuki mobil. Uih, dadanya serasa mau “meledak” karena ketatnya baju itu.

“Terima kasih” katanya. “Tante pergi dulu ya”. Mobilnya hilang dari pandanganku.

***

Selasai mandi hari sudah hampir gelap. Di ruang keluarga Tante sedang duduk di sofa nonton TV sendiri.

“Senamnya di mana Tante ?” Aku coba membuka percakapan. Aku memberanikan diri duduk di sofa yang sama sebelah kanannya.

“Dekat, di Tebet Timur Dalam”. Malam ini Tante mengenakan daster pendek tak berlengan, ada kancing-kancing di tengahnya, dari atas ke bawah.

“Tumben, kamu tidur siang”

“Iya Tante, tadi main voli di situ” jawabku tangkas.

“Kamu suka main voli ?”

“Di Kampung saya sering olah-raga Tante” Aku mulai berani memandangnya langsung, dari dekat lagi. Ih, bahu dan lengan atasnya putih banget!

“Pantesan badanmu bagus” Senang juga aku dipuji Tanteku yang rupawan ini.

“Ah, Kalau ini mungkin saya dari kecil kerja keras di kebun, Tante” Wow, buah putih itu mengintip di antara kancing pertama dan kedua di tengah dasternya. Ada yang bergerak di celanaku.

“Kerja apa di kebun ?”

“Mengolah tanah, menanam, memupuk, panen” Buah dada itu rasanya mau meledak keluar.

“Apa saja yang kamu tanam ?” tanyanya lagi sambil mengubah posisi duduknya, menyilangkan sebelah kakinya.

Kancing terakhir daster itu sudah terlepas. Waktu sebelah pahanya menaiki pahanya yang lain, ujung kain daster itu tidak “ikut”, jadi 70 % paha Tante tersuguh di depan mataku. Putih licin. Yang tadi bergerak di celanaku, berangsur membesar.

“Macam-macam tergantung musimnya, Tante. Kentang, jagung, tomat” Hampir saja aku ketahuan mataku memelototi pahanya.

“Kalau kamu mau makan, duluan aja”

“Nanti aja Tante, nunggu Oom” Aku memang belum lapar. Adikku mungkin yang “lapar”

“Oom tadi nelepon ada acara makan malam sama tamu dari Singapur, pulangnya malam”

“Saya belum lapar” jawabku supaya aku tidak kehilangan momen yang bagus ini.

“Kamu betah di sini ?” Ia membungkuk memijit-mijit kakinya. Betisnya itu…

“Kerasan sekali, Tante. Cuman saya banyak waktu luang Tante, biasa kerja di kampung, sih. Kalau ada yang bisa saya bantu Tante, saya siap”

“Ya, kamu biasakan dulu di sini, nanti Tante kasih tugas”

“Kenapa kakinya Tante ?” Sekedar ada alasan buat menikmati betisnya.

“Pegel, tadi senamnya habis-habisan”

Di antara kancing daster yang satu dengan kancing lainnya terdapat “celah”. Ada yang sempit, ada yang lebar, ada yang tertutup. Celah pertama, lebar karena busungan dadanya, menyuguhkan bagian kanan atas buah dada kiri. Celah kedua memperlihatkan kutang bagian bawah. Celah ketiga rapat, celah keempat tak begitu lebar, ada perutnya. Celah berikutnya walaupun sempit tapi cukup membuatku tahu kalau celana dalam Tante warna merah jambu. Ke bawah lagi ada sedikit paha atas dan terakhir, ya yang kancingnya lepas tadi.

“Mau bantu Tante sekarang ?”

“Kapan saja saya siap”

“Betul ?”

“Kewajiban saya, Tante. Masa numpang di sini engga kerja apa-apa”

“Pijit kaki Tante, mau ?”

Hah ? Aku tak menyangka diberi tugas mendebarkan ini

“Biasanya sama Si Mar, tapi dia lagi engga ada”

“Tapi saya engga bisa mijit Tante, cuma sekali saya pernah mijit kaki teman yang keseleo karena main bola” Aku berharap ia jangan membatalkan perintahnya.

“Engga apa-apa. Tante ambil bantal dulu” Goyang pinggulnya itu…

Sekarang ia tengkurap di karpet. Hatiku bersorak. Aku mulai dari pergelangan kaki kirinya. Aah, halusnya kulit itu. Hampir seluruh tubuh Tante pernah kulihat, tapi baru inilah aku merasakan mulus kulitnya. Mataku ke betis lainnya mengamati bulu-bulu halus.

“Begini Tante, kurang keras engga ?”

“Cukup segitu aja, enak kok”

Tangan memijit, mata jelalatan. Lekukan pantat itu bulat menjulang, sampai di pinggang turun menukik, di punggung mendaki lagi. Indah. Kakinya sedikit membuka, memungkinkan mataku menerobos ke celah pahanya. Tanganku pindah ke betis kanannya aku menggeser dudukku ke tengah, dan..terobosan mataku ke celah paha sampai ke celana dalam merah jambu itu. Huuuh, sekarang aku betul-betul keras.

“Aah” teriaknya pelan ketika tanganku menjamah ke belakang lututnya.

“Maaf Tante”

“Engga apa-apa. Jangan di situ, sakit. Ke atas saja”

Ke Atas ? Berarti ke pahanya ? Apa tidak salah nih ? Jelas kok, perintahnya. Akupun ke paha belakangnya.

Ampuuun, halusnya paha itu. Kulit Tante memang istimewa. Kalau ada lalat hinggap di paha itu, mungkin tergelincir karena licin!

Aku mulai tak tenang. Nafas mulai tersengal, entah karena mijit atau terangsang, atau keduanya. Aku tak hanya memijit, terkadang mengelusnya, habis tak tahan. Tapi Tante diam saja.

Kedua paha yang diluar, yang tak tertutup daster selesai kupijit. Entah karena aku sudah “tinggi” atau aku mulai nakal, tanganku terus ke atas menerobos dasternya.

“Eeeh” desahnya pelan. Hanya mendesah, tidak protes!

Kedua tanganku ada di paha kirinya terus memijit. Kenyal, padat. Tepi dasternya dengan sendirinya terangkat karena gerakan pijitanku. Kini seluruh paha kirinya terbuka gamblang, bahkan sebagian pantatnya yang melambung itu tampak. Pindah ke paha kanan aku tak ragu-ragu lagi menyingkap dasternya.

“Enak To, kamu pintar juga memijit”

Aku hampir saja berkomentar :”Paha Tante indah sekali”. Untung aku masih bisa menahan diri. Terus memijit, sekali-kali mengelus.

“Ke atas lagi To” suaranya jadi serak.

Ini yang kuimpikan! Sudah lama aku ingin meremas pantat yang menonjol indah ke belakang itu, kini aku disuruh memijitnya! Dengan senang hati Tante!

Aku betul-betul meremas kedua gundukan itu, bukan memijit, dari luar daster tentunya. Dengan gemas malah! Keras dan padat.

Ah, Tante. Tante tidak tahu dengan begini justru menyiksa saya! kataku dalam hati. Rasanya aku ingin menubruk, menindihkan kelaminku yang keras ini ke dua gundukan itu. Pasti lebih nikmat dibandingkan ketika memeluk tubuh mbak Mar dari belakang.

“Ih, geli To. Udah ah, jangan di situ terus” ujarnya menggelinjang kegelian. Barusan aku memang meremas pinggir pinggulnya, dengan sengaja!

“Cape, To ?” tanyanya lagi.

“Sama sekali engga, Tante” jawabku cepat, khawatir saat menyenangkan ini berakhir.

“Bener nih ? Kalau masih mau terus, sekarang punggung, ya ?”. Aha, “daerah jamahan” baru!

Bahunya kanan dan kiri kupencet.

“Eeh” desahnya pelan.

Turun ke sekitar kedua tulang belikat. Lagi-lagi melenguh. Daster tak berlengan ini menampakkan keteknya yang licin tak berbulu. Rajin bercukur, mungkin. Ah, di bawah ketek itu ada pinggiran buah putih. Dada busungnya tergencet, jadi buah itu “terbuang” ke samping. Nakalku kambuh. Ketika beroperasi di bawah belikat, tanganku bergerak ke samping.

Jari-jariku menyentuh “tumpahan” buah itu. Tidak langsung sih, masih ada lapisan kain daster dan kutang, tapi kenyalnya buah itu terasa. Punggungnya sedikit berguncang, aku makin terangsang.

Ke bawah lagi, aku menelusuri pinggangnya.

“Cukup, To..” Kedua tangannya lurus ke atas. Ia tengkurap total. Nafasnya terengah-engah.

“Depannya Tante ?” usulku nakal. Lancang benar kau To. Tante sampai menoleh melihatku, kaget barangkali atas usulku yang berani itu.

“Kaki depannya ‘kan belum Tante” aku cepat-cepat meralat usulku. Takut dikiranya aku ingin memijit “depannya punggung” yang artinya buah dada!

“Boleh aja kalau kamu engga cape”. Ya jelas engga dong! Tante berbalik terlentang. Sekejap aku sempat menangkap guncangan dadanya ketika ia berbalik. Wow! Guncangan tadi menunjukkan “eksistensi” kemolekkan buah dadanya! Aduuh, bagaimana aku bisa bertahan nih ? Tubuh molek terlentang dekat di depanku. Ia cepat menarik dasternya ke bawah, sebagai reaksi atas mataku yang menatap ujung celana dalamnya yang tiba-tiba terbuka, karena gerakan berbalik tadi. Silakan ditutup saja Tante, toh aku sudah tahu apa yang ada dibaliknya, rambut-rambut halus agak lurus, hitam, mengkilat, dan lebat. Lagi pula aku masih bisa menikmati “sisanya”: sepasang paha dan kaki indah! Aku mulai memijit tulang keringnya. Singkat saja karena aku ingin cepat-cepat sampai ke atas, ke paha.

Lutut aku lompati, takut kalau ia kesakitan, langsung ke atas lutut, kuremas dengan gemas.

“Iih, geli”. Aku tak peduli, terus meremas. Paha selesai, untuk mencapai paha atas aku ragu-ragu, disingkap atau jangan. Singkap ? Jangan! Ada akal, diurut saja. Mulai dari lutut tanganku mengurut ke atas, menerobos daster sampai pangkal paha.

“Aaaah, Tooo ….” Biar saja. Kulihat wajahnya, matanya terpejam. Aku makin bebas.

Dengan sendirinya tepi daster itu terangkat karena terdorong tanganku. Samar-samar ada bayangan hitam di celana dalam tipis itu. Jelas rambut-rambut itu. Ke bawah lagi, urut lagi ke atas. Aaah lagi. Dengan cara begini, sah-sah saja kalau jempol tanganku menyentuh selangkangannya. Sepertinya basah di sana. Ah masak. Coba ulangi lagi untuk meyakinkan. Urut lagi. Ya, betul, basah! Kenapa basah ? Ngompol ? Aku tidak mengerti.

“To …” panggilnya tiba-tiba. Aku memandangnya, kedua tanganku berhenti di pangkal pahanya. Matanya sayu menantang mataku, nafasnya memburu, dadanya naik-turun.

“Ya, Tante” mendadak suaraku serak. Dia tak menyahut, matanya tetap memandangiku, setengah tertutup. Ada apa nih ? Apakah Tante ….. ? Ah, mana mungkin. Kalau Tante terrangsang, mungkin saja, tapi kalau mengajak ? Jangan terlalu berharap, To!

Aku meneruskan pekerjaanku. Kini tak memijit lagi, tapi menelusuri lengkungan pinggulnya yang indah itu, membelai. Habis tak tahan.

“Uuuuh” desahnya lagi menanggapi kenakalanku. Keterlaluan aku sekarang, kedua tanganku ada di balik dasternya, mengelus mengikuti lengkungan samping pinggul.

“Too …. ” panggilnya lagi. Kulepas tanganku, kudekati wajahnya dengan merangkak di atas tubuhnya bertumpu pada kedua lutut dan telapak tanganku, tidak menindihnya.

“Ada apa, Tante” panggilku mesra. Mukaku sudah dekat dengan wajahnya.

Matanya kemudian terpejam, mulut setengah terbuka. Ini sih ajakan. Aku nekat, sudah kepalang, kucium bibir Tante perlahan.

“Ehhmmmm” Tante tidak menolak, bahkan menyambut ciumanku. Tangan kirinya memeluk punggungku dan tangan kanannya di belakang kepalaku. Nafasnya terdengar memburu. Aku tidak lagi bertumpu pada lututku, tubuhku menindih tubuhnya. Menekan. Ia membuka kakinya. Aku menggeser tubuhku sehingga tepat di antara pahanya yang baru saja ia buka. Kelaminku yang keras tepat menindih selangkangannya. Kutekan. Nikmatnya!

“Ehhhmmmmmm” reaksinya atas aksiku.

Kami saling bermain lidah. Sedapnya!

Aku terengah-engah.

Dia tersengal-sengal.

Tangan kananku meremas dada kirinya. Besar, padat, dan kenyal! Ooooohhhh, aku melayang.

He!, ini Tantemu, isteri Oommu!

Iya, benar. Memangnya kenapa.

Mengapa kamu cium, kamu remas dadanya.

Habis enak, dan ia tak menolak.

Dua kancing dasternya telah kulepas, tanganku menyusup ke balik kutangnya.

Selain besar, padat, dan kenyal, ternyata juga halus dan hangat!

Tiba-tiba Tante melepas ciumanku.

“Jangan di sini, To” katanya terputus-putus oleh nafasnya.

Tanpa menjawab aku mengangkat tubuhnya, kubopong ia ke kamarnya. “Uuuuuhhh” lenguhnya lagi.

“Ke kamarmu saja”

Sebelum sampai ke dipanku, Tante minta turun. Berdiri di samping dipan. Aku memeluknya, dia menahan dadaku.

“Kunci dulu pintunya” Okey, beres.

Kulepas seluruh kancingnya, dasternya jatuh ke lantai. Tinggal kutang dan celana dalam. Buah dada itu serasa mau meledak mendesak kutangnya!

Kupeluk lagi dia. Dadanya merapat di dadaku.

“Tooo, hhehhhhhhh” katanya gemas seperti menahan sesuatu.

Kami berciuman lagi. Main lidah lagi.

Tangannya menyusup ke celanaku, meremas-remas kelaminku di balik celana.

“Eehhmmmmmm” dengusnya

Dengan kesulitan ia membuka ikat pinggangku, membuka resleting celanaku, merogoh celana dalamku, dan mengeluarkan “isinya”

“Eehhh” Ia melepas ciuman, melihat ke bawah.

“Ada apa Tante” Tanyaku disela-sela dengus nafasku.

“Besar sekali”

Ia mempermainkan penisku. Menggenggam, meremas.

Geli, geliii sekali.

Stop Tante, jangan sampai keluar. Aku ingin pengalaman baru, Tante. Ingin memasuki kelaminmu..sekarang!

Kutarik tangannya dari penisku. Untung Tante menurut. Aku tak jadi “keluar”

Kulepas tali kutangnya, tapi yang belakang susah dilepas. Tante membantu. Buah dada itu terbuka. Wow.luar biasa indahnya. Belum sempat aku menikmat buah itu, Tante memelukku. Meraih tangan kananku, dituntunnya menyelip ke celana dalamnya. Dibawah rambut-rambut itu terasa basah. Diajarinya aku bagaimana jariku harus bermain di sana : menggesek-gesek antara benjolan dan pintu basah itu.

“Uuuuuuhhhhhh, Tooo..”

Dilepasnya bajuku, singletku, celanaku luar dalam. Aku telanjang bulat. Kutarik juga celana dalamnya. Ia telanjang bulat juga. Luar biasa. Pinggang itu ramping, perut itu rata, ke bawah melebar lengkungannya indah. Rambut-rambut halus itu menggemaskan, diapit oleh sepasang paha yang nyaris bulat. Seluruhnya dibalut kulit yang putih dan mulusnya bukan main!.

Ditariknya aku ke dipan. Ia merebahkan diri. Kakinya ditekuk lalu dibuka lebar. Dipegangnya kelaminku, ditariknya, ditempelkannya di selangkangan. Rasanya terlalu ke bawah. Ah, dia ‘kan yang lebih tahu. Aku nurut saja. Tangannya pindah ke pantatku. Ditariknya aku mendekat tubuhnya. Sesuatu yang hangat terasa di ujung penisku.

Tangannya memegang penisku lagi. Belum masuk ternyata. Disapu-sapukannya kepala penisku di pintu itu. Sementara ia menggoyang pantatnya. Geliii, Tante. Aku manut saja seperti kerbau dicucuk hidung. Memang belum pengalaman! Didorongnya lagi pantatku. Meleset!

Pernah kupikir waktu pertama kali aku melihat kelamin Tante beberapa hari lalu, mana cukup lubang sesempit itu menampung kelaminku yang lagi tegang ?

Tante membuka pahanya lebih lebar lagi, mengarahkan penisku lagi, dan aku sekarang yang mendorong. Kepalanya sudah separoh tenggelam, tapi macet!

“Kelaminmu besar, sih!”keluhnya. Padahal barusan ia mengaguminya.

Ia menggoyang pantatnya dan…bless. Masuk separoh.

“Aaaaahhh” teriak kami berbarengan. Terasa ada sesuatu yang menjepit penisku, hangat, enak!

Pantatnya bergoyang lagi, tumitnya mendorong pantatku.

Blesss..masuk lagi. Makin hangat, makin sedap, dan geli.

Goyang lagi, aku dorong sekarang. Masuk semuanya

Seedaaaaaaaaap!

Tante bergoyang.

Nikmaaaaaaaat!

Tante menjepit.

Geliiiiiiiiiiiiiiii!

Kutarik pelan. Terasa gesekan, enak. Ya, digesek begini enak. Tarik sedikit lagi, dan kudorong lagi.

“Idiiiiiiiiiiih, sedaaaaapp Too” Tante berteriak, agak keras.

Geli di ujung sana. Tariik, dorooong

Makin geli..

Geli sekali…

Tak tahaaaaaann…

“Tahan dulu, To”

Tak mungkin, sudah geli sekali.lalu..

Aku melambung, melayang, melepas..

“Aaaaaahhhhhhh” teriakku. Nikmatnya sampai ke ubun-ubun.

Mengejang, melepas lagi, berdenyut, enak, melepas lagi, nikmat sekali..!

“Genjot lagi, To” teriaknya

Mana bisa.

“Ayo, To”

Aku sudah selesai!

Tante masih menggoyang

Aku ikut saja, pasif

“Tooooo, ..”

Tante gelisah, goyangnya tak kubalas. Aku sudah selesai!

“Eeeeeeeeehh” keluhnya, sepertinya kecewa.

Bergerak-gerak tak karuan, menendang, menggeliat, gelisah..

Penisku mulai menurun, di dalam sana.

Tante berangsur diam, lalu sama sekali diam, kecewa.

Tinggal aku yang bingung.

Beberapa menit yang lalu aku mengalami peristiwa yang luar biasa, yang baru kali ini aku melakukan. Baru kali ini pula aku merasakan kenikmatan yang luar biasa. Kenikmatan berhubungan kelamin.

Nikmatnya susah digambarkan.

Hubungan kelamin antara pria yang mulai menginjak dewasa dengan wanita dewasa muda.

Sama-sama diinginkan oleh keduanya.

Keduanya yang memulai.

Berdua pula yang melanjutkan, keterusan dan…kepuasan.

Kepuasan ? Aku memang puas sekali, tapi Tante ?

Itulah masalahnya sekarang.

Aku menangkap wajah kecewa pada Tante.

Perilakunya yang gelisah juga menandakan itu.

Aku jadi merasa bersalah. Aku egois.

Aku mendapatkan kenikmatan luar biasa sementara aku tak mampu memberi kepuasan kepada “lawan mainku”, Tante Yani.

Terlihat tadi, ia ingin terus sementara aku sudah selesai.

Aku bingung bagaimana mengatasi kebisuan ini.

Aku masih menindih tubuhnya. Penisku masih di dalam.

Buah dadanya masih terasa kencang mengganjal dadaku.

Pandangannya lurus ke atas melihat plafon.

Aku harus ambil inisiatif.

Kucium pipinya mesra, penuh perasaan.

“Maafkan saya, Tante”

Tante menoleh, tersenyum dan balas mencium pipiku.

Sementara aku agak lega, Tante tak marah.

“Kamu engga perlu minta maaf, To”

“Harus Tante, saya tadi nikmat sekali, sebaliknya Tante belum merasakan. Saya engga mampu, Tante. Saya belum pengalaman Tante. Baru kali ini saya melakukan itu”

“Betul ? Baru pertama kamu melakukan ?”

“Sungguh Tante”

“Engga apa-apa, To. Tante bisa mengerti. Kamu bukannya tidak mampu. Hanya karena belum biasa saja. Syukurlah kalau kamu tadi bisa menikmati”

“Nikmaaat sekali, Tante”

Tante diam lagi, mengelus-elus punggungku. Nyaman sekali aku seperti ini.

“To ” panggilnya.

“Ya, Tante”

“Ini rahasia kita berdua saja ya ? Tante minta kamu jangan katakan hal ini pada siapapun”

“Tentu Tante, tadinya sayapun mau bilang begitu” Tiba-tiba aku ingat sesuatu. Mendadak aku jadi cemas.

“Tante ”

“Hhmm”

“Gimana kalau Tante nanti ..” Aku tak berani meneruskan.

“Nanti apa ?”

“Akibat perbuatan tadi, lalu Tante ..”

“Hamil ?” potongnya.

“Ya ”

“Engga usah kamu pikirkan. Tante sudah jaga-jaga”

“Saya engga mengerti Tante”

“To, lain kali saja ya Tante jelasin. Sekarang Tante harus mandi, Oommu ‘kan sebentar lagi datang”

Ah, celaka. Sampai lupa waktu. Aku bangkit hendak mencabut.

“Pelan-pelan To” katanya sambil menyeringai, lalu matanya terpejam

“Eeeeeehhh” desahnya hampir tak terdengar, ketika aku mencabut kelaminku.

Kubantu ia mengenakan kutangnya. Buah dada itu belum sempat aku nikmati. Lain kali pasti!

“Tante ” aku memanggil ketika ia sudah rapi kembali.

Kupeluk ia erat sekali, kubisikkan di dekat kupingnya

“Terima kasih, Tante” lalu kucium pipinya.

“Ya ” jawabnya singkat.

“Sana mandi, cuci yang bersih niih” katanya lagi sambil menggenggam penisku waktu bilang ‘niih’

Ooohhh, nikmatnya hari ini aku.

Malam ini pertama kali aku ciuman dengan nikmat, pacaran sampai “keterusan”. Pertama kali penisku memasuki kelamin wanita. Pertama kali aku menumpahkan “air” ku ke dalam tubuh wanita, tidak ke perut atau ke lantai.

Lebih istimewa lagi, wanita itu adalah Tante Yani.

Wanita dengan tubuh yang luar biasa.

Bentuknya, potongannya, halusnya, padatnya, putihnya, bulunya…..

Padahal wanita itu sudah 26 tahun, sepuluh tahun di atas usiaku. Tapi lebih padat dari Si Ani yang 17 tahun, lebih manis dari Si Yuli yang sepantaranku, lebih indah dari Si Rika yang seumurku.

Yang masih mengganjal, wanita itu Tanteku, isteri Oom Ton. Ya, aku meniduri isteri Oomku! Aku mendapatkan pengalaman baru dari isterinya! Aku memperoleh kenikmatan dari meniduri isterinya. Isteri orang yang membiayai sekolahku, yang memberiku makan dan tempat tinggal!

Betapa jahatnya aku. Betapa kurangajarnya aku.

Aku sekarang jadi pengkhianat!

Mengkhianati adik misan ayahku!

Tapi, keliru kalau semua kesalahan ditimpakan kepadaku.

Siapa yang menyuruh memijat ?

Okey, seharusnya memijat saja, kenapa pakai mengelus ?

Pakai meremas pantat ? Habis, siapa yang tahan ? Aku masih 16 tahun, masih sangat muda, tapi sudah matang secara seksual, mudah terrangsang.

Tante sendiri, kenapa tidak menolak ? Bisa saja ia menempelengku ketika aku mau mencium bibirnya di karpet itu. Bisa saja ia menolak waktu aku membopongnya ke kamarku. Dan aku, bisa saja memberontak waktu ia merogoh celana dalamku, waktu ia menggenggam kelaminku dan diarahkan ke kelaminnya….

Kesimpulannya : salah kami berdua!

Tapi, aku ingin mengulangi ……….!

***

Paginya, kami sarapan bertiga, Aku, Oom, dan Tante. Aku jadi tidak berani menatap mata Oom waktu kami berbicara. Mungkin karena ada perasaan bersalah. Sedangkan Tante, biasa-biasa saja. Sikapnya kepadaku wajar, seolah tak terjadi apa-apa. Tak ada pembicaraan penting waktu makan.

Tante bangkit menuangkan minuman buat Oom. Kupandangi tubuhnya. Aku jadi ingat peristiwa semalam. Rasanya aku tak percaya, tubuh yang ada di depanku ini, yang sekarang tertutup rapat, sudah pernah aku tiduri. Aku ngaceng lagi..

Susah sekali aku berkonsentrasi menerima pelajaran hari ini. Pikiranku ke rumah terus, ke Tante. Bagaimana ia “menuntunku” masuk. Bagaimana aku mulai belajar “menggesek”, terus keenakkan. Aku ingin lagi…!

Tante bagaimana ya, apakah ia ingin lagi ? Aku meragukannya, mengingat semalam ia tidak puas. Jangan-jangan ia kapok. Tadi pagi sikapnya biasa saja. Mestinya sedikit lebih mesra kepadaku. Memangnya kamu ini siapa.

Lebih baik begitu, wajar saja, ‘kan ada suaminya.

***

Dua hari kemudian ketika aku pulang sekolah, kulihat ada mobil Oom di garasi. Apakah Oom Ton tak ke kantor hari ini ? Atau jangan-jangan Oom tahu kalau aku ..

Ah, jangan berpikir begitu. Dua hari terakhir ini sikap Oom kepadaku tak ada perubahan apa-apa. Sikap Tante juga wajar-wajar saja. Justru aku yang kelimpungan. Bayangkan. Setiap hari ketemu Tante. Aku selalu membayangkan “dalam”-nya, walau pakaian Tante tertutup rapat. Lalu, terbayang, aku sudah pernah menjamah tubuh itu, dan terangsang lagi.

Selama dua hari ini aku betul-betul tersiksa. Terlihat paha Tante yang sedikit tersingkap saja, aku langsung “naik”. Ooh..! Aku ingin lagiiiiii.

Siang ini aku makan sendirian. Kamar Tante tertutup rapat. Oom pasti ada di dalam, mobilnya ada. Tante juga tentunya. Mungkin mereka sedang …? Siang-siang ? Biar saja, toh suami-isteri. Sekejap ada rasa tak nyaman. Tanteku sedang ditiduri suaminya…! Aku iri! Memangnya kamu siapa ?

Baru saja aku selesai menyantap sendok terakhir makananku, kemudian mengangkat gelas, ketika tiba-tiba pintu kamar terbuka, Tante keluar, mengenakan baju tidur. Aku terpana. Tanganku yang sedang memegang gelas berhenti, belum sempat minum, terpesona oleh Tante dengan baju tidurnya. Kelihatan ia baru bangun tidur, melihatku.

“Sudah pulang, To”

“Udah dari tadi Tante”

Ia tutup pintu kamarnya kembali lalu mendekatiku, dan tiba-tiba mencium pipiku erat, lenganku merasakan lembutnya sesuatu yang menandakan Tante tak memakai kutang.

Hampir saja aku menumpahkan air minum karena kaget.

“Ada kabar gembira.”katanya berbisik. Sebelum aku berreaksi atas aksinya itu, Tante sudah beranjak ke belakang meninggalkanku.

Aku jadi penasaran. Penasaran pada benda lembut yang mendesak lenganku tadi, serta pada kabar gembira apa ?

Ketika Ia kembali lagi, aku berdiri untuk memuaskan rasa penasaran tadi.

Tante menempelkan telunjuknya ke mulut sambil matanya melirik ke kamar. Aku mengerti isyarat ini. Jangan ganggu, ada suaminya.

Sejam kemudian kulihat Oom Ton duduk di sofa ruang tengah bersama Tante. Oom Ton berpakaian rapi berdasi, seperti hendak ke kantor, sedangkan Tante mengenakan daster pendek tak berlengan berkancing tengah, daster kesukaanku. Terlihat segar, baru saja mandi, mungkin.

“Tarto” Oom Ton memanggilku.

“Ya, Oom”

“Oom mau ke Bandung, dua hari. Kamu jaga rumah ya ?”

Ini rupanya kabar gembira itu!

“Baik, Oom, kapan Oom berangkat ?”

“Sebentar lagi, jam tiga”

Dua hari Oom tak ada di rumah, tentunya dua malam juga. Dua malam aku menjaga rumah, bersama Tante.

Dua malam bersama Tante ? Bukan main!. Eit, jangan berharap dulu, ya. ‘Kan tadi Ia bilang kabar gembira ?

Kok kamu yakin kabar gembiranya Tante adalah karena Oom ke Bandung ? Jangan sok pasti ya!

Aku melirik Tante, Ia biasa-biasa saja.

Pak Dadan datang membawa tas di bahunya, masuk garasi menghidupkan mesin mobil.

“Papa berangkat ya, Ma”

“Ya, Pa, hati-hati di jalan, ya ?”

“Mama juga hati-hati di rumah”

Oom mencium pipi Tante, lalu menciumi Si Luki.

“Jaga baik-baik, ya To”

“Ya, Oom”

Seisi rumah mengantar Oom sampai depan pintu pagar, melambai sampai mobilnya berbelok ke jalan Tebet Timur Raya.

Semuanya masuk ke rumah kembali. Hatiku bersorak. Dadaku penuh berharap dan kepalaku penuh rencana.

Luki dibawa pengasuhnya ke rumah sebelah. Mbak meneruskan pekerjaannya di belakang. Aman. Tinggal aku dan Tante. Kuberanikan diriku. Kupeluk Tante dari belakang. Betul ‘kan, Tante tak memakai kutang. Wah, sudah lama sekali aku tak menyentuhnya.

Tante sedikit kaget, lalu berbalik membalas pelukanku. Cuma sebentar, melepaskan diri.

“Sabar, dong To”

“Tante …” Serak suaraku.

“Nanti malam saja ”

Aha, rencana di kepalaku bisa terlaksana malam ini.

Kami duduk berdampingan di sofa, sedikit berjarak. Aku nonton TV, Tante membaca.

Aku tak tahan lagi, penisku sudah tegang dari tadi. Sekarang baru jam setengah empat sore. Berapa jam lagi aku mesti menunggu ? Oh, lama sekali.

Tante, tolonglah aku. Aku tak sanggup lagi menunggu.

Kulihat sekeliling meyakinkan situasi. Luki masih sama si Tinah di tetangga. Mbak Mar menyetrika di belakang. Aman!

Kupegang tangan Tante yang sedang ada di pahanya. Dengan begini aku bisa meremas-remas tangannya sambil merasakan lembutnya paha. Ia sesekali membalas remasanku, tetap membaca.

Ditariknya tangannya untuk membuka halaman buku bacaannya, tanganku “tertinggal” di pahanya. Kesempatan.

Kuusap lembut pahanya. Paha itu masih seperti yang kemarin, padat, kenyal, halus, berbulu lembut. Masih tetap membaca.

Aku makin berani, tanganku bergerak ke atas menyusup dasternya. Kuusap celana dalamnya. Nafasnya mulai terdengar meningkat “volume”nya.

Diletakkannya buku itu sambil menghela nafas panjang.

“To., kamu engga sabaran, ya ?” katanya sambil memegang tanganku di bawah sana.

“Maafkan saya Tante, saya.. saya ..engga kuat lagi Tante, saya ingin lagi, Tante” Kataku terputus-putus menahan birahi yang mendesak. Kelaminku juga mendesak.

“Masih sore, To”

“Tolonglah., Tante, saya membayangkan terus setiap ..hari” kataku setengah memohon. Aku yakin Tantepun sebenarnya telah terangsang, terlihat dari nafasnya dan aku merasakan basah di celananya. Aku sudah sampai pada titik yang tak mungkin surut kembali. Situasi sekeliling aman. Jadi, apa lagi selain berlanjut ?

“Saya mohon, Tante” kini aku betul-betul memohon.

Ditariknya tanganku dari paha, lalu dituntun ke dadanya. Permohonanku diterima.

Kuremas buah dada itu yang hanya ditutupi selembar kain daster.

“Eeeeeeehhh” desahnya.

Tiga hari lalu, waktu aku pertama kali meniduri Tante (memang baru pertama kali aku berhubungan sex), aku belum sempat menikmati buah dada ini. Waktu itu kami sudah sama-sama terangsang sehabis aku memijatnya. Aku baru sempat meremasnya, itupun dibalik kutang. Lalu ketika kutangnya sudah terbuka, Tante sudah keburu menuntun kelaminku memasukinya.

Sekaranglah kesempatan untuk menikmati dada itu.

Kubuka kancing dasternya, satu, dua, tiga.

Dada itu mengagumkan.

Putih, besar, menonjol, bulat, bergerak maju mundur seirama nafasnya, putingnya kecil agak panjang tegak lurus ke depan berwarna merah jambu.

Aku berlutut di depannya, kusingkirkan daster itu, kucium belahan dadanya yang seperti parit kecil di antara dua bukit.

Halusnya buah itu dapat kurasakan di kedua belah pipiku.

Mulutku bergerak ke kiri, ke dada bagian atas, terus turun, kutelusuri permukaan bukit halus itu dengan bibir dan lidahku. Sementara tangan kananku mengusapi buah kirinya. Luar biasa, kulit itu haluuus sekali! Tangannya mengusap-usap belakang kepalaku. Penelusuranku berakhir di puncaknya. Kumasukkan putting itu kemulutku, kukemot.

“Aaaaaaaahhh” lenguhnya pelan sekali.

Tangannya menekan kepalaku.

Kukemot lagi, kuhisap, kupermainkan dengan lidahku, putting itu mengeras. Puting satunya lagi juga mengeras, terasa di antara telunjuk dan ibujari tangan kananku.

Ada kesamaan gerak antara mulut dan tangan kananku. Kalau mulutku mengulum puting, jari-jariku memilin puting sebelahnya. Bila bibir dan lidahku merambahi seluruh permukaan buah yang sangat halus itu, telapak tanganku merambah pula. Seluruh permukaan dada itu demikian halus, sehingga ada sedikit yang tak halus di sebelah puting agak ke bawah menarik perhatianku.

Kulepaskan muluku dari dadanya, ingin memeriksa. Di sebelah puting dada kiri Tante ada bercak merah. Kuperhatikan dan kuraba. Seperti bekas gigitan. Oh. Aku ingat tadi siang waktu makan. Ini pasti “hasil kerja” Oom Ton di kamar yang terkunci tadi..

Akupun ingin. Betapa enaknya menggigit buah kenyal ini.

Dada kanan bagianku. Kucium puting itu kembali, geser sedikit, aku mulai menggigit.

Tiba-tiba Tante mendorong kepalaku.

“Jangan, To. Kamu..mikir, dong” katanya sambil terengah-engah.

Ah, bodohnya aku. Kalau kugigit tentu nanti berbekas, jelas pemilik sahnya, Oom Ton, akan curiga!

“Maafkan saya Tante, habis gemas sih.”

“Yahhh.engga apa-apa. Kamu harus ingat, ini rahasia kita saja”

Dipegangnya dadanya sendiri lalu disodorkannya ke mulutku. Gantian, sekarang dada kiri dengan mulutku, yang kanan dengan tangan kiriku….

Sudah saatnya untuk pindah ke kamar.

Aku bangkit berdiri. Tante masih tergolek duduk. Kancing tengah dasternya sudah semuanya terlepas, menyibak kesamping, tinggal celana dalamnya saja. Dada itu rasanya makin besar saja.

Kutarik kedua tangan Tante, tapi ia melepaskannya. Dibukanya gesperku, lalu kancing celanaku, dan ditariknya resleting dan celana dalamku. Penisku yang tegang itu keluar dengan gagahnya persis di depan mukanya.

“Uuuuuuuuuhhhh” Tante melenguh pelan memegang kelaminku, dielusnya.

“Kok besar sekali sih To, punyamu ini”

Kuraih badannya, kubimbing ia ke kamarku sambil masih memegang senjataku, tertatih-tatih kami berdua.

Kukunci pintu kamarku, kurebahkan Tante perlahan di dipanku, kulucuti pakaianku, dengan bertelanjang bulat kudekati Tante.

Dengan perlahan kupelorotkan celana merah jambu itu. Kembali aku bertemu dengan rambut halus hitam mengkilat itu. Ada cairan bening di sana. Kutindih tubuhnya lalu kakinya menjepit tubuhku. Kamipun berciuman, saling menggigit lidah. Lalu akupun tak tahan lagi.

Aku bangkit. Kubuka kakinya lebar. Lubang sempit itu terbuka sedikit, merah. Sekarang aku tak perlu dituntun lagi. Aku sudah tahu. Kutempelkan kepala penisku ke lubang sempit itu, lalu kudorong hati-hati.

“Aaaaaaaaaaahhhhh, To, sedaaaaaap”

Kepalanya sudah masuk. Nikmaaaaaaaaaat!

Aku heran, lubang sesempit itu bisa “menelan” kepala penis besarku. Kenapa kupikirkan ? Yang penting enak.

Sambil memegangi kedua belah dadanya, aku mendorong lagi. Enak-enak geli atau geli-geli enak. Entah mana yang benar. Kudorong lagi, Aaah lagi, enak lagi, geli lagi.

Lagi kudorong, sampai habis, sampai mentok.

“Idiiiiiiiiiiiiih, Toooo, enak sekali”

Nyaman, sudah didalam seluruhnya.

Pinggul Tante mulai berputar. Aku tahu tugasku, menarik dan mendorong. Mulut Tante mengeluarkan bunyi-bunyian setiap aku mendorong. Melenguh, mendesah, kadang menjerit kecil, atau kata-kata yang tak bermakna.

Kejadian tiga hari lalu berulang. Baru beberapa kali “tusuk” aku sudah merasakan geli luar biasa. Nampaknya aku tak mampu menahan lagi. Ah, kenapa begini ? Aku tak bisa tahan lama. Aku cemas jangan-jangan Tante nanti kecewa lagi. Tapi bagaimana lagi, aku sudah hampir tiba di puncak.

Aku coba berhenti bergerak sambil menahan agar jangan sampai keluar dulu, persis kalau aku menahan kencing. Tapi begitu aku diam, pantat Tante langsung berputar. Seluruh bagian tubuh yang di dalam sana memeras-meras kelaminku. Oh, aku tak akan berhasil menahan diri. Langsung saja aku bergerak lagi, makin cepat malah. Ocehan Tantepun makin ngawur.

Aku jadi cepat, makin cepat dan semakin cepat, lalu ……. badanku bergetar hebat, mengejang, berulang, memuntahkan, mengejang lagi, muntah lagi…

Tante berhenti berputar, lalu menjepit kakiku, menerima pelepasanku.

Rasanya aku mengeluarkan banyak sekali

Lalu akupun ambruk di atas tubuh Tante.

Aku selesai. Selesai menggetar, selesai mengejang, selesai melepas, selesai semuanya. Tanteku selesai terpaksa. Aku yakin ia kecewa lagi.

“Tante, gimana Tante, saya engga bisa menahan lagi …”

“Hmmm, To”

“Maafkan lagi saya, Tante. Saya gagal”

“Sudahlah, To”

“Saya hanya memuaskan diri sendiri”

“Tante bilang sudahlah, kamu lumayan tadi”

“Lumayan gimana Tante ?”

“Ada kemajuan dibanding yang lalu. Tante merasa enak, tadi”

“Tante bohong! Tante cuma menghibur saya”

“Benar, To. Memang Tante merasa belum “tuntas”, tapi kocokanmu tadi bisa Tante nikmati”. Aku agak tenteram.

“Ini karena kamu belum biasa, To. Tante yakin, lama-lama kamu akan mampu. Barangmu kerasnya luar biasa”

“Gimana caranya supaya saya bisa lama, Tante ?’

“Nanti kamu akan tahu sendiri”

“Ajarin saya ya, Tante”

Tante tak menjawab. Akupun berdiam diri. Lama kami berdua membisu.

Tante melihat jam, pukul empat sore, lalu bangkit mencari-cari pakaiannya yang berserakan.

“Tante mandi dulu, ya ?”

Aku membantunya berpakaian.

Merapikan karet celana dalamnya, mengkaitkan kutangnya, mengancingkan dasternya. Ada sesuatu yang lain kurasakan. Aku merasa demikian “mesra” membantunya berpakaian. Aku serasa membantu isteriku!

Ya, barusan aku merasa meniduri isteriku.

Kupeluk Tante erat sekali, agak lama. Lalu kucium pipinya dalam-dalam.

“Tante”

“Apa, To ?”

“Tarto sayang Tante” kataku tiba-tiba.

Dipandangnya mataku lurus-lurus.

“Apa maksudmu To”

“Engga tahu Tante, pokoknya saya sayang sama Tante. Tante jangan kapok, ya ? Tarto ingin kita terus begini”

“Oh, itu maksudmu. Asal kamu bisa jaga rahasia”

“Bisa, Tante”

“Juga harus hati-hati”

“Iya,Tante”

Tanpa kusadari, penisku bangun lagi.

“Sudah, mandi sana” Tante ke luar kamarku

***

Lihat Juga :  Cerita Bugil Sedarah Bersama Tanteku

Malam itu aku nonton TV sendirian. Tante ada di kamarnya, tertutup. Aku kesepian. Aku mengharapkan Tante akan ke luar dari kamar menemaniku di sini. Kemudian aku mendekatinya, lalu ciuman, raba-raba, dan …diakhiri dengan hubungan suami-isteri.

Heran aku, baru tadi sore aku dipuaskan oleh Tante di kamarku, malam ini aku ingin lagi! Aku ingin kenikmatan itu lagi. Aku tetap menunggu.

Jam 9 malam. Tante belum juga muncul.

Pukul 9.30, tidak juga.

Kemarilah Tante, aku merindukanmu.

Malam ini adalah malam pertama Oom tak ada di rumah. Ayolah Tante, ini kesempatan yang tak boleh dilewatkan.

Atau kuketuk saja pintunya, lalu aku masuk ?

Ah jangan. Itu kurang ajar, namanya.

Tubuh indah itu sendirian di kamar.

Buah dada putih itu tak ada yang mengelusnya.

Kelamin berambut halus itu tak ada yang memasukinya malam ini.

Kenapa engkau tidak ke luar ?

Barangkali Tante memang tidak membutuhkannya. Paling tidak malam ini.

Ya, kalau ia butuh tentunya akan mendekatiku.

Jam 10, belum ada tanda-tanda.

Aku putuskan, malam ini memang Tante tak mau diganggu. Biar sajalah. Toh besok siang, sore, atau malam masih ada kesempatan. Oom Ton menginap di Bandung dua malam. Yah, besok sajalah.

Tapi aku ingin malam ini!

Aku ingin malam ini kelaminku masuk dan kemudian mengeluarkan cairan dengan nikmat!

Kemudian aku mengeluarkan penisku yang sudah tegang itu. Kata Tante punyaku ini besar. Entah benar-benar besar, aku tak tahu. Sebab aku belum pernah lihat punya orang lain.

Karena tidak ada Oom Ton, aku jadi makin berani menggoda Tanteku. Seperti waktu sarapan tadi. Aku mengelus-elus bahu dan lengan atasnya yang terbuka di meja makan. Bahkan mencium pipinya.

“Hati-hati, To”

“Ya, Tante, Kan saya lihat-lihat keadaan dulu”

“Mar ada di belakang” katanya.

“Tante”

“Ehm ?”

“Tarto sayang Tante”

“Aku udah ada yang punya, To” katanya sambil mencubit pahaku. Aku senang.

“Ya. Pokoknya saya sayang” Jangan-jangan aku jatuh cinta benar-benar sama Tanteku ini.

“Semalam Tante ke mana. Saya tunggu-tunggu”

“Ya. Tante tahu, kamu nonton TV. Kamu masuk kamar jam 10 ‘kan ? Masa’ mau terus-terusan”. Aku lega, Tante tak tahu perbuatanku semalam yang menyelinap ke kamar Mbak Mar.

“Iya dong. Mumpung ada kesempatan. Sekarang juga saya mau” kataku nakal.

“Gila, kamu To. Awas jangan sampai mengganggu sekolahmu!”

“Habis Tante betul-betul menggemaskan” Aku ngaceng lagi!

“Udah ah, berangkat sana, nanti telat”

“Tapi nanti lagi ya Tante, janji dulu”

“Lihat dulu nanti”

Bagaimana tidak mengganggu sekolah, seharian aku ingat Tante terus. Membayangkan apa yang akan kuperbuat nanti bersama Tante.

Tamat

Incoming search terms:

Cerita Sex Ngentot Dua Tante Bispak yang Liar

$
0
0

Cerita Sex Ngentot Dua Tante Bispak yang Liar | Pada suatu hari ketika aku ke villa pamanku, aku menemukan sebuah album foto di kamar Tante Yani, yang ternyata berisi foto bugil Tante-Tanteku. Kubolak balik foto-foto tersebut yang menampakkan tubuh-tubuh telanjang Tante-Tanteku, walaupun ada yang ssudah berumur diatas 40 tahun seperti Tante Endang dan Tante Rani tapi tubuh mereka tidak kalah dengan keempat istri muda yang lain. Membuat aku terangsang dan ingin merasakan hangatnya tubuh mereka. Hingga ada ide gila untuk memperalat mereka melalui foto-foto tersebut. Mulai kususun rencana siapa yang pertama aku kerjain, lalu kupilih Tante Tante Endang (45 tahun) dan Tante Rina (37 tahun).

Aku telepon rumah Tante Endang dan Tante Rina. Aku minta mereka untuk menemuiku di villa keluarga. Aku sendiri lalu bersiap untuk pergi ke sana. Sampai disana kuminta penjaga villa untuk pulang kampung. Tak lama kemudian Tante Endang dan Tante Rina sampai. Kuminta mereka masuk ke ruang tamu.

“Ada apa sih Anto?” tanya Tante Endang yang mengenakan kaos lengan panjang dengan celana jeans.
“Duduk dulu Tante,” jawabku.
“Iya ada apa sih?” tanya Tante Rina yang mengenakan Kemeja you can see dengan rok panjang.
“Saya mau tanya sama Tante berdua, ini milik siapa?”, kataku sambil mengeluarkan sebuah bungkusan yang di dalamnya berisi setumpuk foto. Tante Endang lalu melihat foto apa yang ditunjukkan olehnya.
“Darimana kamu dapatkan foto-foto ini?” tanya Tante Endang panik mendapatkan foto-foto telanjang dirinya.
“Anto.. apa-apaan ini, darimana barang ini?” tanya Tante Rina dengan tegang.
“Hhhmm.. begini Tante Endang, waktu itu saya kebetulan lagi bersih-bersih, pas kebetulan dikamar Tante Yani saya lihat kok ada foto-foto telanjang tubuh Tante-Tante yang aduhai itu,” jawabku sambil tersenyum.

“Baik.. kalau gitu serahkan klisenya?” Kata Tante Rina.
“Baik tapi ada syaratnya lho,” jawabku.
“Katakan apa syaratnya dan kita selesaikan ini baik-baik,” kata Tante Endang dengan ketus.
“Iya Anto, tolong katakan apa yang kamu minta, asal kamu kembalikan klisenya,” tambah Tante Rina memohon.
“Ooo.. nggak, nggak, saya nggak minta apa-apa, Cuma saya ingin melihat langsung Tante telanjang,” kataku.
“Jangan kurang ajar kamu!” kata Tante Endang dan Tante Rina dengan marah dan menundingnya. “Wah.. wah.. jangan galak gitu dong Tante, saya kan nggak sengaja, justru Tante-Tante sendiri yang ceroboh kan,” jawabku sambil menggeser dudukku lebih dekat lagi.
“Bagaimana Tante?”
“Hei.. jangan kurang ajar, keterlaluan!!” bentak Tante Rina sambil menepis tanganku.
“Bangsat.. berani sekali, kamu kira siapa kami hah.. dasar orang kampung!!” Tante Endang menghardik dengan marah dan melemparkan setumpuk foto itu ke wajahku.
“Hehehe.. ayolah Tante, coba bayangkan, gimana kalo foto-foto itu diterima paman di kantor, wah bisa- bisa Tante semua jadi terkenal deh!!” kataku lagi.
Tante Girang Beautiful Sex Hot
Kulihat kananku Tante Endang tertegun diam, kurasa dia merasakan hal yang kuucapkan tadi. Kenapa harus kami yang tanggung jawab,
“Tante-Tantemu yang lain kok tidak?” tanya Tante Endang lemas.
“Oh, nanti juga mereka akan dapat giliran,” jawabku.
“Bagaimana Tante? Apa ssudah berubah pikiran?”
“Baiklah, tapi kamu hanya melihat saja kan?” tanya Tante Rina.
“Iya, dan kalau boleh sekalian memegangnya?” jawabku.
“Kamu jangan macam-macam Anto, hardik Tante Endang.”
“Biarlah Mbakyu, daripada ketahuan,” jawab Tante Rina sambil berdiri dan mulai melepas pakaiannya, diikuti Tante Endang sambil merengut marah.

Hingga tampak kedua Tanteku itu telanjang bulat dihadapanku. Tante Endang walau ssudah berusia 45 tahun tapi tubuhnya masih montok, dengan kulit kuning langsat dan sedikit gemuk dengan kedua payudaranya yang besar menggantung bergoyang-goyang dengan puting susunya juga besar. Turun kebawah tampak pinggulnya yang lebar serta bulu hitam di selangkangan amat lebat. Tidak kalah dengan tubuh Tante Rina yang berusia 37 tahun dengan tubuh langsing berwarna kuning langsat, serta payudaranya yang tidak begitu besar tapi nampak kenyal dengan puting yang sedkit naik keatas. Pinggulnya juga kecil serta bulu kemaluannya di selangkangan baru dipotong pendek.
“Ssudah Anto?” tanya Tante Endang sambil mulai memakai bajunya kembali.
“Eh, belum Tante, kan tadi boleh pegang sekalian, lagian saya belum lihat vagina Tante berdua dengan jelas,” jawabku.
“Kurang ajar kamu,” kata Tante Rina setengah berteriak.
“Ya sudah kalo nggak boleh kukirim foto Tante berdua nih?” jawabku.
“Baiklah,” balas Tante Endang ketus,
“Apalagi yang mesti kami lakukan?”
“Coba Tante berdua duduk di sofa ini,” kataku.
“Dan buka lebar-lebar paha Tante berdua,” kataku ketika mereka mulai duduk.
“Begini Anto, Cepat ya,” balas Tante Rina sambil membuka lebar kedua pahanya.
Hingga tampak vaginanya yang berwarna kemerahan.
“Tante Endang juga dong, rambutnya lebat sih, nggak kelihatan nih,” kataku sambil jongkok diantara mereka berdua.

“Beginikan,” jawab Tante Endang yang juga mulai membuka lebar kedua pahanya dan tangannya menyibakkan rambut kemaluannya kesamping hingga tampak vaginanya yang kecoklatan.
“Anto pegang sebentar ya?” kataku sambil tangan kananku coba meraba selangkangan Tante Endang sementara tangan kiriku meraba selangkangan Tante Rina. Kumainkan jari-jari kedua tanganku di vagina Tante Endang dan Tante Rina.
“Sudah belum, Anto.. Ess..,” kata Tante Endang sedikit mendesah.
“Eeemmhh.. uuhh.. jangan Anto, tolong hentikan.. eemmhh!” desah Tante Rina juga ketika tanganku sampai ke belahan kemaluannya.
“Sebentar lagi kok Tante, memang kenapa?” tanyaku pura-pura sambil terus memainkan kedua tanganku di vagina Tante Endang dan Tante Rina yang mulai membasah.
“Eh, ini apa Tante?” tanyaku pura-pura sambil mengelus-selus klitoris mereka.

“Ohh.. Itu klitoris namanya Anto, jangan kamu pegang ya..,” desis Tante Endang menahan geli.
“Iya
Sekilas Info > Ingin tahu Cara Menurunkan Berat Bandan Atau info Pemutih Kulitalami dan aman, Klik Linknya.

jangan kamu gituin klitoris Tante dong,” dasah Tante Rina.
“Memang kenapa Tante, tadi katanya boleh,” kataku sambil terus memainkan klitoris mereka. “Sshh.., oohh.., geliss.., To,” rintih Tante Endang dan Tante Rina.
“Ini lubang vaginanya ya Tante?” tanyaku sambil memainkan tanganku didepan lubang vagina mereka yang semakin basah.
“Boleh dimasukin jari nggak Tante?”
Kembali jariku membuka belahan vagina mereka dan memasukkan jariku, slep.. slep.. bunyi jariku keluar masuk di lubang vagina Tante Rina dan Tante Endang yang makin mendesah-desah tidak karuan,
“Jangan Anto, jangan kamu masukin jari kamu.. Oohh..,” rintih Tante Rina.
“Jangan lho Anto.. sshh..,” desah Tante Endang sambil tangannya meremasi sofa.
“Kenapa? Sebentar saja kok, dimasukkin ya,” kataku sambil memasukkan jari tengahku ke vagina mereka masing-masing.
“Aaahh.., Anto..,” desah Tante Endang dan Tante Rina bersama-sama mersakan jari Anto menelusur masuk ke lubang vagina mereka.
“Ssshh.. eemmhh..!!” Tante Endang dan Tante Rina mulai meracau tidak karuan saat jari-jariku memasuki vagina dan memainkan klitoris mereka.

“Bagaimana Tante Endang,” tanyaku mulai memainkan jariku keluar masuk di vagina mereka.
“Saya cium ya vagina Tante Endang ya?” tanyaku sambil mulai memainkan lidahku di vaginanya. “Sebentar ya Tante Rina,” kataku.
“Jangan.., sshh.. Anto.. ena.., rintih Tante Endang sambil tangannya meremasi rambutku menahan geli.
“Gimana Tante Endang, geli tidak..,” tanya Anto.
“Ssshh.. Anto.. Geli ss..,” rintihnya merasakan daerah sensitifnya terus kumainkan sambil tangannya meremasi sendiri kedua payudaranya.
“Teruss.. Anto,” desis Tante Endang tak kuat lagi menahan nafsunya.

Sementara Tante Rina memainkan vaginanya sendiri dengan jari tanganku yang ia gerakkan keluar masuk. Dan Tante Endang kian mendesah ketika mendekati orgasmenya dan
“Aaahh ss.., Tante sudah nggak kuat lagi,” rintih Tante Endang merasakan lidahku keluar masuk dilubang vaginanya.
“Tante Endang keluar Anto..,” desah lemas Tante Endang dengan kedua kakinya menjepit kepalaku di selangkangannya. Tahu Tante Endang sudah keluar aku bangkit lalu pindah ke vagina Tante Rina dan kubuka kedua pahanya lebar-lebar. Sama seperti Tante Endang Tante Rina juga merintih tidak karuan ketika lidahku mengocok lubang vaginanya.
“Aah ss.., Antoo,.., enak ss..,” rintih Tante Rina sambil menekan kepalaku ke selangkangannya.

Tante Rina di sofa dan kubuka lebar-lebar pahanya. Kubenamkan lidahku liang vagina Tante Rina, ku sedot-sedot klitoris vagina Tante Rina yang ssudah basah itu,
“Teruss.., Antoo.., Tante.., mau kelu.. Aah ss..,” rintih Tante Rina merasakan orgasme pertamanya. Anto lalu duduk diantara Tante Endang dan Tante Rina.
“Gantian dong Tante, punyaku sudah tegang nih,” menunjukkan sarung yang aku pakai tampak menonjol dibagian kemaluanku pada Tante Endang dan Bullik Rina. Kuminta mereka untuk menjilati kemaluanku.
“Kamu nakal Anto, ngerjain kami,” kata Tante Endang sambil tangannya membuka sarungku hingga tampak penisku yang mengacung tegang keatas.
“Iya.., awas kamu Anto.. Tante hisap punya kamu nanti..,” balas Tante Rina sambil memasukkan penisku kemulutnya.

“Ssshh.. Tante.. terus..,” rintih Anto sambil menekan kepala Tante Rina yang naik turun di penisnya. Tante Endang terus menjilati penisku gantian dengan Tante Rina yang lidahnya dengan liar menjilati penisku, dan sesekali memasukkannya kedalam mulunya serta menghisap kuat-kuat penisku didalam mulutnya. Sluurrpp.. sluurpp.. sshhrrpp.. demikian bunyinya ketika dia menghisap.
“Sudah.. Tante, Anto nggak kuat lagi..,” rintih Tante Rina sambil mengangkat kepalaku dari vaginanya.
“Tunggu dulu ya Tante Endang, biar saya dengan Tante Rina dulu,” kataku sambil menarik kepala Tante Endang yang sedang memasukkan penisku kemulutnya.
“Tante Tina sudah nggak tahan nih,” kataku sambil membuka lebar-lebar kedua paha Tante Rina dan berlutut diantaranya.
“Cepatss.. Anto,” desah Tante Rina sambil tangannya mengarahkan penisku ke vaginanya. “Asshhss..,” rintih Tante Rina panjang merasakan penisku meluncur mulus sampai menyentuh rahimnya. Tante Rina mengerang setiap kali aku menyodokkan penisnya. Gesekan demi gesekan, sodokan demi sodokan sungguh membuatku terbuai dan semakin menikmati “perkosaan” ini, aku tidak peduli lagi orang ini sesungguhnya adalah Tanteku sendiri. Kuminta Tante Rina untuk menjilati vagina Tante Endang yang jongkok diatas mulutnya.

Lihat Juga :  Cerita Sex Ngentot Anak SMP Masih Perawan

“Ushhss.. Geli dik,” desis Tante Endang setiap kali lidah Tante Rina memasuki vaginanya. Sementara aku sambil menyetubuhi Tante Rina tanganku meremas-remas kedua payudara Tante Endang. Tiba-tiba Tante Rina mengangkat pinggulnya sambil mengerang panjang keluar dari mulutnya. “Ahhss.. Anto Tante keluar.. ”
“Sudah keluar ya Tante Rina, sekarang gilran Bu Endang ya,” kataku sambil menarik Tante Endang untuk naik kepangkuanku.

Tante Endang hanya pasrah saja menerima perlakuannya. Kuarahkan penisku ke vagina Tante Endang Lalu Aaahh.. desah Tante Endang merasakan lubang vaginanya dimasuki penisku sambil pinggulnya mulai naik turun. Kunikmati goyangan Tante Endang sambil ‘menyusu’ kedua payudaranya yang tepat di depan wajahku, payudaranya kukulum dan kugigit kecil.
“Teruss.. Tante, vagina Tante enak..,” rintihku sambil terus dalam mulutku menghisap-hisap puting susunya.
“Penis kamu juga sshh..” rintih Tante Endang sambil melakukan gerakan pinggulnya yang memutar sehingga penisku terasa seperti dipijat-pijat.
“Sebentar Tante, coba Tante balik badan,” kataku sambil meminta Tante Endang untuk menungging.

Kusetubuhi Tante Endang dari belakang, sambil tanganku tangannya bergerilya merambahi lekuk-lekuk tubuhnya. Harus kuakui sungguh hebat wanita seumur Tante Endang mempunyai vagina lebih enak dari Tante Rina yang berusia lebih muda. Sudah lebih dari setengah jam aku menggarap Tante Endang, yang makin sering merintih tidak karuan merasakan penisku menusuk-nusuk vaginanya dan tanganku meremasi payudaranya yang bergoyang-goyang akibat hentakan penisku di vaginanya.
“Ssshh.. Anto, Tante mau keluar..” rintih Tante Endang.
“Sabarr.. Tante, sama-sama,” kataku sambil terus memainkan pinggulku maju-mundur.
“Aaahh ss.., Tante Endang keluar..,” melenguh panjang.
“Saya belum, Tante,” kataku kecewa.
“Pake susu Tante aja ya,” jawab Tante Endang jongkok didepanku sambil menjepitkan penisku yang ssudah licin mengkilap itu di antara kedua payudaranya yag besar, lalu dikocoknya.
“Terus, Tante enak ss..,” rintihku.

Melihat hal itu Tante Rina bangun sambil membuka mulutnya dan memasukkan penisku ke mulutnya sambil dihisap-hisap. Tak lama setelah mereka memainkan penisku, mengeluarkan maninya menyempot dengan deras membasahi wajah dan dadaTante Endang dan Tante Rina.
“Terima kasih ya Tante,” jawabku sambil meremas payudara mereka masing-masing.

Tamat

Incoming search terms:


Cerita Mesum Karyawan Baru Yang Menggoda

$
0
0

Cerita Mesum Karyawan Baru Yang Menggoda – Semenjak kedatangannya, suasana kantor agak berubah. Orang2 jadi semakin rajin, entah mengapa. Dia bukanlah direktur yang baru, bukan pula sekretaris baru yang seksi. Namanya Nadya. Perempuan berumur 27 tahun ini disukai sekaligus dibenci. Disukai karena kerjanya cepat dan sangat efektif, serta sangat cerdas, tetapi disisi lain dia selalu mengeluh dan memarahi kami karena keterlambatan kami atau hal2 sepele lainnya.

Nadya bukanlah direktur, juga bukan senior designer. Posisinya sama denganku, junior designer. Yang membedakannya denganku dan beberapa teman lainnya adalah, Nadya lulusan universitas kenamaan di Amerika Serikat, dengan prestasi cum laude. Selain itu Nadya juga keponakan dari Owner perusahaan desain interior ini. Berdarah Jawa- Belanda, dengan tampang indo layaknya model2 catwalk, rambut hitam panjang, dengan kacamata tipis dan pakaiannya yang selalu modis, sudah barang tentu lelaki menyukainya. Namun entah kenapa kami malas untuk akrab dengannya, selain karena sikapnya yang selalu ketus dan tidak bersahabat itu, juga karena kami merasa tidak selevel dengannya. Apalagi kebanyakan dari kami adalah lulusan universitas lokal, dan sewaktu kuliah, membolos sudah jadi makanan kami (tidak bisa nyontek di kuliah desain interior). Walaupun kami datang dari universitas mentereng, tetap saja tidak bisa membandingkan diri kami dengan Nadya.

Aku sendiri berusia 29 tahun, masih jomblo dan belum menikah. Bukan karena aku tidak laku, tapi aku masih agak shock ketika setahun yang lalu pacarku selingkuh dengan sahabatnya sendiri. Memang mereka tidak melakukan hal2 yang melanggar norma kesusilaan, tetapi jalan dengan laki2 lain dan saling berkirim sms mesra di tengah2 persiapan pernikahan, apa bukan selingkuh itu namanya ?

Teman2ku yang lain sering menggodaku agar aku mendekati dan mencoba akrab dengan Nadya, karena menurut informasi yang beredar, Nadya belum memiliki pacar. Wajar saja hal ini terjadi mengingat yang masih bujangan di kantor ini selain aku dan Nadya, Cuma ada seorang desainer senior yang selalu tidak beruntung dalam masalah percintaan, dan seorang office boy. Aku pun bertanya2 kenapa Nadya tidak laku padahal dia sangat cantik dan pintar. Apa karena sikapnya yang ketus ? atau mungkin saja dia lesbian ? haha.

Minggu ini minggu yang sangat melelahkan. Selain mengerjakan desain interior untuk sebuah mall yang akan dibangun, aku dan Nadya harus rapat sore hari bersama developer sebuah gedung perkantoran. Selama di mobilku, Nadya hanya diam saja, sembari mendengarkan musik di ipodnya. Sudah barang tentu dia pasti tidak akan menjawab jika aku sekedar ingin mengobrol atau berbasa-basi dengannya. Sebab selama ini pembicaraanku dengan dia hanya sebatas pekerjaan saja. Dia juga tidak pernah bergabung dengan orang2 kantor mencari makanan murah disekeliling gedung perkantoran. Entah dia makan dimana, karena menurut para direksi dan senior designer, Nadya tidak pernah makan bersama mereka. Tentu saja, karena walaupun sudah berduit dan lebih berumur dari kami, para direksi dan senior designer pasti mencari makan murah untuk berhemat.

Rapat berlangsung sangat lama. Waktu sudah menunjukkan pukul jam 8 malam. Tetapi Nadya masih berdiskusi dengan pihak pengembang soal konsep desain interior gedung perkantoran itu. Bila rapat dengan rekan yang lain, pasti mereka akan mencari2 alasan atau sengaja mengarahkan pembicaraan agar rapat cepat selesai. Akhirnya rapat selesai juga. Waktu menunjukkan pukul 8.30. rapat berlangsung sangat lancar, dan tidak satupun ucapan Nadya yang dibantah. Harus kuakui gadis ini sangat hebat dalam berargumen.

Jalanan sudah agak lengang karena jam macet sudah lewat. Aku dan Nadya berada di dalam mobil, menuju ke kantor. Aku membuka pembicaraan.
“Udah malem, di kantor ga ada siapa2, mau cari makan dulu sebelum kembali ke kantor ? “ tanyaku berbasa basi.
“Gak usah, langsung ke kantor aja” jawabnya pelan dan pasti. Tak sampai 5 detik dia langsung memasangkan headset ipod ke telinganya. Buset. Dingin sekali tanggapannya. Yasudah. Aku tidak ambil pusing, dengan buru2 aku segera menyetir mobil ke arah kantor, agar aku bisa cepat pulang dan makan malam.

Kantor kami terletak di sebuah gedung berlantai 7, di daerah yang mentereng di Jakarta Selatan. Kantor Konsultan desain interior kami berada di lantai paling atas, berbagi lantai dengan 3 kantor lainnya. Aku memarkirkan mobilku dengan asal2an di tempat parkir. Tumben, pikirku, para satpam lagi kemana ? aku dan Nadya langsung masuk, menaiki lift, dan kemudian masuk ke kantor. Suasana kantor agak gelap karena memang sudah tidak ada siapapun. Aku mencoba membuka pintu pantry untuk mengambil makanan ringan di kulkas, namun pintu pantry sudah terkunci. Memang kebiasaan office boy kami untuk mengunci semua pintu di kantor kecuali pintu utama, yang biasanya selalu dikunci oleh satpam setelah semua pergi.

Untung saja pintu belum dikunci ketika kami masuk. Entah karena malas atau apa, kami tidak menyalakan lampu utama. Karena besok pagi desain awal hasil rapat sudah masuk ke desainer senior, maka kami membereskan hasil rapat tadi di ruang rapat utama. Nadya bekerja dengan sangat teliti mengetik laporan dengan MacBook nya. Sementara aku mengumpulkan hasil sketsa ‘dan denah ruangan dalam satu bundel, sambil menahan perut lapar dan tak henti2nya aku melihat ke arah jam. Setelah tugasku beres, aku membereskan mejaku, dan bersiap untuk pulang sementara Nadya mem-print hasil ketikannya. Nadya sudah akan pergi ketika aku memasukkan alat tulis ke tasku.
“Aku pulang duluan ya..” Nadya berjalan ke arah pintu. Aku tersenyum sekenanya dan meregangkan tubuh dulu sebelum benar2 akan pulang. Tiba2…

“SHIT !” aku mendengar teriakan Nadya dari arah pintu utama. Aku bergegas berlari ke arah pintu utama. Rupanya Nadya sedang berdiri mematung di depan pintu yang tertutup.
“Kenapa ?” tanyaku heran
“Pintunya dikunci” jawab Nadya sambil menarik2 handle pintu sekuat tenaga.
Sial, pikirku. Rupanya tidak ada satpam di luar itu dikarenakan mereka sedang patroli, sekaligus mengecek adakah orang yang lembur malam ini. Rupanya karena kami berdua tidak menyalakan lampu2 utama, yang menyebabkan ruangan kantor seperti tidak ada orang, mereka mengunci pintu tanpa memeriksa terlebih dahulu. Aku mulai panic karena jalan satu2nya keluar dari kantor ini adalah pintu itu. Tangga darurat ada di seberang pintu kantor. Sial. Sekali lagi sial. Semua pintu sudah dikunci. Aku berlari mengintip ke jendela. Sia2. Jendela kantor kami tidak ada yang menghadap ke kantor satpam. Aku blingsatan kesana kemari, dan dengan marah kutendang pintu kaca yang tebal itu. Tak ada reaksi kecuali kakiku sakit. Desain pintu yang kuat agar kantor aman ternyata menjebak kami di kantor

Aku mengeluarkan handphone dari saku celanaku dan menelpon office boy, untuk menyuruhnya kembali ke kantor. Sial sekali lagi. Telponnya tidak aktif. Hebat.

Nadya diam, walau bisa kulihat mukanya memerah menahan marah. Mungkin dia juga ingin cepat pulang, ada janji atau apapun. Tapi Nadya tetap berusaha kalem dengan menelpon pamannya, sang owner perusahaan desain ini. Aku bisa mendengar percakapan mereka.
“Hallo om..”
“Eh Nadya, ada apa ?”
“Om, aku kekunci di kantor”
“Lah kok bisa ? “
Nadya menjelaskan situasinya ke pamannya.
“Waduh…. Gawat juga.. OB nya pun ga bisa ditelpon ?”
“Iya om….”
“Teriak2 gih, coba panggil satpamnya”
Percuma, kupikir. Aku pernah lembur dan melihat kelakuan para satpam itu ketika waktu sudah menunjukkan jam 9 keatas. Setelah patroli dan mengunci pintu2 utama, mereka langsung ke kantor mereka, untuk nonton tv rame2, main kartu, bahkan kadang2 mabuk bareng.
“Ga bisa om…” nada bicara Nadya sudah mulai memelas.
“Hmm… om akan usahakan cari bantuan, tapi om lagi di luar kota sekarang”
“KOK OM GAK BILANG DARI TADI KALAU ADA DI LUAR KOTA ?!?” Nadya meledak. Ditengah kekalutan aku mencoba menelpon semua nomor telpon kantor. Dan sialnya, kebanyakan dari mereka tidak aktif. Ada yang mengangkatnya dengan background suara hingar bingar diskotik dan suara teler ga karuan. Tolol. Di tengah minggu malah dugem. Nadya, terus menekan pamannya. Aku berusaha menelpon semuanya, tetapi entah kenapa sinyal hapeku tiba2 hilang. Aku kalut, mencari telpon kantor. Dan hanya telpon di meja front office saja yang bisa dipakai untuk menelepon ke luar. Aku berlari kearah front office dengan panik. Dan bodohnya tiba2 aku terjatuh tersangkut pojokan meja. Aku jatuh ke meja menimpa telpon kantor. Aku kaget dan langsung bangkit. Berharap telpon tidak rusak. Aku lalu mengangkat telponnya. Ternyata ada nada sambung. Aku mencoba menekan nomer yang kuhapal. Lagi2 sial. Rupanya kejadian tadi menyebabkan tombol 0 rusak dan tidak bisa ditekan. Nomer telpon HP mana yang tidak ada 0 nya ? sedangkan aku tidak punya nomor telpon rumah orang kantor. Ide tiba2 muncul, aku membuka laci front office untuk melihat data nomer telpon pegawai.

SIAL ! SIAL! Lacinya terkunci. Sementara itu Nadya masih menelpon pamannya.
“JADI GIMANA DONG OM ?!?” Bentak Nadya
“Sabar, kamu sama siapa disana ?”
Nadya menyebutkan namaku.
“Oh… sama dia…. Aman kalau sama dia, Nadya, kamu tunggu besok aja, kamu…” Belum sempat pamannya menyelesaikan kalimatnya, Nadya dengan kesal melemparkan handphonenya ke dinding dan handphonenya hancur berkeping2.

“Kenapa kamu banting ?!?!?” Bentakku
Nadya hanya terdiam. Dia menarik nafas dalam2.
“Telpon kantor ? “ tanyanya pendek
“Rusak” jawabku tak kalah pendeknya.
“Kenapa ?” Mukanya mulai memerah. Matanya berkaca2
“Tadi aku jatuh, telponnya ketindih badanku” Aku menjawab sambil memalingkan muka.

“TOLOL !!” Nadya membentakku dan tangan kanannya mengayun akan menampar pipiku. Dengan tangkas aku menangkap tangannya dan melepasnya kembali.
“Lebih tolol mana sama orang yang ngebanting hape nya sendiri ? “ sindirku.

Ruang rapat penuh asap rokok sekarang. Aku menghisap rokok kretekku dalam2 dan membuang asapnya ke langit2. Nadya duduk di pojokan sambil menghisap rokok mentholnya. Kami sudah saling diam selama 30 menit lebih. Tidak ada alasan bagiku untuk mengobrol dengan wanita judes ini. Bikin pusing. Tapi aku mencoba menengok untuk melihat keadaannya. Khawatir juga. Jangan2 nekat gantung diri.

“Apa kamu lihat2 ?” Nadya membalas tatapanku dengan pertanyaan dingin
“Gw punya mata, boleh dong liat kemana aja” Jawabku tak kalah dingin.
“Ngeri tau gak, berdua doang sama cowok macem kamu”
“Eh…. Lu baru masuk kemaren sore Nad, blom kenal siapa gw..” Aku menatap penuh emosi ke arah Nadya.
“Ah…semua cowok sama aja” Nadya membuang muka
“Apa maksud lu ?” Tanyaku penasaran
“Ah, tau lah….” Jawabnya sembari mematikan rokoknya di pot bunga yang sekarang beralih fungsi sebagai asbak.
“Lo tau kan otak cowok isinya seks melulu ?” Suara Nadya terdengar tidak enak
Aku hanya terdiam.
“Bahaya tau gak berdua doang sama cowok asing. Salah2 gw diperkosa” Nadya berkata ketus
“EH. Sori ya mbak-sok pintar-lulusan luar negri-masuk karena koneksi” Nada bicaraku meninggi. “Biar kata lu cantik, juga, ga bakal ada cowok mau perkosa lo ! Mana ada orang mau merkosa orang ngeselin macem elo !!!” Bentakku.
“Orang yang gak bisa bersosialisasi macem lo ! Orang yang egois ! Ga ada empati sedikitpun sama orang kantor ! Ga ada bagus2nya! Mentang2 ni kantor punya om lu, lu mau seenaknya aja disini ?!?!? “ Aku sudah naik pitam. Tidak mampu menahan kesabaran lagi.

“Ah… “ Nadya tidak bisa berkata2 lagi.
“Enak aja lo bilang gw mau merkosa elo ! mendingan gw tidur ama pecun daripada nyentuh badan lo !” Nafasku habis. Sudah kuluapkan semua kekesalanku kepada Nadya.

Tiba2 Nadya berlutut. Melepas kacamatanya dan mulai menitikkan air mata. Dia membanting kacamatanya dan mulai menangis sesenggukan. Shit. Rupanya kata2ku tadi kelewat kasar. Makin lama tangis Nadya makin keras. Aku pun berlutut mendekatinya dan mencoba memegang bahunya.

“Nadya…. Sorry… mungkin gw terlalu kasar” aku meminta maaf
Nadya menepis tanganku dan terus menangis.
“Nad….” Aku agak membungkuk untuk melihat wajahnya. Tapi tiba2 Nadya memelukku dan menangis di dalam pelukanku. Aku terdiam sembari mengelus2 punggung Nadya. Sekitar 10 menit dia menghabiskan tangisnya di pelukku. Aku yang pegal lalu duduk di lantai bersandar pada dinding. Nadya duduk di sebelahku, dengan pandangan kosong. Tak beberapa lama Nadya memulai pembicaraan.

“Maaf… tadi aku lancang ngecap kamu” katanya pelan
“Gw juga Nad… maaf tadi terlalu kasar” jawabku.
“Aku yang mulai” lanjut Nadya. “Kupikir semua laki2 sama. Baik pada awalnya tapi ternyata brengsek”
“Ah. Semua laki2 brengsek kok Nad” Jawabku
Lalu kami terdiam cukup lama.

“Aku pernah diperkosa” Nadya tiba2 bercerita.
“Eh……” Aku tidak bisa menyembunyikan mimik heran dari mukaku.
“Waktu aku baru kuliah di US, ada kakak kelas yang ngedeketin aku..” Lanjut Nadya
“Dia baik banget, sampe pada akhirnya aku diundang ke pesta di asramanya… Pestanya rame, dan ternyata minumannya beralkohol semua.”
“Aku dibuat mabuk” dia terus bercerita “ Lalu aku dibawa masuk ke kamar, dan disana aku diperkosa olehnya” Nadya menghela nafas panjang dulu.
“Sejak saat itu aku ga pernah percaya sama cowok” Nadia lalu mengambil sebatang rokok menthol dari bungkusnya, meremas bungkusnya yang sudah kosong, lalu melemparkan bungkusnya ke pot bunga. Aku memberikan korek apiku ke Nadya. Nadya lalu menyalakan rokoknya dengan korek milikku.

Aku tidak berani berbicara lagi. Aku tadi telah lancing berbicara seperti itu kepada Nadya.
“Gimana kehidupan cinta kamu ?” tanya Nadya
“Mmmm…” Aku diam tak berani menjawab
“Setelah kejadian itu, aku ga pernah berhubungan sama laki2 lagi” katanya. “Sekarang giliran kamu cerita” Katanya sambil tersenyum kepadaku

Aku sedikit terkejut. Ternyata jika tersenyum Nadya manis sekali. Aku tidak pernah melihatnya tersenyum semenjak dia masuk kantor.
“Mmmm… Aku harusnya tahun lalu nikah…” jawabku
“Tapi ?” Tanyanya sambil menghisap rokok mentholnya.
“Tunanganku selingkuh” Jawabku pelan. Tak ingin rasanya menceritakan hal tersebut. Aku menarik nafas dalam2 dan memandang ke arah langit2. Nadya tidak menimpali jawabanku. Dia mematikan rokoknya di pot bunga.

Waktu berjalan sangat lama. Aku dan Nadya berbicara tentang banyak hal. Mulai dari jaman kuliah, sma, segala macam. Ternyata Nadya menyenangkan jika diajak bicara. Tak jarang ia tertawa bersamaku, menertawakan kejadian2 konyol di kantor yang terjadi sebelum kedatangannya. Tak terasa sudah jam 12 malam. Aku sangat capek. Aku mencoba tidur. Aku masih bersender pada dinding, sementara Nadya tertidur, dengan menggunakan bahuku sebagai sandaran.

“Dingin……” Nadya tiba2 memelukku. Aku tak tahu harus berbuat apa. Sebagai lelaki normal, yang sudah lama tidak berhubungan dengan perempuan, aku tiba2 merasa deg2an, dan suhu tubuhku memanas. Aku mengira Nadya bisa merasakannya, karena dia memeluk tubuhku sekarang. “Hmmmm.. jadi yang bujangan di kantor Cuma aku, kamu, sama Pak Yudi ? “ tanya Nadya.
“Iya” jawabku pelan sambil menahan perasaan aneh ini.
“Hehe” Nadya tertawa kecil
“Kenapa ? “ tanyaku.
“Nope… nothing” katanya sambil menahan tawa.
“Well… I guess. Ga ada salahnya kalo satu dari kalian aku pacarin” Nadya melanjutkan ucapannya.
“Oh jadi lu demen ya sama om2 bujangan tua” timpalku
“Haha… enak aja. Coba kamu itung, 45 – 27 = 18, jauh kan umurku sama Pak Yudi” jawabnya
“27 ? Kirain 35…” ledekku.
Nadya berusaha untuk menjewer telingaku tetapi aku menghindar, menangkap tangannya, tetapi aku kehilangan keseimbangan duduk, sehingga aku terjatuh kearah kanan dan tak sengaja menarik Nadya ikut jatuh juga menimpa tubuhku. Aku yang jatuh menyimpang kekanan ditimpa oleh Nadya yang menghadapi telingaku. Akhirnya dia menjewer telingaku tanpa ampun.
“Aduh !. Sakit tau !” Aku berusaha memberontak tapi Nadya malah tertawa2 dan tidak melawan rontaanku. Aku berusaha bangkit tetapi Nadya malah memelukku.

“Aku ingin diperlakukan dengan lembut oleh laki2” bisik Nadya.
Aku memperbaiki posisi jatuhku. Aku tiduran terlentang di ruang rapat, dan Nadya menimpa tubuhku. Aku bangkit, dan Nadya ikut memperbaiki posisinya. Aku kembali duduk, tetapi sekarang Nadya ada di pangkuanku dan tetap memelukku.
“Aku merhatiin kamu terus semenjak pertama kali masuk kantor” Nadya kembali berbisik. “Kamu paling sopan, dan lembut sama perempuan kalo dibandingin sama yang lain”
“Ditambah lagi… kamu belum nikah kan… dan om ku bilang, kamu orang yang baik” Nadya terus berbicara.
“Baru tadi kan bilangnya, gw juga denger” jawabku
“Enggak. Dari awal aku masuk kantor, om udah bilang kalo kamu selain kinerjanya paling bagus, kamu juga sopan, ramah dan orangnya menyenangkan” Nadya membantah ucapanku. “Kayaknya lucu kalau kita pacaran……” Nadya melanjutkan ucapannya.
Aku kaget. Baru pertama kali seumur hidup ada perempuan yang mengatakan ingin kupacari. Dan perempuan itu adalah perempuan yang cantiknya minta ampun seperti Nadya. Aku tak bisa bicara apa2.

Kami berdua saling memandang. Tiba2 entah siapa yang memulai, kami memajukan kepala kami masing2 dan berciuman. Bibir Nadya sungguh hangat. Aku memeluk erat pinggangnya dan Nadya meremas rambutku. Kami berdua berciuman sangat lama. Kurasakan kacamata Nadya menekan2 mukaku. Tapi aku tidak peduli. Bibir kami saling memagut. Lidah kami saling beradu. Aku semakin menguatkan pelukanku. Dan nadya melepaskan ciumannya. Hidungnya beradu dengan hidungku. Dapat kurasakan nafasnya yang panas dan memburu. Nadya melepas kacamatanya dan meletakkannya di sembarang tempat. Tanpa terasa Nadya membuka kancing bajuku. Dia melakukannya sambil menciumi leherku. Agak sulit membuka kancingku dalam keadaan seperti itu, tetapi Nadya cuek.

Aku tak mau kalah. Kulepaskan leherku dari jangkauan bibir nadya, dan mulai meraih kancing kemejanya. Tak berapa lama bajunya terbuka. Tanpa diminta Nadya membuka ikat pinggangnya dan melepas celananya. Didepanku berdiri perempuan blasteran Jawa-Belanda, dengan kulit yang putih dan mulus, hanya memakai pakaian dalam berwarna merah menyala. Aku menelan ludah, melihat tubuh Nadya yang indah, bagaikan model catwalk yang langsing dan proporsional.

Nadya kembali menyerangku. Bibir kami kembali saling berciuman, tanpa sadar tanganku mengarah pada buah dada Nadya. Aku meremasnya dengan lembut. Buah dadanya yang proporsional terasa sangat empuk di tanganku. Aku dengan cepat menyisipkan tanganku ke dalam BHnya. Nadya tiba2 memegang pergelangan tanganku. Dia menahan tanganku dan seakan menyuruhku untuk mundur. Setelah aku menarik tanganku kembali, tangan Nadya mengarah ke punggungnya, dan dia melepas pengait BHnya, melepas BH nya sendiri. Nadya tersenyum kepadaku dan berkata “Kenapa melongo gitu…. Kayak orang bego tau….” Aku malu sendiri dan membuang muka.

Nadya memegang pipiku, dan kemudian tangannya menyusuri badanku, untuk kemudian membuka ikat pinggangku. Aku pasrah, dan Nadya pun menciumi badanku mulai dari leher sampai ke perutku. Aku kaget saat tangan Nadya masuk ke celana dalamku dan menggenggam penisku. Nadya lalu mengoral penisku. Aku sedikit kaget, karena tidak terbiasa dengan oral seks. Pada saat dengan tunanganku dulu, boro2 oral seks, pegang2 sedikit saja sudah kena marah. Padahal aku bukan orang yang tanpa pengalaman seks. Sebelum berpacaran dengannya, aku beberapa kali melakukannya dengan pacar2ku yang dulu.

Aku meringis menahan geli akibat permainan lidah Nadya. Dia sangat pintar memainkan penisku dengan mulutnya. Tindakannya bervariasi, tidak hanya mengulumnya, tetapi juga dengan menciumi bagian2 yang sensitive dan memainkan lidahnya di kepala penisku. Kupikir, sebelum kejadian perkosaan yang menimpanya di US, Nadya sudah sangat berpengalaman dalam hal ini.

Aku kaget dan berusaha menahan kepala Nadya ketika kurasakan spermaku hampir keluar. Nadya tampaknya mengerti dan menghentikan kegiatannya. Dan dalam beberapa menit kemudian, Nadya menanggalkan semua baju dalamnya, begitu juga denganku. Badan telanjang kami berdua bergumul di lantai ruang rapat. Saling berciuman, berpelukan dan menikmati keindahan tubuh masing2.

Hingga pada akhirnya Nadya telentang di atas karpet, kepalanya tepat berada di bawah kepalaku. Mataku memandang lekat2 matanya yang indah.
“Nad…”
“ya…. “ jawabnya
“Are you sure you want to do this ?” tanyaku
“Why did you ask ?” katanya sambil tersenyum.
“We’re already gone too far” lanjutnya. “and now I consider you as my lover though” senyum tipisnya meluluhkan hatiku. Aku mencium keningnya. Kedua kaki Nadya tanpa disuruh kini telah melingkari pinggangku. Kami berciuman dengan hangat. Kedua tangannya melingkari leherku. Kudekatkan penisku ke mulut vaginanya yang mulai terasa basah. Pelan2 aku menggesekkan penisku di mulut vaginanya, mencari jalan masuk. Tetapi tiba2 otot vaginanya menegang, seakan menolak penisku untuk masuk. Aku terdiam dan memandang wajahnya, aku takut dia masih trauma akibat kejadian di US itu.

“It’s okay….” Nadya mengisyaratkan bahwa dia tidak apa2.
Nadya membuka pahanya sedikit lebih lebar lagi dan dia tampak mencoba untuk rileks. Pelan2 kudekatkan kembali kepala penisku di bibir vaginanya. Kepala penisku sudah mulai masuk. Aku mulai menggerakkan penisku maju mundur, walaupun baru sedikit yang masuk. Perlahan namun pasti, penisku semakin masuk kedalam lubang vaginanya.

“aah….. “ Nadya mengerang pelan dan agak meringis ketika penisku masuk sepenuhnya ke dalam vaginanya. Aku menggerakan penisku maju mundur dalam posisi misionaris.
“Mmmhhh… sayang… pelan2 “ Nadya mengingatkanku untuk tidak bergerak terlalu cepat. Dinding vaginanya seakan memijat2 batang penisku dengan lembut. “Aahhh… sayang… mmmhhh….. uuhhh…” Nadya mengerang, menandakan dia mendekati orgasme. Tetapi aku tidak ingin malam ini berakhir secepat itu. Aku menghentikan gerakanku, dan ketika Nadya akan membuka mulutnya untuk bertanya, aku langsung meraih pantatnya dan menggendongnya. Aku kemudian duduk di kursi rapat dan menaikkan badan Nadya di pangkuanku. Nadya mulai berpegang pada pundakku. Dia mengerti dan segera menaikkan pantatnya, lalu dengan pelan2 dia mengarahkan lubang vaginanya ke kepala penisku. Nadya bergerak naik turun di pangkuanku. Vaginanya terus2an memijat2 batang penisku dengan lembut.

Aku memegangi pinggangnya. Nadya menghentikan gerakannya dan berbisik lembut kepadaku. “Sayang… kalo udah mau keluar bilang ya…. Aku gak mau kamu keluarin disitu…” aku mengiyakannya dan dia mulai kembali beraksi. Goyangannya tidak liar dan asal, tetapi begitu rapih. Begitu elegan dan anggun. Suara erangan kami memenuhi ruang rapat. Kami sudah tidak peduli lagi tentang kemungkinan satpam kembali lagi keatas dan menolong kami yang terkunci. Aku sudah tidak berpikir lagi untuk kembali menelpon orang kantor, atau mencoba mendobrak pintu pantry dan keluar lewat tangga darurat.

Yang ada dipikiranku hanyalah Nadya. Rasanya tidak percaya gadis yang tadinya cuek dan judes kepadaku ini bisa ada dipelukanku sekarang.

“Mmmmmhhh….” Nadya agak menggelinjang.
“Aaahhh…..” Nadya kembali bersuara
Aku bisa merasakan Nadya akan mengalami orgasme, karena selain merasakan gelinjangan tubuhnya, aku pun merasakan vaginanya makin menjepit penisku. Aku pun mengimbangi dengan menggerakkan pantatku.naik turun di kursi itu. Kursi yang biasanya dipakai rapat itu menjadi saksi bisu percintaan kami.

“Sayang……. Ahhhhh….” Nadya pun makin mempercepat gerakannya. Aku lalu bangkit sambil menggendong Nadya. Aku mendudukkan Nadya di meja rapat, Nadya tetap memelukku, dan aku terus menggerakkan penisku maju mundur.

“Uuuhh…. Uhhhh…. Sayang……. Aku mau…. Ahhhhh….” Nadya menggelingjang dengan hebatnya… “Tahan sedikit… aku juga mau…..”
“Ahhhhh…..” paha Nadya mencengkram pinggangku dan kepalanya mendongak keatas. Mengerang nikmat menandakan bahwa dia sudah orgasme. Aku terus menggerakkan penisku, dan…”Nadya…. Ahhh…..” Nadya jatuh telentang di meja rapat dan aku mencabut penisku dari lubang vaginanya. Sperma segera berhamburan dari penisku. Nadya segera bangkit dan memelukku. Kami berpelukan erat. Tidak berciuman, tidak melakukan apapun. Hanya berpelukan selama beberapa lama tanpa berbicara apa2. Nadya lalu melepaskan pelukannya dan turun dari meja. Dia lalu mencium pipiku lembut, kemudian dia mulai memakai kembali bajunya.

Aku masih berdiri telanjang dan tertegun. Melihat Nadya yang bagaikan malaikat itu memakai bajunya satu persatu.
“eh… pake baju dong…. Ntar keburu pagi” Nadya mengingatkanku
Aku segera mengenakan kembali bajuku. Aku kembali mencoba tidur dengan bersandar di dinding. Nadya kembali pada posisinya, bersandar di bahuku.

Singkat cerita pagi pun datang. Kami berhasil keluar jam 7 pagi. Hari itu kami berdua sengaja diliburkan karena kejadian konyol itu. Selanjutnya bisa ditebak. Nadya mulai terbuka pada orang2 kantor. Dia sudah bisa berkomunikasi dengan akrab, dan sinisnya makin lama menghilang. Ditambah lagi ketika kini kami sudah berpacaran. Nadya menjadi ceria dan orang2 kantor tampak takjub melihat perubahan itu.

One thing leads to another. Dan sekarang, setelah kegagalan pernikahanku yang dulu, setelah beberapa lama berpacaran, aku akan mempersiapkan pernikahanku dengan Nadya.

Lihat Juga :  Cerita Mesum ML Dengan Pembantuku yang Baru

— TAMAT —

Mbak Erni Wanita Desa yang Montok

$
0
0

Mbak Erni Wanita Desa yang Montok – Cerita ini kumulai saat ban mobil yang kukendarai bocor tertusuk paku dalam perjalanan ke luar kota…..  Huuhh…. Sial ternyata kunci roda yang ada tidak pas dengan baut roda mobilku…. Sehingga dengan kesal ku susuri jalan ditengah terik matahari menuju sebuah rumah yang terparkir sebuah angkot tua, semoga saja pemiliknya punya kunci roda yang pas dengan baut ban mobilku.

“Assalamu alaikum…..!” sapaku dengan wajah sedikit memelas didepan pintu rumah yang sedikit reot, maklum di kampung yang jauh dari kota.
“Wa alaikum salam…” terdengar jawaban seorang wanita namun belum nampak batang hidung yang punya suara. Mendengar suara itu kuberanikan diri sedikit melongo kedalam rumah itu……..Opss…..ternyata ada seorang wanita kira-kira berusia 25 tahunan sedang menyusui anaknya……
Oh.. my God lumayan juga parasnya untuk wanita ukuran di kampung ini, dan tentunya yang membuatku terkesima buah dadanya yang indah tampak terbuka sedang diisep sama anaknya yang masih berusia balita.
“ Maaf mbak …… apa saya bisa pinjam kunci roda mobilnya ?” tanyaku sambil tak putus mataku memandang sebuah keindahan , seraya mengkhayal jika aku yang menikmati buah dada yang indah itu………….. “ Oh….sebentar pak saya Tanya dulu suami saya…! “ Jawab wanita tadi sambil terburu-buru menutup dada indahnya yang mungkin Ia sadar jika betapa aku menikmatinya.

Singkat cerita kunci roda tersebut berhasil saya pinjam dan bergegas kugunakan untuk mengganti ban yang bocor dengan ban cadangan. Tentunya dengan alasan mengucapkan terima kasih , kami sempat berbincang dan berkenalan.

“ Maaf pak …. Rencananya mau kemana…? Tanya wanita itu . “ Oh saya mau ke kota X dalam rangka tugas kantor “ Jawabku sekenanya. “ Sebenarnya saya juga mau ke kota itu untuk menemui saudara yang katanya berdomisili disana , tapi alamatnya belum begitu jelas dan kebetulan suami saya tidak bisa mengantar karena kendaraan Angkotnya masih rusak “ Kata wanita itu diamini oleh suaminya yang baru bangun tidur dan ikut menemani kami berbincang-bincang.

Pucuk dicinta ulam tiba begitulah kata pepatah, dengan tanpa melewatkan kesempatan untuk dapat berlama-lama dengan wanita itu, apalagi dia akan berangkat sendiri tanpa suami dan anaknya, dengan alasan suaminya masih harus menyelesaikan perbaikan angkot yang masih rusak itu. Apalagi aku memang hanya sendiri di kendaraaanku.

Sepanjang perjalanan kami ngobrol panjang lebar tentang segalanya dan akhirnya dapat kuketahui nama wanita itu adalah Erni. Sampai kami tiba di kota tujuan.

“Mbak Erni rencana mau nginap dimana ? kan hari sudah mulai gelap tentunya sulit mencari alamat saudaranya waktu begini “ tanyaku. “ Entahlah mas soalnya saya tidak punya cukup uang jika harus menginap di penginapan” Jawab Erni dengan sedikit kebingungan. “Bagaimana jika kita menginap dulu di penginapan tempat saya menginap, esok hari baru kita sama-sama mencari alamat saudara mbak itu !” Tawarku kepada Erni. “Tapi mas apa tidak merepotkan ?” tanyanya dengan nada ragu tapi mau. Kujawab “ Ya …enggak lah ….kan mbak Erni sudah menolong saya jadi tidak ada salahnyakan jika saya membalas pertolongan itu ….” Jawabku sembari dalam hati bersorak YESS……….. . “ Ya deh mas …. Saya ikut mas aja !” Jawabnya pasrah.

Setiba di penginapan ternyata kamar yang tersedia tersisa 1 yang kosong yang lainnya sudah di booking calon tamu lainnya dan tidak bisa di ganggu gugat lagi soalnya sudah di bayar Full. “ Aduh mbak kamarnya Cuma ada satu yang kosong, gimana nih……” Tanpa menunggu jawaban langsung kujawab sendiri dengan sedikit memaksa “ Udahlah mbak…. Mbak tidur dikamar saya saja biar saya yang tidur di sofa “. “ Tapi mas ……” jawabnya ragu, namun akhirnya seperti kebo di cucuk hidungnya ikut dibelakangku menuju kamar sambil mengangkat tas Erni dan tasku sendiri.

Setelah masuk dalam kamar dan menyelesaikan segala urusan dengan room service yang mengantar ke ruangan yang ku pesan. Kami terdiam sejenak, dan Erni terduduk di sofa sambil memandangku bingung. “ Silahkan mandi dulu mbak…… itu handuk bersih dan ini sabun cair dan shampoo saya yang bisa mbak pake , saya rapikan dulu perlengkapan saya, nanti selesai mandi kita cari makan malam di luar saja , karena penginapan ini tidak menyiapkan makan malam yang sesuai dengan selera saya “. Sambil menyodorkan perlengkapan mandiku ke Erni untuk digunakan dan Erni nurut aja apa yang ku sampaikan.

Setelah semuanya beres kami keluar penginapan mencari rumah makan yang biasa aku datangi jika berkunjung ke kota ini. Sambil makan kami banyak bercerita , khususnya Erni dapat kuperoleh cerita jika ia baru 3 tahun menikah dengan suaminya yang masih kerabat dekat dan pilihan orang tuanya, namun dalam perjalanan pernikahannya suaminya kurang memberi perhatian selayaknya suami kepada istrinya selain hanya untuk melampiaskan nafsu sexnya, untuk urusan lainnya suaminya kurang mau tahu termasuk urusan mengunjungi saudaranya di kota ini.

Tibalah waktu kami kembali ke penginapan untuk istirahat, sesuai janjiku jika aku yang tidur di sofa sedangkan Erni di tempat Tidur. Maklum deh Erni masih menganut kebiasaan di kampung jika tidur harus menggunakan sarung dengan tidak memakai sehelai benangpun di badannya selain balutan sarung yang sudah agak kumal. Nampak jelas bentuk tubuh khususnya payudara yang kutaksir berukuran 36 B , menyembul di balik sarung yang dikenakannya yang terlihat dikeremangan lampu tidur yang menyala dengan redup. Hal ini membuatku semakin gelisah menahan gejolak adikku yang dari tadi ingin berontak terus tanpa aturan yang jelas.

Rupanya Erni melihat kegelisahanku dengan menyangka aku tersiksa jika harus tidur di sofa, padahal bukan itu penyebabnya, sehingga akhirnya dia pun bersuara. “ Mas …. Nggak bisa tidur ya… sudah mas disini saja… toh tempat tidur ini masih cukup luas “. Tentunya ini kesempatan emas 24 karat yang tidak boleh aku sia-siakan, dengan sedikit jual mahal aku menjawab “ ….Ya deh…. Memang agak kurang nyaman nih tidur di sofa, tapi mbak tidak keberatankan…”. “ Nggak koq mas silahkan aja “ jawabnya.

Bergegaslah dengan langkah seorang kesatria Majapahit menuju ke empat tidur samping Erni. Ternyata Erni sempat melihat ada yang menyembul dengan keras di balik celana pendek yang memang tidak mengenakan celana dalam kebiasaanku jika tidur. “ Ihh…. Mas ….itu apa yang berdiri dibalik celana mas….” Lugu erni bertanya. “ Ahh… mbak koq liat aja, ini kan gara-gara mbak juga “. Jawabku sekenanya sambil dalam hati berkata TUNGGU TANGGAL MAINNYA.

Sejenak kita berdua terdiam dengan pikiran masing-masing. Selanjutnya aku mencoba menyentuh tangan erni, dan tidak ada penolakan dari erni yang membuatku semakin berani menarik tangannya dan memeluk dirinya dengan sikap yang sangat mesra. “ Mas jangan panggil aku mbak ya… sebut aja Namaku “ Tiba-tiba Erni bersuara,” Oh ya…. “ jawabku. “ Maaf mas erni koq merasa nyaman dekat mas, tidak seperti suami erni yang tidak pernah memberikan kemesraan seperti yang mas berikan ini “ kata erni lagi, “ Akupun begitu er…. , awal melihatmu ingin rasanya aku memelukmu !” jawabku sedikit merayu.sambil memeluk dari belakang dan mencium bekang telinga selanjutnya leher bagian belakangnya, yang tanpa penolakan bahkan terlihat Erni begitu menikmati.

Kuberanikan untuk mengelus kening selanjutnya turun ke dada dan terus meremasinya dengan halus terutama sekitar puting yang nampak kian mengeras. Tidak ada jawaban atau kata yang keluar dari mulut Erni selain desahan nafas yang semakin memburu tidak teratur, menandakan erni sudah mulai horny selanjutnya tanganku turun meraba perut dan terus menemukan rimbunan bulu-bulu tebal diantara dua lembah yang terasa mulai lembab selanjutnya mencair oleh lelehan air kenikmatan wanita yang sedang mendaki kearah puncak kenikmatan.

Tidak dinyana Erni membalikkan badannya melepaskan sarung kumal yang melapisi tubuh mulusnya yang baru kali inilah terlihat dengan jelas, dibalik keluguan wanita desa ternyata menyimpan suatu kekuatan yang mampur memecahkan naluri lelaki yang menggeliat dengan panasnya.

“ Mas…… !!!!!!”. sambil meremas adikku yang sudah ditelanjangi oleh tangan halus Erni seperti meremas jagung yang akan dirontokkan pipilnya.” Aku tidak pernah merasakan kenikmatan seperti ini dari suamiku………akhhh….akkhhhh !!!!!!”. Erni semakin tidak dapat menguasai dirinya, apalagi saat kulumat habis puting teteknya yang kian mengeras. Berangsur turun ke puser perut dan kelubang kenikmatan. “ Okhh..okkhhhh……..mas …….nikmat……..akhhkk…….” Tak kuasa erni menahan erangannya.

Kita berdua sudah semakin larut dalam hasrat birahi yang bergelora dengan tubuh yang tak satu helai benangpun yang masih melekat , diterangi cahaya lampu tidur yang temaram. “ Erni aku sudah nggak tahan lagi …..pengen ngentot memek kamu !” Keluar kata dari mulutku yang semakin kurang ajar, karena adikku sudah berada dalam kuluman mulut erni yang dengan ganasnya melalap habis sampai ke pangkal batang bahkan biji pelirku pun tak luput dari sedotannya.

Erni rupanya mengerti dengan kata-kataku , maka dengan selangkangan terbuka dengan posisi WOT menelungkup memasukkan batang kontolku ke lubang memeknya secara perlahan tapi pasti , naik turun tidak beraturan ,” Oh…. Mas nikkkkkmattttt……….!!!!!” Erni mulai mengoceh kesetanan , “ Mas kontolmu enak sekali………..” tambah erni. Akupun semakin keras memompa dan membanting tubuhnya ke kasur untuk merubah posisi dengan Doggy style, menggenjotnya dengan tetap meremas tetek erni, “ Mas aku cape…………” keluh erni, Kubalikkan tubuhnya dengan posisi MOT sebagai posisi pamungkas karena kontolku sudah mulai terasa berdenyut keras, “ Ohkkhhh…..mas aku nggak tahan …….akh..!!!!” Erni mengoceh dengan lemahnya, sementara remasan memeknya semakin memelintir batang kontolku , “ Oh….Erni tahan sebentar lagi aku juga mau keluar….” Pintaku kepada erni seembari meninggikan RPM genjotan kontolku di memek erni. Dan tiba-tiba “AKHH……………!!!!” Teriak Erni bersamaan dengan itu akupun tak dapat lagi menahan semburan sperma kontolku kedalam memek erni sambil tetap mengisap putting tetek erni yang kian mengeras.

Kita berdua tidak dapat menggambarkan apa yang terjadi tadi yang jelas aku dan erni sudah tidak bertenaga lagi untuk bergerak dan tetap membiarkan tubuhku tengkurap di atas tubuh erni dengan kontol yang masih tertancap di memek erni.
Semenit kemudian aku berangsur tertidur di samping tubuh bugil erni si wanita desa dengan ceceran air memek erni dan sperma kontolku yang membasahi tubuh dan sperei tempat tidur yang bercampur keringat kami berdua.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 03.30 aku terbangun , dan mendapatkan erni masih tertidur dengan ceceran sperma dan air memek yang mulai mongering di badan kita berdua dan sprei tempat tidur , kubangunkan erni dan kuajak untuk bersih-bersih di kamar mandi.

“ Mas …… maafin erni ya, koq erni malah mengajak mas bercinta..” Kata erni menyesal namun masih menyimpan hasrat terpendam. “ Nggak apa koq er… aku juga senang dengan apa yang telah kita perbuat, habis kamu seksi sih bikin aku nafsu aja” kata ku nakal menggoda, sembari menyandarkan badannya ke dadaku. “ Akh….mas ini bikin malu aja..” sambil mencubit perutku. “ Jujur deh mas erni baru kali ini merasakan bercinta yang betul-betul membuat erni serasa terbang kea wan” sambung erni. Sambil mengelus kontolku yang mengecil tapi mulai nampak tanda-tanda akan bangun lagi.
“Mas… boleh nggak erni minta lagi..” Pinta Erni. WHY NOT pikirku, tapi gengsi dong kalo aku langsung mengiyakan. “ Gimana ya….. tapi aku sudah cape nih “ jawabku untuk memancing pelayanan yang lebih ekstra tentunya, “ Trus gimana dong mas ? “ Erni benar-benar sudah memelas , “ Erni mesti tau dong apa yang ku mau ! “ Jawabku sekali lagi. Tanpa ba bi bu erni langsung mengulum kontolku dengan ganasnya dan tanganku tidak melewatkan untuk mengobok-obok tetek erni yang mulai mengeras juga, rupanya tak puas kontolku diisep, ia menggigit halus putting susuku yang membuat diriku terawang-awang ke langit tujuh.
“ Erni kita pindah ke sofa aja yuk !” sembari bangkit dari tempat tidur dan menuju sofa, gentian erni yang ku mandiin kucing dari ujung kaki sampai kuduknya. “ Ahkk…. Mas terus mas …..” erang erni. Erni benar-benar sudah tidak bisa menguasai dirinya sampai teriak-teriak sehingga harus dengan cepat kubekap mulutnya agar tidak mengganggu tamu lainnya di penginapan itu.
“ masssss.. cepat entot aku mas sudah tidak tahan nih…..” suara lirih erni memintaku agar menusuk kontol ke memeknya. Blassss………… “ Akhhh………..” lirih erni sekali lagi.

Entah apa karena suasana malam itu yang semakin sepi atau memang setan sudah begitu dominant menguasai otak kami berdua, langsung aja dengan posisi erni yang nungging di sofa ku benamkan batang kontol ini yang juga sudah ingin mengakhiri permainan dashyat ini, kugenjot berulang-ulang kedalam lubang memek erni dan terakhir tersemburlah cairan maniku yang sudah encer akibat terlalu banyak yang dikeluarkan untuk memuaskan hasrat kami berdua “ Ohhhh… Erni…….” Bersamaan dengan orgasmenya erni, yang membuat lututku semakin tak kuasa menahan lemasnya dan mengantarkan kami untuk terduduk lemas sejenak di sofa.
Akhirnya kami bersih-bersih dikamar mandi dan tertidur sampai pagi harinya. “ Mas kapan kita bisa ketemu lagi ?” Tanya erni. “ Aku akan menghubungimu lagi jika ada waktu Er..” jawabku.

Singkat cerita keesokan harinya aku mengantarkan erni menemui alamat saudaranya dan sebelumnya mampir di took hp untuk membelikan erni HP yang dapat aku gunakan bila ingin menemui erni. Kisah ini berlanjut ditempat yang lain dan kesempatan yang lain , tentunya tanpa sepengetahuan suami erni.

Lihat Juga : Cerita Bugil Suster Cantik Dengan Remaja

Tamat

NIKMATNYA NGENTOT DENGAN ISTRI PAMANKU

$
0
0

NIKMATNYA NGENTOT DENGAN ISTRI PAMANKU – Cerita Sex Dewasa – Cerita Sex, Cerita Sex Mesum, Cerita Sex Telanjang, Cerita Sex Bugil, Cerita Sex Bispak, Cerita Sex Hot, Cerita Sex Binal, Cerita Sex Abg. Kisah ini terjadi kira-kira 2 tahun yang lalu, tapi setiap kali aku membayangkannya, seolah-olah baru saja terjadi kemarin peristiwa yang sangat indah ini.

Aku mempunyai seorang paman yang belum menikah. Pamanku ini bisa dibilang rada telat untuk menikah karena waktu itu ia berusia 42 tahun. Hal ini disebabkan karena pamanku adalah pengusaha kaya tapi ia terlalu cerewet dalam memilih pendamping hidupnya. Sebenarnya ia telah banyak diperkenalkan dengan wanita-wanita muda oleh keluargaku, tetapi tetap ia bilang inilah itulah, tidak ada yang cocok dengan matanya, katanya……

Sampai pada suatu saat, ketika aku kebetulan sedang bertamu ke rumahnya, datang teman pamanku dengan seorang wanita yang sangat cantik dan ayu, semampai, langsing, pokoknya kalau menurut saya, layak dikirim untuk jadi calon miss universe.

Kemudian kami diperkenalkan dengannya, wanita itu bernama Ayu, ternyata namanya pas sekali dengan wajahnya yang memang ayu itu. Ia berusia 24 tahun dan saat itu ia bekerja sebagai sekretaris di perusahaan teman pamanku itu. Kemudian kami bercakap-cakap, ternyata Ayu memang enak untuk diajak ngobrol. Dan aku melihat sepertinya pamanku tertarik sekali dengannya, karena aku tahu matanya tidak pernah lepas memandang wajah Ayu.

Tapi tidak demikian halnya dengan Ayu. Ia lebih sering memandangku, terutama ketika aku berbicara, tatapannya dalam sekali, seolah-olah dapat menembus pikiranku. Aku mulai berpikir jangan-jangan Ayu lebih menyukaiku. Tapi aku tidak dapat berharap banyak, soalnya bukan aku yang hendak dijodohkan. Tapi aku tetap saja memandangnya ketika ia sedang berbicara, kupandangi dari ujung rambut ke kaki, rambutnya panjang seperti gadis di iklan sampo, kulitnya putih bersih, kakinya juga putih mulus, tapi sepertinya dadanya agak rata, tapi aku tidak terlalu memikirkannya.

Tidak terasa hari sudah mulai malam. Kemudian sebelum mereka pulang, pamanku mentraktir mereka makan di sebuah restoran chinese food di dekat rumahnya di daerah Sunter. Ketika sampai di restorant tersebut, aku langsung pergi ke WC dulu karena aku sudah kebelet. Sebelum aku menutup pintu, tiba-tiba ada tangan yang menahan pintu tersebut. Ternyata adalah Ayu.

“Eh, ada apa Yu?”
“Enggak, gua pengen kasih kartu nama gua, besok jangan lupa telpon gua, ada yang mau gua omongin, oke?”
“Kenapa enggak sekarang aja?”
“Jangan, ada paman elu, pokoknya besok jangan lupa.”

Setelah acara makan malam itu, aku pun pulang ke rumah dengan seribu satu pertanyaan di otakku, apa yang mau diomongin sama Ayu sih. Tapi aku tidak mau pikir panjang lagi, lagipula nanti aku bisa-bisa susah tidur, soalnya kan besok harus masuk kerja.

Besoknya saat istirahat makan siang, aku meneleponnya dan bertanya langsung padanya.
“Eh, apa sih yang mau elu omongin, gua penasaran banget?”
“Eee, penasaran ya, Ton?”
“Iya lah, ayo dong buruan!”
“Eh, slow aja lagi, napsu amet sih elu.”
“Baru tahu yah, napsu gua emang tinggi.”
“Napsu yang mana nih?” Ayu sepertinya memancingku.
“Napsu makan dong, gua kan belum sempat makan siang!”

Aku sempat emosi juga rasanya, sepertinya ia tidak tahu aku ini orang yang sangat menghargai waktu, terutama jam makan siang, soalnya aku sambil makan dapat sekaligus main internet di tempat kerjaku, karena saat itu pasti bosku pergi makan keluar, jadi aku bebas surfing di internet, gratis lagi.

“Yah udah, gua cuma mau bilang bisa enggak elu ke apartment gua sore ini abis pulang kerja, soalnya gua pengen ngobrol banyak sama elu.”
Aku tidak habis pikir, nih orang kenapa tidak bilang kemarin saja.
Lalu kataku, “Kenapa enggak kemarin aja bilangnya?”
“Karena gua mau kasih surprise buat elu.” katanya manja.
“Ala, gitu aja pake surprise segala, yah udah entar gua ke tempat elu, kira-kira jam 6, alamat elu di mana?”
Lalu Ayu bilang, “Nih catet yah, apartment XX (edited), lantai XX (edited), pintu no. XX (edited), jangan lupa yah!””Oke deh, tunggu aja nanti, bye!”
“Bye-bye Ton.”

Setelah telepon terputus, lalu aku mulai membayangkan apa yang akan dibicarakan, lalu pikiran nakalku mulai bekerja. Apa bisa aku menyentuhnya nanti, tetapi langsung aku berpikir tentang pamanku, bagaimana kalau nanti ketahuan, pasti tidak enak dengan pamanku. Lalu aku pun mulai tenggelam dalam kesibukan pekerjaanku.

Tidak lama pun waktu sudah menunjukkan pukul 17.00, sudah waktunya nih, pikirku. Lalu aku pun mulai mengendarai motorku ke tempatnya. Lumayan dekat dari tempat kerjaku di Roxymas. Sesampainya di sana, aku pun langsung menaiki lift ke lantai yang diberitahukan. Begitu sampai di lantai tersebut, aku pun langsung melihatnya sedang membuka pintu ruanganya.
Langsung saja kutepuk pundaknya, “Hai, baru sampe yah, Yu..”
Ayu tersentak kaget, “Wah gua kira siapa, pake tepuk segala.”
“Elu khan kasih surprise buat gua, jadi gua juga mesti kasih surprise juga buat elu.”
Lalu ia mencubit lenganku, “Nakal elu yah, awas nanti!”
Kujawab saja, “Siapa takut, emang gua pikirin!”
“Ayo masuk Ton, santai aja, anggap aja rumah sendiri.” katanya setelah pintunya terbuka.

Ketika aku masuk, aku langsung terpana dengan apa yang ada di dalamnya, kulihat temboknya berbeda dengan tembok rumah orang-orang pada umumnya, temboknya dilukis dengan gambar-gambar pemandangan di luar negeri. Dia sepertinya orang yang berjiwa seniman, pikirku. Tapi hebat juga kalau cuma kerja sebagai sekretaris mampu menyewa apartment. Jangan-jangan ini cewek simpanan, pikirku.

Sambil aku berkeliling, Ayu berkata, “Mau minum apa Ton?”
“Apa saja lah, asal bukan racun.” kataku bercanda.
“Oh, kalau gitu nanti saya campurin obat tidur deh.” kata Ayu sambil tertawa.
Sementara ia sedang membuat minuman, mataku secara tidak sengaja tertuju pada rak VCD-nya, ketika kulihat satu persatu, ternyata lebih banyak film yang berbau porno. Aku tidak sadar ketika ia sudah kembali, tahu-tahu ia nyeletuk, “Ton, kalo elu mau nonton, setel aja langsung..!”

Aku tersentak ketika ia ngomong seperti itu, lalu kubilang, “Apa gua enggak salah denger nih..?”
Lalu katanya, “Kalo elu merasa salah denger, yah gua setelin aja sekarang deh..!”
Lalu ia pun mengambil sembarang film kemudian disetelnya. Wah, gila juga nih cewek, pikirku, apa ia tidak tahu kalau aku ini laki-laki, baru kenal sehari saja, sudah seberani ini.

“Duduk sini Ton, jangan bengong aja, khan udah gua bilang anggap aja rumah sendiri..!” kata Ayu sambil menepuk sofa menyuruhku duduk.
Kemudian aku pun duduk dan nonton di sampingnya, agak lama kami terdiam menyaksikan film panas itu, sampai akhirnya aku pun buka mulut, “Eh Yu, tadi di telpon elu bilang mau ngomong sesuatu, apa sih yang mau elu ngomongin..?”
Ayu tidak langsung ngomong, tapi ia kemudian menggenggam jemariku, aku tidak menyangka akan tindakannya itu, tapi aku pun tidak berusaha untuk melepaskannya.

Agak lama kemudian baru ia ngomong, pelan sekali, “Elu tau Ton, sejak kemarin bertemu, kayaknya gua merasa pengen menatap elu terus, ngobrol terus. Ton, gua suka sama elu.”
“Tapi khan kemarin elu dikenalkan ke Paman gua, apa elu enggak merasa kalo elu itu dijodohin ke Paman gua, apa elu enggak lihat reaksi Paman gua ke elu..?”
“Iya, tapi gua enggak mau dijodohin sama Paman elu, soalnya umurnya aja beda jauh, gua pikir-pikir, kenapa hari itu bukannya elu aja yang dijodohin ke gua..?” kata Ayu sambil mendesah.

Aku pun menjawab, “Gua sebenarnya juga suka sama elu, tapi gua enggak enak sama Paman gua, entar dikiranya gua kurang ajar sama yang lebih tua.”
Ayu diam saja, demikian juga aku, sementara itu film semakin bertambah panas, tapi Ayu tidak melepaskan genggamannya. Lalu secara tidak sadar otak pornoku mulai bekerja, soalnya kupikir sekarang kan tidak ada orang lain ini. Lalu mulai kuusap-usap tangannya, lalu ia menoleh padaku, kutatap matanya dalam-dalam, sambil berkata dengan pelan, “Ayu, gua cinta elu.”

Ia tidak menjawab, tapi memejamkan matanya. Kupikir ini saatnya, lalu pelan-pelan kukecup bibirnya sambil lidahku menerobos bertemu lidahnya. Ayu pun lalu membalasnya sambil memelukku erat-erat. Tanganku tidak tinggal diam berusaha untuk meraba-raba buah dadanya, ternyata agak besar juga, walaupun tidak sebesar punyanya bintang film porno. Ayu menggeliat seperti cacing kepanasan, mendesah-desah menikmati rangsangan yang diterima pada buah dadanya.

Kemudian aku berusaha membuka satu persatu kancing bajunya, lalu kuremas-remas payudara yang masih terbungkus BRA itu.
“Aaahh, buka aja BH-nya Ton, cepat.., oohh..!”
Kucari-cari pengaitnya di belakang, lalu kubuka. Wah, ternyata lumayan juga, masih padat dan kencang, walaupun tidak begitu besar. Langsung kusedot-sedot putingnya seperti anak bayi kehausan.

“Esshh.. ouwww.. aduhh.. Ton.. nikmat sekali lidahmu.., teruss..!”
Setelah bosan dengan payudaranya, lalu kubuka seluruh pakaiannya sampai bugil total. Ia juga tidak mau kalah, lalu melepaskan semua yang kukenakan. Untuk sesaat kami saling berpandangan mengagumi keindahan masing-masing. Lalu ia menarik tanganku menuju ke kamarnya, tapi aku melepaskan pegangannya lalu menggendongnya dengan kedua tanganku.
“Aouww Ton, kamu romantis sekali..!” katanya sambil kedua tangannya menggelayut manja melingkari leherku.

Kemudian kuletakkan Ayu pelan-pelan di atas ranjangnya, lalu aku menindih tubuhnya dari atas, untuk sesaat mulut kami saling pagut memagut dengan mesranya sambil berpelukan erat. Lalu mulutku mulai turun ke buah dadanya, kujilat-jilat dengan lembut, Ayu mendesah-desah nikmat. Tidak lama aku bermain di dadanya, mulutku pelan-pelan mulai menjilati turun ke perutnya, Ayu menggeliat kegelian.

“Aduh Ton, elu ngerjain gua yah, awas elu nanti..!”
“Tapi elu suka khan? Geli-geli nikmat..!”
“Udah ah, jilati aja memek gua Ton..!”
“Oke boss.., siap laksanakan perintah..!”

Langsung saja kubuka paha lebar-lebar, tanpa menunggu lagi langsung saja kujilat-jilat klitorisnya yang sebesar kacang kedele. Ayu menggoyang-goyangkan pinggulnya dengan liar seakan-akan tidak mau kalah dengan permainan lidahku ini.
“Oohh esshh aaouuw uuhh teeruss.., lebih dalemm, oohh.. nikmat sekali..!”
Agak lama juga aku bermain di klitorisnya sampai-sampai terlihat banjir di sekitar vaginanya.

“Ton, masukkin aja titit elu ke lobang gua, gua udah enggak tahan lagi..!”
Dengan segera kuposisikan diriku untuk menembus kemaluannya, tapi ketika kutekan ujung penisku, ternyata tidak mau masuk. Aku baru tahu ternyata dia masih perawan.
“Ayu, apa elu tidak menyesal perawan elu gua tembus..?”
“Ton, gua rela kalau elu yang ngambil perawan gua, bagi gua di dunia ini cuma ada kita berdua aja.”

Tanpa ragu-ragu lagi langsung kutusuk penisku dengan kuat, rasanya seperti ada sesuatu yang robek, mungkin itu perawannya, pikirku.
“Aduh sakit Ton, tahan dulu..!” katanya menahan sakit.
Aku pun diam sejenak, lalu kucium mulutnya untuk meredakan rasa sakitnya. Beberapa menit kemudian ia terangsang lagi, lalu tanpa buang waktu lagi kutekan pantatku sehingga batang kemaluanku masuk semuanya ke dalam lubangnya.

“Pelan-pelan Ton, masih sakit nih..!” katanya meringis.
Kugoyangkan pinggulku pelan-pelan, lama kelamaan kulihat dia mulai terangsang lagi. Lalu gerakanku mulai kupercepat sambil menyedot-nyedot puting susunya. Kulihat Ayu sangat menikmati sekali permainan ini.

Tidak lama kemudian ia mengejang, “Ton, aa.. akuu.. mau keluarr.., teruss.. terus.., aahh..!”
Aku pun mulai merasakan hal yang sama, “Yu, aku juga mau keluar, di dalam atau di luar..?”
“Keluarin di dalem aja Sayang.. ohh.. aahh..!” katanya sambil kedua pahanya mulai dijepitkan pada pinggangku dan terus menggoyangkan pantatnya.

Tiba-tiba dia menjerit histeris, “Oohh.. sshh.. sshh.. sshh..”
Ternyata dia sudah keluar, aku terus menggenjot pantatku semakin cepat dan keras hingga menyentuh ke dasar liang senggamanya.
“Sshh.. aahh..” dan, “Aagghh.. crett.. crett.. creet..!”
Kutekan pantatku hingga batang kejantananku menempel ke dasar liang kenikmatannya, dan keluarlah spermaku ke dalam liang surganya.

Saat terakhir air maniku keluar, aku pun merasa lemas. Walaupun dalam keadaan lemas, tidak kucabut batang kemaluanku dari liangnya, melainkan menaikkan lagi kedua pahanya hingga dengan jelas aku dapat melihat bagaimana rudalku masuk ke dalam sarangnya yang dikelilingi oleh bulu kemaluannya yang menggoda. Kubelai bulu-bulu itu sambil sesekali menyentuh klitorisnya.
“Sshh.. aahh..!” hanya desisan saja yang menjadi jawaban atas perlakuanku itu.

Setelah itu kami berdua sama-sama lemas. Kami saling berpelukan selama kira-kira satu jam sambil meraba-raba.
Lalu ia berkata kepadaku, “Ton, mudah-mudahan kita bisa bersatu seperti ini Ton, gua sangat sayang pada elu.”
Aku diam sejenak, lalu kubilang begini, “Gua juga sayang elu, tapi elu mesti janji tidak boleh meladeni paman gua kalo dia nyari-nyari elu.”
“Oke boss, siap laksanakan perintah..!” katanya sambil memelukku lebih erat.

Sejak saat itu, kami menjadi sangat lengket, tiap malam minggu selalu kami bertingkah seperti suami istri. Tidak hanya di apartmentnya, kadang aku datang ke tempat kerjanya dan melakukannya bersama di WC, tentu saja setelah semua orang sudah pulang. Kadang ia juga ke tempat kerjaku untuk minta jatahnya. Katanya pamanku sudah tidak pernah mencarinya lagi, soalnya tiap kali Ayu ditelpon, yang menjawabnya adalah mesin penjawabnya, lalu tak pernah dibalas Ayu, mungkin akhirnya pamanku jadi bosan sendiri.

Aku dan ia sering jalan-jalan ke Mal-Mal, untungnya tidak pernah bertemu dengan pamanku itu. Sampai saat ini aku masih jalan bersama, tapi ketika kutanya sampai kapan mau begini, ia tidak menjawabnya. Aku ingin sekali menikahinya, tapi sepertinya ia bukan tipe cewek yang ingin punya keluarga. Tapi lama-lama kupikir, tidak apalah, yang penting aku dapat enaknya juga.

Lihat Juga :  Mantan Pacar SMP Ku Akhirnya Kutiduri

Tamat

Incoming search terms:

Mujur Sehari Dapatkan Perawan dan Vagina Ibunya

$
0
0

Mujur Sehari Dapatkan Perawan dan Vagina Ibunya – Masih ingat sama saya ? Nama saya Vito, 35 tahun, saya yang beberapa waktu lalu bercerita tentang hubungan saya dengan kakak beradik Mirna dan Rere. Sekarang saya sudah tidak pernah bertemu mereka lagi, karena sehubungan dengan Andre -suami Mirna- yang dipindah tugaskan ke Jawa Timur, beserta keluarganya tentu saja. Kepindahan Mirna, sekitar 2 bulan lalu itu, tentu saja membawa dampak yang kurang baik bagi saya.

Bagaimana Tidak ? selama hampir 5 bulan hubungan kami, saya mendapatkan pengalaman sex yang amat sangat indah dan hebat. Sekarang ? Ya,… saya terpaksa bertugas lagi dengan Jenny, istri saya.

Tapi, saya punya pengalaman unik lagi. Berawal dari hobby saya berenang, kira-kira 3 minggu yang lalu, saya memulai hubungan lagi dengan seorang ibu rumah tangga, kali ini beserta putrinya yang masih kelas 2 SMP. Ceritanya begini,…

Waktu itu saya berenang di kolam renang milik sebuah Country Club, dimana saya tercatat sebagai membernya. Saat itu sudah amat sore, sekitar pukul 5. Saya baru saja naik ke pinggir kolam renang untuk handukkan. Saya melihat ada seorang gadis mungil bersama anak perempuan kecil, gadis itu kira-kira berusia antara 14-15 tahun.

Karena gadis itu berdiri tidak jauh dari saya, saya liatin aja dia. Untuk usia segitu, badannya bolah dibilang bagus, wajah manis, kulit putih bersih, rambut panjang, swimsuit yang benar-benar sexy dan sekilas saya lihat bibir dan dadanya yang menantang sekali. Setelah saya perhatikan baik-baik, tiba-tiba ?adik kecil? saya bangun, bagaimana tidak,… ternyata dia tidak mengenakan celana dalam. Hal ini nyata sekali dari belahan vaginanya yang tercetak di baju renangnya itu.

Eh,…ngak disangka-sangka, si anak kecil (yang ternyata adiknya), menghampiri saya, lalu dia bilang ?Om, mau main bola sama Grisa gak ??
?Eh,… mmh,… boleh,… kamu sama kakakmu ya ?? tanya saya gugup.

Iya,… itu kakak !? katanya sambil menunjuk kakaknya. Lalu saya hampiri dia dan kami berkenalan. Ternyata, gadis manis itu bernama Revi, dan juga, dia baru kelas 2 SMP. ?Mmh, Revi cuma berdua sama Grisa ?? tanya saya mencoba untuk menghangatkan suasana.

Nggak Om, kami sama mami. Mami lagi senam BL di Gym diatas!? kata Revi sambil menunjuk atas gedung Country Club. ?Ooo,… sama maminya, toh? kata saya,?Papi kamu ndak ikut Rev ??

Nggak, Papi kan kalo pulang malem banget, yaa,… jam-jam 2-an gitu deh. Berangkatnya pagiii bener? katanya lucu.
Saya tersenyum sambil memutar otak untuk dapat berkenalan sama maminya, ?Mmh, mami kamu bawa mobil Rev ? kalo ndak bawa, nanti pulang sama Om saja, mau ndak ? Sekalian Om kenalan sama mami kamu, boleh kan ??

Boleh-boleh aja sih Om. Tapi, rencananya, habis dari sini, mau ke Mall sebentar. Grisa katanya mau makan McD.?? O,.. ya udah ndak apa-apa. Om boleh ikut kan ? Nanti pulangnya Om anterin? Tapi yang menjawab si kecil Grisa, ? Boleh,… Om boleh ikut,….”

Sekitar ½ jam kami mengobrol, mami mereka datang. Dan ternyata, orangnya cantik banget. Tinggi dan postur tubuhnya benar-benar mengingatkan saya pada Mirna, mirip abis. Buah dada yang besar dan ranum, leher dan kulit yang putih,… pokoknya mirip.

Singkat cerita, kami pun berkenalan. Revi dan Grisa berebut bercerita tentang awal kami semua berkenalan, dan mami mereka mendengarkan sambil tersenyum-senyum, sesekali melirik ke saya. Nama mami mereka Imel, umurnya sudah 29 tahun, tapi bodinya,… 20 tahun.

Ngobrol punya ngobrol, ternyata Imel dan suaminya sedang pisah ranjang. Saya dalam hati berkata, wah,… kesempatan nih. Makanya setelah makan dari Mall, saya memberanikan diri untuk mengantarkan mereka ke rumah, dan ternyata Imel tidak berkeberatan. Setelah sampai di rumahnya di bilangan Cilandak, saya dipersilahkan masuk, langsung ke ruang keluarganya.

Waktu itu sudah hampir jam 8 malam. Grisa yang sepertinya capek sekali, langsung tidur. Tapi saya, Imel dan Revi ngobrol-ngobrol di sofa depan TV. Mel, suamimu sebenarnya kerja dimana??, tanya saya.

Anu mas,… dia kontaraktor di sebuah perusahaan penambangan gitu,? jawab Imel ogah-ogahan.

Iya Om, jangan nanya-nanya Papi. Mami suka sebel kalo ditanya tentang dia,? timpal Revi, yang memang kelihatan banget kalo dia deket sama maminya. Mendengar Revi bicara seperti itu, Imel agak kaget, ?Revi, nggak boleh bicara gitu soal Papi, tapi bener mas, aku ngak suka kalo ditanya soal suamiku itu”.

Iya deh, aku nggak nanya-nanya lagi,…? kata saya sambil tersenyum. Eh Iya,… Mas Vito mau minum apa ?? tanya Imel sembari bangkit dari sofa, Kopi mau ?

Eh,… iya deh boleh,… jawab saya.Tak lama kemudian Imel datang sambil membawa 2 cangkir kopi. Ini kopinya,… katanya sambil tersenyum. Revi yang sedang nonton TV, dengan mimik berharap tiba-tiba berkata, Om, malem ini nginep di sini mau ya ? bolehkan mam ?? Imel yang ditanya, menjawab dengan gugup, Eh,… mmh,… boleh-boleh aja,… tapi emangnya Om Vito mau ?? Merasa dapat durian runtuh, saya menjawab sekenanya, Yah,… mau sih,…

Singkat cerita, waktu sudah menunjukkan jam ½ 12 malam ketika Imel berdiri dari sofa dan berkata, Mas Vito,aku mau ganti baju tidur dulu ya ??

Eh, iya,…jawab saya, kamu ndak tidur Rev, kan besok sekolah ???Mmh, belom ngantuk,… ? jawabnya lucu.Tak lama kemudian, Imel datang lagi ke ruang TV dengan mengenakan busana tidurnya yang tipis sekali. Di dalamnya dia hanya memakai celana dalam jenis G-string dan Bra tanpa tali. Revi yang sedang tidur-tiduran di karpet terbelalak kaget melihat maminya memakai baju se-sexy itu.

Ya ampun,… mami,… bajunya itu lho, gak sopan banget.?
Gak papa Rev, mami udah lama nggak pake baju ini. Sekalian nyobain lagi, kata Imel sambil tersenyum ke arah saya, ?Om Vito aja nggak keberatan, masa kamu keberatan sih ??

Saya yang masih terkagum-kagum dengan kemulusan body Imel, tidak bisa bicara apa-apa lagi.? Rev? kamu tidur sana, sudah malam. Besok terlambat sekolah,… mami masih mau ngobrol sama Om Vito,… sana tidur!? kata Imel.

Saya yang memang sudah pingin sekali mencoba tubuh Imel, juga ikut-ikutan ngomong, Iya, Rev besok telat masuk sekolahnya,… kamu tidur duluan sana. Revi sepertinya kesal sekali di suruh tidur, Aaahh,… mami nih. Orang masih mau ngobrol sama Om Vito kok,… tapi dia masuk juga ke kamarnya.

Setelah ditinggal Revi, saya mulai melakukan agresi militer. Mel, kok kamu pake baju kaya gitu sih ? kamu tidak malu apa sama aku, kita kan baru kenal. Belum ada 1 hari,… kamu ndak takut apa kalo? aku apa-apain ?…

Mas, aku memang sudah lama nggak pake baju ini. Kalaupun toh pake, suamiku sudah nggak peduli lagi kok sama aku. Dia lebih memilih sekretarisnya itu,? kata Imel dengan mimik muka sedih.

Berarti suami mu itu tolol. Dia nggak liat apa, kalo istrinya ini punya badan yang bagus, kulitnya putih, bibirnya tipis,… wah, kalo aku jadi suamimu, thak perem kamu ndak boleh keluar kamar,? kata saya bercanda.

Giselle+Gisel+Grasella+6
Dan lagi kamu punya itu? mengkel banget,… Si Imel menatap saya dengan wajah lugu, Itu apa mas ???Mmh, boleh aku jujur tidak ???Boleh,… ngomong aja ??Anu,… payudaramu itu lho,… mengkel banget, dan lagi aku yakin kalo anumu pasti seukuran satu sendok makan? kata saya sambil melakukan penetrasi dengan mengelus pahanya. Ooo,… ini,? kata Imel sambil memegang buah dadanya sendiri, Mas Vito mau ? terus apaku yang seukuran…?Belum selesai Imel berbicara, langsung saja aku potong dengan memegang dan mengelus kemaluannya, Ini,.. mu,… buka dong bajumu !? kata saya asal.

Imel yang sepertinya sudah setengah jalan, langsung melepas kain tipis yang menutupi tubuhnya. Sambil mengulum bibirnya yang tipis dan hangat, saya langsung membuka bra-nya. Imel dengan gerakan spontan yang halus sekali, membiarkan celana dalamnya saya lucuti. Mas, aku sudah telanjang. Sekarang gantian ya,…? kata Imel tanpa memberi saya kesempatan bicara, Imel langsung melepas baju dan celana serta celana dalam saya, akibatnya dia shock setengah mati melihat batangan saya yang sudah terkenal itu. Hebatnya lagi, dia tanpa minta ijin, langsung jongkok di bawah saya dan mengulum si adik dengan beringas.

Sekitar 5 menit kemudian, dia berdiri dan menyuruh saya untuk menjilati bibir vertikalnya. Imel kelojotan setengah mati, ketika lidah saya menyapu dengan kasar klitorisnya.

Imel saya suruh terlentang di karpet dan membuka kakinya,Veggynya yang sudah basah itu, saya hajar dengan gerakan tajam dan teratur. Sambil terus menyerang, saya meremas buah dadanya yang besar, dan menghisap lidahnya dalam-dalam ke mulut saya. Sekitar 10 menit kami melakukan gaya itu, kemudian dia berdiri dan membelakangi saya dengan posisi menungging dan berpegangan di meja komputer didepannya, dia membuat jalan masuk dengan menggunakan kedua jarinya.

Langsung saya pegang pantatnya dan saya tusuk dia perlahan-lahan sebelum gerakan makin cepat karena licinnya liang surga itu. Tak lama kemudian, Imel bergetar hebat sekali,… dia orgasme, tapi cairan sperma saya belum juga mau keluar. Saya percepat gerakan saya, dan tidak memperdulikan erangan dan desahan Imel, dalam hati saya berkata, dia enak sudah klimaks, aku kan belum. Tak lama kemudian saya sudah ndak tahan. Saya tanya : Mel, aku mau keluar,… dimana nih ??Di tengah cucuran keringat yang amat banyak, Imel mendesah sambil berpaling ke arah saya, ?Di dalam aja mas ! biar lengkap ?Benar saja, akhirnya cairan saya, saya semprotkan semua di dalam liang vaginanya. Banyak sekali, kental dan lengket.

Setelah itu, kami duduk di sofa sambil dia saya suruh menjilati Mr. Penny saya. Hisapan Imel tetap tidak berubah, tetap penuh gairah, walaupun bibirnya terkadang lengket di kepala Mr. Penny saya.

Sekitar 5 menit, Imel menikmati si vladimir, sebelum dia akhirnya melepaskan hisapannya dan bangun. Mas, aku ke kamar mandi dulu ya,? katanya, Aku mau nyuci ini dulu,? sambil dia mengelus vaginanya sendiri. Ya,… jangan lama-lama,… ? kata saya. Karena sendirian, saya kocok saja sendiri batangan saya. Tiba-tiba si Revi keluar kamar,… dia berdiri di depan pintu kamarnya sambil memperhatikan saya.

Giselle+Gisel+Grasella+1
Saya kaget sekali.?Loh, Rev… kamu belum tidur ?? tanya saya setengah panik. Belum. Jawabnya singkat. Lalu dia berjalan ke arah saya, sementara saya berusaha menutupi Mr. Penny saya dengan bantal sofa. Om, tadi ngapain sama mami ?? tanyanya lagi. Eh,… anu,… Om sama mami lagi… ? belum selesai saya menjelaskan, Imel masuk ke ruang TV.

Dia kaget sekali melihat Revi ada di situ. Sambil tangan kanannya menutupi vaginanya dan tangan kirinya menyilang menutupi buah dadanya yang ranum (tidak semua tertutupi sih…),Imel berkata, Rev kamu ngapain, kok belum tidur ?? Revi berpaling menghadap Maminya, Aku nggak bisa tidur, Mami tadi berisik banget. Ngapain sih sama Om Vito ?? Akhirnya saya menjelaskan, setelah sebelumnya menyuruh Imel duduk di samping saya, dan Revi saya suruh duduk di karpet, menghadap kami. Revi, kamu kan tahu, Papi sama Mamimu sudah pisah ranjang selama hampir 4 bulan.

Sebenarnya Om sama Mami sedang melakukan kegiatan yang sering dilakukan sama Mami dan Papimu setiap malam. Om dan istri Om juga sering melakukan ini,? kata saya sambil melirik Imel yang terlihat sudah agak santai. ? Tapi karena sekarang ndak ada Papi, Mami minta tolong Om Vito untuk melakukan hal itu.? Revi terlihat sedikit bingung, Hal itu hal apa Om ??Di sini, Imel mencoba menjelaskan, Rev, Mami jangan disalahin ya,…Revi sayang Mami kan ??Revi tersenyum, Iya lah, mi. Revi saayyaaaang banget sama Mami. Tapi Revi mau tahu, Mami sama Om Vito ngapain ??

Saya tersenyum sendiri mendengar rasa ingin tahu Revi yang cukup besar, Om Vito sama Mami lagi making love. Kamu tahu artinya kan ???Mmh,… iya dikit-dikit. Jelasin semua dong Om,… Revi mau lihat,? jawab Revi.Wah,… kaget sekali mendengar Revi bicara begitu. Lalu saya melirik Imel, dan Imel mengangguk mengerti. ?Revi beneran mau lihat Mami sama Om Vito making love ?? tanya Imel. Revi menjawab dengan polos, Iya mau. Dan kalau Om Vito mau ngajarin, Revi juga mau diajarin,… biar bisa?. Saya beneran seperti ketiban durian runtuh, ?Mmhh, tanya Mami ya ?! soalnya Om tidak bisa ngajarin, kalo Mamimu tidak ngijinin,… Om sih mau aja ngajarin.? Revi merajuk, merayu Maminya, Mi, boleh ya ??Imel ragu-ragu menjawab, Kamu lihat aja dulu deh ya ?!?Sambil tersenyum Revi menjawab, Iya deh,…, senang sekali ia.

Setelah itu, Revi saya suruh mundur beberapa langkah, dia masih duduk dan memperhatikan dengan serius, ketika saya memamerkan batangan besar saya. Dan Revi hanya bisa melongo ketika saya mengulum bibir Maminya sambil mengelus-elus vagina yang tanpa bulu itu. Tak lama kemudian, Imel saya suruh untuk melakukan pekerjaan menghisap lagi. Sambil Imel disibukkan dengan pekerjaannya itu, saya menyuruh Revi untuk duduk mendekat disamping saya.? Lihat Rev, Mami seneng banget kan ?? kata saya.

Sementara Imel melirik kami sambil terus menjilati Mr. Penny saya. Revi sudah pernah ciuman belom ?? tanya saya. Belum Om.??Mau Om ajarin ndak ?? tanya saya lagi sambil melingkarkan tangan saya di lehernya. Mau !? jawabnya singkat. Ya sudah,… Revi ikutin Om aja ya,… apa yang Om Vito lakukan, diikutin ya ?!?

Belum sempat Revi menjawab, saya langsung saja mengulum bibirnya, tegang sekali si Revi. Ketika saya menarik lidah saya dengan lembut di dalam mulutnya, Revi terasa berusaha mengikuti, walaupun dengan gerakan yang tidak beraturan.

Giselle+Gisel+Grasella+3
Imel terus menghisap batangan saya, ketika saya melucuti tubuh anaknya yang putih bersih dan mulus itu. Buah dada Revi memang belum begitu besar, tapi untuk ukuran anak kelas 2 SMP, sudah cukup ranum. Puting susunya masih berwarna merah muda dan ketika saya memilin-milinnya, si Revi bergelinjang kegelian. Tak lama kemudian, Imel berlutut di depan saya dan membantu Revi melepas celana dalamnya yang berwarna hijau muda. Revi menurut aja ya sama Om Vito ?kata Imel. Sementara saya meremas-remas toketnya, Imel menyuruh Revi untuk menggenggam batang Mr. Penny saya. Rev, sekarang kamu jongkok disini ya ? kata Imel, Kamu hisap Mr. Pennynya Om Vito, seperti Mami tadi.

Jangan dihisap terus, nanti kamu kehabisan nafas, ? Imel tersenyum sayang kepada Revi, Kadang di lepas, terus di jilat-jilat. Pokoknya kayak Mami tadi. Bisa kan ??Revi menjawab singkat, Bisa, mam. Saya mengarahkan si adik ke mulut Revi, sambil mengelus rambutnya yang hitam legam.

Pelan-pelan Rev, jangan ditelan semuanya ya !? Revi tersenyum. Imel memperhatikan cara Revi menghisap, kadang dia memberikan instruksi.

Lihat Juga :  DEMI UANG AKU JUAL PERAWANKU

Tak lama setelah itu, saya menyuruh Revi berdiri. Saya tersenyum memandang vaginanya yang masih rapat, tampak bulu-bulu halus menghiasi lubang sempit yang berwarna putih kemerahan itu. Terus terang saya tidak tega untuk menembusnya. Ya sudah, saya ciumi dan jilati saja Veggy muda itu. Revi benar-benar kegelian. Akhirnya, Imel menyuruh Revi istirahat.

Pekerjaannya dilanjutkan oleh Imel. Tanpa berbasa-basi, Imel langsung menduduki Mr. Penny saya, dan mulai melakukan gerak maju mundur, nikmat sekali. Sambil Imel terus mengerjai Mr. Penny saya, saya meremas-remas toketnya. Setelah itu, kami pindah tempat. Saya berbaring di karpet, dengan Imel masih menduduki si adik, kali ini dia membelakangi saya. Revi yang hanya diam melihat aksi kami, saya suruh mendekat ke arah saya. Saya menyuruh dia untuk jongkok, dengan posisi Veggynya di mulut saya. Sambil saya remas pantatnya, saya tembus liang sempit itu dengan lidah, terkadang, saya sapu dengan jari, sampai akhirnya, setengah jari tengah saya, masuk ke Veggynya dan direspon dengan gerakan yang sangat liar. Revi mulai mendesah tidak karuan, sementara pada saat bersamaan, Maminya mendesah keenakkan.

Saya mulai serius menanggapi Imel. Revi saya suruh menyingkir. Setelah itu, saya membalik tubuh Imel, sekarang dia yang dibawah. Saya lebarkan kakinya dan saya tusuk dengan tajam dan tanpa ampun. Kali ini, Imel bertahan cukup lama, dia sudah mulai terbiasa dengan tusukan-tusukan saya. Akhirnya Imel tidak tahan juga, begitu juga saya. Dia orgasme, berbarengan dengan saya yang kembali memuntahkan sperma ke dalam liang kemaluannya. Setelah melepas si vladimir, Revi saya suruh menjilatinya.?Mmmhhh,….. Om… kok asin sih rasanya ?? protes Revi. Imel sambil terengah-engah menjawab, Memang gitu rasa sperma. Tapi enak kan ? Mami bagi dong ?!? Saya senyum-senyum saja melihat anak beranak itu berebut menjilati Mr. Penny saya.

Pada saat itu, saya teringat Vina (anak Mirna) yang selalu senang dan tertawa ketika melihat ibu dan tantenya berebutan Mr. Penny dan menjilati sisa sperma di ujungnya. Begitu juga Imel dan anaknya, Revi, yang seperti mengagungkan batangan saya. Saya memegang kepala ibu dan anak itu, dan dengan maksud bercanda, kadang saya buat gerakan yang memaksa mereka harus berciuman dan menempelkan lidah masing-masing. Mereka tertawa dan tersenyum ceria, tanpa beban.

Giselle+Gisel+Grasella+5
Sekali dua kali, kami masih sering bersenggama bertiga. Tapi sekali tempo, saya hanya berdua saja dengan Revi, yang benar-benar telah merelakan keperawanannya saya ambil. Tapi kalau dengan Imel,… wow, jangan ditanya berapa kali, kami sering janjian di sebuah restoran di PIM, dan Grisa, anak bungsu Imel, selalu diajak.

Pernah suatu saat, ketika saya dan Imel sedang ?perang alat kelamin? di kamar mandi rumahnya (tanpa menutup pintu), Grisa tiba-tiba masuk dan menonton dengan bingung adegan saya dan Maminya yang sedang nungging di bathtub. Dia bertanya kepada Maminya (walaupun tidak dijawab, karena sedang sibuk Mami diapain Om Vito, kok teriak-teriak ?? katanya. Dan dia pun ikut menyaksikan kakaknya, yang saya senggamai di ruang TV, di samping Maminya yang telanjang bulat, dengan sperma di buah dadanya yang besar itu (bila saya buang di luar, dia tidak mau membersihkan sendiri, selalu menyuruh Revi untuk menjilatinya).

Kami masih sering melakukan itu sampai sekarang. Untuk yang satu ini, saya tidak mau berbagi rezeki dengan teman kantor saya, tidak seperti sewaktu dengan Mirna dan Rere.

Tamat

Incoming search terms:

Aku Dapat Perawan Bidan Cantik Buaaangeeet

$
0
0

Aku Dapat Perawan Bidan Cantik Buaaangeeet – Perkenalkan nama aku tony lengkapnya tony azuar,temen2 akrab ku biasa memanggil nama aku dengan panggilan tony, umur aku sekarang baru 20 tahun, saat ini aku masih duduk di bangku perkuliahan dan sekarang baru menginjak semester ke tiga(3) pada suatu hari pas mau perjalanan pulang dari kampus.

Aku tak sengaja melintas di depan rumah bu bidan yg berada di jalan Gatot sukoco’ pada malam itu waktu menunjukkan baru jam 21.00 malam, sekilas aku melihat ada bu bidan yang cantik itu’ dia sedang melayani pasiannya didalam ruangan kerjanya , aku pikir usianya baru di atas umurku sedikit paling 23 an sih,kiranya dia juga baru lulus dari ilmu kebidanan D3 Deplomatika’’,

Rambutnya yang panjang hitam terurai lurus tubuhnya yg begitu mungil dan montok pantatnya yg seksi dengan belah dadanya yg besar sedang membungkuk sehinggan sedikit terlihat gundukan2 besar yg agak tembus/trasparan dari baju Tidurnya yg ketat itu yg berwarna putih,sedikit samar samar sih tapi nampak jelas kalo buah dadanya itu sangat besar dan kulitnya yang putih mulus langsat itu.

Ditambah senyumannya yg manis, membuat hatiku tak kuasa membayangkan betapa nikmatnya kalau bu bidan itu aku setubuhi, aku pun langsung menyetop motorku diam diam aku berdiri di depan rumah bu bidan sambil memandanginya ,sebenernya dia uda tau sih tapi dianya pura pura gak tau karna sibuk mengurus pasienya dan tiba tiba dia datang menghampiri aku ,… a a a,..

Aku pun kaget waduh mau kesini lagi tu bidan cantik, di tanya lah aku’(bu bidan): ada apa mas berdiri di depan rumah praktek ku dan kenapa terus terus mandangi ku seperti itu , apa ada yang bisa saya bantu’ (aku): dengan mata melotot memandangi buah dada nya yg besar itu dengan takjub besar sekali semakin mendekat semakin besar,,,.h he he kata benak fikir ku’ aku pun balik jawab sapaannya itu,enggak ada apa apa mbak bidan dg tergesa gesa aku jawab mbak cantik bak bidadari yg di turunkan dr langit’(Bu.bidan) ah bisa aja si mas ini’’ dgn seyuman lembut,,,’ dan karna aku rasa dia baru di atas aku sedikit jadi aku manggilnya mbak, hehehe’

Ini aku mau berkonsultasi sama mbak bidan,.. (bu bidan):ah jangan panggil begitu aku kan punya nama mas… (aku); siapa.? (bu bidan); lihat aja itu di papan nama tulisannya besar gitu masa endak bisa baca’ dengn tersenyum…. (aku);waduh senyumanya , dalam fikirku aku kan sengaja pura pura enggak tau sebenernya aku juga udah tau namanya itu yg jadi mbak bidan namanya mbak Lia panjangnya lia novita sari, biar aja aku kan maunya kenalannya bersalaman… hehehe maunya sih? Tiba tiba dia menyaut tanganku,aku seneng banget telapak tangannya halus sehalus busa sabun,,, terbayang dari fikiran jorok ku gimana ya kalo telapak tangannya di buat ngocok2 penisku…..

1_924458702l

Pasti enak….. hem apalagi vaginanya tuh pasti enak banget kalo di masukin, pasti warna vaginanya putih dan agak kemerah kemerahan/merah jambu, dengan berande ande..hehe aku dengan otak ngeres’;’mbak bidan itu memperkenalkan namanya dengan suara lembut halus, nama aku lia aku di sini baru satu bulan dan sekaligus aku di sini di tugaskan untuk melayani semua masayarakat di desa ini,(aku) o ternyata dia disini lagi praktek dan tugasin dari pusat untuk bertugas masyarakat di kampung ku ini..

Jadi mbak bidan ini emang asalnya dari mana, aku asli dari jakarta;’ Ooo dr jakarta, oh iya td katanya mau konsultasi mau konsultasi apa emangnya’’ ya udah sana masuk dulu katanya mau konsultasi, dan pasienya ibu-ibu yg sedang mengandung itu pun keluar dari rumah prakteknya’ dan dengan sigapnya aku langsung masuk ke ruangan prakteknya ‘’( mbak bidan): silakan duduk ,, (aku):terimakasih mbak (mbak bidan):eh jangan panggil mbak kalo lagi sepi kaya gini aku rasa umur kita tak terpaut jauh dr umur kamu..oh iya,,. Ya udah ayo sekarang mau konsultasi apa… .!waduh lampu ijo nih’’kata ku’’ ini nov? aku memanggil dia dg panggilan nov’ini alat vitalku kog aku rasa tak seperti lelaki laki pada umumnya ,emang itu penisnya kamu kenapa ada kelainan kah . enggak tau nov..

Tapi penisku sedikit mbengkong ke kiri apa bisa nanti kalu udah punya istri apa aku bisa mempunyai keturunan karna penisku yg begitu,, berharap biar di periksa penisku yang udah ngaceng ini atau menegang..(bu.bidan lia menjawab) penis yg seperti itu udah banyak kog tapi udah terbukti penis yg bengkong pun masih bisa mempunyai keturunan tergantung tingkat kesuburannya,,(aku) oh ternyata begitu? setelah berbicara lebar kesana kesitu bla…bla..bla.

Akhirnya yang aku tunggu tunggu ? . sudah sana berbaring di atas tempat tidur biar aku lihat penis kamu ,aku seneng banget, dan aku sesekali bertanya pada novi,novi udah punya cwok (belum) dia dengan tersenyum menjawab ( belum) kenapa emangnya,aku buka ya resleting kamu aku dengan mlongo Ho. Aku diem..dan dia sambil membuka resleting celanaku dikit demi sedikit,aku tanya,novi udah sering iya nanganin yang gini ginian kog keliatanya uda nyante banget aku dengan sedikit becanda menjahilinya,,

Udah resiko kan mas jd bidan cwex, klo ada yg mau konsultasi beginian, tapi baru satu yg minta begini ,,emangnya siapa ,, novi menjawab Cuma kamu mas tony,, aku Ooo,.masa’’iya ,,’’terus pertanyaan mas tadi apa maksutnya,ouh,,.. enggak ada apa apa, masa cwex se cantik kamu blum punya cwok apa jangan jangan kamu uda punya suami kali,,boro boro mas punya suami mikir punya cwok aja gak (jawabnya),, kenapa, dia jawab takut di slingkuhin…? Ooo?aku berfikir lagi padahal baru pertama kali bertemu udah curhat panjang lebar layaknya udah saling kenal deket, aku berfikir enak juga ni novi kalo di jadiin pacar aku’ kliatannya orangnya baik dan setia…..

Aku dengan sigap bertanya mau enggak kalo novi jadi pacar aku, aku pasti akan setia dan sayang selalu sama novi ,,dia tersenyum memandangi ku dngan tangannya yg mau membuka resletingku,, apaan sih baru kenal udah nyatain cinta,, di coba dulu atu novi kalo cocok yuk kita terusin kalo gak cocok kita gak lanjut,hehe, ibarat cinta itu suka itu tidak memandang waktu , tapi cinta ini begitu saja mengalir..

3-781714
Dia tersipu dngn perkataanku tadi. aku sungguh suka kamu,,,, dia lagi2 tersenyum malu sambil keluar menutup pintu rumah prakteknya karna udah sepi’,,,tinggal kita berdua yang ada di dalam dan sampai akhirnya celanaku sudah di buka dan aku lihat dari arah rok mininya yg pendek se paha atasnya yg mulus itu dan roknya yg berwarna putih’ terawang/trasparan jadi keliatan CD nya(celana dalam) terlihat agak ada cairan2 gitu mrembes dari CD nya yg berwarna ping itu,ternyata dia udah masturbasi,,

Aku begitu ngaceng saat melihat Cdnya yg uda basah dgn rayu rayuan ku tadi apalagi dia udah meraba raba penisku yg udah ngaceng pasti dia juga sudah memikirkan yg jorok jorok seperti aku dan aku tau pasti dia juga menginginkan penisku , aku jadi tambah semangat apalagi aku belum pernah ngentot sama sekali paling Cuma onani doang di kamar habis itu udah dan sekarang aku berada di sini di samping cewex yg cantik apalagi bidan pasti pengalamanya udah banyak walau umurnya bru 23,,

Dan ternyata dia juga belum pernah ngentot sama sekali alias masih perawan beruntungnya aku dalam hati berkata..,dan tidak lama kemudian dia membuka celana dalam ku dan dia melolong seakan takjub melihat penisku yg sudah ngaceng di kelilingi otot2 yg besar , dia bertanya padaku,boleh ndak barang kamu ini aku mainkan, boleh asal kamu mau jadi cwex aku, iya aku mau karna kamu juga ganteng kog tony ,aku tersenyum ya udah silahkan jawabku ,dan setelah udah mendapat ijin dari ku,, novi udah tak sabar langsung memegang kepala penisku yg sudah mengkilap dan udah mebesar dari tadi dia mengocok ngocokkan penisku ah.. uh… ah… uh.?

Rintihku ke enakan di kocok kocok dan kemudian aku meminta dia untuk memasukan penisku ke dalam lubang mulutnya yg sexsi itu perlahan lahan penisku mulai di masukkan kedalam liang mulutnya di maju mundurkan,, aku tak kuat menahan permainannya di dalam mulutnya itu ahirnya ku tumpahkan mani pertama ku kedalam mulutnya novi,, dia bilang udah keluar mas iya nov aku sambil mendesih ah..uh…ah..uh…yeh..oyeh,,. habis permainanmu enak banged makasih nov, ah itu belum apa apa dia berkata’ baru permainan mulut belum juga permainan sebenarnya ntar kalu penis kamu udah masuk vagina ku itu baru permainan yg sebenarnya,, aku suka tuh kan dia pengalaman banget dalam hati brkata ok kita lanjut,,,’ .

Dan aku juga meminta kepadanya boleh ndak aku juga minta keperawanan mu ,boleh asal kamu juga bisa setia sama aku untuk selamanya,, iya aku pasti setia dan selalu akan menyayangimu nov ,’lalu aku membuka roknya sekarang lebih jelas CD nya yang udah basah aku memainkan di permukaan CD nya yang halus kliatan sedikit vaginanya di dalam CD nya yg berwarna pink itu dan udah basah ketika dia udah masturbasi pertama tadi dan agak licin aku pegang aku gesek gesekan telapak tanganku ke pusat lubang klistorilnya dia ke enakaan kamu pintar banged mas tanpa aku hiraukan aku terus menggesek gesekan telapak tanganku ke seluruh bagian vagina keperawanannya ahirnya ke dua kalinya ia masturbasi ah ,..ah..erangan yg panjang, enak mas,.. ,

Lalu kubuka semua yg masih nempel di tubuhnya, dan aku pun juga, pakainku di klucuti oleh novi kini kita berdua tanpa sehelai kain pun, aku mulai lagi mengulum bibir merahnya yang sexsi itu dan memainkan kedua puting susunya aku remas remas ke dua susunya yg super besar itu putingnya yg kemerah merahan pink itu dan buah dada yg besar putih mulus sungguh membuat aku semakin liar aku emut pentilnya aku remas2 payudara nya, dan lidah ku mulai liar menuju bawah dari puting ke pinggang dari pinggang ke paha dan aku jilati pahanya dari paha ke kaki dia kegelian ke-enakan sudah setengah tak sadar aku kembali ke atas sedikit yaitu pas berada di vaginanya yg tanpa tumbuh rambut di situ keliatanya sih abis di cukur keliatanya dia juga suka merawat diri yaiyalah dia kan bidan dalam benakku berfikir,,

44e7e66e04c8900ec7efafb2f450b2b8
Oh indah nya surga ini Vagina yg begitu empuk kenyal besar kulit luar vaginanya berwarna putih mulus dan dalam vaginanya berwarna kemerah merahan pink (atau merah jambu)dan kedua pahanya yang putih mulus itu aku renggangkan ke kiri dan ke kanan kini keliatan semua dalam vaginanya aku jilati klistorilnya dia sungguh merangsang ku sodok sodok kan lidahku ke liang vaginanya maju mundur,, ah., uh.. ah,. Uh,. Ah,.

Kumainkan jari tengah ku dan kumasukan ke kedalam vaginanya ku maju mundurkan terasa jari ku basah banged di dalam liang keperawanannya ku cari G-Spot nya tak jauh dari luar vaginanya Cuma bejarak 3-4 centi, saat ku sentuh dengan jari tengahku dan ku mainkan pas pada G-Spot nya novi Merangrang mengglijang tak karuan beberapa kali aku mainkan dan mejilati klistoris dan mengelus elus pas tepat G-Spot nya itu tak lama kemudian novi marstubasi kesekian kalinya ahhhhhhh erang panjang dengan desahan tak beraturan,,,dia bilang jangan siksa aku begini mas tony ‘enak banget,,,ahhhhhhh,uhhhh….,, cepat masukkan penis kamu kedalam vagina aku dan tanpa aku hiraukan dia juga udah ke enakkan dengan permainan tangan ku ini.

Dia tarik penisku dia masukkan penis aku kedalam vaginanya yang sudah bener bener basah penuh cairan maninya itu dikit demi sedikit aku masukkan ternyata masih sempit banged ku ulangi lg dikit demi sedikit aku coba masukkan lagi dia agak merintih sakit tapi karna labidonya itu udah basah banged kini penisku udah tertanam sepenuhnya kedalam vaginanya saat itu di menjerit keras aaaahhhhhhaaaahhhh…..,sakit dan aku rasa ada sesuatu yg mengalir menempel di ujung kepala penisku ternyata itu darah keperawanan novi,’ku cabut sebentar penisku ke luar dia elap penisku yg penuh dengan darah keperawanannya aku juga bersihin vaginanya novi dari darah keperawanannya itu,dan aku bilang ke novi aku sungguh cinta dan sayang kamu nov,, dia juga bilang aku juga.. maaf nov keperawananmu sudah aku ambil ‘’iya enggak apa janji dan pasti yah kalo kamu setia dan sayang novi sampai kapanpun hingga ahir menjemput kita ….

Pasti mas akan selalu setia dan sayang ama novi sampai mati sambil mendekam dan memeluk tubuh novi dan sedikit sedikit aku coba masukkan lagi penis aku yg udah besar ini kini dia berganti posisi dengan bantal aku taruh di bawah pinggulnya dan sedikit di atasnya sedikit demi sedikit aku masukan Mr M ku lagi ke dalam vaginanya kini sudah lebih lancar memasukkannya karna darah keperawanannya dan masturbashi tadi yg mengalir deras jd itu yg membuat aku sedikit lancar mengoyak ke dalam vaginanya kini permainanku yang sesunggunhnya aku maju mundurkan Mr M ku.. ah ,,uh…

1232ubt
Dia mendesah lagi enak banget mas penis kamu aku sungguh nyaman sama kamu ingin selalu di dekat kamu’ dia berbisik di telingaku,, iya sama sama’jawabku’ aku kulum bibirnya yang mungil merah itu sambil meremas remas payu daranya aku me maju mundurkan penis (peli)(mr M)atau (gathel) ke dalam vaginanya yang basah dan licin itu dia merangsang lagi dan mererang lagi ahhh ahhhh ahhh erangan yang panjang? dan aku pun juga mulai ingin keluar cairan maniku,, aku bilang aku mau keluar aku keluarin kemana nov , dia jawab ke dalam aja aku juga mau keluar,,

Ok, penis aku semakin aku genjot maju mundur ke dalam vaginanya semakin cepat dan cepat pluk pluk sura penisku dan vaginanya yang nempel tidak nempel tidak,,,,,,,ahhhhhhahirnya kenikmatan ini berakhir dengan sama sama mengeluarkan hasrat percintaan nafsu kita berdua 1 2 3 , novi aku keluar mas,ahhhhhh cairan mani dalam vaginanya berkali kali membentur kepala penisku Crut crut crut dan aku tabrak juga dengan air mani dariku menembus dinding rahimnya Crut crut crut ah ah ah ah novi begitu menikmati persetubuhan sex ini begitupun aku… kita berdua mengerang panjang aaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh?,. Aku juga nov..ah uh ah uh auh ahhhhh,…’’’’’’’’,,,..kita berdua berbaring dia di bawah dan aku masih di atas dengan keadaan sekarang penis aku masih menancap di dalam vaginanya novi.

Sambil beristirahat sejenak merenungi apa yang sudah kita perbuat malam yang sunyi ini tanpa ada gangguan’’ terasa dunia ini milik kita berdua kita tertidur lelap dalam keadaan penisku masih menancap di vaginanya,. Dan pagi pun menyapa kita dengan keadaan penis aku masih menacap keliang senggamanya dan aku tarik sedikit keluar dan aku cabut dari dalam vaginanya perlahan ku tarik keluar. Tapi seakan novi tak mau melepaskan penis aku.

Dia memasukkan lagi penis aku kedalam liang vaginanya,aku bilang nov, dia bilang udah diem ternyata dia masih terangsang sebenernya aku juga masih terangsang ya udah lah aku jabani aja permainannya itu lagi dan beberapa detik kemudian aku dan novi mulai menglinjang dan mengerang lagi ternyata kami berdua masturbasi lagi ahhhhhahhhhhahhhhhh nov aku keluar aku juga mas, karna belum makan jadi cepet dah masturbasinya tapi aku dan novi satu sama lain sangat terpuaskan : simbiosismutualisme(sama sama menguntungkan)?

1843
Dan aku cabut perlahan penisku lagi dan sebenernya novi masih menginginkan itu dan aku bilang nov udah dulu apa enggak kerja hari ini Besok juga ada hari hari lagi nov buat sex kita’ dia pun akhirnya mengerti iya udah kalo gitu dengan sedikit lemes dia menjawab sedikit ngambek sih sepertinya hehehe.. karna hasratnya tak terpenuhi hari ini..?dan aku janji ntar malam aku kesini lagi pasti akan puaskan kamu tunggu iya/ iya mas dengan senangnya,.. ? dan aku bilang makasih iya sayang kau telah memberi kenikmatan yang sebelumnya belum pernah aku rasakan, novi menjawab iya sama sama sayang kamu juga udah memuaskan aku. Sambil aku mencium keningnya bibirnya dan vaginanya… sekali lagi terimakasih sayang novi… novi pun tersenyum,,,,,,? Iya.

Dan hari hari kita sekarang di penuhi making love(ml) setiap kencan diner atau lain halnya pasti kita selalu making love… atau ngentot’ entah itu pagi atau siang dan juga entah tu malam . kita berdua selalu tak pernah henti menyalurkan hasrat kita,.kini sex jadi jalan alternatif kita untuk selalu setia dan untuk menyayangi dan ini lah cara kami untuk saling setia dan sayang sampai ajal menjemput.

Karna kita berdua sudah ada komit ,,maka mulailah awal ngentot pertamaku itu dan pertama kali juga aku punya cwex karna slama ini aku blum pernah punya cwex,, awalnya mau pura2 konsultasi eh malah bener2 dapat apa yg aku mau,terima kasih tuhan,,,jd dapet dua duanya vaginanya dapet orangnya juga aku dapet.. dalam sehari kita langsung jadian di tempat tugas praktenya itu.memang benar keberuntungan pasti bisa kita dapat di mana saja ntah itu jodoh dll. Ini pengalamanku apa pengalaman kalian…. sampai jumpa?di cerita cerita selanjutnya.

Lihat Juga :  KUPERAWANI ARTIS SINETRON TEMAN ANAKKU

Tamat

Viewing all 256 articles
Browse latest View live